Anda di halaman 1dari 5

Oleh : Purwanto,S.Si, M.

Kom
1
POPULASI & SAMPEL

Populasi
Sampel
Populasi merupakan suatu
wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu
dan mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Sampel merupakan bagian kecil
dari suatu populasi
Sampling adalah cara
pengambilan sampel
2
Purwanto,S.Si, M.Kom
FILOSOFI
PEMAKAIAN SAMPEL
Alasan pemakaian sampel, hakekatnya adalah
untuk memperkecil kekeliruan generalisasi dari
sampel ke populasi
Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian
belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu
populasi karena beberapa kendala :kendala biaya,
kendala waktu, kendala tenaga, polulasi yang tidak
terdefinisikan
3
Purwanto,S.Si, M.Kom
SYARAT SAMPEL
Sampel yang baik dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi
Sampel sampel harus valid bisa mengukur
sesuatu yang seharusnya diukur.
Akurasi atau ketepatan tingkat ketidakadaan
bias (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain
makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut
Presisi memiliki tingkat presisi estimasi Presisi
mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi
kita dengan karakteristik populasi.
4
Purwanto,S.Si, M.Kom
LANGKAH
Tentukan
Populasi
Penelitian
Tentukan
Jumlah Sampel
Tentukan Teknik
Pengambilan
Sampel
5
Purwanto,S.Si, M.Kom
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
(Jika jumlah populasi diketahui)
6
Purwanto,S.Si, M.Kom
RUMUS SLOVIN
Contoh :
Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat
kerja pada karyawan PT. AlfaMedika. Di dalam PT
tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat
kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa
jumlah sampel minimal yang harus diambil ?
7
Purwanto,S.Si, M.Kom
TABEL KREJCIE
Krejcie melakukan perhitungan ukuran sampel berdasarkan
tingkat kesalahan 5%, sehingga sampel yang diperoleh
mempunyai tingkat kepercayaan 95% terhadap populasi.
Contoh :
Jika jumlah populasi = 100 maka jumlah sampel yang harus
diambil =80
Jika jumlah populasi = 1000 maka jumlah sampel yang harus
diambil =278
Makin besar jumlah ukuran populasi maka makin kecil
prosentasi sampelnya.
8
Purwanto,S.Si, M.Kom
9
Purwanto,S.Si, M.Kom
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
(Jika jumlah populasi tidak diketahui)
10
Purwanto,S.Si, M.Kom
DESKRIPSI KATEGORIK
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
prevalensi diare di Desa X. Diketahui bahwa
prevaensi diare dari penelitian sebelumnya adalah
20%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%
dan presisi (kesalahan yang masih dapat diterima)
sebesar 5%. Tentukanlah berapa besar sampel
yang diperlukan?
11
Purwanto,S.Si, M.Kom
DESKRIPSI KATEGORIK
Rumus :
Dimana:
n = jumlah sampel ; a = alpha = tingkat kesalahan ;
Za = deviat baku alpha ; p = proporsi kategori variabel
yang diteliti ; q = 1 p ; d = presisi
a, d nilainya ditetapkan oleh peneliti
Za nilainya dilihat pada tabel Z
p nilainya berdasarkan penelitian sebelumnya,
namun jika tidak ada p = 50%
( )
2
2
d
pq Z
n
a
=
12
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi diare di Desa X.
Diketahui bahwa prevaensi diare dari penelitian sebelumnya adalah 20%. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% dan presisi (kesalahan yang masih
dapat diterima) sebesar 5%. Tentukanlah berapa besar sampel yang
diperlukan?
Jawab :
a= 5%=0,05 Za = 1,96 (dua arah)
d = 5%=0,05
p = 20% = 0,2 q = 1 0,2 = 0,8
sehingga
( )
= =
2
2
d
pq Z
n
a
( ) ( )( )
86 , 245
05 , 0
8 , 0 2 , 0 96 , 1
2
2
=
13
Purwanto,S.Si, M.Kom
DESKRIPSI NUMERIK
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rata-
rata kadar hemoglobin pada ibu hamil di
Kabupaten Y. Diketahui berdasarkan dari
penelitian sebelumnya rata-rata dan standard
deviasi kadar hemoglobin pada ibu hamil adalah
104 g/dl. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar
5% dan presisi (kesalahan yang masih dapat
diterima) sebesar 1. Tentukanlah berapa besar
sampel yang diperlukan?
14
Purwanto,S.Si, M.Kom
DESKRIPSI NUMERIK
Rumus :
Dimana:
n = jumlah sampel ; a = alpha = tingkat kesalahan ;
Za = deviat baku alpha ; s = standard deviasi variabel
yang diteliti; d = presisi
a, d nilainya ditetapkan oleh peneliti
Za nilainya dilihat pada tabel Z
s nilainya berdasarkan penelitian sebelumnya,
namun jika tidak ada lakukan penelitian awal
2

