=
+
n
t
t
t
t
k
CF
1
) 1 (
................................................................................(2.1)
Keterangan:
V
0
= nilai sekarang dari suatu saham
CF
t
= aliran kas yang diharapkan pada periode t
k
t
= return yang disyaratkan pada periode t
n = jumlah periode aliran kas
Arus kas merupakan komponen dalam penentuan nilai perusahaan. Arus
kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan. Sebagai alternatif dari arus
kas, laba perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai
perusahaan. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh
24
investor. Dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan
yang diterima oleh investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai
pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai saham. Berikut ini
formula model diskonto dividen untuk menghitung nilai intrinsik saham menurut
Eduardus Tandelilin:
45
P
0
=
=
+
n
t
t
t
k
D
1
) 1 (
.....................................................................................(2.2)
Keterangan:
P
0
= nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, ..., D
1
...........................................................................(2.4)
c. Nilai saham dengan pertumbuhan dividen tidak konstan (ganda)
P
0
=
( )
( )
( )
( )
n
c
c n
n
t
t
t
t
k
g k
g D
k
g D
+
+
+
+
+
=
1
1 1
1
1
1
0
............................(2.5)
Keterangan:
P
0
= nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan
n = jumlah tahun selama pembayaran dividen supernormal
D
0
= dividen saat ini (tahun pertama)
g
t
= pertumbuhan dividen supernormal
25
2. Pendekatan Laba (Price Earning Ratio Approach)
Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam
menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah menggunakan
nilai laba perusahaan (earning). Pendekatan yang paling sering digunakan adalah
pendekatan Price Earning Ratio (PER) atau disebut juga pendekatan earnings
multiplier. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur berapa kali (multiplier)
nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER memberikan
informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh
setiap Rp. 1,00 earning perusahaan.
Eduardus Tandelilin menyatakan bahwa perhitungan nilai saham dengan
pendekatan ini menggunakan constant growth model sehingga PER dapat
dimodifikasi sebagai berikut:
46
E
P
=
) (
1
1
g k
E
D
........................................................................(2.6)
Keterangan:
E
P
= Price Earning Ratio
1
1
E
D
= Dividend Payout Ratio
k = tingkat return yang disyaratkan
g = tingkat pertumbuhan dividend yang diharapkan
2.3.7.2.Analisis teknikal
Suad Husnan menyatakan bahwa analisis teknikal merupakan:
47
Suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume
perdagangan, indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta
faktor-faktor lain yang bersifat teknis.
Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar modal
dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini berupaya untuk
memperkirakan harga saham (kondisi pasar) di masa datang dengan mengamati
26
data-data pasar di masa lalu seperti data harga saham dan volume penjualan
saham.
Para analis teknikal merekam data atau membuat grafik pergerakan harga
saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang telah dibuat tersebut, mereka
akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan
mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut.
2.3.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham
Lingkungan mikro yang mempengaruhi pergerakan harga saham antara
lain:
1. Pengumuman tentang aktivitas operasional perusahaan, seperti pengumuman
produk baru. Pengumuman produk baru memberikan gambaran bahwa
perusahaan selalu berinovasi dalam menciptakan output. Inovasi perusahaan
merupakan salah satu hal yang sangat disukai investor dan pada akhirnya
meningkatkan permintaan dan harga saham di bursa.
2. Pengumuman pendanaan dan investasi, seperti pengumuman ekspansi pabrik.
Secara tidak langsung, pengumuman ekspansi pabrik menunjukkan bahwa
perusahaan mengalami peningkatan dalam produksi dan penjualan sehingga
grafik pertumbuhan perusahaan naik. Naiknya grafik tersebut menyebabkan
peningkatan permintaan akan saham karena investor menilai saham
perusahaan tersebut menjanjikan expected return yang tinggi dan pada
akhirnya meningatkan harga saham.
3. Pengumuman badan direksi manajemen, seperti perubahan dan penggantian
manajemen. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan investor untuk
kembali menginvestasikan dananya pada perusahaan, mempertahankan
investasinya, atau menjual investasinya dalam bentuk saham. Penjualan
saham dalam jumlah besar oleh investor akan menurunkan harga saham di
pasar bursa. Sebaliknya, permintaan saham dalam jumlah besar akan
meningkatkan harga saham.
4. Pengumuman laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan
memuat informasi laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
27
Pengumuman ini menunjukkan kinerja perusahaan selama periode amatan
yang merupakan salah satu variabel yang digunakan investor untuk membuat
keputusan investasinya. Semakin baik rasio profitabilitas perusahaan maka
semakin tinggi harga saham dinilai di bursa.
Lingkungan ekonomi makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham
antara lain:
1. Pengumuman dari pemerintah, seperti penurunan suku bunga Bank Indonesia.
Turunnya suku bunga Bank Indonesia akan menyebabkan menurunnya suku
bunga kredit perbankan. Hal ini mendorong emiten mengembangkan
usahanya, misalnya melakukan ekspansi pabrik dengan menggunakan dana
kredit dari bank. Perusahaan yang berkembang secara konstan memberikan
harapan cerah bagi investor untuk menanamkan investasinya sehingga harga
saham ikut meningkat seiring dengan tingginya permintaan akan saham.
2. Pengumuman industri sekuritas, seperti pengumuman laporan pertemuan
tahunan. Pembagian dividen yang disepakati dalam pertemuan tahunan
pemegang saham (RUPS) akan mendorong investor untuk menambah nilai
investasinya sehingga permintaan akan saham meningkat dan berakibat pada
peningkatan harga saham.
3. Gejolak sosial politik dalam negeri, seperti adanya perang saudara. Salah satu
syarat investor mau menanamkan investasinya adalah perasaan aman akan
investasinya. J ika politik dalam negeri sedang tidak stabil maka investor
mengalihkan investasinya pada sektor/negara lain sehingga permintaan saham
menurun, yang selanjutnya menurunkan harga saham.
4. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri yang berpengaruh terhadap
perilaku investor, seperti isu pelanggaran hak asasi manusia.
Abdul Halim menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam
memperoleh profit dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham:
48
Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan
dalam memperoleh profit. Apabila profit yang diperoleh perusahaan relatif
tinggi maka sangat dimungkinkan bahwa dividen yang dibayarkan juga
tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi akan berpengaruh positif
terhadap harga saham di bursa dan investor akan tertarik untuk
28
membelinya. Akibatnya permintaan akan harga saham tersebut meningkat
dan akhirnya harga saham akan meningkat. Peningkatan harga saham ini
akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya. Sementara itu,
kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit tersebut tidak hanya
ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya
yang ada tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar perusahaan seperti
kondisi sosial masyarakat, politik dan keamanan. Semua itu akan
berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit
yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap fluktuasi harga
saham.
2.4. Hubungan Antarvariabel Penelitian
2.4.1. Net profit margin
Menurut J ames C. Van Horne, margin laba bersih (Net Profit Margin)
digunakan untuk mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan
atau pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan.
49
Ridwan S. Sundjaja dan Inge
Barlian, margin laba bersih (Net Profit Margin) adalah ukuran persentase dari
setiap hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran,
termasuk bunga dan pajak.
50
Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih
setelah pajak dengan penjualan.
Dari kedua pendapat di atas maka Net Profit Margin dapat dirumuskan
sebagai berikut:
NPM =
NetSales
EAT
(2.7)
Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa NPM dipengaruhi
oleh laba perusahaan yang didapat dari setiap rupiah penjualannya. Oleh karena
itu, semakin besar rasio NPM maka semakin besar pula laba bersih yang
dibukukan perusahaan. Dari sisi pemegang saham, perusahaan emiten yang
membukukan laba bersih yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan terhadap
tingkat pengembalian yang akan diperoleh apabila berinvestasi pada saham
perusahaan tersebut. Timbulnya kepercayaan dari pelaku pasar modal akan
meningkatkan permintaan terhadap saham, dan pada akhirnya juga meningkatkan
harga saham di bursa.
29
2.4.2. Return on assets
Return on Assets (ROA) sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang
memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan
kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor. J ames C. Van Horne menyatakan bahwa ROA digunakan untuk
mengukur efektivitas keseluruhan aktiva dalam meningkatkan keuntungan atau
kemampuan dari modal tertanam.
