Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. IDENTITAS MATA PELAJARAN


Sekolah : SMA N 1 SUKA MAJU
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/ I
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 1 X 25 menit

II. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD dari KI 1

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia,
lajureaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.

KD dari KI 2

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,
jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet,
teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

KD dari KI 3

3.4. Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta
menentukan letak unsur dalam tabel periodik


Indikator:

3.4.1. Menjelaskan teori atom mekanika kuantum.

3.4.2. Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron
berada).
3.4.3. Menjelaskan bentuk orbital s, p, d dan f.


IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian bilangan kuantum.
2. Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada).
3. Menjelaskan bentuk-bentuk orbital s, p, d dan f.



V. MATERI POKOK
1. Bilangan Kuantum
Pada subbab sebelumya telah disebutkan bahwa penyelesaian
persamaan Erwin schrodinger menggunakan empat jenis bilangan
kuantum yang mempunyai fungsi tertentu untuk menentukan
bentuk dan ukuran orbital. Tiap fungsi gelombang tersebut
menyatakan satu orbital dengan ukuran, bentuk, dan orientasi yang
spesifik. Sekali lagi, istilah orbital berbeda dengan istilah orbit
yang digunakan dalam teori atom Niels Bohr. Orbit adalah lintasan
berbetuk lingkaran denga jari-jari tertentu. Niels bohr
menggunakan satu bilangan untuk menyatakan suatu orbit, yaitu
bilangan kuantum n. Semakin besar nilai n, semakin besar jari-jari
orbitnya. Sementara itu, orbital merupakan daerah (tiga dimensi)
dengan peluang terbesar menemukan elektron. Kita telah melihat
bentuk orbital dari atom hidrogen pada tingkat dasar. Orbital
tersebut berbentuk simetris bola. Akan tetapi, perlu disebutkan
bahwa tidak semua orbital berbentuk bola, ada yang berbentuk
balon terpilin atau bentuk lainnya. Teori atom mekanika kuantum
menggunakan tiga bilangan untuk menyatakan suatu orbital, yaitu:
Bilangan kuantum utama (n).
Bilangan kuantum utama merupakan bilangan yang menunjukan
tingkat energi orbitaln merupakan bilangan bulat positif dan tidak
termasuk nol. n =1,2,3,.
Semakin tinggi harga n, maka semakin semakin besar orbitalnya.

Bilangan kuantum azimuth (l)
Bilangan kuantum azimuth menyatakan bentuk orbital.
l = 0 orbital s (Sharp)
l = 1 orbital p (principal)
l = 2 orbital d (diffuse)
l = 3 orbital f (fundamental)
Nilai l dimulai dari 0 sampai (n-1). Hubungan antara kulit, tingkat
energi dan bentuk orbital dapat digambarkan sebagai berikut.
Kulit K n = 1, l = 0 , orbital s
Kulit L n = 2, l = 0 , 1 , orbitas s ,p
Kulit M n = 3, l = 0, 1, 2 orbital s, p, d
Kulit N n = 4, l = 0, 1, 2, 3 orbital s, p, d, f
Dan seterusnya.

Bilangan kuantum magnetic (m)
Bilangan kuantum magnetic menunjukan arah orbital dalam sumbu
x, y, z atau orientasi orbital dalam ruang.m bernilai negative, nol,
dan positif.
Missal : jika l = 0 maka m = 0 orbital s
l = 1 maka m = 1, 0, 1 orbital px, py, pz
l = 2 maka m = 21, 0, 1, 2 orbitalnya dx2 y2, dz2, dxy,
dxz, dyz

Pada subbab sebelumnya telah disebutkan bahwa spektrum
atom merupakan spektrum garis. Ketika para ahli mempelajari
spektrum atom berelektron banyak secara lebih teliti, mereka
menemukan adanya garis-garis halus yang sangat berdekatan. Apa
yang sebelumnya dikira satu garis (satu panjag gelombang),
ternyata terdiri dari sepanjang garis yang sangat berdekatan. Garis
kuning dari spektrum atom natrium, sebagai copntoh terdiri dari
panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Fakta itu
mengindikasikan bahwa sebenarnya ada dua kali lebih banyak
tingkat energi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Spin elektron merupakan hal penting dalam memahami
struktur elektron dari atom multi elektron. Pada tahun 1925 juga,
seorang ilmuwan kelahiran Austria, yaitu Wolfgang Pauli (1900-
1958) menemukan prinsip yang mengatur penataan elektron dalam
atom multi elektron. Penemuan Pauli yang dikenal sebagai asas
larangan Pauli (Pauli Exclusion Principle) menyatakan bahwa
dalam satu atom tidak boleh ada dua elektronn yang mempunyai
keempat bilang kuantum (n, l, m, dan s) yang sama.
Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan kuantum spin menyatakan arah perputaran electron dalam
orbital.
Arah perputaran yang searah dengan jarum jam nilainya +1/2 dan
arah perputaran yang berlawanan arah jarum jam nilainya -1/2.
Tingkat energinya sama, tanda hanya untuk membedakan yang satu
dengan yang lain.

