Anda di halaman 1dari 22

OLEH:

LENNY NAINGGOLAN
1220342048
Feno
mena
Konsep
Variabe
l
Proposi
si
Fakta
Teori
1. Menetapkan, mengidentifikasi dan
merumuskan masalah
2. Menyusun Kerangka Pemikiran (Logical
Construct)
3. Merumuskan Hipotesis (Jawaban deduktif
rasional)
4. Menguji Hipotesis secara empiris (Jawaban
Induktif Empiris)
5. Membahas hasil uji Hipotesis untuk
mengungkap fakta)
6. Menarik Kesimpulan
TEORI
KEBENARAN
Jalinan fakta menurut
kerangka yg bermakna
Keadaan yang benar
(cocok dengan hal atau
keadaan sesungguhnya)
Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya)
Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya)
Kejujuran, ketulusan hati
Selalu izin, perkenanan
Jalan kebetulan.
Kamus B. Indonesia
Teori Kebenaran Sebagai Persesuaian
(The Correspondence Theory of Truth)
Teori Kebenaran Sebagai Keteguhan
(The Coherence Theory of Truth)
Teori Pragmatis Tentang Kebenaran
(The Pragmatic Theory of Truth)
Teori Performatif Tentang Kebenaran
(The Formative Theory of Truth)
Sesuatu (pernyataan) dianggap benar
apabila materi pengetahuan yang
terkandung didalamnya berhubungan atau
memiliki korespondensi dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Teori
koresponden menggunakan logika induktif
Sesuatu (pernyataan) dianggap benar
apabila konsisten dan memiliki koherensi
dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar. Teori koheren
menggunakan logika deduktif
Teori ini berkembang di antara filsuf analisa bahasa, Freiderich
Schleiemacher.
Berpangkal pada keteraturan sintaksis atau gramatika yang dipakai oleh
suatu pernyataan atau tata bahasa yang melekat.
Pernyataan bernilai benar pernyataan tersebut mengikuti aturan-
aturan sintaksis yang baku.
Dengan kata lain apabila sebuah proposisi keluar dari yang disyaratkan
maka proposisi tersebut tidak mempunyai arti.
Kebenaran memerlukan sensitifitas kita untuk mengetahui bentuk-
bentuk gramatikal dari suatu bahasa gramatikal inilah yang akan
digunakan untuk melakukan penilaian kebenaran sebuah pernyataan
Teori ini dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang
dikembangkan paska filsafat Bentrand Rusdell sebagai tokoh
pemula dari filsafat analitika bahasa.
Menurut teori ini, kebenaran semantik suatu proposisi memiliki
nilai benar ditinjau dari segi arti atau makna dengan menunjuk
pada referensi atau kenyataan, juga arti yang dikemukakan itu
memiliki arti yang bersifat definitif.
Di dalam teori ini ada sikap yang mengakibatkan diterimanya
sebuah proposisi sebagai arti yang esoterik, arbiter, atau hanya
mempunyai arti jika dihubungkan dengan nilai praktis. Sikap-
sikap itu antara lain sikap epistemologis skeptik, sikap
epistemologic dan ideologic, sikap epistemologic pragmati
Benar Correspondence Kenyataan
Disebut juga KEBENARAN EMPIRIS
Contoh:
Bumi Itu BULAT dan tidak DATAR


Mengutamakan Pengalaman dan
Pengamatan Indrawi Sgb. Sumber
Pengetahuan Manusia Aliran
Empirisme
Cenderung Menegaskan DUALITAS
Subjek dan Objek Objek dianggap
LEBIH
Menekankan BUKTI (EVIDENCE) bagi
Kebenaran Suatu Pengetahuan
Pernyataan, Proposisi atau Hipotesis
TANPA Kenyataan Faktual Tidak
Dianggap Benar


Rasionalis: Leibniz, Spinoza, Descrates,
Hegel
Kebenaran RELASI Proposisi Baru
Dengan Proposisi Yang Sudah Ada
Menekankan Kebenaran Rasional-Logis dan
Cara Kerja Deduktif
Pengetahuan yang benar hanya
dideduksikan atau diturunkan sebagai
konsekuensi logis dari pernyataan yang
sudah ada dan yang sudah dianggap
benar
Kebenaran diandaikan secara APRIORI
tanpa perlu dicek dengan kenyataan
Filsuf Pragmatis: Charles S. Peirce,
William James
Kebenaran Kegunaan
Kebenaran Apriori BENAR Jika
Berguna dalam Penerapannya
Pernyataan BENAR Menciptakan
REALITAS
Bukan Pernyataan yang
MENGUNGKAPKAN Realitas namun
Dengan Pernyataan TERCIPTA Teori
Performatif Tentang Kebenaran Realitas

Kebenaran
Pengetahuan
Kebenaran
subyektif
Ilmiah Filsafat Agama
Sifat Dasar Kebenaran Ilmiah:

Struktur yang Rasionalis-Logis
Isi Empiris
Dapat Diterapkan (Pragmatis)
Sifat Rasional VS Sifat Masuk Akal
Kebenaran empiris
Mementingkan objek
Menghargai cara
induktif
Lebih mengutamakan
pengamatan indera
Kebenaran logis
Mementingkan
subjek
Menghargai cara
kerja deduktif
Lebih mengutamakan
penalaran akal budi
Mengapa Kebenaran Logis lebih menghargai cara
Deduktif dibandingkan cara induktif?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai