Anda di halaman 1dari 10

7 Komponen Kebahagiaan

KOMPAS.com - Para peneliti di Australia meneliti mengenai hal-hal yang bisa membuat
seseorang merasa bahagia. Mereka menemukan adanya 7 hal yang membuat seseorang
merasa bahagia. Hasil penemuan tersebut diterbitkan dalam jurnal The Psychological
Science. Apa saja hasilnya?

1. Gaya hidup yang sehat.
2. Bisa menyemat mimpi.
3. Mampu menaruh angan dan tujuan hidup yang masuk akal.
4. Percaya bahwa dirinya bisa merealisasikan tujuan dan harapannya.
5. Penuh cinta dan kesukaan.
6. Memiliki kehidupan sosial yang sehat.
7. Memiliki pasangan hidup yang tepat dan sepadan.

Para penulis dari peneliti tersebut menyatakan bahwa poin terakhir itu merupakan kunci dari
poin-poin yang lainnya. Dipercaya, pemilihan pasangan yang sepadan dan mampu
mendukungnya dalam semua aspek bisa memengaruhi banyak hal lain. Masalah dalam
keluarga bisa mengarah kepada kegagalan dalam bentuk hidup lainnya, namun memahami
bahwa Anda memiliki teman hidup yang kuat dan bisa mendukung akan membuat seseorang
lebih percaya diri dan tenang. Hal ini yang akan menjamin kesuksesan seseorang, setidaknya
begitu dari hasil penelitian dari aspek psikologis penelitian ini.

Uniknya, kesejahteraan dan kepenuhan dalam segi harta tidak dimasukkan dalam "bahan
baku" kebahagiaan seseorang. Karena menurut para peneliti, uang hanya bagian atau
komponen dan konsekuensi dari poin 5 (pemenuhan pekerjaan favorit), dan uang sendiri
tidak memengaruhi kebahagiaan.
PSIKOLOGI - ARTIKEL
Kebahagiaan dan Kesehatan
Wejangan itu muncul dalam film Eat Pray Love yang dibintangi Julia Roberts ketika ia
sedang berlibur ke Italia. Julia Roberts memerankan Elizabeth Gilbert, penulis buku yang
kisah pencarian dirinya diangkat dalam film tadi. Film ini sempat amat ditunggu-tunggu
penonton Indonesia itu karena, selain mengambil setting di Italia dan India, juga Bali.

Stres dan rasa waswas yang kronis dapat memengaruhi sistem biologi dalam tubuh kita

Judul tulisan ini diambil dari laporan utama majalah triwulanan Harvard Public Health Review edisi
Winter 2011. Benarkah suasana hati yang senang (good moods) adalah obat yang mujarab?
Dapatkah penampilan yang ceria membuat Anda jarang terserang penyakit jantung? Apakah
harapan dan rasa ingin tahu melindungi kita dari hipertensi, diabetes, dan infeksi saluran napas?
Betulkah orang-orang yang lebih bahagia akan hidup lebih panjang umur, dan jika demikian,
mengapa?

Itulah contoh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti yang mengeksplorasi bidang baru
kesehatan masyarakat yang terkadang masih kontroversial: mendokumentasi dan memahami kaitan
antara emosi positif dan kesehatan yang baik.

Sejauh ini sudah teramat banyak kepustakaan dan penelitian tentang bagaimana emosi negatif
membahayakan tubuh kita. Amarah kronis dan kecemasan dapat mengganggu fungsi jantung
dengan mengubah stabilitas elektrik jantung, mempercepat atherosklerosis (penyumbatan
pembuluh nadi), dan meningkatkan peradangan (inflamasi) sistemik.

Menurut psikiater sosial dr Nalini Muhdi SPKJ dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
memang amat banyak kepustakaan dan publikasi ilmiah tentang kaitan antara emosi negatif dan
kesehatan. Salah satunya adalah buku teks psikiatri Psychosomatic Medicine yang ditulis Michael
Blumenfield (2006), yang juga membahas kondisi mental-emosional yang meningkatkan
penyakit/serang jantung.

