Anda di halaman 1dari 10

ANTIBIOTIK

{ 9 November 2009 @ 1:28 AMNov } { aLL bout pharmacy }


Pengantar
Antibiotik merupakan substansi kimia yang diproduksi oleh berbagai spesies mikroorganisme
(bakteri, fungi, aktinomicetes), mampu menekan pertumbuhan mikroba lain dan mungkin
membinasakan. Ada berpuluh-puluh antibiotik yang berharga untuk terapi penyakit infeksi.
Mereka berbeda satu sama lain dalam beberapa hal seperti sifat fisika, kimia, farmakologis,
spektrum antibakteri atau mekanisme kegiatannya. Berdasarkan toksisitasnya, antibiotik
dibagi dalam 2 kelompok, yaitu antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik bersifat
menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas bakterisid bersifat membinasakan mikroba
lain. Antibiotik tertentu aktivitasnyadapat ditingkatkan daribakteriostatik menjadi bakterisid
bila konsentrasinya ditingkatkan. Antibiotik yang baik idealnya mempunyai aktivitas
antimikroba yang efektip dan selektip serta mempunyai aktivitas bakterisid. Antibiotik
menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara bakteriostatik atau bakterisid. Hambatan ini
terjadi sebagai akibat gangguan reaksi yang esensiil untuk pertumbuhan.
Antibiotik tertentu dapat menghambat beberapa reaksi. Reaksi tersebut ada yang esensiil
untuk pertumbuhan dan ada yang kurang esensiii. Penghambatan pada beberapa reaksi dapat
terjadi secara langsung yaitu antibiotik langsung memblokir beberapa reaksi tersebut, namun
masing-masing reaksi memerlukan konsentrasi antibiotik yang berbeda.
Berdasarkan mekanisme aksinya yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif
meracuni sel bakteri, maka antibiotik dikelompokkan sebagai berikut (www.beritaiptek.com)
:
1) Menghambat sintesa dinding sel, seperti penisilin.
2) Mengganggu sintesa protein bakteri seperti kloramfenikol.
3) Menghambat sintesa asam folat, seperti sulfonamide.
4) Mengganggu sintesa DNA, seperti kinolon.
5) Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam
proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan
penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh kuman
dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan
kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya(nama
contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama diindonesiakan atau
diragukan pengindonesiaannya):
1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan
Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G
2. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin,
actinomycin D, nalidixic acid
3. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan
Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol,
kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline
4. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin
5. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomycin, tunicamycin; dan Antimetabolit, misalnya azaserine.
Pembagian lain juga sering dikemukakan berdasarkan makanisme atau tempat kerja
antibiotika tersebut pada kuman, yakni
1. Antibiotika yang bekerja menghambat sintesis dinding sel kuman, termasuk di sini adalah
basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin, ristosetin dan lain-lain.
2. Antibiotika yang merubah permeabilitas membran sel atau mekanisme transport aktif sel.
Yang termasuk di sini adalah amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin.
3. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis protein, yakni kloramfenikol,
eritromisin (makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida.
4. Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam nukleat, yakni asam
nalidiksat, novobiosin,pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim.
ANTIBIOTIK PENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL MIKROBA
Ada antibiotik yang merusak dinding sel mikroba dengan menghambat sintesis ensim atau
inaktivasi ensim, sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas dan sering menyebabkan sel
lisis. Antibiotik ini meliputi penisilin, sepalosporin, sikloserin, vankomisin, ristosetin dan
basitrasin.
Antibiotik ini menghambat sintesis dinding sel terutama dengan mengganggu Sintesis
peptidoglikan. Dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi
bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya. Di
dalam sel terdapat sitoplasma ailapisi dengan membran sitoplasma yang merupakan tempat
berlangsungnya proses biokimia sel. Dinding sel bakteri terdiri dari beberapa lapisan. Pada
bakteri gram positip struktur dinding selnya relatip sederhana dan gram negatip relatip lebih
komplek.
Dinding sel bakteri gram positip tersusun atas lapisan peptidoglikan relatip tebal, dikelilingi
lapisan teichoic acid dan pada beberapa species mempunyai lapisan polisakarida. Dinding sel
bakteri gram negatip mempunyai lapisan peptidoglikan relatip tipis, dikelilingi lapisan
lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan beberapa protein.