51
Eduardus Tandelilin menyatakan bahwa ROA
menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba.
52
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang
telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya.
ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan untuk
menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Dari sisi pemegang saham, rasio ROA
yang tinggi memberikan gambaran bahwa berinvestasi di perusahaan tersebut
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dan meminimalisasi risiko
investasi. Para pemegang saham seringkali juga menggunakan rasio ini sebagai
bahan pertimbangan untuk melanjutkan atau tidak menanamkan kembali
investasinya pada perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio ROA
menggambarkan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dengan semua asset yang dimilikinya. Akibatnya, semakin tinggi
keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan
nilai saham sehingga permintaan akan saham meningkat sekaligus menaikkan
harga saham.
2.4.3. Debt ratio
Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
semua hutang-hutangnya. Para kreditor dan pemegang saham menggunakan
analisis solvabilitas untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar semua
hutang baik pokok pinjaman beserta bunganya pada saat jatuh tempo. Dalam
tahun-tahun terakhir, kreditor dan pemegang saham semakin peduli dengan
penilaian solvensi suatu perusahaan. Sebagian besar kepedulian ini berasal dari
30
kegagalan perusahaan yang menyebabkan kalangan kreditor dan pemegang saham
menelan kerugian yang besar, yang sebenarnya dapat dicegah apabila tersedia
informasi yang lebih baik menyangkut solvensi perusahaan.
Debt Ratio adalah salah satu rasio solvabilitas yang memberikan informasi
perihal kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya. J ames C. Van
Horne menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan batasan dimana perusahaan
didanai oleh hutangnya.
53
Menurut K. Fred Skousen (1997:66):
54
Perbandingan jumlah hutang dengan jumlah asset menunjukkan
seberapa banyak uang yang dipinjam perusahaan untuk meningkatkan
investasi pemilik dan meningkatkan kapasitas perusahaan. Rasio hutang
dihitung sebagai jumlah hutang dibagi dengan jumlah asset.
Sedangkan menurut J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, rasio total
hutang terhadap aktiva yang pada umumnya disebut rasio hutang, menghitung
persentase total dana yang disediakan oleh para kreditor.
55
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio hutang (Debt
Ratio) memperlihatkan besarnya persentase hutang, baik hutang jangka pendek
maupun jangka panjang yang digunakan untuk mendanai aktivitas perusahaan.
Dengan kata lain, Debt Ratio dapat digunakan untuk menganalisis kinerja
perusahaan.
Debt Ratio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa hutang yang
dimanfaatkan perusahaan lebih besar dari asset yang tersedia untuk menutupnya.
Semakin tinggi Debt Ratio maka proporsi beban hutang yang ditanggung oleh
perusahaan akan semakin meningkat. Beban hutang yang tinggi menyebabkan
perusahaan harus mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk
membayar beban bunga sebagai akibat dari pinjaman yang dilakukan. Hal tersebut
pada akhirnya akan menurunkan laba bersih perusahaan. Semakin rendah laba
bersih yang dibukukan perusahaan maka tingkat return dari investasi juga semakin
menurun yang dapat berakibat investor menjual sahamnya karena tingkat return
dari investasi rendah. Apabila sebagian besar investor menjual sahamnya secara
bersamaan maka harga saham di bursa cenderung menurun. Dengan kata lain,
semakin tinggi Debt Ratio maka harga saham cenderung menurun.
31
2.4.4. Price to book value
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Price to Book
Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham
suatu perusahaan.
56
Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek
perusahaan tersebut. PBV dihitung dengan formula:
PBV =
Share Per Equity Value Book
Price Closing
....... (2.8)
Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya ratio PBV mencapai di
atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai
bukunya.
57
Semakin tinggi rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh
pemodal dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio PBV maka semakin
tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. Hal ini akan
menambah daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, yang berakibat
permintaan akan saham tersebut naik dan kemudian mendorong peningkatan
harga saham.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan objek penelitian maka lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa
Efek Indonesia. Namun, mengingat data yang akan diteliti merupakan data
sekunder maka penulis akan banyak melakukan penelitian mulai dari awal hingga
akhir melalui pengumpulan data dari internet dan kunjungan langsung untuk data-
data yang kurang lengkap ataupun untuk verifikasi data. Sedangkan jangka waktu
penelitian mulai dari usulan penelitian sampai penyerahan versi akhir laporan
penelitian diperkirakan akan memerlukan waktu sekitar 16 pekan, yaitu antara
bulan Maret hingga bulan J uni tahun 2009.
3.2. Strategi dan Metode Penelitian
3.2.1. Strategi penelitian
Penelitian ini berdasarkan tujuan termasuk kategori penelitian terapan
(applied research) yang secara spesifik ditujukan untuk mengidentifikasi
permasalahan perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh beberapa rasio
keuangan.
58
Oleh karena itu dalam konteks sebagai penelitian terapan, penelitian
ini termasuk penelitian evaluasi (evaluation research), karena penelitian ini
digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan
dalam proses pembuatan keputusan bisnis.
59
Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk penelitian ex post facto,
karena dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.
60
Dalam
hal ini, peristiwa yang diteliti adalah perubahan harga saham perusahaan properti
33
dan real estat di Bursa Efek Indonesia yang disebabkan salah satunya dengan
pengumuman laporan keuangan emiten.
Berdasarkan tingkat ekplanasi, penelitian ini termasuk kategori penelitian
asosiatif/ hubungan, yakni penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih.
61
Dalam hal ini, hubungan yang diteliti adalah
hubungan antara variabel net profit margin, return on asset, debt ratio, dan price to
book value terhadap variabel harga saham perusahaan properti dan real estat pada
Bursa Efek Indonesia.
3.2.2. Metode penelitian
Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa tipe data yang digunakan
yaitu data runtut waktu (time series) dan data antar tempat atau ruang (cross
section data). Data time series adalah data yang diambil secara berkala dalam
satuan waktu tertentu dan cenderung pada satu obyek saja serta bertujuan mencari
pola suatu data dan memperkirakannya untuk masa depan. Sedangkan data cross
section adalah sebaliknya diamana data ini hanya diambil pada satu waktu tertentu
dan bisa untuk banyak obyek serta bertujuan untuk mencari hubungan antara
beberapa variabel dan perbedaan antara varabel.
Untuk data cross section sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu data
longitudinal cross section dan panel cross section. Keduanya adalah data yang
diambil dari beberapa obyek secara berkala. Namun data longitudinal adalah data
cross section yang diambil dari beberapa obyek berbeda dalam suatu rentang
waktu tertentu, sedangkan data panel dari obyek yang sama.
62
Adapun metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah panel cross section data sehingga
diperoleh data rasio keuangan dan harga saham dengan periode waktu tertentu
pada perusahaan properti dan real estat yang listing di Bursa Efek Indonesia.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Saat ini terdapat 396 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan terbagi ke dalam 9 (sembilan) sektor usaha, yakni: (1) Pertanian; (2)
Pertambangan; (3) Industri Dasar dan Kimia; (4) Aneka Industri; (5) Industri
34
Barang Konsumsi; (6) Properti dan Real Estat; (7) Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi; (8) Keuangan; dan (9) Perdagangan, J asa dan Investasi. Dari
sembilan sektor usaha yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, peneliti
menetapkan sektor usaha properti dan real estat sebagai populasi penelitian
dengan jumlah perusahaan sebanyak 38 perusahaan.
Untuk penetapan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling
method, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Sampel
diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak
tahun 2004 sampai dengan 2008. Penggolongan perusahaan-perusahaan
tersebut didasarkan pada publikasi Indonesian Capital Market Directory 2007
dan 2008.
b. Perusahaan-perusahaan tersebut secara teratur memublikasikan laporan
keuangan setiap tiga bulan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
c. Perusahaan-perusahaan tersebut selama periode amatan tidak melakukan stock
split.
d. Perusahaan-perusahaan tersebut selalu membukukan laba bersih pada setiap
akhir periode laporan keuangan tahunan.
Dari populasi penelitian tersebut, diperoleh sebanyak 6 perusahaan yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian.
3.4. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terkini mengenai variabel-
variabel penelitian, penulis akan melaksanakan penelitian ini dengan
menggunakan metode pengambilan data dokumenter sekunder, yang berupa data
akuntansi dan data saham. Data akuntansi yang dibutuhkan berupa laporan
keuangan perusahaan properti dan real estat per 31 Desember mulai dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008 yang didapatkan dari Pusat Informasi Pasar
Modal Bursa Efek Indonesia serta data-data rasio keuangan dari sampel penelitian
yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 dan
2008. Sedangkan data saham yang digunakan adalah data harga saham
35
berdasarkan rekapitulasi harga saham perbulan mulai bulan J anuari tahun 2004
sampai dengan bulan Desember tahun 2008 yang diunduh dari website resmi
Bursa efek Indonesia www.idx.co.id dan www.yahoo.com.
Selain itu, peneliti juga melakukan pengumpulan data dan referensi
melalui studi pustaka, yang diperoleh dengan mencari dan membaca literatur yang
berhubungan dengan judul penelitian untuk dijadikan referensi dan data
tambahan.
3.5. Metode Analisis Data
Untuk melakukan pengolahan dan analisis data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan software SPSS 17.0 dengan tetap dibantu Microsoft Office Excel
untuk tahap persiapan maupun penyajian. Untuk penyajian data, penulis
kebanyakan menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga mempermudah dalam
melakukan analisis data.
Metode analisis data ini menggunakan statistik inferensial, yakni statistik
yang digunakan untuk menganalisis sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan
untuk populasi dimana sampel diperoleh.
63
Statistik inferensial terbagi menjadi
statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan
untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi
melalui data sampel. Statistik parametris menganalisis data interval atau rasio,
yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non
parametris digunakan untuk data nominal dan ordinal dari populasi bebas
distribusi. Penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena data yang
dianalisis mempunyai jarak data yang sama.
Analisis statistik parametrik memerlukan pengujian pendahuluan sebagai
prasyarat analisis. J ogiyanto menyatakan bahwa:
64
Pengujian parametrik selain menggunakan data dengan skala
pengukuran interval dan rasio, pengujian ini harus memenuhi asumsi-
asumsi berikut ini:
1. observasi-observasi harus independen, yaitu pemilihan dari sebuah
kasus tidak akan mempengaruhi kesempatan kasus-kasus lain untuk
dipilih di dalam sampel.
2. observasi-observasi harus diambil dari populasi yang berdistribusi
normal dan mempunyai varian-varian yang sama.
36
3.5.1. Uji prasyarat analisis statistik parametrik
Pengujian yang umumnya digunakan sebagai prasyarat analisis untuk
statistik parametrik dikelompokkan menjadi dua, yakni uji asumsi dasar dan uji
penyimpangan asumsi klasik.
a. Uji Asumsi Dasar
Uji asumsi dasar dilakukan dengan melakukan uji normalitas data dengan
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak. J ika data tidak berdistribusi
normal atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal
maka untuk selanjutnya data penelitian akan diperlakukan sebagai data non
parametrik. Dalam penelitian ini akan digunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau
5%.
b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearitas. Sebenarnya terdapat beberapa metode pengujian yang
bisa digunakan, namun dalam penelitian ini akan digunakan pengujian
multikolinearitas dengan melihat nilai inflation-factor (VIF) pada model
regresi. Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari
5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya.
65
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Persyaratan
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Sebenarnya ada beberapa metode pengujian ini, tapi
dalam penelitian ini akan dilakukan pungujian heteroskedastisitas dengan
37
menggunakan pola grafik regresi dimana apabila diagram pancar residual
membentuk pola tertentu maka dikatakan terdeteksi heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain
pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi dapat menyebabkan
biasnya interval kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan uji F dan uji t.
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Uji
Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. J ika DW >dU, maka tidak ada autokorelasi.
b. J ika DW <dL, maka terjadi autokorelasi.
c. J ika dl <DW <dU, maka tidak dapat dideteksi adanya autokorelasi.
Keterangan: dL = batas bawah
dU = batas atas
3.5.2. Pengujian hipotesis penelitian
Sesuai dengan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dikemukakan pada
sub-sub-bab 1.2.3. terdapat lima hipotesis penelitian dimana masing-masing
hipotesis harus dilakukan analisis sesuai dengan model perumusan hipotesisnya.
Pada penelitian ini pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan
analisis korelasi sederhana, korelasi berganda, dan regresi linear berganda untuk
melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen, baik
secara parsial maupun secara simultan.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara beberapa variabel independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
) terhadap variabel
dependen (Y), apakah berpengaruh positif atau negative, serta untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
66
Adapun persamaan regresi berganda, analisis korelasi
38
ganda, analisis determinasi serta uji koefisien regresi secara bersama-sama akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Persamaan regresi linear berganda:
= a + b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
........................ (3.1)
Keterangan:
= Variabel dependen (Perubahan Harga Saham)
X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
= Variabel independen
a = Konstanta (nilai apabila X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
=0)
b = Koefisien regresi (menunjukkan nilai peningkatan
atau penurunan)
Konstanta dan koefisien regresi berganda (nilai a dan b) dapat dicari dengan
software SPSS 17.0 sehingga dapat ditemukan persamaan regresinya.
b. Analisis korelasi ganda ( R )
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara empat variabel
independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel
independen dengan variabel independen.
67
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1.
Semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai
semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Nilai R dapat
dicari dengan menggunakan software SPSS 17.0.
c. Analisis determinasi ( R square atau R
2
)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan
X
4
) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam
model persamaan regresi berganda mampu menjelaskan variasi variabel
dependen.
68
Melalui Model Summary yang ada dalam software SPSS dapat
dijelaskan seberapa besar nilai R
2
(R square). Selain itu melalui model summary
juga dapat dijelaskan Adjusted R Square. Adjusted R Square adalah nilai R
2
yang
39
telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R square dan angka ini bisa
memilki harga negative. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan
lebih dari dua variabel bebas digunakan adjusted R
2
sebagai koefisien
determinasi.
69
d. Uji koefisien Regresi secara parsial (uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X
1
, X
2
, X
3,
dan X
4
)
secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y). Rumus t
hitung
pada analisis regresi adalah:
70
t
hitung
=
2
1
1
r
k n r
........................................................................... (3.2)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi parsial
k = jumlah variabel independen
n = jumlah data
Dari hasil output analisis regresi memalui software SPSS 17.0 dapat diketahui
nilai t. Adapun tahap-tahap uji t adalah sebagai berikut:
i. Menentukan hipotesis
Hipotesis I
H
0
: Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Net Profit Margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
Hipotesis II
H
0
: Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
40
Hipotesis III
H
0
: Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Debt Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
Hipotesis IV
H
0
: Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Price to Book Value secara parsial berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
ii. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a =5% (uji
dilakukan dua sisi karena untuk menguji signifikansi, satu sisi untuk melihat
hubungan lebih kecil atau lebih besar).
iii. Menentukan t
hitung
(Uji t digunakan pada sampel kurang dari 30 buah)
Besarnya t
hitung
didapatkan melalui SPSS 17.0.
iv. Menentukan t
tabel
T
tabel
dapat dicari menggunakan tabel yang telah tersedia.
v. Kriteria pengujian
71
Ho diterima jika t
tabel
t
hitung
t
tabel
Ho ditolak jika t
hitung
<-t
tabel
atau t
hitung
>t
tabel
vi. Melakukan uji koefisien korelasi sederhana
Uji ini dilakukan dengan metode Korelasi Pearson Product Moment untuk
mengetahui kuat atau rendahnya hubungan antara satu variabel bebas dengan
variabel terikat.
vii.Membuat kesimpulan.
Setelah mendapat persamaan regresi dan menguji signifikansi dari
koefisien regresi maka langkah selanjutnya adalah mengukur seberapa kuat atau
lemah hubungan yang terjadi diantara dua variabel yang berkorelasi. Untuk
mengetahui koefisien korelasi yang terjadi diantara kedua variabel diatas
41
diggunakan koefisien korelasi dengan metode Pearson melalui software SPSS
17.0.
Koefisien korelasi akan dicari dengan menggunakan software SPSS 17.0.
Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1
berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0
berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan
hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik (X naik Y turun). Menurut Sugiyono, pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
72
0,00 0,199 = sangat rendah
0,20 0,399 = rendah
0,40 0,599 = sedang
0,60 0,799 = kuat
0,80 1,000 = sangat kuat.
