M MA AS SA AL LA AH H P PE ER RE EN NC CA AN NA AA AN N & & P PE EM MB BA AN NG GU UN NA AN N
D Do os se en n P Pe em mb bi im mb bi in ng g: :
D Dr r. . A AP PR RI IY YA AN N D DI IN NA AT TA A, , M M. .E En nv v
D Di is su us su un n O Ol le eh h: :
B BU UD DI I G GI IN NA AN ND DA A
0 07 73 34 41 10 00 04 46 6
U UN NI IV VE ER RS SI IT TA AS S I IS SL LA AM M R RI IA AU U
F FA AK KU UL LT TA AS S T TE EK KN NI IK K
P PE ER RE EN NC CA AN NA AA AN N W WI IL LA AY YA AH H D DA AN N K KO OT TA A
2 20 01 14 4
P
P
E
E
M
M
B
B
A
A
N
N
G
G
U
U
N
N
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
K
K
E
E
M
M
I
I
S
S
K
K
I
I
N
N
A
A
N
N
1
B BA AB B I I
P PE EN ND DA AH HU UL LU UA AN N
1 1. .1 1. . L La at ta ar r B Be el la ak ka an ng g
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang
muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara
yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya
pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu
yang singkat. Upaya pemecahan masalah kemiskinan tersebut sebagai upaya
untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam
kehidupan kita. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan ditinjau dari segi
materi (ekonomi). Dari kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran,
dan ketimpangan pendapatan secara berarti, maka para ahli kemudian bergeser
dari penciptaan lapangan kerja yang memadai, penghapusan kemiskinan, dan
akhirnya penyediaan barang-barang dan jasa kebutuhan dasar bagi seluruh
penduduk.
2
1 1. .2 2. . T Tu uj ju ua an n
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana
pembangunan dan kemiskinan yang berada di lingkungan sekitar.
1 1. .3 3. . R Ru um mu us sa an n M Ma as sa al la ah h
a. Apa yang dimaksud dengan pembangunan dan kemiskinan?
b. Bagaimana dampak dampak pembangunan ?
c. Sebutkan indikator indikator pembangunan?
d. Sebutkan upaya-upaya mengatasi kemiskinan?
e. Apa hubungan pembangunan dengan kemiskinan?
3
B BA AB B I II I
T TI IN NJ JA AU UA AN N P PU US ST TA AK KA A
Menurut para sarjana sains sosial dan kemanusiaan, pembangunan adalah
sebagai bagian dari proses perubahan sosial yang sifatnya lebih menyeluruh.
Pembangunan itu pula dibagi kepada dua kategori besar. Pertama, pembangunan
yang direncanakan, dan kedua pembangunan yang tidak direncanakan.
Namun jika dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah
usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik.
Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau
fasilitas agar hidup lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia
terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan
sosial budaya.
Sedangkan kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil
Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi
fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
4
B BA AB B I II II I
P PE EM MB BA AH HA AS SA AN N
3 3. .1 1. . D Da am mp pa ak k- -D Da am mp pa ak k A Ad da an ny ya a P Pe em mb ba an ng gu un na an n
Pembangunan melibatkan usaha sadar manusia merancang perubahan dalam
hidup mereka. Tindakan ini sering diungkapkan sebagai sosial engineering (mesin
sosial), yang melibatkan banyak pihak untuk menjalankan perencanaan,
pelaksanaan, penerima dan terpenting sekali pembiayaannya. Dalam konteks
sebuah masyarakat, tindakan merancang pembangunan menjadi tanggung jawab
semua lapisan rakyat, masing-masing dengan bentuk sumbangan yang tertentu
sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Ahli politik, anggota professional, para
akademik, pengusaha, pakar teknologi, kaum tani, kelas pekerja dan berbagai-
bagai golongan lain termasuk rakyat terbanyak, semuanya sama-sama terlibat
dalam proses pembangunan ini.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika
masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam
hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan
mempunyai makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh
masyarakat umum ialah perubahan.
6
5. K Ke et te er rb ba at ta as sa an n m mo od da al l
Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di negara-negara
yang sedang berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada
sebagian besar masyarakat tersebut. Seorang miskin sebab mereka tidak
mempunyai modal untuk melengkapi alat ataupun bahan dalam menerapkan
keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh
penghasilan. Keterbatasan modal bagi negara-negara yang sedang
berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung
pangkal baik dari segi permintaaan modal maupuin dari segi penawaran
akan modal.
6. B Be eb ba an n k ke el lu ua ar rg ga a
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula tuntutan/
beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai
anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan
pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka
memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi
dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap
melanda dirinya dan bersifat latent.
11
3 3. .3 3. . U Us sa ah ha a M Me en ng ga at ta as si i K Ke em mi is sk ki in na an n
Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi
di banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan
disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para
perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali
mempelajari secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong
mereka untuk mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan
pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan
dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu
proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.
Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun
mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke
penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-
jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu:
a) Perangkap kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan
pemukiman.
b) Perangkap yang mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti
fasilitas kesehatan,pendidikan ,saluran air minum ,pengangkutan ,dan
kebudayaan.
12
B BA AB B I IV V
K KE ES SI IM MP PU UL LA AN N
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan terutama
kekurangna bahan pokok seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan
sebagianya. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan ketidak mampuan
memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan
atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto, 1998).Kemiskinan
bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu
membawa hasil karena masalah memang kompleks.
Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks
masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya
memerlukan penanganan khusus.
Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan
lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika
masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.
Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam
hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan
memiliki makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh
masyarakat umum adalah perubahan.
16
D DA AF FT TA AR R P PU US ST TA AK KA A
Ahmadi, Abu.1988. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Rineka Cipta
Hidayati, Nur, dkk. 2007. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia
Soelaeman,Munandar.1987. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu
Sosial. Bandung: Eresco
http://www.wikipedia.com
17
Riau24.co
Sabtu, 05
Di Riau, A
PEKANB
APBD tah
rakyat ma
Kepala Ba
mendata, A
sekitar 8,0
"Sesuai Pe
Ujarnya.
Ironi mem
PON, sem
harus prio
om
J anuari 201
Angka Kem
ARU, (R24
hun anggara
sih menjadi
adan Pusat S
Angka kem
05% atau 48
endataan ya
mang, saat p
mentara kem
oritaskan kes
13 15:32 wib
miskinan M
4) -- J umlah
an 2013 pun
i kendala.
Statistik (BP
miskinan di R
81,31 ribu ji
ang dilakuka
emerintah m
miskinan sem
sejateraan r
b
Meningkat T
h investasi d
n bertambah
PS) Provins
Riau semenj
iwa.
an BPS data
meanggarka
makin menin
rakyat darip
Tajam
di Riau terus
h, namun pe
si Riau, Maw
jak tahun 20
a kemiskina
an 7,5 Milia
ngkat, harus
ada bentuk
s mengalam
ersoalan kes
wardi Arsya
012 lalu terj
an naik pada
ar untuk pem
snya pemeri
prestise sem
mi peningkat
ejahteraan
ad, J uma't (
rjadi kenaika
a tahun lalu
mbangunan
intah Provin
mata.
18
tan,
(4/1)
an
u"
tugu
nsi
19
Riau Pos
17 Oktober 2012
Kemiskinan Masih Menjadi Masalah Serius
PEKANBARU(RP)DataBadanPusatStatistik(BPS)Maret2012bahwaangka
kemiskinandiIndonesiamasihcukuptinggimencapai29,13jutajiwaatau11,96persen.
ProvinsiRiausejak2004sudahmengalamipenurunansebesar15,25persendan2011
menjadi8,47persen.Meskibegitutingkatkemiskinaninimasihmerupakanmasalah
yangseriusuntuksegeradientaskan.
Penanggulanganpermasalahantersebut,pemerintahmembentukTimNasional
PercepatanPenanggulanganKemiskinan(TNP2K).Timinimelakukanrapatkerja
tertuangdalamRapatTimKoordinasiPenanggulnganKemiskinan(TKPK)ProvinsiRiau.
RapattersebutdibukaSelasa(16/10)olehWakilGubernurRiau(Wagubri)HMambang
MitMMyangdiwakiliKepalaBappedaProvinsiRiauDrRamliWalidSEMSidiHotel
MutiaraMerdekaPekanbaru.
Pesertasebanyak55orang,terdiri24TKPKkabupaten/kotadan31pesertayang
berhubungandenganpenanggulangankemiskinanseRiau.
DalamsambutanpembukaanrapattersebutRamlimenyebutkan,perluadanya
komitmendarisemuaunsurpemangkukepentinganbaikswastamaupunperintahan
termasuklembagapendidikanmestimerapatkanbarisandenganmenyusunformulasi
strategisdanteknikfasilitasiprogrampemberdayaanmasyarakat.
Dikatakannya,programyangsudahberjalanatausedangberjalanuntuk
penanggulangankemiskinaninisepertiProgramKeluargaHarapan(PKH),PNPM
Pedesaan,PNPMPerkotaanmaupunPNPMlainnya,KreditUsahaRakyat(KUR)mesti
ditingkatkan.
Perludigarisbawahi,programprogrampengentaskemiskinanharusmampumenjamin
adanyaprosessosialyangnyatauntukmengungkitperubahanpolapikir,sikapdan
prilakukemandirianrakyat.Sehinggamenjadikansuatupotensidankemampuanuntuk
berdikari,ujarnya.
Dalamrapattersebutadabeberapanarasumberdiantaranya,KepalaBadan
PerencanaanPembangunanDaerahProvinsiRiauDrRamliWalidSEMSi,TNP2K
SekretarisWakilPresidenMArifTasrifSPMSe(KetuaPokjaAdvokasiTNP2K),PMD
KementerianDalamNegeriWisnuGraha.
20
Riau Terkini
Inhil Termiskin, Jumlah Penduduk Miskin Riau 1.008.321 Jiwa
J umat, 25 Pebruari 2005
Inhil menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi.
Sementara secara umum jumlah penduduk miskin di Riau lebih dari 1 juta
jiwa (22.19 %).
Riauterkini-PEKANBARU- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Riau telah melakukan pendataan masyarakat miskin di seluruh Riau.
Pendataan yang dilakukan sejak 2003 hingga 2004 itu menempatkan
Kabupaten Indragiri Hilir sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin
tertinggi, yakni 199.497 jiwa atau 31.95 % dari total penduduk 624.450 jiwa.
Sementara Pekanbaru menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin
terendah, yakni hanya 76.841 jiwa atau 10.91 % dari total penduduk 704.517
jiwa. "Memang secara umum daerah perkotaan memiliki tingkat jumlah
penduduk miskin yang rendah, misalnya Dumai juga tak sampai 20 persen,"
ujar Kepala Balitbang Riau Hendrik FH Sitompul dalam jumpa pers di Kantor
Humas Pemprop Riau, Jumat (25/2).
Sementara secara akumulatif, jumlah penduduk miskin Riau sebanyak
1.008.321 jiwa atau 22.19 % dari total jumlah penduduk Riau yang mencapai
4.543.584 jiwa. Sementara dari sisi keluarga miskin di Riau terdapat 231.468
kepala keluarga atau 23.68 % dari total jumlah kepala keluarga sebanyak
977.288.
Data kemiskinan yang dikeluarkan Balitbang Riau memang berbeda dengan
angka kemiskinan yang dikeluarkan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Riau, yakni sebesar 41.31 %. Karena angka tersebut
merupakan akumulasi dari dua klasifikasi kemiskinan, yakni miskin karena
faktor ekonomi 23.47 % dan miskin non ekonomi 17.84 %. "Artinya kalau
miskin karena ekonomi, jumlahny hampir sama dengan kita," ujar Erik
Sitompul.
Hasil pendataan yang pelaksanaanya dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS)
Riau tersebut akan menjadi panduan bagi penyusunan program pengentasan
kemiskinan di Riau.