Depresi misalnya dapat meningkatkan kadar C-reactive protein (CRP) dalam aliran darah yang
berkiatan dengan inflamasi atau penggumpalan atau koagulasi darah. Amarah selain meningkatkan
tekanan darah juga diidentifikasi sebagai salah satu pemicu yang paling lazim dan paling
menentukan bagi munculnya myocardial ischemia (berkurangnya suplai darah ke otot jantung)
dalam aktivitas harian.

Stres dan rasa waswas yang kronis dapat memengaruhi sistem biologi dalam tubuh kita sedemikian
rupa sehingga menjadi pemicu penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Penyebabnya karena orang
yang mengalami stres serius terbukti mengalami peningkatan kadar kolesterol dan gula darah. Ini
menurut dr Nalini terbukti dari studi terhadap para pasien yang menghadapi operasi besar yang
biasanya tegang dan cemas.

Untunglah Laura Kubzansky, guru besar Harvard School of Public Health (HSPH) menyatakan,
Emosi-emosi negatif hanyalah separuh dari persamaan. Tampaknya ada manfaat kesehatan mental
yang positif yang membuat Anda tidak mengalami depresi. Apa itu, masih sebuah misteri. Namun
jika kita memahami rangkaian proses yang terlibat, kita akan memiliki wawasan tentang bagaimana
kesehatan bekerja.

Vitalitas emosional

Kubzansky adalah satu peneliti utama yang mengikuti kesehatan lebih dari 6.000 pria dan
perempuan berusia 25-74 tahun selama 20 tahun. Ia menemukan, misalnya, vitalitas emosional
rasa antusias, berpengharapan, kegairahan dalam hidup (elan vitalea), dan kemampuan menghadapi
tekanan kehidupanterbukti turunkan risiko penyakit jantung koroner. Efek protektifnya amat
nyata dan dapat diukur, kendati sudah memperhitungkan variabel perilaku, seperti tak merokok dan
melakukan latihan fisik teratur.

Di antara lusinan makalah yang sudah dipublikasikan HSPH sejak tahun 2007, Kubzansky juga
memaparkan bahwa anak-anak yang dapat tetap fokus untuk melakukan tugas dan memiliki
penampilan yang lebih positif pada usia 7 tahun dilaporkan memiliki kesehatan umum yang lebih
baik dan mengalami sedikit penyakit 30 tahun kemudian. Optimisme terbukti juga memangkas risiko
penyakit jantung koroner sampai separuh.

Riset epidemiologi yang dilakukan Kubzansky dan timnya merupakan perpaduan antara psikologi
eksperimental dan kesehatan masyarakat. Riset HSPH ini merupakan terobosan karena membantah
anggapan dan pendapat lama yang menyatakan bahwa emosi positif menandai absennya suasana
hati negatif dan kebiasaan yang merusak tubuh.

Kubzansky tak sependapat dengan pandangan ini. Kami percaya bahwa ada yang melampaui
fenomena ini, dan kami para ilmuwan baru saja mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit bukti
adanya mekanisme biologis, perilaku, dan kognitif yang mungkin berkelindan.

Riset sebelum ini terbukti mendukung temuan Kubzansky. Tahun 1979, Lisa Berkman, Direktur Pusat
Studi Kependudukan dan Pembangunan Harvard, waktu itu memublikasikan hasil riset terhadap
sekitar 7.000 orang dewasa di Alameda, California. Partisipan yang dilaporkan kurang memiliki ikatan
sosial pada awal survei ternyata lebih dari dua kali peluangnya meninggal setelah diikuti selama
sembilan tahun.

Dr Nalini memberikan beberapa tips praktis untuk menjaga keseimbangan antara kesehatan jiwa
dan kesehatan fisik, misalnya lebih aktif terlibat dalam kegiatan sosial, tak jadi pencemas dan
menghilangkan perasaan- perasaan negatif, harapan yang tak realistis perlu diturunkan, berorientasi
pada saat ini, menjadi diri sendiri, lebih teratur dalam hidup, menyukai humor dan
tersenyum/tertawa, serta melakukan kegiatan relaksasi, seperti meditasi hingga pijat, yoga, dan spa.

