Anda di halaman 1dari 14

FRAKTUR MAKSILA

Fraktur:
adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer
S.C & Bare B.G, 2!"
setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (#ee$es C.%, #ou& G & 'o(khart #, 2!".
Fraktur ma&illa dapat dise)a)kan oleh trauma atau karena proses patologis.
!" *raumati( +ra(ture
Fraktur yangdise)a)kan oleh pukulan pada:
perkelahian
ke(elakaan
tem)akan
2" ,athologi( +ra(ture
Fraktur yang dise)a)kan oleh keadaan patologis dimana tulang dalam keadaan sakit, tulang
tipis atau lemah, sehingga )ila ada trauma ringan seperti )er)i(ara, makan dan mengunyah
dapat terjadi +raktur.
*erjadi karena :
a" ,enyakit tulang setempat
o -ista
o *umor tulang jinak atau ganas
o -eadaan dimana resorpsi tulang sangat )esar sekali sehingga dengan atau
tanpa trauma dapat terjadi +raktur, misalnya pada osteomielitis
)" ,enyakit umum yang mengenai tulang sehingga tulang mudah patah.
o .steomala(ia
o .steoporosis
o /tro+i tulang se(ara umum
-lasi+ikasi Fraktur
Fraktur dapat )erupa
!. Single +ra(ture
Fraktur dengan satu garis +raktur
2. 0ultiple +ra(ture
*erdapat dua atau le)ih garis +raktur yang tidak )erhu)ungan satu sarna lain
1nilateral 2 jika kedua garis +raktur terletak pada satu sisi
Bilateral 2 jika ! garis +raktur pada ! sisi dan garis +raktur lain pada sisi lain.
3. Communited +ra(ture
1
*ulang han(ur atau remuk menjadi )e)erapa +ragmen ke(i ! atau )erkeping4keping,
misalnya symphis mandi)ularis dan di daerah anterior ma&ila.
5. Compli(ated +ra(ture
*erjadi suatu dislokasi6displa(ement dari tulang sehingga mengaki)atkan kerusakan
tulang4tulang yang )erdekatan, gigi, dan jaringan lunak yang )erdekatan
7. Complete +ra(ture
*ulang patah semua se(ara lengkap menjadi 2 )agian atau le)ih.
8. 9n(omplete +ra(ture
*ulang tidak patah sarna sekali, tetapi hanya retak juga penyatuan tulang tidak
terganggu. :alam keadaan seperti ini lakukan dengan )andage dan rahang diistirahatkan
!43 minggu.
;. :epressed +ra(ture
Bagian tulang yang +raktur masuk ke dalam suatu rongga. Sering pada +raktur ma&illa
yaitu pada permukaan +asial dimana +raktur tulang terdorong masuk ke sinus ma&illaris.
<. 9mpa(ted +ra(ture
:imana +raktur yang ! didorong masuk ke +ragmen tulang lain. Sering pada tulang
zygomati(us.
,em)agian /rea Fraktur ,ada rahang
#ahang /tas 0a&illa (-illey"
4 :ento al$eolar +raktur
4 'e Fort 9
4 'e Fort 99
4 'e Fort 999
F#/-*1# 0/=9''/
9nsidens
-lasi+ikasi, *anda dan Gejala
1) Dento Alveolar Fracture
Suatu +raktur di daerah pro(essus ma&illaris yang )elum men(apai
daerah 'e Fort 9 dan dapat terjadi unilateral maupun )ilateral. Fraktur ini meliputi pro(essus
al$eolaris dan gigi4gigi.
Gejala klinik
>&tra oral :
o 'uka pada )i)ir atas yang dalam dan luas. 'uka laserasi pada )i)ir sering
disertai perdarahan, kadang4kadang terdapat patahan gigi dalam )i)ir yang
luka terse)ut.
o Bi)ir )engkak dan edematus
2
o >(hymosis dan hematoma pada muka
9ntra oral :
o 'uka laserasi pada gingi$a daerah +raktur dan sering disertai perdarahan.
o /danya su)lu&atio pada gigi sehingga gigi terse)ut )ergerak, kadang4kadang
)erpindah tempat.
o /danya al$ulatio gigi, kadang4kadang disertai tulang al$eolusnya
o Fraktur (orona gigi dengan atau tanpa ter)ukanya kamar pulpa
2. Le Fort I:
,ada +raktur ini, garis +raktur )erada di antara dasar dari sinus ma&illaris dan dasar dari
or)ita. ,ada 'e Fort 9 ini seluruh pro(essus al$eolaris rahang atas, palatum durum, septum
nasalis terlepas dari dasarnya sehingga seluruh tulang rahang dapat digerakkan ke segala
arah. -arena tulang4tulang ini diikat oleh jaringan lunak saja, maka terlihat seperti tulang
rahang terse)ut mengapung (+loating +ra(ture". Fraktur dapat terjadi unilateral atau )ilateral.
