Anda di halaman 1dari 15

SMF/Lab Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman


TUTORIAL






Disusun Oleh :
Rifa Fahdianata
Erviani Maulidia
Fitria Rimadhanty S
Ghea Ananta A

Pembimbing
dr. Handy Wiradharma, Sp.OG
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada
SMF/Laboratorium Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2014
2

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (vomiting), pening, perut kembung, dan badan
terasa lemah dapat terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada
usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu
pagi sehingga dikenal juga dengan morning sickness. Juga terdapat keluhan
ptialisme, hipersalivasi yaitu banyak meludah. Epulis gravidarum, infeksi
gingivitis dapat menyebabkan perdarahan gusi.
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormone
estrogen dan progesterone, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan
hormone human chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual
dan muntah. Gastroesophageal reflux terjadi kurang lebih 80% dalam kehamilan,
dan dapat disebabkan oleh kombinasi murni tekanan esophageal bagian bawah,
meningkatkan tekanan intragastrik, menurunnya kompetensi spfingter pilori, dan
kegagalan mengeluarkan asam lambung.
Kelainan gastrointestinal bisa timbul pada saat kehamilan atau oleh karena
kelainan yang sudah ada sebelumnya dan bertambah berat saat hamil.



1.2 Tujuan
Pada laporan kasus kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
hiperemesis gravidarum terkait alur penegakan diagnosis, komplikasi, beserta
penatalaksanaannya.
3

BAB II
LAPORAN KASUS

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Selasa, 18 Mei 2014
pukul 01.00 wita di ruang Nifas RSUD AW. Sjahranie Samarinda.
Anamnesis:
Identitas pasien:
Nama : Ny. SS
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku : Jawa
Alamat : Jln. Antasari

Identitas suami:
Nama : Tn. M
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku : Bugis

Keluhan Utama:
Muntah

4

Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien muntah muntah sejak 1 bulan yang lalu dari pagi hingga malam
tidak berhenti, setiap setelah makan pasien memuntahkannya, keluhan juga
disertai rasa mual, kepala pusing dan nyeri ulu hati, pasien tidak ada keluhan
dalam buang air besar dan buang air kecil.

Riwayat Penyakit Dahulu:
Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada

Riwayat Haid:
- Menarche usia 12 tahun
- Lama haid + 3 hari
- Jumlah darah haid : 3x ganti pembalut per hari
- HPHT : 15 - 03 - 2014
- TP : 22 12 - 2014

Riwayat Perkawinan:
Perkawinan yang pertama, lama menikah 1 tahun, pertama kali menikah usia 23
tahun.



5

Riwayat Obstetrik:
No
Tahun
Partus
Tempat
Partus
Umur
kehamila
n
Jenis
Persalinan
Penolong
Persalinan
Jenis
Kelamin
Anak/ BB
Keadaan
Anak
Sekarang
1
Hamil
ini


Kontrasepsi:
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis, GCS: E4V5M6
3. Tanda vital:
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Frekuensi nadi : 88 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,7C
4. Status generalis:
Kepala : normocephali
Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
ikterik (-/-)
Telinga/hidung/tenggorokan: tidak ditemukan kelainan
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax:
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (+) hepar: pembesaran (-),
limpa: pembesaran (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-)
6


Pemeriksaan Obstetri :
- Inspeksi : linea alba (-) striae albikans (-)
- Palpasi :
1. TFU : -
2. DJJ : (-)
3. His : (-)
4. Pemeriksaan Leopold : (-)
5. Vaginal toucher : tidak dilakukan

Pemeriksaan Tambahan:
Laboratorium Darah Lengkap
a. Leukosit : 11.300/mm
3

b. Hb : 16,1 gr/dl
c. HCT : 44,9 %
d. Trombosit : 219.000 / mm
3

e. BT : 3 menit
f. CT : 9 menit
g. Na : 138
h. K : 4,3
i. Cl : 110
j. Ur : 20,0
k. Cr : 0,5
l. Gula darah sewaktu (GDS): 109 g/dl