Humor dan tertawa terbukti dapat meningkatkan antibodi Immunoglobulin A (IgA) yang membantu
melawan infeksi, meningkatkan jumlah sel-sel T yang berguna untuk melawan penyakit, dan dapat
menurunkan tekanan darah, kata dr Nalini.
Karena itu rajinlah tertawa! Asal bukan tertawa sendirian yang tak jelas penyebabnya.... Dan
jangan lupa: Dolce far niente....
IRWAN JULIANTO
10 Cara Meraih Bahagia
KOMPAS.com - Beberapa psikolog di Amerika mempublikasi hasil riset mereka ke dalam
jurnal The Psychological Science. Riset tersebut menyinggung mengenai upaya untuk
menyibak rahasia manusia untuk bisa menemukan kebahagiaan. Riset tersebut
mengklasifikasikan bahagia dalam 10 faktor.

Kemampuan untuk menjadi bahagia akan hal-hal kecil, menurut si penulisnya adalah kunci
utama menuju kebahagiaan. Dalam tulisan tersebut juga dikatakan, mereka yang memiliki
kemampuan untuk merasa bahagia akan hal-hal kecil mampu melawan penyakit di usia senja
dan mampu hidup 7 tahun lebih lama ketimbang mereka yang tidak. Berikut adalah 10 hal
yang sebaiknya dinikmati dan dilakukan oleh manusia agar merasa bahagia:

1. Berbagi pikiran positif dengan orang lain.
2. Menganalisa kenangan indah dan menyenangkan.
3. Menghargai diri sendiri.
4. Mencoba mencari makna dan hikmah atas segala hal.
5. Memikirkan bahwa masa depan akan lebih baik dan bagaimana memperbaiki kesalahannya
sendiri.
6. Melakukan kegiatan yang disukai.
7. Mencoba merasa bahagia di saat sedih. Atau mencoba mencari nilai positif dari hal yang
negatif.
8. Merayakan momen-momen tertentu dalam hidup.
9. Menjauh dari pikiran sedih, ketakutan, dan kekhawatiran.
10. Mengucap "terima kasih" dengan tulus sesering mungkin kepada orang lain.
9 Tanda Bahwa Anda Bahagia
KOMPAS.com - Anda mungkin belum sanggup membeli mobil, belum bisa travelling ke
luar negeri, atau belum memiliki kekasih. Tetapi tidak berarti Anda tidak bahagia. Tanpa
Anda sadari, ternyata Anda memiliki banyak hal lain yang menjadi tanda bahwa Anda
sebenarnya sangat bahagia. Ternyata, ada beberapa faktor, yang diungkapkan oleh berbagai
penelitian, yang memainkan peran dalam tingkat kebahagiaan Anda. Apakah Anda sudah
memiliki faktor-faktor tersebut?
Selalu tersenyum
Coba lihat foto-foto Anda saat masih kuliah. Apakah Anda cenderung tersenyum atau
tertawa? Bila ya, kecenderungan Anda untuk bercerai kelak berkurang lima kali daripada
mereka yang tampak kurang happy dalam foto-fotonya, begitu menurut studi baru dari
DePauw University, di Greencastle, Indiana. Senyum yang positif bisa menarik orang-orang
bahagia lain, bahkan menggaet pasangan.

Punya saudara perempuan
Orang-orang dengan setidaknya satu saudara perempuan dilaporkan memiliki dukungan
sosial yang lebih baik, lebih optimis, dan kemampuan mengatasi masalah, demikian menurut
sebuah studi yang dipresentasikan di konferensi tahunan British Psychological Society.
Saudara peempuan tampaknya mampu mendorong komunikasi dan kedekatan di dalam
keluarga.

Jarang nonton TV
Orang-orang yang paling bahagia menonton TV 30 persen lebih sebentar daripada mereka
yang menghabiskan waktu lebih sering, demikian dilaporkan University of Maryland.
Universitas ini menganalisa data dari lebih 45.000 orang Amerika selama 34 tahun. Mereka
yang jarang nonton TV lebih suka menggunakan waktunya untuk bersosialisasi, membaca,
atau menghadiri acara-acara keagamaan. Kebiasaan-kebiasaan ini membuat orang memiliki
mood dan kesehatan yang lebih baik.
Memajang suvenir atau foto di meja kerja
Bila Anda senang memajang foto-foto seusai liburan atau yang mengingatkan akan masa-
masa menyenangkan, kemungkinan besar Anda lebih menghargai hidup dan lebih bahagia,
kata Sonja Lyubomirsky, PhD, profesor bidang psikologi di University of California,
Riverside. Kenangan manis tentang pertemuan keluarga atau liburan bersama teman-teman
bisa mengingatkan Anda mengenai potensi kebahagiaan dan menjanjikan bahwa tak lama
lagi Anda bisa mendapatkannya lagi.

Menjadikan olahraga sebagai prioritas
Orang yang gemar berolahraga mampu mengatasi stres dan cenderung merasa lebih puas
dengan kehidupannya, demikian pendapat para peneliti Denmark. Dibandingkan dengan
orang yang lebih suka bersantai-santai, orang yang rutin jogging kemungkinan stres dan
ketidakpuasan dalam hidupnya menurun hingga 70 persen. Tetapi belum terlambat jika Anda
ingin mengubah kebiasaan. Anda yang mulai berolahraga ringan (selama sekitar 17 - 34
menit sehari) akan mengalami peningkatan rasa bahagia.

Punya kehidupan cinta yang sehat
Ahli ekonom dari University of Warwick, Inggris, David Blanchflower, PhD, dan Andrew
Oswald, PhD, mengatakan, keintiman fisik adalah faktor penting menuju kebahagiaan. Orang
yang menikah cenderung berhubungan seks 30 persen lebih sering daripada yang masih
lajang, yang bisa jadi merupakan alasan mengapa mereka lebih bahagia.

Berkumpul dengan orang-orang yang bahagia
Berkumpul dengan orang yang positif, tentu lebih baik daripada dengan orang yang negatif.
Kerap bersosialisasi dengan orang-orang yang happy di lingkungan tempat tinggal akan
meningkatkan kecenderungan Anda untuk menjadi bahagia. Seberapa sering Anda
menghabiskan waktu bersama, juga memegang peranan. Menurut peneliti, orang yang tinggal
sekitar 800 meter dari tetangga yang menyenangkan akan meningkatkan kebahagiaannya
hingga 42 persen. Jika tetangga Anda tinggal lebih jauh (radius 3 km), peluangnya menurun
hingga 22 persen. Penyebabnya, mungkin karena Anda jadi lebih jarang bertemu muka.

Menyukai cokelat panas
Menurut studi dari Yale University, aroma yang khas dari kopi, teh, atau cokelat panas yang
masih mengepul, juga mampu mengumpulkan perasaan yang positif. Hal ini disebabkan
orang mengasosiasikan kehangatan fisik dengan kehangatan emosional. Cangkir hangat yang
Anda pegang akan lebih memancarkan keramahan atau kehangatan pada yang lain, juga rasa
lebih murah hati dan mempercayai.

Punya dua teman baik
Di antara 654 orang menikah, mereka yang mengatakan memiliki setidaknya dua teman baik
(tidak selalu berarti pasangannya sendiri) lebih cenderung memiliki kesejahteraan mental
yang lebih baik. Meskipun begitu, memiliki teman lebih banyak tidak berarti Anda akan
mendapatkan lebih banyak kebahagiaan daripada dua orang teman baik.

9 Strategi Membahagiakan Diri Sendiri
KOMPAS.com - Menjadi bahagia adalah hak Anda. Tak perlu menunggu perasaan
menyenangkan ini didatangkan oleh pihak lain. Anda bisa menciptakan rasa bahagia untuk
diri sendiri. Hilangkan energi negatif dari dalam diri dengan menjalani sembilan strategi.

Anda bisa membahagiakan diri sendiri dengan strategi yang disarikan SELF dari buku The
Nine Rooms of Happiness: Loving Yourself, Finding Your Purpose and Getting Over Life's
Imperfections, karangan Lucy Danziger and Catherine Birndorf, MD.

1. Filter diri
Boleh jadi masa kecil atau masa remaja Anda begitu membahagiakan. Kehangatan keluarga
ataupun berbagai hubungan atau peristiwa di masa lalu membuat Anda merindu masa lalu.
Jika perlu Anda kembali ke masa-masa itu, karena cenderung tak menyukai keadaan saat
ini. Keinginan seperti ini wajar saja muncul. Freud menyebutnya screen memories yakni
bahwa kita cenderung melakukan filter atas hidup kita melalui berbagai memori di masa lalu.
Berhentilah memikirkan masa lalu. Hiduplah untuk masa sekarang. Hidup Anda adalah saat
ini bukan masa lalu, camkan itu agar Anda lebih bahagia.