Peptidoglikan pada kedua jenis bakteri merupakan komponen yang menentukan rigiditas
pada gram positip dan berperanan pada integritas gram negatip. Oleh karena itu gangguan
pada sintesis komponen ini dapat menyebabkan sel lisis dan dapat menyebabkan kematian
sel. Antibiotik yang menyebabkan gangguan sintesis lapisan ini aktivitasnya akan lebih nyata
pada bakteri gram positip. Aktivitas penghambatan atau membinasakan hanya dilakukan
selama pertumbuhan sel dan aktivitasnya dapat ditiadakan dengan menaikkan tekanan
osmotik media untuk mencegah pecahnya sel. Bakteri tertentu seperti mikobakteria dan
halobakteria mempunyai peptidoglikan relatip sedikit , sehingga kurang terpengaruh oleh
antibiotik grup ini.
Sel selama mensintesis peptidoglikan memerlukan ensim hidrolase dan sintetase. Untuk
menjaga sintesis supaya normal, kegiatan kedua ensim ini harus seimbang satu sama lain.
Bio-sintesis peptidoglikan berlangsung dalam beberapa stadium dan antibiotik pengganggu
sintesis peptidoglikan aktip pada stadium yang berlainan. Sikloserin terutama menghambat
ensim racemase dan sintetase yang berperan dalam pembentukan dipeptida. Vankomisin
bekerja pada stadium kedua diikuti oleh basitrasin, ristosetin dan diakhiri oleh penisilin dan
sefalosporin yaitu menghambat transpeptidase.
Perbedaan antara sel mamalia dan bakteri yaitu dinding sel luar bakteri tebal dengan
membran sel menentukan bentuk sel dan memberi ketahanan terhadap tekanan osmotik.
Karena struktur dinding sel mamalia tidak sama dengan dinding gel bakteri, maka antibiotik
yang mempunyai aktivitas mengganggu sintesis dinding sel mempunyai toksisitas selektif
sangat tinggi. Oleh karena itu antibiotik tipe ini merupakan antibiotik yang sangat berharga.
1. GOLONGAN PENISILIN.
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel.
Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nukleus asam amino-
penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman
terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin
ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif. Golongan penisilin masih dapat terbagi menjadi
beberapa kelompok, yakni:
- Penisilin yang rusak oleh enzim penisilinase, tetapi spektrum anti kuman terhadap Gram
positif paling kuat.Termasuk di sini adalah Penisilin G (benzil penisilin) dan derivatnya yakni
penisilin prokain dan penisilin benzatin, dan penisilin V (fenoksimetil penisilin). Penisilin G
dan penisilin prokain rusak oleh asam lambung sehingga tidak bisa diberikan secara oral,
sedangkan penisilin V dapat diberikan secara oral. Spektrum antimikroba di mana penisilin
golongan ini masih merupakan pilihan utama meliputi infeksi-infeksi streptokokus beta
hemolitikus grup A, pneumokokus, meningokokus, gonokokus, Streptococcus viridans,
Staphyloccocus, pyoneges (yang tidak memproduksi penisilinase), Bacillus anthracis,
Clostridia, Corynebacterium diphteriae, Treponema pallidum, Leptospirae dan
Actinomycetes sp.
-Penisilin yang tidak rusak oleh enzime penisilinase, termasuk di sini adalah kloksasilin,
flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin dan metisilin, sehingga hanya digunakan
untuk kuman-kuman yang memproduksi enzim penisilinase.
- Penisilin dengan spektrum luas terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi rusak
oleh enzim penisilinase. Termasuk di sini adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat
ini dengan bahan-bahan penghambat enzim penisiline, seperti asam klavulanat atau
sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kuman-kuman penghasil enzim penisilinase.
-Penisilin antipseudomonas (antipseudomonal penisilin). Penisilin ini termasuk karbenisilin,
tikarsilin, meklosilin dan piperasilin diindikasikan khusus untuk kuman-kuman Pseudomonas
aeruginosa.
Mekanisme kerja :
Penisilin mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri (transpeptidase atau ikatan
silang ), sehingga membran kurang stabil secara osmotic. Kemudian terjadi lisis, sehingga
penisilin disebut bakterisidal (Mycek, 2000).