=
d
s Z
n
a
15
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rata-rata kadar hemoglobin
pada ibu hamil di Kabupaten Y. Diketahui berdasarkan dari penelitian
sebelumnya rata-rata dan standard deviasi kadar hemoglobin pada ibu hamil
adalah 104 g/dl. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% dan presisi
(kesalahan yang masih dapat diterima) sebesar 1. Tentukanlah berapa besar
sampel yang diperlukan?
Jawab :
=

=
2
d
s Z
n
a
a= 5%=0,05 Za = 1,96 (dua arah)
d = 1
s = 4
sehingga
( )( )
62
1
4 96 , 1
2
=

16
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KATEGORIK TIDAK
BERPASANGAN
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara
obat A (standar) dengan obat B. Untuk menetukan
besar sampel, peneliti menetapkan selisih proporsi
kesembuhan obat A dengan obat B bermakna jika
selisihnya 20%. Diketahui bahwa tingkat
kesembuhan pada obat A adalah 70%. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan
tipe II sebesar 20%, dengan hipotesis satu arah.
Tentukanlah berapa besar sampel yang
diperlukan?
17
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KATEGORIK TIDAK
BERPASANGAN
Rumus :
Dimana:
2
2 1
2 2 1 1
2 1
2

-
+ +
= =
p p
q p q p Z pq Z
n n
b a
n1 = jumlah sampel kel.1; n2 = jumlah sampel kel.2 ;
a= alpha = tingkat kesalahan I; b = beta= tingkat kesalahan II;
Za = deviat baku alpha ; Zb = deviat baku beta;
p2 = proporsi pd kelompok yg sudah diketahui nilainya; q2=1-p2;
p1 = proporsi pd kelompok yg nilainya mrp judgement peneliti; q1=1-p1;
p1-p2 = selisih proporsi minimal yg dianggap bermakna;
p = proporsi total = (p1+p2)/2; q = 1 - p
18
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KATEGORIK TIDAK
BERPASANGAN
Rumus :
Dimana:
p2 nilainya berasal dari penelitian sebelumnya
a,b, p1-p2 nilainya ditetapkan oleh peneliti
Za, Zb nilainya dari tabel Z
2
2 1
2 2 1 1
2 1
2

-
+ +
= =
p p
q p q p Z pq Z
n n
b a
19
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
kesembuhan antara obat A (standar) dengan obat B. Untuk menetukan besar
sampel, peneliti menetapkan selisih proporsi kesembuhan obat A dengan
obat B bermakna jika selisihnya 20%. Diketahui bahwa tingkat kesembuhan
pada obat A adalah 70%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%,
kesalahan tipe II sebesar 20%, dengan hipotesis satu arah. Tentukanlah
berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
a= 5%=0,05 Za = 1,64 (satu arah)
b= 20%=0,2 Zb = 0,84
p2 = 70% = 0,7 q2 = 0,3
p1 p2 = 20% = 0,2 p1 = 0,9 p=0,8
sehingga
( )( ) ( )( ) ( )( )
49
2 , 0
3 , 0 7 , 0 1 , 0 9 , 0 84 , 0 2 , 0 8 , 0 2 64 , 1
2
2
2 1
=