2. Refleksi diri
Berkacalah, lihat diri Anda lebih dalam. Kenali seperti apa Anda saat ini. Minta juga
pendapat orang-orang tepercaya di kehidupan Anda, tentang diri Anda. Apa yang mereka
pikirkan dan rasakan, Refleksi diri mengajarkan Anda untuk mengikuti intuisi, dan bahkan
mengasahnya. Kenali diri Anda dengan jujur. Kuncinya, ambil pesan positif dari diri Anda
dan dari opini orang lain tentang Anda.

3. Berani berubah
Jika Anda tak menemukan bahagia dengan hubungan saat ini, atau berbagai hal seputar
kehidupan Anda, pekerjaan atau apapun juga. Buatlah perubahan pada diri sendiri atau isu
yang ingin Anda ubah. Jika isu menyangkut hubungan yang tak menyenangkan, cari
solusinya dari diri sendiri dan hubungan tersebut. Lakukan penyesuaian, tingkatkan toleransi,
perbaiki hubungan atau tinggalkan hubungan jika terasa sudah semakin tak sehat. Yang bisa
Anda lakukan adalah tindakan mengubah diri sendiri dan hubungan tersebut. Artinya, Anda
tak bisa membuat orang lain (dalam hubungan tersebut) berubah mengikuti cara dan
keinginan Anda. Kuncinya, kebahagiaan akan Anda rasakan dengan melakukan perubahan
untuk diri sendiri bukan mengubah orang lain.

4. Membangun hubungan, bukan menyatukan
Anda tentu sering mendengar, keberadaan Anda atau orang lain yang dikasihi, adalah saling
melengkapi. Anda sebenarnya sudah lengkap, utuh sebagai seorang individu. Anda tak perlu
dilengkapi oleh orang lain. Yang terjadi adalah, Anda dan orang lain yang menjalin
hubungan, bisa kekasih, suami, sahabat, bertugas saling membangun hubungan. Tujuannya
bukan saling melengkapi atau menyatukan perbedaan. Ibarat lingkaran, Anda dan orang lain
adalah lingkaran utuh yang bertemu dan membentuk diagram venn. Anda dan suami
misalnya, bukan menyatukan dua individu berbeda, namun saling membangun hubungan
yang sifatnya tumpang tindih. Karakter Anda dan pasangan bisa saja saling bertabrakan,
namun temukan kebahagiaan dari perbedaan ini dengan saling menghubungkan. Kuncinya,
Anda dan orang lain yang membangun hubungan perlu saling menambal sulam, bukan saling
melengkapi atau menyatukan. Apapun masalah yang Anda hadapi, dengan menerapkan cara
ini, Anda akan merasa lebih bahagia karena mampu menerima kondisi dan mengatasinya
dengan energi positif dari dalam diri.

5. Hentikan atau kurangi narsisme
Menjadikan diri sendiri sebagai pusat perhatian bisa diartikan negatif dan positif. Persepsi
Anda terhadap diri sendiri tak sepenuhnya selalu benar. Terlalu percaya diri berlebihan dan
berbangga dengan diri sendiri tak memudahkan Anda dalam menjalin hubungan, dengan
siapa pun. Termasuk juga jika Anda terlalu keras terhadap diri sendiri. Dengan mengasihani
diri, mengkritik diri sendiri atau hanya melihat kelemahan dalam diri. Emosi negatif yang
berfokus pada diri sendiri ini juga tak lantas memudahkan hubungan dengan orang lain.
Segeralah keluar dari perangkap narsisme negatif dan positif yang berlebihan, jika Anda
benar-benar ingin merasakan kebahagiaan sebagai individu.

6. Berdamai dengan diri sendiri
Cobalah untuk memahami perbedaan, konflik atau berbagai ketidaknyamanan lain dalam
berbagai relasi sosial dan lingkungan. Berdamailah dengan diri sendiri saat menghadapi
masalah, konflik atau masa sulit. Toleransi adalah sikap yang bisa dipelajari. Latihlah sikap
ini dan jangan pernah membiarkan konflik atau ketidaksepahaman berdampak buruk pada
diri Anda. Buatlah diri Anda bahagia dengan mentoleransi masalah, menerimanya sebagai
bagian perjalanan hidup yang harus Anda alami. Upayakan agar Anda tak menjadi lemah
karena berbagai masalah.

