Anda di halaman 1dari 2

Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Vote Up0Vote Down

teguhaditya February 5 Permalink


Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Ikatan Pendidikan Pekerjaan
Sosial Indonesia (IPPSI) adalah dua organisasi yang saling membutuhkan.

Jika IPSPI adalah tempat berkumpulnya Pekerja Sosial Profesional, sedangkan IPPSI
adalah tempat berkumpulnya sekolah-sekolah dan Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
yang ada pada perguruan tinggi di Indonesia.


Pasca keluarnya Peraturan Menteri Sosial (PERMENSOS) No.108/HUK/2009
Tentang Sertifikasi Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial, membuat IPSPI
dan IPPSI
bertambah kesibukan.

Seperti diketahui, dalam PERMENSOS tersebut cukup banyak pasal pasal yang
mengatur tentang keberadaan Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan
Sosial. Misalnya, standar kompetensi praktiknya seperti apa, kualifikasinya
bagaimana. Jika suatu saat Pekerja Sosial ingin praktek mandiri, bagaimana ia
memperoleh izin praktek.

Begitu juga Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS). Bagaimana kualifikasi dan
persyaratannya, bagaimana standar kompetensinya, apa persyaratan yang harus
dipenuhi TKS untuk mendapatkan sertifikat.

Permensos ini juga mengamanahkan supaya dibentuk Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP). Pertanyaannya, bagaimana lembaga ini disiapkan, siapa saja yang dapat
menjadi anggota LSP tersebut. Bagaimana LSP menyiapkan Standar Kompetensi,
tempat uji kompetensi, anggaran biaya LSP dan sebagainya.

Perlu diketahui, Permensos ini lahir sebagai tindak lanjut dari UU No. 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial. Ketika Permensos ini dibahas melalui Badiklit, wakil
IPSPI dan IPPSI dilibatkan. Dengan demikian PERMENSOS ini merupakan suara
DEPSOS, IPSPI DAN IPPSI.

Melihat kerjasama DEPSOS dengan IPSPI dan IPPSI dalam pembuatan Permensos
ini, menunjukkan ketiga lembaga atau orgasisasi ini saling membutuhkan. Bagi
DEPSOS yang membutuhkan Pekerja Sosial sebagai profesi utama, SDM nya dapat
disiapkan oleh Sekolah-sekolah dan jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial pada
perguruan tinggi di Indonesia, dimana wadahnya adalah IPPSI.

Sedangkan IPSPI yang menjadi wadah Pekerja Sosial dan bertanggung jawab
mengembangkan profesi pekerjaan sosial berdasarkan pengalaman praktek, maka
perbaikan kurikulum pendidikan pekerjaan sosial/kesejahteraan sosial dapat dilakukan
berdasarkan masukan dari IPSPI.

sumber: http://ipspi.org/index.php/component/content/article/50-kompetensi/64-
sertifikasi-pekerja-sosial-profesional-dan-tenaga-kesejahteraan-sosial

Anda mungkin juga menyukai