Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari
campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni
atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural,
morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu
macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik di tanah, air maupun
udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme
tersebut. Fungi atau jamur biasanya bersifat multiselluler, setiap pertumbuhan jamur terdiri atas
lebih dari satu sel. Namun demikian tiap-tiap sel memiliki kemampuan untuk tumbuh sendiri
oleh karenanya jamur dapat diklasifikasikan sebagai mikroorganisme. Jamur terdiri atas untaian
seperti benang tipis, disebut hifa. Hifa tumbuh sebagai masa di permukaan atau menembus
medium tempat jamur tersebut tumbuh. Masa hifa disebut misellium (Lim, 1998).
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium
pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang
digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium
dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil
yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu
(Lay,1992).
PEMBAHASAN

1. Hasil VS pustaka :
- jelaskan hasil isolasi perkelompok untuk 5 metode isolasi
- jelaskan hasil pemurnian yang diperoleh perkelompok
- deskripsi dan klasifikasikan hasil identifikasi 1 rombongan
a. Aspergillus sp
Aspergillus sangat mudah dikenali, baik dari morfologi selnyamaupun dari morfologi koloninya. Genus
Aspergillus mempunyaimorfologi sel dengan kepala pembawa konidia yang besar, dipak secara padat,
bulat dan berwarna hitam coklat atau ungu coklat.Kapang ini mempunyai bagian yang khas yaitu shifanya
bersepta, sporayang bersifat seksual dan tumbuh memanjang di alas stigma, mempunyaisifat aerobik,
sehingga dalam pertumbuhannya memerlukan oksigen yangcukup. Aspergillus niger termasuk mikroba
mesofilik dengan pertumbuhanmaksimum pada suhu 35 C - 37 C. Derajat keasaman
untukpertumbuhannya adalah 2 - 8,5 tetapi pertumbuhan akan lebih baik padakondisi keasaman atau pH
yang rendah (Fardiaz, 1989).
c. Rhizopus sp
Rhizopus mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1mm atau lebih (gambar 17).
Sporangiofor tunggal atau dalam kelompokdengan dinding halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang
lebih dari1000m dan diameter 10-18m. Sporangia globosa yang pada saat masak berwarna hitam
kecoklatan, dengan diameter 100-180m.
Morfologi sel rhizopus.
Rhizopus adalah kapang yang termasuk dalam ordo Mucorales danfamilia Mucoraceae (Alexopoulus et
al,1996). Kapang termasuk ke dalam zygomicetes mempunyai hifa tidak bersekat, berinti banyak
(coenocitic),dan melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reprofuksi secaraaseksual dilakukan
dengan membentuk sporangiospora atau klamidospora,yaitu spora yang memiliki dinding tebal yang
terbentuk dari modifikasisegmen hifa.
Repoduksi seksual, yaitu dengan membentuk zygospora yangterbentuk dari peleburan dua hifa yang
kompatibel dan diselubungi olehdinding yang tebal. Kapang dari kelass zigomycetes tersebut dapat
bersifatheterotallic atau homotallic. Kapang disebut heterotallic apabila ada duastrain yang kompatibel
dapat melakukan perkawinan dan membentukzigospora. Kapang disebut homotallic apabilsa
pembentukan zigosporaterjadi pada perkawinan satu koloni yang berasal dari satu spora.Zigospora pada
umumnya berwarna kuning, coklat atau kehitaman yangdiselubungi struktur seperti duri (spine) atau
benjolan (warts) (Samson et all. 1995)
2. Pengertian isolasi, identifikasi dan macam isolasi
Isolasi memiliki pengertian yaitu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan
karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi
mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis,
memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993).
Metode isolasi terbagi tiga, yaitu :
@ Isolasi substrat padat

Metode gores
Pertama-tama medium dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga memadat. Lalu digoreskankan
sampel yang telah digerus pada medium yang memadat. Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan
diinkubasi secara terbali. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
@ Isolasi substrat cair
Metode tuang
Sampel yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke dalam cawan Petri, lalu dimasukkan juga
medium. Dihomogenkan dengan cara digerakkan membentuk angka delapan. Ditunggu hingga medium
memadat lalu cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik. Diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
Metode sebar
Pertama-tama medium dimasukkan ke dalam cawan Petri, ditunggu hingga setengah memadat. Lalu
sampel disebar dengan spatel. Setelah itu, cawan Petri
tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan biakan murni
4. Metode penyimpanan jamur dan alasan dilakukan peremajaan

DAFTAR PUSTAKA
Abd-Elsalam, K. A., Yassin, M. A., Moslem, M. A., Bahkali, A. H., de Wit, P. J., McKenzie, E. H., S. L.
Stephenson, L. Cai & Hyde, K. D. (2010). Culture collections, the new herbaria for fungal
pathogens. Fungal Diversity, 45(1), 21-32.
Agrios, 2005
Alexopoulus 1996
Clark, W. A. 1976. Selected bibliography of literature on preservation of microorganisms, blood, tissues,
and vaccines with emphasis on freezing and freeze-drying (1968-1976). Atlanta: US Departement of
Health Education and Welfare, Center of Disease Control.
Fardiaz, 1989
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Lim, D. 1998. Microbiology, 2
nd
Edition. McGrow-hill book. New York.
Machmud, Muhammad. 2001. Teknik penyimpanan dan pemeliharaan mikroba. Bogor: Balai Penelitian
Bioteknologi Tanaman Pangan.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University. Milton Keynes, Philadelphia.
Priest, F., and B. Austin. 1993. Modern Bacterial Taxonomy, 2
nd
Ed. Chapman Hall. London.
Skerman 1973
Sutedjo, dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Anda mungkin juga menyukai