7. Tak perlu bersandiwara
Bersikaplah jujur tanpa perlu bersandiwara. Jika Anda tak bisa menghadiri undangan
pernikahan sahabat Anda, katakan alasan sejujurnya. Tak perlu mengarang cerita karena
merasa tak enak menyampaikan berita tak menyenangkan tersebut. Atau Anda tak perlu
berpura-pura tak ada masalah dengan teman padahal Anda menyimpan amarah. Yang
akhirnya membuat Anda kerapkali membatalkan janji atau merancang rencana palsu, untuk
menghindar darinya. Sandiwara sangat mungkin terjadi kapan saja dan selalu ada celah untuk
melakukannya dalam kehidupan Anda. Terutama ketika Anda dihadapkan pada situasi yang
berhubungan dengan atasan, orangtua, kakak atau siapapun yang lebih punya kuasa atas diri
Anda.

8. Batasi diri
Apakah Anda termasuk tipikal individu yang senang membantu orang lain tanpa pamrih?
Orang terdekat Anda bahkan sudah sangat hafal dengan sifat Anda yang terlalu baik ini. Jika
Anda bertemu orang yang tepat, tak jadi soal. Justru orang yang mampu melihat sisi buruk
dari imej ini akan mengingatkan Anda untuk membatasinya. Tetapi hal ini tidak akan terjadi
pada orang lain yang akan memanfaatkan kebaikan tulus dari dalam diri. Jadi, Anda lah yang
harus membatasi diri. Tak ada yang salah dengan sifat penolong dan baik hati, namun
cobalah melatih membatasi diri. Anda memiliki batasan. Anda tak selamanya bisa menolong
orang lain, meskipun Anda akan mengupayakannya. Tetap saja, jangan pernah biarkan orang
lain memanfaatkan sisi baik dari dalam diri ini.

9. Buatlah keputusan
Apapun masalah yang Anda hadapi, buatlah keputusan untuk mengakhiri ketidakpastian dan
menciptakan kebahagiaan. Anda berhak menunda keputusan yang juga adalah pilihan
keputusan. Atau Anda bisa membuat pilihan untuk menyatakan sikap dan melanjutkan
kembali perjalanan Anda. Selalu ada dua pilihan dalam hidup bukan? tentukanlah pilihan,
menjalani apa yang ada sekarang ini atau berkembang dengan membuat keputusan yang
membuat keadaan menjadi berbeda.
Seligman, Martin E.P. 2005. Authentic Happiness: menciptakan kebahagiaan dengan
psikologi positif. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Kebahagian mencakup dua hal, yaitu kenikmatan (pleasure) dan gratifikasi (gratification).
1. Kenikmatan adalah kesenangan yang memiliki komponen indrawi yang jelas dan komponen
emosi yag kuat, yang disebut oleh para filosof sebagai perasaan-perasaan dasar (raw
feels): ekstase, gairah, orgasme, rasa senang, ceria dan nyaman. Kenikmatan hanya bersifat
sementara dan hanya sedikit melibatkan pemikiran.
2. Gratifikasi datang dari kegiatan-kegiatan yang sangat kita sukai, tetapi sama sekali tidak
mesti disertai oleh perasaan dasar. Gratifikasi membuat kita tenggelam sepenuhnya
didalamnya dan kehilangan kesadaran diri. Contoh kegatan yang termasuk di dalam
gratifikasi karena saat kita melakukannya waktu terasa berhenti adalah percakapan yang
bermanfaat, memanjat tebing, melakukan slam dunk saat bermain basket, dan sebagainya.
Gratifikasi lebih bertahan lama dari kenikmatan dan melibatkan lebih banyak pemikiran dan
interpretasi. Gratifikasi ditopang oleh kekuatan dan kualitas kita.

Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi
Vol. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73
Sumber kebahagiaan menurut Mustofa (2008) adalah:
a. Kekayaan
Kekayaan adalah banyaknya harta yang dimiliki yang berupa materi sehingga segala kebutuhan
materi dan kepuasan diri dapat terpenuhi.
b. Jabatan dan posisi
Jabatan atau posisi adalah potensi strata sosial yang dimiliki yang terkait dengan jabatan yang dapat
meningkatkan kewibawaan dan pandangan yang lebih dari orang lain.
c. Prestasi dalam bidang tertentu
Prestasi di bidang tertentu adalah hal yang dapat menumbuhkan semangat baru dan dapat
meningkatkan kepercayaan diri.
d. Penerimaan yang positif oleh lingkungan
Penerimaan positif oleh lingkungan adalah penerimaan dimana tempat tinggal dapat
memberi tempat dan posisi yang baik.

Kebahagiaan berbanding terbalik dengan perasaan kesedihan, adapun sumber penghalang
kebahagiaan (timbulnya kesedihan) menurut Mustufa (2008) adalah:
a. Tidak percaya kepada Sang Pencipta
Tidak percaya pada Sang Pencipta merupakan sebuah perilaku yang bisa memunculkan
kesombongan dalam melakukan segala sesuatu, sehingga mudah puas dan mudah meremehkan
orang lain. Ketidakpercayaan tersebut membawa efek pada perilaku yang di lakukan dengan tanpa
dasar sehingga tidak timbul rasa syukur akan segala hal yang di lakukan.
b. Iri dengan orang lain
Iri dengan orang lain yaitu mudah untuk tidak suka dengan keberhasilan serta apa yang diraih oleh
orang lain. Hal ini dapat menimbulkan sikap yang bisa membuat seseorang memburu segala sesuatu
yang bia melebihi orang lain tanpa melihat kemampuan pada dirinya.
c. Mudah marah dan gampang melakukan permusuhan
Seseorang yang mudah marah dapat dengan mudah untuk melakukan permusuhan dan
menghilangkan perasaan yang membuat hati senang menjadi selalu muram. Kemarahan yang sering
dilakukan bisa membuat cara berpikir negatif sehingga melihat segala hal dengan pesimis.
d. Ketakutan
Ketakutan adalah ketidakberanian untuk mencoba sesuatu hal yang baru, rasa yang negatif yang
muncul terhadap sebuah kejadian. Ketakutan bisa membawa dampak negatif yang membuat pikiran
seseorang sulit untuk berkembang. Dalam hal ini bisa membuat seseorang tertutup dan sulit untuk
menyatu dengan lingkungan.
e . Pesimisme
Pesimis adalah melihat masa depan dengan bayangan negatif yaitu merasa tidak mampu untuk
mencapai apa yang diinginkan ataupun citacita. Adanya rasa ketidakmampuan ini membuat
seseorang sulit untuk menjadi orang yang berkembang.
f. Berburuk sangka dan senang mencurigai
Buruk sangka dan senang mencurigai orang lain dapat menyebakan kemampuan untuk bergaul
dengan lingkungan menjadi kurang, hal ini juga dapat menyebabkan komunikasi dan hubungan
sosial menurun. Hal ini juga bisa menyebabkan seseorang hidup tidak tenang karena terhantui oleh
pikiran-pikiran yang buruk tentang segala hal yang ada disekelilingnya.
g. Bersikap angkuh
Bersikap angkuh adalah sikap yang dimunculkan karena sudah merasa mendapatkan segala hal yang
diinginkan sehingga tidak mau melihat keadaan sekelilingnya. Sikap angkuh ini juga dapat
memunculkan hubungan sosial yang kurang baik karena hanya mau bergaul dengan orang yang
dianggap setara dengan keadaan yang di alami.

Menurut Veenhovent (2005), kebahagiaan seseorang pasti akan muncul kapanpun, seperti halnya
hal yang menyedihkan. Kebahagiaan bisa dimunculkan dari lingkungan yang menyenangkan yang
ditempati, kemampuan yang dimiliki, kebutuhan yang terpenuhi, dan kenikmatan dalam hidup.
Myers (dalam Lopes & Snyder, 2007) juga menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah tercipta dari
kesejahteraan yang didapatkan serta banyaknya financial yang di miliki. Selain itu Myers juga
menjelaskan bahwa kebahagiaan seseorang bisa muncul dengan ketekunan untuk
mengaktualisasikan pikiran dengan bahagia, serta emosi positif padaseseorang.
Costa dan Crae (dalam Compton, 2005) mengatakan bahwa kebahagiaan tumbuh dari support
seseorang, baik keluarga, teman ataupun lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai