Anda di halaman 1dari 2

Salah satu penyakit inflamasi pada daerah mulut adalah stomatitis aftosa

yang sering disebut oleh masyarakat umum sebagai sariawan. Menurut data
penelitian dari Neville (2009), prevalensi kasus stomatitis aftosa di dunia berkisar
5% sampai 66% dengan rata-rata 20%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Casiglia (2013), pasien stomatitis aftosa didominasi oleh usia balita.
Stomatitis aftosa tergolong penyakit yang tidak berbahaya dan tidak
menular. Namun, stomatitis aftosa dapat menimbulkan masalah sekunder pada
usia balita yaitu menurunnya kualitas hidup pasien. Gangguan pengunyahan dan
penelanan makanan serta saat berbicara membuat balita menjadi rewel dan
kekurangan asupan gizi.
Terapi yang telah diterapkan adalah kortikosteroid untuk mengurangi
respon inflamasinya. Namun, efek samping yang ditimbulkan cuku banyak seperti
hipertensi, insufisiensi ginjal, dan Chusing syndrome. Tingginya angka rekurensi
pada kasus stomatitis aftosa membuat penggunaan kortikosteroid dalam jangka
waktu panjang tidak efektif. Selain itu, obat dengan merk dagang Albothyl juga
sering digunakan sebagai terapi sotmatitis aftosa. Namun, obat ini dapat
menimbulkan kesan yang perih saat penggunaannya. Hal ini akan menimbulkan
rasa tidak nyaman pada penggunaan usia balita. Oleh karena itu, upaya
pencegahan dan pengobatan stomatitis aftosa yang diajukan penulis adalah
Omega-3.
Omega-3 memiliki efek sebagai anti-inflamasi. Omega-3 mampu
mengurangi adhesi antara leukosit dan endotelium, mengurangi produksi asam
arakidonat, menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, menghambat proliferasi
limfosit-T, dan mengatur ekspresi gen inflamasi. Kandungan omega-3 pada alga
merah (Eucheuma cottonii) cukup tinggi. Eucheuma cottonii memiliki kandungan
PUFA sebesar 51,55%. Sedangkan 24,98% dari keseluruhan total asam lemak
pada Eucheuma cottonii adalah eicosapentaenoik acid (EPA).
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui peran LCn3PUFA sebagai agen
imunonutrisi dalam mengatasi inflamasi pada stomatitis aftosa serta cara
mengoptimalkan LCn3PUFA pada alga Eucheuma cottonii sehingga dapat
digunakan sebagai agen imunonutrisi pada stomatitis aftosa. Data dan informasi
yang mendasari penulisan karya tulis ilmiah ini bersifat kajian pustaka (library
research). Data dan informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan stomatitis
aftosa, Eucheuma cottonii, dan Omega-3. Data dan informasi ini diperoleh dari
berbagai literatur diantaranya jurnal-jurnal ilmiah dan buku yang relevan terhadap
objek yan dikaji.
Konsumsi tinggi omega-3 akan mengurangi produksi asam arakidonat
yang merupakan agen inflamasi dengan menghambat enzim fosfolipase A2 dan
menghambat kerja COX. Konsumsi tinggi omega-3 akan menghambat produksi
IL-1, TNF-, IL-6 dan IL-8. Konsumsi tinggi omega 3 mengurangi ekspresi gen
molekuladhesi sehingga mengurangi migrasi leukosit. Konsumsi tinggi omega 3
mampu menekan ekspresi geen proinflamasi Konsumsi omega 3 idealnya adalah
0,3-0,5 gram/hari. Konsumsi omega 3 haarus berimbang dengan omga 6. rasio
ideal konsumsi omega 3/omega 6 adalah 4:1. Harga konsumsi omega 3 hanya
mencapai Rp. 2000,00. Dalam mengkonsumsi omega-3, euchema cottonni dapat
diolah menjadi agar-agar.
Kata kunci: Stomatitis aftosa, omega 3, inflamasi, euchema cottonni

Anda mungkin juga menyukai