Adapun uji signifikansi atas koefisien korelasi sederhana diatas dilakukan
dengan dasar probabilitas, yaitu :
Korelasi sederhana tidak signifikan jika P value >0,05
Korelasi sederhana signifikan jika P value <0,05.
e. Uji koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikansi berarti hubungan yang
terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
F
hitung
dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
73
F
hitung
=
) 1 /( ) 1 (
/
2
2
k n R
k R
............................................................(3.3)
Keterangan:
R
2
= koefisien determinasi
42
n = jumlah data atau kasus
k = jumlah variabel independen
Dari hasil output analisis regresi memalui software SPSS 17.0 dapat
diketahui nilai F. Adapun tahap-tahap uji F adalah sebagai berikut:
i. Merumuskan hipotesis
H
o
: Net Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio, dan Price to Book
Value secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Net Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio, dan Price to Book
Value secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
properti dan real estat.
ii. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan a =5 %.
iii. Menentukan F
hitung
Berdasar tabel F
hitung
dengan menggunakan SPSS 17.0.
iv. Menentukan F
tabel
Hal ini didapat dengan tabel.
v. Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F
hitung
F
tabel
Ho ditolak bila F
hitung
>F
tabel
vi. Membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
43
BAB IV
HASIL-HASIL PENELITIAN
4.1. Data dan Sampel Penelitian yang Diperoleh
Penelitian yang termasuk ex post facto ini dilakukan selama kurang lebih
16 pekan. Data penelitian diperoleh dengan cara mengunduh (download) dari
website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website
www.yahoo.finance.com. Kedua website ini menurut penulis mempunyai tingkat
error yang rendah karena data yang dicantumkan memberikan informasi tahunan,
bulanan, mingguan, harian, bahkan up to date mengenai perkembangan harga
saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia beserta
laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Selain itu, data-
data yang dipublikasikan telah banyak digunakan oleh peneliti dan analis
keuangan baik nasional maupun internasional untuk menganalisis tren harga
saham. Secara rinci hasil penelitian akan dipaparkan melalui sub-bab-sub-bab di
bawah ini.
4.1.1. Perkembangan Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia merupakan penggabungan dari Bursa Efek J akarta
dan Bursa Efek Surabaya yang dilakukan setelah tercapainya kata sepakat pada
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 30 Oktober
2007. Sejak dilakukan penggabungan ini, terjadi peningkatan yang cukup
signifikan untuk volume perdagangan saham di bursa dibandingkan tahun
sebelumnya. Sebelumnya pada tahun 2006, volume perdagangan saham berjumlah
436.936.000.000 lembar dengan nilai Rp. 445.708.000.000.000,00. Namun,
44
setelah penggabungan pada tahun 2007, volume perdagangan saham mencapai
1.039.542.000.000 lembar dengan nilai Rp. 1.050.154.000.000.000,00. Kemudian
pada tahun 2008 volume perdagangan menurun hingga 789.645.000.000 lembar
dengan nilai Rp. 1.073.835.000.000.000,00. Penurunan volume perdagangan salah
satunya disebabkan oleh tingkat inflasi yang bergerak naik dari 6,59 pada tahun
2007 menjadi 11,03 pada tahun 2008. Tren volume perdagangan dan nilai saham
mulai tahun 1999 sampai dengan 2009 serta perkembangan inflasi secara jelas
dapat dilihat pada gambar 4.1. serta tabel 4.1.
Sumber: IDX Statistics 1
st
Quarter 2009
Gambar 4.1. Tren Volume Perdagangan dan Nilai Saham mulai tahun 1999 s.d.
Kuartal I tahun 2009
Tabel 4.1. Gambaran Perekonomian Indonesia
Saat ini emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia berjumlah 402
perusahaan yang dikelompokkan ke dalam 9 sektor, yakni (1) Agriculture; (2)
Mining; (3) Basic Industry and Chemicals; (4) Miscellaneous Industry; (5)
45
Consumer Goods Industry; (6) Property, Real Estate, and Building Construction;
(7) Infrastructure, Utilities, dan Transportation; (8) Finance; (9) Trade, Service
and Investment. Khusus untuk subsektor properti dan real estat, terdapat 38 emiten
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sejak bulan J anuari tahun 2008 hingga bulan J anuari tahun 2009 grafik
indeks pergerakan harga saham perusahaan properti dan real estat di Indonesia
cenderung menurun seperti digambarkan pada gambar 4.2. Keadaan ini
disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda dunia hingga berpengaruh
terhadap kepercayaan investor untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk
saham. Hal tersebut menyebabkan menurunnya tingkat investasi karena investor
menjual sahamnya dan tidak tertarik untuk menginvestasikan kembali hingga
keadaan ekonomi pulih.
Sumber: IDX Statistics 1
st
Quarter 2009
Gambar 4.2. Grafik Indeks Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estat
Berdasarkan IDX Statistics 1st Quarter 2009 yang diterbitkan oleh Bursa
Efek Indonesia, volume perdagangan saham untuk saham perusahaan properti dan
real estat mulai J anuari 2009 hingga Maret 2009 sebesar 25.678.087.296 lembar
dengan nilai sebesar Rp. 5.133.397.517.239,00. Volume tersebut menempati
urutan kedua terbesar setelah sektor Mining dengan 32.242.631.342 lembar dan
46
nilai Rp. 27.071.908.767.929,00. Sedangkan untuk perusahaan yang tercatat
sebagai emiten dengan volume perdagangan saham terbesar di sektor properti dan
real estat adalah PT. Lippo Karawaci, Tbk. dengan volume 3.640.148.341 lembar
dan nilai Rp. 2.935.591.723.070,00. PT. Lippo Karawaci Tbk. juga tercatat
memiliki market capital terbesar dengan jumlah Rp. 14.534.000.000,00.
4.1.2. Sampel penelitian
Sampel penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estat yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Dari
kriteria yang telah ditetapkan pada sub-bab 3.3. penulis telah mendapatkan 6
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Pemilihan sampel ini
dirasakan penulis sudah cukup mewakili semua perusahaan properti dan real estat
yang ada karena perusahaan yang dijadikan sebagai sampel merupakan
perusahaan-perusahaan besar dan cukup berpengaruh pada pasar properti di
Indonesia. Berikut disajikan data sampel penelitian pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Sampel Perusahaan Properti dan Real Estat
No. Nama Perusahaan Kode Saham
1. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk. GMTD
2. PT. J aya Real Property, Tbk. J RPT
3. PT. Kawasan Industri J ababeka, Tbk. KIJ A
4. PT. Lippo Cikarang, Tbk. LPCK
5. PT. Lippo Karawaci, Tbk. LPKR
6. PT. Summarecon Agung, Tbk. SMRA
4.1.3. Data harga saham (variabel Y)
Melalui data sekunder yang diperoleh dari website Yahoo pada bagian
Finance (http://finance.yahoo.com) telah didapatkan data rata-rata harga saham
per tahun sebagai sampel penelitian. Sebelum dilakukan perhitungan, data ini
telah dibandingkan dengan data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
pada bagian Emiten (www.idx.co.id) dan disimpulkan bahwa data tersebut
47
terjamin validitasnya karena data harga saham yang tercantum sama di kedua
website. Data ini didapatkan dengan menjumlahkan data harga penutupan saham
(closing price) setiap bulannya kemudian dibagi dengan 12 bulan. Dari hasil
perhitungan untuk 6 sampel penelitian tersebut diperoleh 30 seri data harga saham
yang akan digunakan untuk perhitungan dalam model regresi. Data harga
penutupan saham dalam rata-rata tahunan secara jelas dapat dilihat pada Lampiran
I.
4.1.4. Data rasio net profit margin (variabel X
1
)
Data NPM ini diperoleh dari data ringkasan kinerja keuangan pada website
Bursa Efek Indonesia pada bagian Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya.
Data ini merupakan data sekunder yang tidak memerlukan pengolahan lagi
sehingga dapat langsung digunakan untuk perhitungan model regresi. Pemilihan
data ini disesuaikan dengan kriteria pemilihan sampel penelitian sehingga data
yang diperoleh menggambarkan laba bersih perusahaan setiap tahunnya. Sebelum
dilakukan perhitungan, penulis telah membandingkan secara acak terhadap data
NPM yang tersaji pada website Bursa Efek Indonesia tersebut dengan data NPM
hasil perhitungan manual berdasarkan data laporan keuangan emiten yang
diterbitkan setiap akhir tahun dan dapat disimpulkan bahwa data yang tersaji
terjamin validitasnya. Data rasio NPM ini secara jelas dapat dilihat pada Lampiran
I.
4.1.5. Data rasio return on assets (variabel X
2
)
Data ini juga diperoleh dari data ringkasan kinerja keuangan pada website
Bursa Efek Indonesia pada bagian Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya.
Data ini merupakan data sekunder yang tidak memerlukan pengolahan lagi
sehingga dapat langsung digunakan untuk perhitungan model regresi. Sebelumnya
penulis juga telah membandingkan secara acak data ROA yang telah tersaji
dengan data ROA hasil perhitungan manual berdasarkan data laporan keuangan
emiten yang diterbitkan setiap tahun dan dapat disimpulkan bahwa data yang
tersaji terjamin validitasnya. Data rasio ROA ini secara jelas dapat dilihat pada
Lampiran I.
48
4.1.6. Data rasio debt ratio (variabel X
3
)
Data rasio DR ini diperoleh penulis dengan melakukan perhitungan
manual menggunakan Microsoft Excel berdasarkan data laporan keuangan emiten
yang diterbitkan setiap akhir tahun dan dipublikasikan pada website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id), dengan membagi total liabilities dengan total assets.
Hasil perhitungan tersebut dapat langsung digunakan pada perhitungan dalam
model regresi. Data rasio DR ini secara jelas dapat dilihat pada Lampiran I.
4.1.7. Data rasio price to book value (variabel X
4
)
Sama seperti data rasio NPM dan rasio ROA, data PBV juga diperoleh dari
data ringkasan kinerja keuangan pada website Bursa Efek Indonesia pada bagian
Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya. Data ini merupakan data sekunder
yang tidak memerlukan pengolahan lagi sehingga dapat langsung digunakan untuk
perhitungan model regresi. Sebelumnya penulis juga telah membandingkan secara
acak data PBV yang telah tersaji dengan data PBV hasil perhitungan manual
berdasarkan data laporan keuangan emiten yang diterbitkan setiap tahun dan dapat
disimpulkan bahwa data yang tersaji terjamin validitasnya. Data rasio PBV ini
secara jelas dapat dilihat pada Lampiran I.
4.2. Pengolahan Data Penelitian
4.2.1. Pengolahan awal data penelitian
Data yang terkumpul dalam penelitian sesuai sub-bab 4.1. akan diolah
terlebih dahulu menjadi data operasional sesuai dengan sub-sub-bab 1.2.2.
Dengan menggunakan Microsoft Excel maka didapatkan rekapitulasi data
penelitian sebanyak 30 seri dengan perubahan secara periodik mulai dari J anuari
tahun 2004 sampai dengan Desember 2008. Data penelitian ini secara rinci
dijabarkan penulis pada Lampiran 1.
49
4.2.2. Uji prasyarat analisis statistik parametrik
4.2.2.1.Uji asumsi dasar
Pengujian prasyarat analisis statistik parametrik dengan uji normalitas data
ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdisribusi normal
atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari
0,05 atau 5 %.
74
Adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NPM .103 30 .200
*
.948 30 .150
ROA .116 30 .200
*
.926 30 .039
DR .154 30 .069 .947 30 .141
PBV .212 30 .001 .886 30 .004
HARGA SAHAM .133 30 .184 .916 30 .021
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov di atas dapat dilihat
bahwa nilai signifikansi untuk NPM sebesar 0,200; untuk ROA sebesar 0,200;
untuk DR sebesar 0,69; untuk PBV sebesar 0,001; dan untuk harga saham sebesar
0,184. Karena tingkat signifikansi untuk empat dari lima variabel (NPM, ROA,
DR, dan Harga Saham) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari distribusi yang normal. Sedangkan untuk variabel PBV tidak
terdistribusi normal karena gejolak resesi ekonomi dunia sepanjang tahun 2008
menyebabkan harga penutupan (closing price) saham secara umum mengalami
penurunan.
50
4.2.2.2.Uji penyimpangan asumsi klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. J ika
nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 5 maka variabel tersebut
mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 79.739 460.197
.173 .864
NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627
ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741
DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101
PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Hasil pengujian di atas memperlihatkan bahwa nilai VIF untuk variabel
NPM sebesar 1,627; ROA sebesar 1,741; DR sebesar 1,101; dan PBV sebesar
1,309. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa Nilai VIF keempat
variabel bebas lebih kecil dari 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
persoalan multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi
sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Persyaratan yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
51
Pengujian ini dilakukan dengan melihat pola grafik regresi, dimana apabila
diagram pancar residual membentuk pola tertentu maka dikatakan terdeteksi
heteroskedastisitas. Adapun hasil pengujian sebagai berikut:
Gambar 4.3. Grafik Regresi dalam Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian di atas memperlihatkan bahwa gambar diagram pancar
residual tidak membentuk suatu pola tertentu. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model model regresi terbebas dari gejala
heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada
model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
dalam model regresi. Autokorelasi dapat menyebabkan biasnya interval
kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan uji F dan uji t. Metode pengujian yang
52
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Uji Durbin Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. J ika DW >dU, maka tidak ada autokorelasi.
2. J ika DW <dL, maka terjadi autokorelasi.
3. J ika dl <DW <dU, maka tidak dapat dideteksi adanya autokorelasi.
Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:
Tabel 4.5. Hasil Uji Durbin-Watson
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .577
a
.333 .226 540.93016 2.732
a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Dari hasil pengujian di atas didapatkan nilai perhitungan Durbin-Watson
dari model regresi sebesar 2,732. Sedangkan tabel DW dengan signifikansi 0,05;
jumlah data (n) =30 dan jumlah variabel independen (k) =4 didapatkan nilai dL
sebesar 1,143 dan dU sebesar 1,739. Karena nilai DW >dU (2,732 >1,739) maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
4.2.3. Pengujian hipotesis penelitian
Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis parametrik di atas maka
dapat disimpulkan bahwa data memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian
hipotesis penelitian seperti dipaparkan pada sub-bab 1.2.3. Untuk melakukan
pengujian hipotesis tersebut perlu dilakukan pengujian-pengujian dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda sebagaimana telah dijelaskan pada
sub-bab 3.5.2.
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara beberapa variabel independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
) terhadap variabel
53
dependen (Y), apakah berpengaruh positif atau negative, serta untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan. Adapun persamaan regresi berganda, analisis korelasi
ganda, analisis determinasi serta uji koefisien regresi secara bersama-sama akan
diuraikan sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi Linear Berganda
Dengan menggunakan software SPSS 17.0 maka didapatkan perhitungan
sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 79.739 460.197
.173 .864
NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627
ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741
DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101
PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan tabel 4.6. di atas maka persamaan regresi linear berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y =a +b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
Y =460,197 +24,239 X
1
+14,132X
2
+56,357X
3
+203,238 X
4
.(4.1)
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Konstanta sebesar 460,197; artinya jika NPM (X
1
), ROA (X
2
), DR (X
3
)
serta PBV (X
4
) masing-masing nilainya adalah 0 maka Harga Saham (Y)
nilainya adalah Rp. 460,197 (terjadi peningkatan sebesar Rp. 460,197 dari
bulan sebelumnya).
54
Koefisien regresi variabel NPM (X
1
) sebesar 24,239; artinya jika variabel
independen yang lain (X
2
, X
3
, X
4
) tetap dan NPM mengalami kenaikan
sebesar 1 kali (100 %), maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar Rp. 24,239 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan
NPM dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan NPM
maka harga saham semakin bergerak naik.
Koefisien regresi variabel ROA (X
2
) sebesar 14,132; artinya jika variabel
independen yang lain (X
1
, X
3
, X
4
) tetap dan ROA mengalami kenaikan
sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar Rp. 14,132 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan
ROA dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan ROA
maka harga saham semakin bergerak naik.
Koefisien regresi variabel DR (X
3
) sebesar 56,357; artinya jika variabel
independen yang lain (X
1
, X
2
, X
4
) tetap dan DR mengalami kenaikan
sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar Rp. 56,357 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan
DR dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan DR maka
harga saham semakin bergerak naik.
Koefisien regresi variabel PBV (X
4
) sebesar 203,238; artinya jika variabel
independen yang lain (X
1
, X
2
, X
3
) tetap dan PBV mengalami kenaikan
sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan
sebesar Rp. 203,238 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan
PBV dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan PBV maka
harga saham semakin bergerak naik.
b. Analisis korelasi ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara empat variabel
independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan X
4
) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.
55
Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel
independen dengan variabel independen.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .577
a
.333 .226 540.93016 2.732
a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,577. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara variabel NPM, ROA,
DR dan PBV terhadap harga saham.
c. Analisis determinasi (R square atau R
2
)
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X
1
, X
2
, X
3
, dan
X
4
) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan
seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam
model persamaan regresi berganda mampu menjelaskan variasi variabel
dependen.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Determinasi
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .577
a
.333 .226 540.93016 2.732
a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
56
Mengingat dalam penelitian ini terdapat lebih dari dua variabel independen
maka digunakan Adujsted R square, yang merupakan R square yang telah
disesuaikan. Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka Adjusted R square sebesar
0,226 atau (22,60%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (NPM, ROA, DR dan PBV) terhadap variabel
dependen (Harga Saham) sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang
digunakan dalam model (NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar
22,60% variasi variabel dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar
77,40 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini.
d. Uji koefisien Regresi secara parsial (uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independen (X
1
, X
2
, X
3,
dan X
4
)
secara parsial berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y).
Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Secara Parsial
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 79.739 460.197
.173 .864
NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627
ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741
DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101
PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
57
Tabel 4.10. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Sederhana NPM, ROA, DR dan
PBV dengan Harga Saham
Correlations
NPM ROA DR PBV
HARGA
SAHAM
NPM Pearson Correlation 1 .569
**
-.270 .340 .452
*
Sig. (2-tailed)
.001 .149 .066 .012
N 30 30 30 30 30
ROA Pearson Correlation .569
**
1 -.052 .475
**
.408
*
Sig. (2-tailed) .001
.785 .008 .025
N 30 30 30 30 30
DR Pearson Correlation -.270 -.052 1 -.102 -.105
Sig. (2-tailed) .149 .785
.592 .582
N 30 30 30 30 30
PBV Pearson Correlation .340 .475
**
-.102 1 .486
**
Sig. (2-tailed) .066 .008 .592
.006
N 30 30 30 30 30
HARGA
SAHAM
Pearson Correlation .452
*
.408
*
-.105 .486
**
1
Sig. (2-tailed) .012 .025 .582 .006
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pengujian Hipotesis
Hipotesis I
H
0
: Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
58
Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t
hitung
untuk variabel NPM sebesar
1,410 dengan tingkat signifikansi 0,171. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan
dengan t
tabel
yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji
dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t
tabel
sebesar 2,060 pada jumlah data (n) =30
dan jumlah variabel independen (k) =4. Karena t
hitung
<t
tabel
(1,410 <2,060)
maka H
o
diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa NPM secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.
Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara
NPM dengan Harga Saham adalah 0,452. Hal ini menunjukkan hubungan yang
sedang antara NPM dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah
positif, artinya semakin tinggi rasio NPM maka harga saham semakin tinggi.
Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,012.
Artinya p value<0,05 (0,012 <0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.
Kesimpulan: Rasio NPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
Hipotesis II
H
0
: Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t
hitung
untuk variabel ROA sebesar
0,343 dengan tingkat signifikansi 0,735. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan
dengan t
tabel
yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji
dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t
tabel
sebesar 2,060 pada jumlah data (n) =30
dan jumlah variabel independen (k) =4. Karena t
hitung
<t
tabel
(0,343 <2,060)
maka H
o
diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa ROA secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.
Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara
ROA dengan Harga Saham adalah 0,408. Hal ini menunjukkan hubungan yang
sedang antara ROA dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah
59
positif, artinya semakin tinggi rasio ROA maka harga saham semakin tinggi.
Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,025.
Artinya p value<0,05 (0,025 <0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.
Kesimpulan: Rasio ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
Hipotesis III
H
0
: Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Debt Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t
hitung
untuk variabel DR sebesar
0,084 dengan tingkat signifikansi 0,934. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan
dengan t
tabel
yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji
dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t
tabel
sebesar 2,060 pada jumlah data (n) =30
dan jumlah variabel independen (k) =4. Karena t
hitung
<t
tabel
(0,084 <2,060)
maka H
o
diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa DR secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.
Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara
DR dengan Harga Saham adalah -0,105. Hal ini menunjukkan hubungan yang
sangat rendah antara DR dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah
negatif, artinya semakin tinggi rasio DR maka harga saham semakin rendah.
Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,528.
Artinya p value > 0,05 (0,528 > 0,05) atau tidak terdapat hubungan yang
signifikan.
Kesimpulan: Rasio DR secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
60
Hipotesis IV
H
0
: Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: Price to Book Value secara parsial berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t
hitung
untuk variabel PBV sebesar
1,889 dengan tingkat signifikansi 0,070. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan
dengan t
tabel
yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji
dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t
tabel
sebesar 2,060 pada jumlah data (n) =30
dan jumlah variabel independen (k) =4. Karena t
hitung
<t
tabel
(1,889 <2,060)
maka H
o
diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa PBV secara parsial tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.
Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara
PBV dengan Harga Saham adalah 0,486. Hal ini menunjukkan hubungan yang
sedang antara PBV dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah
positif, artinya semakin tinggi rasio PBV maka harga saham akan tinggi. Adapun
hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,006. Artinya p
value< 0,05 (0,006 <0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.
Kesimpulan: Rasio PBV secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
e. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
simultan/ bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen atau tidak.
61
Hipotesis V
H
0
: =0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to
Book Value secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
H
a
: 0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to
Book Value secara simultan berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat.
Tabel 4.11. Hasil uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3654615.259 4 913653.815 3.122 .033
a
Residual 7315136.062 25 292605.442
Total 1.097E7 29
a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan tabel 4.11. didapatkan nilai F
hitung
sebesar 3,122 dengan
tingkat signifikansi 0,033. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan F
tabel
yang diperoleh dari tabel F dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel F
didapatkan nilai F
tabel
sebesar 2,759 pada df 1 (jumlah variabel 1) =4 dan df 2
(jumlah data (n) jumlah variabel independen (k) 1) =25. Karena F
hitung
>
F
tabel
(3,122 >2,759) maka H
o
ditolak dan didapatkan kesimpulan bahwa variabel
NPM, ROA, DR dan PBV secara simultan berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat.
Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh perhitungan korelasi ganda (R) sebesar
0,577. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara variabel
NPM, ROA, DR dan PBV terhadap harga saham. Adapun hasil uji signifikansi
melalui probability menunjukkan angka 0,033. Artinya p value< 0,05 (0,033 <
0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.
62
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa persentase sumbangan pengaruh
variabel independen (NPM, ROA, DR dan PBV) terhadap variabel dependen
(Harga Saham) sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang digunakan
dalam model (NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar 22,60%
variasi variabel dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar 77,40 %
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian ini.
Kesimpulan: Rasio NPM, ROA, DR, dan PBV secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis I, II, III, dan IV membuktikan bahwa berdasarkan uji t
secara parsial, variabel NPM, ROA, DR, dan PBV secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Hal ini menggambarkan bahwa
harga saham banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel penelitian.
Untuk hasil uji hipotesis I, II, dan IV, koefisien korelasi sederhana (r) antara
NPM, ROA, dan PBV dengan Harga Saham berturut-turut sebesar 0,452; 0,408;
dan 0,486 yang menunjukkan hubungan yang sedang (tidak terlalu kuat) antara
NPM dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan antara rasio NPM dan
harga saham adalah positif, artinya semakin tinggi perubahan NPM, ROA, dan
PBV maka harga saham semakin bergerak naik. Pembahasan sebelumnya pada
sub-bab 2.4. menyatakan bahwa rasio NPM yang tinggi menggambarkan semakin
besar laba bersih yang dibukukan perusahaan yang menimbulkan tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap return saham dan pada akhirnya meningkatkan
harga saham di bursa. Sedangkan rasio ROA yang tinggi menggambarkan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan
semua asset yang dimilikinya. Akibatnya, semakin tinggi keuntungan yang
dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham
sehingga permintaan akan saham meningkat sekaligus menaikkan harga saham.