2. Bentuk orbital
1. Orbital s
Bentuk orbital s memiliki satu orbital dengan bentuk seperti
bola, sehingga tidak tergantung pada sudut manapun. Orbital s
hanya terdapat 1 nilai m , sehingga hanya terdapat 1 orientasi,
yaitu sama ke segala arah.
2. Orbital p
Orbital p berbentuk cuping-dumbbell (bagai balon
terpilin).Sub kulit p memiliki tiga orbital. Pada sub kulit ini
terdapat 3 nilai m(1, 0, +1) sehingga terdapat 3 orientasi yang
satu dan lainnya membentuk sudut 9o.

3. Orbital d
Orbital d memiliki 5 orbital dengan bentuk yang komplek sdan
orientasi yang berbeda. Empat orbital pertama memiliki bentuk
yang sama, sedangkan satu orbital memiliki bentuk yang
berbeda.Kelima orbital itu adalah dxy ,dxz ,dyz,dx2y2,dan
dz2.

4. Orbital f
Orbital f(mempunyai 7 orbital) dan dikelompokan menjadi
tigakelompok, yaitu:
1) kelompok pertama: fxyz
2) kelompok kedua : fx(z2-y2),fy(z2-y2),fz(x2-y2)
3) kelompok ketiga : fx3,fy3,fz3


VI. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN
Strategi : kooperatif.
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Model : Example non example.


VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN (SINTAK)
Tahapan kegiatan Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
waktu
Orientasi Guru mengucapkan
salam dan menyapa
siswa


Guru memeriksa
kehadiran siswa


Guru memfokuskan
perhatian siswa

Siswa menjawab salam
dan sapaan dari guru


Siswa menginformasikan
kehadiran mereka

Siswa menghentikan
segala aktifitasnya dan
bersiap untuk belajar
1 menit
Apersepsi Guru menampilkan
video tentang teori atom

Guru menjelaskan video
dan mengatakan bahwa
teori atom terdahulu itu
belum sempurna,
sehingga dikembangkan
lagi oleh Erwin
Schrodinger.

Siswa memperhatikan
video dengan cermat

Siswa teringat kembali
tentang materi pelajaran
kelas X mengenai teori
atom. Muncul pertanyaan
dari beberapa siswa
mengenai konsep yang
ditemukan oleh Erwin
Schrodinger itu.
4 menit
Motivasi Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran



Guru mengatakan
kepada siswa bahwa
banyak sekali penerapan
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru dengan
seksama

Siswa mulai tertarik untuk
belajar mengenai
mekanika kuantum
1 menit
konsep mekanika
kuantum tersebut dalam
kehidupan sehari-hari
seperti kembang api
Eksplorasi Guru menampilkan
video kembang api
Guru memberikan
pertanyaan seperti, apa
yang kalian pikirkan
mengenai kembang api?
Bagaimana warna
kembang apinya, apakah
berbeda atau sama saja?
Kira-kira mengapa
kembang api bisa
menyala?
Siswa mencoba menjawab
pertanyaan guru sesuai
dengan apa yang mereka
lihat dan pahami.
6 menit
Elaborasi Guru memerintahkan
siswa untuk berdiskusi
dengan teman disebelah
kanannya mengenai
video yang ditampilkan
tadi serta jawaban dari
pertanyaan guru.

Guru meminta siswa
untuk mencatat
pendapat mereka dalam
selembar kertas
Guru meminta beberapa
siswa menyampaikan
pendapatnya
Siswa mengikuti intruksi
guru untuk berdiskusi
dengan teman sebelahnya.





Siswa menuliskan
pendapat mereka dalam
selembar kertas.
Beberapa siswa
mengangkat tangan ingin
berpendapat
4 menit
Konfirmasi Guru memberikan
tanggapan berupa pujian
seperti bagus.

Guru menjelaskan
konsep mekanika
kuantum sesuai dengan
tujuan yang ingin
dicapai

Siswa bertepuk tangan
ikut memberi apresiasi
kepada teman

Siswa mendengarkan
penjelasan guru dengan
baik.
7 menit
Penutup Guru bertanya apakah
siswa sudah mengerti
atau belum?
Guru memberikan
kesimpulan mengenai
materi hari itu
Guru mengucapkan
salam untuk mengakhiri
pertemuan hari itu.
siswa mengakatakan
bahwa mereka sudah
mengerti
2 menit


VIII. SUMBER BELAJAR
1. Michael Purba. 2007. Kimia Untuk SMA kelas XI (1A) Jakarta :
Erlangga
2. Harole dan Parning. 2003. Kimia 2A. Jakarta : Yudhistira.
3. Kitti, Sura. 1996. Kimia 2Klaten : PT. Intan Pariwara.

IX. MEDIA
A. LCD

Anda mungkin juga menyukai