Penisilin dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut aktivitas dan resistensinya terhadap
laktamase sebagai berikut (Tjay, 2002):
a) Zat zat spectrum sempit : benzilpenisilin, penisilin V dan fenetisilin. Zat zat ini aktif
terhadap kuman Gram positif dan diuraikan oleh penisilinase.
b) Zat zat tahan laktamse : metisilin, kloksasilin dan flukloksasilin. Zat ini hanya aktif
terhadap Stafilokok dan Streptokok. Asam klavulanat, sulbaktam dan tazobaktam memblokir
laktamse dan dengan demikian menjamin aktivitas penisilin yang diberikan bersamaan.
c) Zat zat spectrum luas : Ampisilin dan amoksisilin aktif terhadap kuman-kuman Gram
positif kecuali antara lain Pseudomonas, Klebsiella dan B.fragilis. tidak tahan laktamse maka
sering digunakan terkombinasi dengan suatu laktamse blocker.
d) Zat zat anti Pseudomonas : tikarsilin dan piperasilin. Antibiotika spectrum luas ini
meliputi lebih banyak kuman Gram negatif termasuk Pseudomonas, Proteus, klebsiella dan
bacteroides fragilis. Tidak tahan laktamse dan umumnya digunakan bersamaan dengan
laktamase blocker.
Farmakokinetik (Mycek, 2000) :
a) Pemberian :
1. Cara pemberian : contohnya metisilin dan tikarsilin serta kombinasi piperasilin
dengan tazobaktam hnaya diberikan secara intravena (IV) atau intramuscular (IM),
penisilin V, amoksisilin serta kombinasi amoksisilin dengan asam klavulanat hanya
tersedia dalam bentuk oral.
2. Bentuk depot : prokain penisilin Gdapat diberikan secara intramuscular dan dalam
bentuk depot. Obat ini diabsorbsi ke dalam sirkulasi secara lambat dan pada waktu
yang lama.
b) Absorbsi :
Kebanyakan penisilin diabsorbsi secara tidak lengkap setelah pemberian oral dan mencapai
intestinum dalam jumlah yang cukup untuk mempengaruhi komposisi flora intestinal .
absorbs penisilin G dan semua penisilin menurun dengan adanya makanan dalam lambung
karena waktu pengosongan lambung diturunkan dan obat dihancurkan dalam lingkungan
asam, oleh karena itu obat-obat ini harus diberikan 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam
setelah makan.
c) Distribusi:
Semua penisilin melewati sawar plasenta tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik.
d) Metabolisme :
Metabolisme obat-obat tersebut dalam tubuh pejamu biasanya tidak bermakna, tetapi
beberapa metabolismee penisilin G seperti yang ditunjukkan terjadi pada penderita gagal
ginjal.
e) Ekskresi :
Jalan utama ekskresi melalui system sekresi asam organic (tubulus) di ginjal, sama seperti
filtrasi glomelurus.
Efek samping (Mycek, 2000):
Hipersensitivitas dimana sekitar 5% pasien mengalami hal ini, berkisar dari kulit yang
kemerahan berupa makulopapular sampai dengan angioedema (ditandai dengan bengkak
dibibir, lidah dan area periobarbital) serta anafilaktik, kemudian diare yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan mikroorganisme intestinal normal dan sering terjadi, nefritis,
neurotoksisitas, serta bias terjadi gangguan fungsi pembentukan darah.
2. GOLONGAN SEFALOSPORIN.
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin beta laktam.
Secara umum aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif, tetapi spektrum anti
kuman dari masing-masing antibiotika
sangat beragam, terbagi menjadi 3 kelompok, yakni:
- Generasi pertama yang paling aktif terhadap kuman Gram positif secara in vitro. Termasuk
di sini misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi pertama kurang aktif
terhadap kuman Gram negatif.
- Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman Gram positif tetapi lebih aktif terhadap
kuman Gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol dan sefaklor.
- Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman Gram negatif, termasuk Enterobacteriaceae
dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini adalah sefoksitin (termasuk suatu
antibiotika sefamisin), sefotaksim dan moksalatam.
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam lain,
mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel
mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi
pembentukan dinding sel.
Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi spektrum
masing-masing derivat bervariasi.
Penggolongan Sefalosporin
Hingga tahun 2006 golongan Sefalosporin sudah menjadi 4 generasi, pembedaan generasi
dari Sefalosporin berdasarkan aktivitas mikrobanya dan yang secara tidak langsung sesuai
dengan urutan masa pembuatannya.