+ +
= = n n
2
2 1
2 2 1 1
2 1
2

-
+ +
= =
p p
q p q p Z pq Z
n n
b a
20
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KATEGORIK
BERPASANGAN
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara panjanan
terhadap bising dengan tuli. Peneliti menggunakan
design kasus kontrol berpasangan. Untuk
menetapkan jumlah sampel, peneliti menetapkan
bahwa perbedaan proporsi yang dianggap
bermakna adalah 25%, dengan diskordan = 0,3.
bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%,
kesalahan tipe II sesesar 20%, dengan hipotesis
dua arah. Tentukanlah berapa besar sampel yang
diperlukan?
21
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KATEGORIK
BERPASANGAN
Rumus :
Dimana:
n1 = jumlah sampel kel.1 ; n2 = jumlah sampel kel.2 ;
a= alpha = tingkat kesalahan I; b = beta= tingkat kesalahan II;
Za = deviat baku alpha ; Zb = deviat baku beta;
p1-p2 = selisih proporsi minimal yg dianggap bermakna;
p = besarnya ketidak sesuaian (diskordan)
( )
( )
2
2 1
2
2 1
p p
Z Z
n n
-
+
= =
p
b a
Za , Zb nilainya dari tabel Z
a, b, p1-p2, p nilainya ditetapkan oleh peneliti
22
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
panjanan terhadap bising dengan tuli. Peneliti menggunakan design kasus kontrol
berpasangan. Untuk menetapkan jumlah sampel, peneliti menetapkan bahwa
perbedaan proporsi yang dianggap bermakna adalah 25%, dengan diskordan = 0,3.
bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sesesar 20%, dengan
hipotesis dua arah. Tentukanlah berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
( )
( )
=
-
+
= =
2
2 1
2
2 1
p p
Z Z
n n
p
b a
a= 5%=0,05 Za = 1,96 (dua arah)
b= 20%=0,2 Zb = 0,84
p1 p2 = 25% = 0,25
p = 0,3
sehingga
( ) ( )
( )
38
25 , 0
3 , 0 84 , 0 96 , 1
2
2
=
+
23
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS NUMERIK TIDAK
BERPASANGAN
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
perbedaan kadar placenta growth factor (PGF)
antara ibu hamil normal dengan ibu hamil yang
mengalami preeklampsia. Diketahui bahwa rata-rata
PGF pada wanita hamil sebesar 11040 ng/ml. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan
tipe II sesesar 10%, dengan hipotesis satu arah, dan
perbedaan rata-rata minimal yang dianggap
bermakna adalah 20. Tentukanlah berapa besar
sampel yang diperlukan?
24
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS NUMERIK TIDAK
BERPASANGAN
Rumus :
Dimana:
n1 = jumlah sampel kel.1 ; n2 = jumlah sampel kel.2 ;
a= alpha = tingkat kesalahan I; b = beta= tingkat kesalahan II;
Za = deviat baku alpha ; Zb = deviat baku beta;
x1-x2 = selisih rata-rata minimal yg dianggap bermakna;
s = standard deviasi gabungan
Za , Zb nilainya dari tabel Z
a, b, p1-p2 nilainya ditetapkan oleh peneliti
snilainya dari penelitian sebelumnya, jk tdklakukan peneitian awal
( )
2
2 1
2 1
2

-
-
= =
x x
s Z Z
n n
b a
25
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar placenta growth factor
(PGF) antara ibu hamil normal dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia.
Diketahui bahwa rata-rata PGF pada wanita hamil sebesar 11040 ng/ml. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sesesar 10%, dengan
hipotesis satu arah, dan perbedaan rata-rata minimal yang dianggap bermakna adalah
20. Tentukanlah berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
( )( )
69
20
40 28 , 1 64 , 1
2
2
=

-
a= 5%=0,05 Za = 1,64 (satu arah)
b= 10%=0,1 Zb = 1,28
s = 40
x1-x2 = 20
sehingga
( )
=