Diagnosis Kerja:
G
1
P
0
A
0
Gravid 8-9 minggu + hiperemesis gravidarum
Penatalaksanaan
7

- IVFD RL : D5 20 tpm
- Inj Ondansentron 2x1 amp IV
- Inj Ranitidin 2x1 amp IV
Follow up:
No Tanggal Follow up Lab
1 18 Mei
2014
S : keluhan muntah berkurang, pusing
berkurang, nyeri perut (-)
O : abd soefl, nyeri tekan (-), bu (-),
TD = 100/70 mmHg, N= 92x/menit,
RR= 20x/menit
A : G
1
P
0
A
0
Gravid 8-9 minggu +
hiperemesis gravidarum
P :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj Ondansentron 2x1 amp IV
- Inj Ranitidin 2x1 amp IV
2 19 Mei
2014
S : keluhan mual, pusing, nyeri ulu
hati berkurang, keluhan nyeri perut
tidak ada
O : abd soefl, nyeri tekan (+), bu (+)
kesan normal,
TD = 110/70 mmHg, N= 88 x/menit,
RR= 20x/menit
A : G
1
P
0
A
0
Gravid 8-9 minggu +
hiperemesis gravidarum
P :
- Terapi lanjut





8

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah terkadang sangat hebat
dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin, bahkan seperti gejala
penyakit appendicitis, pielititis, dan sebagainya.

3.2 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi > 50% kehamilan. Kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet,
dan simpton akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini
masih belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya dengan
endokrin, biokimiawi dan psikologis.

3.3 Klasifikasi
Secara klinis, hiperemis gravidarum dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :
a. Tingkat 1 :
1) Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan
dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah
pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan
yang terakhir keluar darah.
2) Nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
sistolik menurun.
3) Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin
sedikit tetapi masih normal.
b. Tingkat II
9

1) Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-
140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg.
2) Apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin
dalam urin dan berat badan cepat menurun.
c. Tingkat III
1) Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi
adalah gangguan kesadaran (delirium-koma).
2) Muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin dan proteinuria
dalam urin.

3.4 Diagnosis
Dalam mendiagnosis hiperemesis gravidarum, dapat dipertimbangkan :
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu
Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran (apatis-koma).
Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada
vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak
pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide).
Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga
untuk mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun
kehamilan molahidatidosa.
Laboraturium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the
left, benda keton dan proteinuria.
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi.

3.5 Gejala Klinik
Gejala klinik yang sering dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan
berat badan, ptialism (salivasi berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk
hipotensi postural dan takikardi. Pemeriksaan laboraturium dapat dijumpai
10

hiponatremi, hipokalemia dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang
abnormal juga dapat dijumpai.

3.6 Resiko
Maternal
Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi
nervus ke-6, nistagmus, ataksia dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani, akan terjadi psikosis Korsakoff (amnesia, menurunnya
kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk
hiperemesis tingkat III perlu dipertimbangkan terminasi kehamilan.
Fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

3.7 Penatalaksanaan
Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di
rumah sakit dan membatasi pengunjung.
Stop makanan per oral 24-48 jam.
Infuse glukosa 10% atau 5% : RL = 2 : 1, 40 tetes per menit.
Obat
o Vitamin B1, B2 dan B6 masing-masing 50-100mg/hari/infuse.
o Vitamin B12 200g/hari/infuse, vitamin C 200 mg/hari/infuse.
o Fenobarbital 30 mg IM 2-3 kali per hari atau klorpromazin 25-
50mg/hari IM atau kalau diperlukan diazepam 5mg 2-3 kali per hari
IM.
o Antiemetic : prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau
proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer
B6 3 kali 1 per hari per oral.
o Antasida : asdrin 3x1 tablet per hari per oral atau mediamer B6 3 kali1
per hari per oral.
Diet sebaiknya meminta advis ahli gizi
11

o Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
mengandung zat gizi, kecuali vitamin C sehingga hanya diberikan
selama beberapa hari.
o Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini
rendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin A dan D.
o Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi, keculi
kalsium.
Rehidrasi dan suplemen vitamin
Pilihan cairan adalah normal salin (NaCl 0.9%). Cairan dextrose tidak
boleh diberikan karena tidak mengandung sodium yang cukup untuk
mengoreksi hiponatremia. Suplemen potassium boleh diberikan secara
intravena sebagai tambahan. Suplemen tiamin diberikan secara oral 50
atau 150 mg dilarutkan ke dalam 100cc NaCl. Urine output juga harus
dimonitor dan perlu dilakukan pemeriksaan dipstick untuk mengetahui
terjadinya ketonuria.
Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine
antagonis (metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin,
proklorperazin), antikolinergik (disklomin) atau antihistamin H1-reseptor
antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila masih tetap tidak
memberikan respon, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid
dengan reseptor antagonis 5-hidroksiptamin (5-HT3) (Ondansentron,
sisapril).

12

BAB IV
PEMBAHASAN


4.1 Penegakkan Diagnosis
No Teori Fakta
1 Anamnesis :
- Hiperemesis gravidarum adalah
muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu
- Keluhan muntah terkadang sangat
hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum
dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi dan terdapat aseton
dalam urin, bahkan seperti gejala
penyakit appendicitis, pielititis,
dan sebagainya

- Pasien berusia 20 tahun dengan
usia kehamilan 11-12 minggu
- Keluhan dirasakan semakin
memberat tiap harinya hingga
mengganggu pasien dalam
mengerjakan pekerjaan
kesehariannya.
2 Pemeriksaan Fisik :
- Fungsi vital : nadi meningkat 100
kali per menit, tekanan darah
menurun pada keadaan berat,
subfebril dan gangguan kesadaran
(apatis-koma).
- Dehidrasi, kulit pucat, ikterus,
sianosis, berat badan menurun,

- Pada pemeriksaan tanda vital
pasien saat datang pertama kali
denyut nadi 102 x/menit.
- Pada pemeriksaan fisik didapati
mata cekung pada pasien dan
penurunan berat badan pasien.

13

pada vaginal toucher uterus besar
sesuai besarnya kehamilan,
konsistensi lunak pada
pemeriksaan inspekulo serviks
berwarna biru (livide).



1.2 Penatalakasanaan
Teori Fakta
- Stop makanan per oral 24-48 jam.
- Infuse glukosa 10% atau 5% : RL = 2
: 1, 40 tetes per menit.
- Antiemetic : prometazin (avopreg) 2-3
kali 25 mg per hari per oral atau
proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg
per hari per oral atau mediamer B6 3
kali 1 per hari per oral.
- Antasida : asdrin 3x1 tablet per hari
per oral atau mediamer B6 3 kali1 per
hari per oral.
-
- IVFD RL 20 tpm
- Inj Ondansentron 2x1 amp IV
- Inj Ranitidin 2x1 amp IV
- Inj Ceftriaxon 2x1gr IV






14

BAB V
KESIMPULAN


5.1 Kesimpulan
Pasien Ny. YA usia 20 tahun datang dengan keluahn muntah sebanyak
10x dalam sehari disertai pusing, mual dan nyeri ulu hati. Pasien lalu didiagnosis
sebagai hiperemesis gravidarum. Setelah pemberian terapi konservatif pada
pasien, pasien dibolehkan pulang. Prognosis pasien ini adalah dubia et bonam.
15

DAFTAR PUSTAKA


1. Chalik, TMA. Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan. [pengar.
buku] Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka, 2008.
2. Abnormalities of Placental Implantation. [pengar. buku] Roger P. Smith.
Netter's Obstetric and Gynecology Second Edition. Philadelphia : Elsevier, 2008.

Anda mungkin juga menyukai