Berikut pembagian generasi Sefalosporin :
No. Nama Generasi Cara Pemberian Aktivitas Antimikroba
1. Cefadroxil 1 Oral
Aktif terhadap kuman gram
positif dengan keunggulan dari
Penisilin aktivitas nya terhadap
bakteri penghasil Penisilinase
2. Cefalexin 1 Oral
3. Cefazolin 1 IV dan IM
4. Cephalotin 1 IV dan IM
5. Cephradin 1 Oral IV dan IM
6. Cefaclor 2 Oral Kurang aktif terhadap bakteri
gram postif dibandingkan
dengan generasi pertama, tetapi
lebih aktif terhadap kuman
gram negatif; misalnya
H.influenza, Pr. Mirabilis,
E.coli, dan Klebsiella
7. Cefamandol 2 IV dan IM
8. Cefmetazol 2 IV dan IM
9. Cefoperazon 2 IV dan IM
10. Cefprozil 2 Oral
11. Cefuroxim 2 IV dan IM
12. Cefditoren 3 Oral
Golongan ini umumnya kurang
efektif dibandingkan dengan
generasi pertama terhadap
kuman gram positif, tetapi jauh
lebih efektif terhadap
Enterobacteriaceae, termasuk
strain penghasil Penisilinase.
13. Cefixim 3 Oral
14. Cefotaxim 3 IV dan IM
15. Cefotiam 2 IV dan IM
16. Cefpodoxim 3 Oral
17. Ceftazidim 3 IV dan IM
18. Ceftizoxim 3 IV dan IM
19. Ceftriaxon 3 IV dan IM
20. Cefepim 4 Oral IV dan IM
Hampir sama dengan generasi
ketiga
21. Cefpirom 4 Oral IV dan IM
Indikasi Klinik
Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang
tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya. Anjuran
ini diberikan karena selain harganya mahal, potensi antibakterinya yang tinggi sebaiknya
dicadangkan hanya untuk hal tersebut diatas.
Adapun indikasi dari masing Sefalosporin sebagai berikut :
Cefadroxil dan Cefalexin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang
disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih. Antibiotik ini
tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.
Cefazolin
Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi pada
kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito urinaria (infeksi pada organ
seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit atau
luka.
Cephalotin
Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit
pada infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran nafas, genito-urinaria, pasca operasi, otitis
media dan septikemia.
Cefaclor dan Cefixim
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit seperti
pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru, tenggorokan, saluran kemih dan kulit.
Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit pada
paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing.
Cefmetazol
Cefmetazol lebih aktif daripada Sefalosporin golongan pertama terhadap gram positif
Proteus, Serritia, kuman anaerobik gram negatif (termasuk B. fragilis) dan beberapa E.coli,
Klebsiella dan P. mirabilis, tetapi kurang efektif dibandingkan Cefoxitin atau Cefotetan
melawan kuman gram negatif.
Cefoperazon dan Ceftazidim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi
termasuk paru-paru, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan saluran kemih.
Cefprozil
Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi seperti Otitis Media, infeksi jaringan lunak dan
saluran nafas.
Cefuroxim
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti;
bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran
kemih, dan kulit.
Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi pada ginjal (pyelonephritis), organ
pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi
kulit dan jaringan lunak.
Cefotiam
Memiliki aktivitas spetrum luas terhadap kuman gram negatif dan positif, tetapi tidak
memiliki aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Cefpodoxim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi
seperti Pneumonia, Bronkitis, Gonore dan infeksi pada telinga, kulit, tenggorokan dan saluran
kemih.
Cefepim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi
seperti Pneumonia, kulit, dan saluran kemih.
Cefpirom
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi
pada darah atau jaringan, paru-paru dan saluran nafas bagian bawah, serta saluran kemih
3. VANKOMISIN
Vankomisin adalah suatu gliko peptide trisiklik yang penting karena efektifitasnya terhadap
organisme resisten multiobat seperti stafilokokus resisten matisilin (Mycek, 2000).
Mekanisme kerja:
Vankomisin menghambat sintesis fosfolipid dinding sel bakteri serta polymerase
peptidoglikan pada tempat yang lebih dulu dibandingkan tempat yang dihambat oleh
antibiotik beta laktam.