-
-
= =
2
2 1
2 1
2
x x
s Z Z
n n
b a
26
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS NUMERIK
BERPASANGAN
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui
perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
2 minggu suplementasi Fe pada ibu hamil trisemester
2. diketahui bahwa kadar hemoglobin ibu hamil
adalah 102 g/dl. Bila ditetapkan kesalahan tipe I
sebesar 5%, kesalahan tipe II sesesar 10%, dengan
hipotesis satu arah, dan perbedaan rata-rata minimal
yang dianggap bermakna adalah 2 g/dl. Berdasarkan
penelitian sebelumnya selisih standard deviasi
adalah 4 g/dl. Tentukanlah berapa besar sampel
yang diperlukan?
27
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS NUMERIK
BERPASANGAN
Rumus :
Dimana:
n1 = jumlah sampel kel.1 ; n2 = jumlah sampel kel.2 ;
a= alpha = tingkat kesalahan I; b = beta= tingkat kesalahan II;
Za = deviat baku alpha ; Zb = deviat baku beta;
x1-x2 = selisih rata-rata minimal yg dianggap bermakna;
s = standard deviasi dari selisih antar kelompok
Za , Zb nilainya dari tabel Z
a, b, p1-p2 nilainya ditetapkan oleh peneliti
snilainya dari penelitian sebelumnya, jk tdklakukan peneitian awal
( )
2
2 1
2 1

-
-
= =
x x
s Z Z
n n
b a
28
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah 2 minggu suplementasi Fe pada ibu hamil trisemester
2. diketahui bahwa kadar hemoglobin ibu hamil adalah 102 g/dl. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II sesesar 10%,
dengan hipotesis satu arah, dan perbedaan rata-rata minimal yang dianggap
bermakna adalah 2 g/dl. Berdasarkan penelitian sebelumnya selisih standard
deviasi adalah 4 g/dl. Tentukanlah berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
a= 5%=0,05 Za = 1,64 (satu arah)
b= 10%=0,1 Zb = 1,28
s = 4
x1-x2 = 2
sehingga
( )
=

-
-
= =
2
2 1
2 1
x x
s Z Z
n n
b a
( )( )
35
2
4 28 , 1 64 , 1
2
=

-
29
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KORELATIF
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi
kadar vitamin D dengan densitas tulang.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui
besarnya korelasi keduanya adalah 0,4. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan
tipe II sesesar 10%, dengan hipotesis satu arah.
Tentukanlah berapa besar sampel yang diperlukan?
30
Purwanto,S.Si, M.Kom
ANALITIS KORELATIF
Rumus :
Dimana:
n = jumlah sampel;
a= alpha = tingkat kesalahan I; b = beta= tingkat kesalahan II;
Za = deviat baku alpha ; Zb = deviat baku beta;
r = nilai korelasi varibel yang diteliti
Za , Zb nilainya dari tabel Z
a, b, p1-p2 nilainya ditetapkan oleh peneliti
r nilainya dari penelitian sebelumnya, jk tdk lakukan peneitian awal
3
1
1
ln
2
1
2
+

-
+
+
=
r
r
Z Z
n
b a
31
Purwanto,S.Si, M.Kom
CONTOH
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui korelasi kadar vitamin D
dengan densitas tulang. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui
besarnya korelasi keduanya adalah 0,4. Bila ditetapkan kesalahan tipe I
sebesar 5%, kesalahan tipe II sesesar 10%, dengan hipotesis satu arah.
Tentukanlah berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
a= 5%=0,05 Za = 1,64 (satu arah)
b= 10%=0,1 Zb = 1,28
r = 0,4
sehingga
= +

-
+
+
= 3
1
1
ln
2
1
2
r
r
Z Z
n
b a
51 3
4 , 0 1
4 , 0 1
ln
2
1
28 , 1 64 , 1
2
= +

-
+
+
32
Purwanto,S.Si, M.Kom
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
(Versi Lain)
33
Purwanto,S.Si, M.Kom
GAY & DIEHL
Jumlah sampel untuk :
Penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi
Penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen
populasi
Penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per
kelompok
Penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok
(Gay dan Diehl, 1992)
34
Purwanto,S.Si, M.Kom
ROSCOE
Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan
pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut :
1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel
(laki/perempuan, SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah
minimum subsampel harus 30
3. Pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi
multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih
besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan
dianalisis.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan
pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara
10 s/d 20 elemen.
35
Purwanto,S.Si, M.Kom
36
Purwanto,S.Si, M.Kom
Tabel Z
a = 5% (satu arah) Z
1- a
= Z
1-0,05
= Z
0,95
= 1,64
a = 5% (dua arah) Z
1- a/2
= Z
1-0,025
= Z
0,975
= 1,96
37
Purwanto,S.Si, M.Kom

Anda mungkin juga menyukai