Untuk rasio PBV, semakin tinggi rasio PBV maka semakin tinggi tingkat
kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. Hal ini akan menambah daya
63
tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, yang berakibat permintaan akan
saham tersebut naik dan kemudian mendorong peningkatan harga saham. Dari
uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kajian teori yang ada sudah sejalan
dengan realita pergerakan harga saham, namun rasio NPM, ROA dan PBV tidak
dapat dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam memprediksi pergerakan
harga saham di bursa.
Hasil uji hipotesis III menunjukkan bahwa secara parsial variabel DR tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Koefisien korelasi sederhana (r) antara DR
dengan Harga Saham adalah -0,105. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat
rendah antara DR dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah negatif,
artinya semakin naik perubahan DR maka harga saham semakin bergerak turun.
Semakin tinggi rasio DR maka proporsi beban hutang yang ditanggung oleh
perusahaan semakin meningkat. Beban hutang yang tinggi menyebabkan
perusahaan harus mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk
membayar beban bunga sebagai akibat dari pinjaman yang dilakukan. Hal tersebut
pada akhirnya akan menurunkan laba bersih perusahaan. Semakin rendah laba
bersih yang dibukukan perusahaan maka tingkat return dari investasi juga semakin
menurun yang dapat berakibat investor menjual sahamnya karena tingkat return
dari investasi rendah. Apabila sebagian besar investor menjual sahamnya secara
bersamaan maka harga saham di bursa cenderung menurun. Kajian teori pada sub-
bab 2.4. menyatakan bahwa rasio DR yang tinggi cenderung menyebabkan harga
saham menjadi turun. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kajian
teori yang ada sudah sesuai dengan realita pergerakan harga saham karena pada
kenyataannya semakin tinggi rasio DR maka harga saham akan semakin bergerak
turun.
Selanjutnya, hasil uji F secara simultan yang digunakan untuk menguji
hipotesis V menunjukkan bahwa rasio NPM, ROA, DR, dan PBV jika digunakan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Nilai koefisien korelasi
ganda sebesar 0,577 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang
(tidak terlalu kuat) antara variabel NPM, ROA, DR dan PBV terhadap harga
saham. Sedangkan hasil uji determinasi menunjukkan bahwa persentase
64
sumbangan pengaruh variabel NPM, ROA, DR dan PBV terhadap Harga Saham
sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
(NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar 22,60% variasi variabel
dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar 77,40% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Berdasarkan hasil uji F
tersebut maka dapat dibuktikan bahwa penggunaan beberapa variabel dalam
laporan keuangan secara bersama-sama dapat memberikan pengaruh dalam
memprediksi pergerakan harga saham, namun tetap tidak dapat dijadikan
pertimbangan utama.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada
hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Adapun kesimpulan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Rasio Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio
Net Profit Margin dengan harga saham menunjukkan hubungan yang
sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio
Net Profit Margin maka harga saham semakin tinggi.
2. Rasio Return on Assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio
Return on Assets dengan harga saham menunjukkan hubungan yang
sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio
Return on Assets maka harga saham semakin tinggi.
3. Rasio Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio Debt
Ratio dengan harga saham menunjukkan hubungan yang sangat rendah
dengan arah hubungan adalah negatif, artinya semakin tinggi rasio Debt
Ratio maka harga saham semakin rendah.
4. Rasio Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio
66
Price to Book Value dengan harga saham menunjukkan hubungan yang
sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio
Price to Book Value maka harga saham semakin tinggi.
5.2. Saran
Melalui penelitian ini, penulis memberikan saran kepada pihak yang
terkait dengan hasil penelitian sebagai masukan dalam melakukan kebijakan
investasi maupun untuk telaah penelitian selanjutnya, yakni sebagai berikut:
1. Agar perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia lebih memperhatikan tingkat penggunaan hutang dan lebih fokus
pada informasi arus kas dan informasi laba yang tercermin dalam rasio Net
Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio dan Price to Book Value
untuk meningkatkan harga saham dan menjaga kepercayaan investor.
2. Keenam perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dijadikan
referensi sekaligus rekomendasi bagi masyarakat yang akan
menginvestasikan dananya dalam bentuk saham karena kinerja keuangan
keenam sampel tersebut menurut penulis berjalan baik dan cukup
menjanjikan tingkat return saham yang cukup tinggi.
3. Meskipun penelitian ini membuktikan bahwa rasio Net Profit Margin dan
rasio Return on Assets yang digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan
perusahaan ternyata tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga
saham, namun peneliti tetap menyarankan agar manajer investasi tetap
mempertimbangkan kedua rasio tersebut sebelum membuat keputusan
investasi. Hal ini tetap diperlukan karena kedua rasio tersebut
menggambarkan kinerja keuangan perusahaan sebagai dasar dalam
pembuatan keputusan investasi.
4. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap enam sampel perusahaan properti
dan real estat dengan jangka waktu penelitian mulai tahun 2004 sampai
67
dengan tahun 2008. Untuk itu, agar peneliti selanjutnya lebih
memperbanyak sampel penelitian dengan jangka waktu penelitian yang
lebih lama sehingga hasil penelitian lebih akurat untuk menggambarkan
keadaan pasar properti dan real estat dengan lebih baik.
68
DAFTAR KUTIPAN
[1] Ahmad Zubaidi Indra (2006), Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang
Mempengaruhi Risiko Saham. J urnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No.
3, Hal. 239, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga
Penelitian Universitas lampung,
http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.
[2] Endah Supriyaningsih, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur di BEJ Periode 2003 2005), Skripsi Strata-1 Akuntansi
Universitas Muhamadiyah Magelang, Magelang, 2007, Hal. 9.
[3] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (J akarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2008), Hal. 104.
[4] Maurin Sitorus, (2005) Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat
dalam Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur,
Diakses 23 Maret 2009, www.yai.ac.id/upi/penelitian/makalah27.doc.
[5] Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, (J akarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Hal. 32.
[6] I.G.K.A. Ulupui, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di
BEJ). Diakses tanggal 25 Maret 2009,
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%20g%20k%20a% 20ulupui(1).pdf.
[7] Ahmad Zubaidi Indra (2006), Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang
Mempengaruhi Risiko Saham. J urnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No.
3, Hal. 240, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga
Penelitian Universitas lampung,
http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.
[8] Ahmad Zubaidi Indra (2006), Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang
Mempengaruhi Risiko Saham. J urnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No.
3, Hal. 240, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga
Penelitian Universitas lampung,
http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.
[9] Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003), Peranan Profitabilitas, Suku
Bunga, Inflasi, dan Nilai tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal
Indonesia Selama Krisis Ekonomi, J urnal Manajemen & Kewirausahaan
Vol. 5 No. 2., Hal. 125, Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25
69
Maret 2009,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewPDFInterstitia
l/15639/15631.
[10] Budi Sutrisno dan Retno (2003), Informasi Laba Perusahaan
Hubungannya Dengan Dinamika Perubahan Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek J akarta Tahun 2001 (Suatu tinjauan
aspek informasi laba perusahaan), diakses 25 Maret 2009,
http://eprints.ums.ac.id.
[11] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (J akarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2008), Hal. 200.
[12] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 157.
[13] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 240.
[14] J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Salemba Empat, 1990),
Hal. 109.
[15] J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Salemba Empat, 1990),
Hal. 301.
[16] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 137.
[17] J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Salemba Empat, 1990),
Hal. 309.
[18] J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Salemba Empat, 1990),
Hal. 316.
[19] Anastasia, Njo, Yanny Widiastuty Gunawan, dan Imelda Wijayanti (2003),
Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga
Saham Properti di BEJ. J urnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 No. 2.
Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/16146/16
138.
[20] J oko Prayitno, Analisis Pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book
Value, dan Return on Equity terhadap Return Saham pada Industri Real
Estat dan Properti di Bursa Efek J akarta, Tesis Strata-2 Magister
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJ A, J akarta, 2007.
[21] Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8
Tahun 1995.
70
[22] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 3.
[23] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 13.
[24] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 32.
[25] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 8.
[26] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 26.
[27] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 4.
[28] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta:
BPFE UGM, 2001), Hal. 240.
[29] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 29.
[30] Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, (J akarta: Salemba Empat, 2001), Hal. 6.
[31] J . Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Salemba Empat, 1990),
Hal. 314.
[32] J ohar Arifin dan Muhammad Fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal,
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, (J akarta: Elex Media Komputindo,
1999), Hal 169.
[33] Kontien, Suatu pedoman investasi dalam efek indonesia, (J akarta: US
Agency, 1994), Hal. 25.
[34] Bapepam, Ringkasan Data-Data Perusahaan, (J akarta: Bapepam, 1990),
Hal. 14.
[35] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 70.
[36] Arthur J . Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa:
Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (J akarta: Salemba Empat,
2004), Hal. 247.
[37] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.
[38] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 70.
71
[39] Arthur J . Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa:
Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (J akarta: Salemba Empat,
2004), Hal. 248.
[40] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.
[41] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 71.
[42] Arthur J . Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa:
Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (J akarta: Salemba Empat,
2004), Hal. 248.
[43] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.
[44] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 185.
[45] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 186-189.
[46] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 193.
[47] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 338.
[48] Abdul Halim, Analisis investasi, (J akarta: Salemba Empat, 2003), Hal. 8.
[49] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 156.
[50] Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan, (J akarta:
Prenhallindo, 2002), Hal. 121.
[51] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 157.
[52] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio,
(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 240.
[53] J ames C. Van Horne dan J ohn M. Machowicz, J r., Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (J akarta: Salemba
Empat, 1997), Hal. 137.
[54] K. Fred Skousen et al., Akuntansi Keuangan 1 : Konsep dan Aplikasi,
Alih Bahasa: Rosi L. Simamora, (J akarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 66.
[55] J . fred weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (J akarta: Erlangga, 1990), Hal.
301.
72
[56] Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, (J akarta: Salemba Empat, 2001), Hal. 141.
[57] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
(Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 287.
[58] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal.
5.
[59] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal.
5.
[60] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal.
7.
[61] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal.
11.
[62] Irfan Wahyu Utomo, Analisis Pengaruh Kurs Nilai Tukar Rupiah,
Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Harga Saham Gabungan serta Tingkat
Inflasi Terhadap Nilai Aktiva Bersih Per Unit Pada Reksa Dana Campuran
di Indonesia (Studi Empiris J anuari 2004 J uni 2008), Skripsi Strata-1
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, J akarta, Hal. 36.
[63] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal.
143.
[64] J ogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2007), Hal. 171.
[65] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 39.
[66] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 73.
[67] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 78.
[68] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 79.
[69] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 81.
[70] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 83-
84.
[71] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 58.
[72] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 54.
[73] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (J akarta: Mediakom, 2008), Hal. 81.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Njo, Yanny Widiastuty Gunawan, dan Imelda Wijayanti. 2003.
Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga
Saham Properti di BEJ. J urnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 No. 2.
Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/16146/16
138.
Anonimous. 1990. Ringkasan Data-Data Perusahaan. J akarta: Bapepam.
Arifin, J ohar dan Muhammad Fakhrudin. 1999. Kamus Istilah Pasar Modal,
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. J akarta: Elex Media Komputindo.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab. J akarta: Salemba Empat.
Halim, Abdul. 2003. Analisis investasi. J akarta: Salemba Empat.
Horne, J ames C. Van dan J ohn M. Machowicz, J r. 1997. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Buku Satu. Edisi Sembilan. Alih Bahasa: Heru
Sutojo. J akarta:Salemba Empat. Hal. 137.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: AMP YKPN.
Indra, A. Zubaidi. 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang
Mempengaruhi Risiko Saham. J urnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No. 3
Universitas Lampung. Hal. 239-256. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga
Penelitian Universitas lampung, http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3
Mei2006.pdf.
J ogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. J akarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Keown, Arthur J . (et.al). 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 Edisi
7. Alih Bahasa: Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini. J akarta:
Salemba Empat.
Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. J akarta: Mediakom.
Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.
74
Riyanto, Bambang. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.
Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sasongko, Noer, dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio
Profitabilitas terhadap Harga Saham. Empirika, Vol 19. Hal 64-70.
Diakses 25 Maret 2009 dari Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
http://eprints.ums.ac.id/173/1/Aulia.pdf.
Siaputra, Lani. 2006. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan
Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). J urnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 1. Universitas
Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009, http://puslit2.petra.
ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewPDFInterstitial/16645/16637.
Sitorus, Maurin. 2005. Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat dalam
Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur. Diakses
25 Maret 2009, www.yai.ac.id/upi/penelitian/makalah27.doc.
Skousen, K. Fred et al. 1997. Akuntansi Keuangan 1: Konsep dan Aplikasi. Alih
Bahasa: Rosi L. Simamora. J akarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi II. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Sundjaja, Ridwan S. Dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan Jilid 2 Edisi
3. J akarta: Prenhallindo.
Supranto, J ohanes. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. J akarta: Erlangga.
Sutrisno, Budi dan Retno. 2003. Informasi Laba Perusahaan Hubungannya
Dengan Dinamika Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001 (Suatu tinjauan aspek
informasi laba perusahaan). Diakses 25 Maret 2009,
http://eprints.ums.ac.id.
Syahib, Natarsyah. 2000. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang
Go-Public Di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol.15 No. 3.
75
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yoyakarta: BPFE Yogyakarta.
Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. J akarta: Transmedia.
Ulupui, I.G.K.A. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan
dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ).
Diakses tanggal 25 Maret 2009, http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%
20g%20k%20a%20ulupui(1).pdf.
Utami, Mudji dan Mudjilah Rahayu. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga,
Inflasi, dan Nilai tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia
Selama Krisis Ekonomi, J urnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5 No.
2., Hal. 125, Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009,
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewPDFInterstitia
l/15639/15631.
Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Weston, J . Fred dan Eugene F. Brigham. 1990. Dasar-Dasar Manjemen
Keuangan Jilid 2 Edisi 9. Alih Bahasa: Alfonsus Sirait. J akarta: Erlangga.
www.investopedia.com
www.idx.co.id
www.yahoo.com
76
Lampiran I
No.
NPM
(X1)
ROA
(X2)
DR
(X3)
PBV
(X4)
HARGA
SAHAM
(Y)
1 12,63 3,17 0,73 0,61 620,83
2 17,27 4,23 0,40 0,91 1.985,42
3 11,28 0,43 0,26 1,08 93,75
4 15,44 2,65 0,61 0,62 310,00
5 17,51 6,06 0,69 2,31 1.130,00
6 23,25 12,70 0,56 1,81 560,42
7 12,91 3,22 0,72 0,49 317,50
8 19,72 6,03 0,28 1,05 2.251,67
9 23,62 7,52 0,19 0,78 112,08
10 2,65 0,43 0,60 0,4 314,17
11 17,90 6,06 0,52 1,91 1.575,00
12 18,95 10,40 0,55 1,76 850,83
13 12,61 3,83 0,70 0,53 384,58
14 20,61 6,85 0,34 2,7 1.999,58
15 8,61 2,24 0,15 1,32 127,08
16 2,71 0,02 0,61 0,44 274,17
17 17,05 5,47 0,61 2,12 1.393,30
18 17,42 9,78 0,55 3,3 1.068,33
19 13,08 2,82 0,69 0,53 426,25
20 20,88 5,77 0,38 3,82 1.410,83
21 8,22 1,29 0,34 1,97 219,50
22 6,97 0,86 0,64 0,98 505,42
23 16,88 4,60 0,57 3,69 1.405,83
24 15,56 5,28 0,50 2,61 1.308,33
25 13,35 2,80 0,68 0,16 260,83
26 22,79 6,68 0,42 1,07 885,83
27 9,07 1,09 0,42 0,41 113,92
28 5,12 1,01 0,66 0,15 412,92
29 16,04 2,62 0,56 3,26 737,50
30 7,43 2,59 0,57 0,78 454,25
RESUME DATA PENELITIAN
77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Erich Fedrich Carlous
NPK : 21077210
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 1 Maret 1985
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Alamat : Komplek AL-PAM, J l.Kakap E 117 RT/RW
05/13 J atiasih, Pondok Gede, Bekasi
Telp : 08170103185
Pendidikan Formal
SD Xaverius IX Palembang : Lulus Tahun 1996
SLTP Xaverius 1 Palembang : Lulus Tahun 1999
SMA Xaverius 1 Palembang : Lulus Tahun 2002
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara : Lulus Tahun 2005
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia : Tahun 2007 sampai sekarang
Pekerjaan
Pelaksana Pemeriksa pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A
Tanjung Priok.