Mencegah pemindahan prekusor dinding sel dari membran plasma ke dinding sel
(www.farklin.com)
Farmakokinetik :
Metabolisme minimal 90-100% diekskresikan oleh filtrasi glomelurus , waktu paruh normal
6-10 jam dan dibandingkan dengan pasien penyakit ginjal akan berakhir lebih dari 200 jam
(Mycek, 2000) .
Efek samping :
Vankomisin merupakan masalah serius dan dapat berupa demam, menggigil atau flebitis pada
tempat infus. Syok pada terjadi pada pemberian infus yang cepat. Maka kemerahan dan syok
terjadi akibat lepasnya histamin yang disebabkan infus cepat. Hilangnya pendengaran
berkaitan dengan dosis terjadi pada pasien gagal ginjal yang mengakibatkan akumulasi obat
(Mycek, 2000).
4. BASITRASIN
Obat ini aktif terhadap berbagai macam organism Gram positif, penggunaannnya terbatas
untuk penggunaan topical karena potensinya menimbulkan nefrotoksisitas. Obat ini
dihasilkan oleh Bacillus subtilis (Inggris, 1945) (Tjay, 2002).
Mekanisme kerja:
Menghambat daur ulang pembawa (carrier) yang mengangkut prekusor dinding sel melintasi
membran plasma (www.farklin.com)
Kegunaan klinis :
Organisme Gram positif yang menyebabkan infeksi mata dan kulit (www.farklin.com).
Farmakokinetik :
Dipasarkan dalam kombinasi dengan polimiksin atau neomisin sebagai zat topical
(www.farklin.com)
Efek Samping :
Nefrotoksisitas berat jika diberikan secara intravena (IV) (www.farklin.com).
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan mekanisme aksinya yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif
meracuni sel bakteri, maka antibiotik dikelompokkan dalam salah satu golongan diantaranya
golongan antibiotik yang mengganggu sintesa dinding sel. Adapun obat obat yang termasuk
dalam golongan ini antara lain :
1) Penicillin
Penisilin dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut aktivitas dan resistensinya terhadap
laktamase sebagai berikut :
a. Zat zat spectrum sempit : benzilpenisilin
b. Zat zat tahan laktamase : metisilin
c. Zat zat spectrum luas : Ampisilin
d. Zat zat anti Pseudomonas : tikarsilin
2) Sefalosporin
a. Generasi pertama misalnya : sefalotin
b. Generasi kedua misalnya : sefamandol
c. Generasi ketiga misalnya : sefotaksim
3) Vankomisin
4) Bastrasin
5) Aztreonam
DAFTAR PUSTAKA
Mycek Mary J, 2000, Farmakologi Ulasan Bergambar, Widya Medika:Jakarta.
Tjay Tan Hoan, 2002, Obat Obat Penting, PT.Elex Media Komputindo : Jakarta.
http://konsultanobat.wordpress.com/2009/11/09/3/

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal UTS II
    Soal UTS II
    Dokumen1 halaman
    Soal UTS II
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Soal Uts II Farmako
    Soal Uts II Farmako
    Dokumen4 halaman
    Soal Uts II Farmako
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Enterobacteriaceae
    Enterobacteriaceae
    Dokumen12 halaman
    Enterobacteriaceae
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Wazo132 3
    Wazo132 3
    Dokumen9 halaman
    Wazo132 3
    Randy Shinichi
    Belum ada peringkat
  • Suku
    Suku
    Dokumen5 halaman
    Suku
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Diuretik PDF
    Diuretik PDF
    Dokumen7 halaman
    Diuretik PDF
    Yulius Deddy Kristianto
    25% (4)
  • Suku
    Suku
    Dokumen5 halaman
    Suku
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Suku
    Suku
    Dokumen5 halaman
    Suku
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • ANTIBIOTI2
    ANTIBIOTI2
    Dokumen5 halaman
    ANTIBIOTI2
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • Ventilasi Fisiologi Veteriner Ii
    Ventilasi Fisiologi Veteriner Ii
    Dokumen11 halaman
    Ventilasi Fisiologi Veteriner Ii
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat
  • ANTIBIOTI1
    ANTIBIOTI1
    Dokumen10 halaman
    ANTIBIOTI1
    Ayusha Haris I.P
    Belum ada peringkat