Suatu tam)ahan +raktur pada palatal dapat terjadi, dimana terlihat se)agai suatu garis
e(hymosis.
Geiala klinik
>&tra oral :
o ,em)engkakan pada muka disertai $ulnus la(eratum
o :e+ormitas pada muka, muka terlihat asimetris
o ?ematoma atau e(hymosis pada daerah yang terkena +raktur, kadang4kadang
terdapat in+raor)ital e(hymosis dan su)(onjun(ti$al e(hymosis
o ,enderita tidak dapat menutup mulut karena gigi posterior rahang atas dan rahang
)a@ah telah kontak le)ih dulu.
9ntra oral
o >(hymosis pa(ta mu(o)u(al rahang atas
3
o Aulnus la(eratum, pem)engkakan gingi$a, kadang4kadang disertai goyangnya
gigi dan lepasnya gigi.
o ,erdarahan yang )erasal dari gingi$a yang luka atau gigi yang luka, gigi +raktur
atau lepas.
o .pen )ite maloklusi sehingga penderita sukar mengunyah
3. Le Fort II :
Garis +raktur meliputi tulang ma&illaris, nasalis, la(rimalis, ethmoid, sphenoid dan sering
tulang $omer dan septum nasalis terkena juga.
Gejala klinik
>&tra oral :
o ,em)engkakan he)at pada muka dan hidung, pada daerah terse)ut terasa sakit.
o :ari samping muka terlihat rata karena adanya de+ormitas hidung.
o Bilateral (ir(um e(hymosis, su)(onjun(ti$al e(hymosis.
o ,erdarahan dari hi dung yang disertai (airan (ere)rospinal.
9ntra oral
o 0ulut sukar di)uka dan rahang )a@ah sulit digerakkan ke depan
o /danya maloklusi open )ite sehingga penderita sukar mengunyah.
o ,alatum mole sering jatuh ke )elakang sehingga dorsum lidah tertekan sehingga
tim)ul kesukaran )erna+as.
o *erdapatnya kelainan gigi )erupa +raktur, a$ultio,lu&atio.
o ,ada palpasi, seluruh )agian rahang atas dapat digerakkan, pada )agian hidung
terasa adanya step atau )agian yang tajam dan terasa sakit.
4
Le Fort III
Fraktur ini mem)entuk garis +raktur yang meliputi tulang4tulang nasalis, ma&illaris, or)ita,
ethmoid, sphenoid dan zygomati(us ar(h. Sepertiga )agian tengah muka terdesak ke )elakang
sehingga terlihat muka rata yang dise)ut B:ish Shape Fa(eB. :ispla(ement ini selalu dise)a)kan
karena tarikan ke arah )elakang dari 0.pterygoideus dimana otot ini melekat pda sayap ter)esar
tulang sphenoid dan tu)erositas ma&illary.

Geiala klinik
>&tra oral :
o ,em)engkakan he)at pada muka dan hidung
o ,erdarahan pada palatum, pharin&, sinus ma&illaris, hidung dan telinga.
o *erdapat )ilateral (ir(um e(hymosis dan su)(onjun(ti$al e(hymosis.
o ,ergerakan )ola mata ter)atas dan terdapat kelainan C.opti(us dan sara+ motoris
dari mata yang menye)a)kan diplopia, ke)utaan dan paralisis )ola mata yang
temporer.
o :e+ormitas hidung sehingga mata terlihat rata.
o /danya (ere)rospinal rhinorrhoea dan umumnya )er(ampur darah
o paralisis C.Fasialis yang si+atnya temporer atau permanen yang menye)a)kan
BellDs ,alsy.
9ntra oral :
o 0ulut ter)uka le)ih le)ar karena keadaan open )ite yang )erat.
o #ahang atas dapat le)ih mudah digerakkan
5
o ,erdarahan pada palatum dan pharyn&.
o ,erna+asan tersum)at karena tertekan oleh dorsum lidah.
7. Eygomati(us Comple& Fra(ture
*ulang zygoma adalah tulang yang kokoh pada @ajah dan jarang mengalami +raktur. Camun
tempat penyam)ungan dari lengkungnya sering +raktur. Fang paling sering mengalami
+raktur adalah temporal sutura dari lengkung rahang.Fraktur garis sutura rim in+ra or)ital,
garis sutura zygomati( +rontal dan zygomati( ma&illaris.

Fraktur ini )iasanya unilateral, sering )ersi+at multiple dan (ommunited, tetapi karena adanya
otot zygomati( dan jaringan pelindung yang te)al, jarang )ersi+at (ompound. :ispla(ement
terjadi karena trauma, )ukan karena tarikan otot. *rauma6pukulan )iasanya mendorong )agian4
)agian yang patah ke dalam.
Geiala klinik
o ,enderita mengeluh sukar mem)uka rahang, merasa ada sesuatu yang menahan,
@aktu mem)uka mulut ke depan (ondyle seperti tertahan.
o Bila (edera sudah )e)erapa hari dan pem)engkakan hilang, terlihat adanya
depresi yang nyata sekeliling lengkung dengan le)ar ! atau 2 jari yang dapat
dira)a.
o ,em)engkakan perio)ital, e(hymosis.
o ,alpasi lunak
o #asa nyeri
o >pistaksis, perdarahan hidung dise)a)kan karena (edera, terso)eknya selaput
lendir antral oleh depresi +raktur zygomati( dengan perdarahan le)ih lanjut ke
antrum melalui ostium ma&illa ke rongga hidung.
o #asa )aal di )a@ah mata, rasa ter)akar dan paraesthesia
6
o ,erdarahan di daerah konjungti$a
o Gangguan penglihatan diplopia, ka)ur.
Pemeriksaaan Raiolo!i
,emeriksaan radiologi digunakan untuk menunjang diagnosa. 1ntuk menegakkan diagnosa
yang tepat se)aiknya digunakan )e)erapa posisi pengam)ilan +oto, karena tulang muka
kedudukannya sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan kita untuk melihatnya dari satu
posisi saja.
,emeriksaan #o Foto untuk +raktur ma&illa antara lain :
!. ,/ position
2. Gaters position
3. 'ateral position
5. .((ipito 0ental ,roje(tion
7. Eygomati(us
8. ,anorami(
;. .((lusal $ie@ dari ma&illa
<. 9ntra oral dental
Pera"atan Fraktur
,era@atan +raktur ditujukan pada penempatan ujung tulang yang +raktur pada hu)ungan yang
)enar sehingga ujung tulang terse)ut )ersentuhan dan dipertahankan pada posisi terse)ut
sampai penyem)uhan terjadi.
#eposisi6reduksi +raktur ada 2 (ara
1) Close redu(tion
Banyak terdapat (ara reposisi. Cara yang mudah adalah reposisi tertutup yaitu manipulasi
tulang dengan tarikan yang dilakukan di )a@ah kulit yang inta(t sampai +raktur )erada
pada posisi yang )enar. +raktur yang dapat dilakukan reposisi tertutup, )ila garis +raktur
simpe!, posisi (ukup )aik dan terjadinya +raktur masih )aru

a) #eduksi yang dilakukan pada +raktur dengan (ara manipulasi. Cara ini dilakukan
pada +raktur yang masih )aru dan mudah dikem)alikan pada tempat semula.
Caranya :
-ita ra)a permukaan tulang yang patah melalui intra dan ekstra oral, lalu kita
perhatikan oklusinya. Setelah ka@at +iksasi dipasang, )aru reduksi dikerjakan yaitu
dengan manipulasi )agian4)agian tulang yang patah itu sampai kedudukannya seperti
semula.
b) #eduksi dengan tarikan
7
Fang paling sering dipakai yaitu interma&illary tra(tion yaitu penarikan rahang )a@ah
dan rahang atas. Cara ini dilakukan )ila displa(ement sukar dimanipulasi pada
tempat4tempat yang diinginkan yang mungkin oleh karena adanya spasmus otot dan
+raktur yang sudah lama sehingga terjadi malunion yang sukar dikem)alikan ke
keadaan semula.
2) .pen redu(tion (dengan (ara operasi"
Cara ini dipakai jika reduksi tertutup tidak dapat dikerjakan, le)ih sering dikerjakan untuk
+iksasi dari pada untuk reduksi +raktur.
Fiksasi an Immo#ilisasi
,ada +raktur yang dilakukan reposisi tertutup ketika tulang rahang dan gigi sudah terletak pada
posisi yang tepat, maka dapat dipertahankan dengan menggunakan ka@at /r(h Bar, mem)e)at
gigi, pita elasti( atau ka@at yang menghu)ungkan mandi)ula dan maksila. Fiksasi dapat
dilakukan langsung pada gigi atau otot4otot sekitar rahang, sehingga dapat di)agi menjadi :
1) 9ndire(t dental +i&ation
0engikat rahang atas dan rahang )a@ah )ersama4sama dalam keadaan oklusi dengan
mempergunakan pengikat atau elasti( )and. ,ada +iksasi harus diperhatikan oklusi gigi
atas dan )a@ah harus )aik.
/da 2 ma(am (ara :
a" -om)inasi @iring dengan interma&illary +i&aton menurut (ara Gilmer atau 9$y.
)" -om)inasi ar(h )ar dengan interma&illary +i&ation.
(" 0a(am4ma(am ar(h )ar : %elenko, >ri(h, Ginter
2) :ire(t :ental Fi&ation
9mmo)ilisasi dari +ragmen4+ragmen dengan menggunakan splint )ar atau @ire di antara dua
atau le)ih gigi pada daerah +raktur.
Giring merupakan (ara yang paling mudah. *ekniknya : 0engelilingi dua gigi yang
)erdekatan kemudian menuju garis +raktur dengan sepotong ka@at dengan mengikatnya
kuat4kuat. Cara ini kurang sta)il dan tidak dapat dipertanggungja@a)kan sehingga jarang
dipakai.
3) 9ndire(t Skletal Fi&ation
Fang termasuk (ara ini :
4 :enture atau gurting splint dengan head )andage
4 Cir(um+erential @iring
4 >&ternal +i&ation
,era@atan :e+initi+ Fraktur 0a&illa
A) Fraktur :entoal$eolar
8
Be)erapa kemungkinan dapat terjadi :
1) -orona gigi patah tanpa mengenai pulpa 4 Buat #o +oto dan tes
pulpanya
4 Aitalitas pulpa perlu diikuti perkem)angannya di kemudian hari
4 -ematian pulpa dapat )eraki)at dental granuloma atau kista radikularis di
kemudian hari.
2) ,atah korona gigi dan mengenai pulpa
4 #o +oto dan pera@atan endodontik
4 Bila giginya remuk atau patah akarnya se)aiknya di(a)ut.
,atah akar gigi yang kurang dari !63 apikal dapat di(o)a dipertahankan.
3) Gigi yang dislokasi
4 #o +oto dalam keadaan reposisi dan +iksasi
4 Bila gigi terlepas, diadakan pengisian seluruh akar se(ara retrograd atau kon$ensional
dan diadakan replantasi. Biasanya gigi ini dapat )ertahan )e)erapa tahun meskipun
akhirnya terjadi ankilosis dan resorpsi.
4) Fraktur tulang al$eolar
Seringkali diperlukan de)ridement untuk mem)ersihkan kepingan tulang
yang terlepas, jaringan nekrotik dan )enda asing.
Bila se)agian tulang al$eolar terlepas sarna sekali dari muko4periosteum,
se)aiknya diangkat. Bila masih melekat dapat direposisi dan +iksasi.
1mumnya +iksasi dengan /r(h Bar mem)erikan hasil yang memuaskan,
interma&illary +i&ation tidak diperlukan ke(ulai pada +raktur tulang al$eolar
regia molar dan premolar. Fiksasi dengan eyelet, )aik jenis 9$y dan StoutHs
jarang memuaskan.
B) Fraktur 'e Fort 9, 99, 999
,enanganan +raktur langsung pada memposisikan kem)ali ma&illa pada hu)ungan yang
tepat dengan mandi)ula serta dengan dasar tengkorak dan mengimmo)ilisasikannya.
Se(ara garis )esar immo)ilisasi dapat di)agi dalam 2 golongan )esar :
1) 9mmo)ilisasi e&tra oral 2 >&ternal +i&ation
*ermasuk apa yang dise)ut sekarang ini se)agai modern (on(ept merupakan suatu
(ara rutin dalam pera@atan +raktur !63 tengah tulang muka. :i Barat teknik ini kurang
sesuai dengan situasi di 9ndonesia, karena peralatan yang mahal dan la)oratorium yang
kurang memadai. :itinjau dari segi sta)ilitas, alat ini sangat ideal tetapi se(ara
psikologis sering tidak dapat diterima se(ara )aik oleh penderita. 9ni dise)a)kan
)entuk alat yang menakutkan )agi penderita yang harus terus memakainya selama
pera@atan. Berarti dia harus tinggal di #S selama pemakaian alat terse)ut. 0eskipun
demikian peralatan itu tetap diperlukan pada pera@atan +raktur !63 tengah tulang muka
yang parah dan rumit.
9
Se(ara singkat teknik ini se)agai )erikut :
4 0a&illa yang mengalami +raktur ditahan ,laster o+ ,aris ?ead Cap dengan
)antuan )ar penghu)ung ((onne(ting )ar", (ap splint, dan e&tention rodnya.
0a&illa yang dihu)ungkan dengan head (ap dise)ut Cranioma&illary +i&a tion.
Bi la mandi)u!a yang dihu)ungkan dengan head (ap dise)ut Cranio4mandi)ula
+i&ation.
4 Selain itu dapat diperkuat dengan menam)ahkan trans)u(al (he(k @ire. Bila (ap
splint pada gigi ge!igi tidak dapat di)uat dapat diganti dengan /r(h Bar pada
ma&illa dan mandi)ula dan disatukan dengan 90F. /r(h )ar mandi)ula perlu
diperkuat dengan (ir(um+erential @iring pada 363 dan dihu)ungkan dengan head
(ap melalui trans)u((al (he(k @ire.
4 ?ead (ap dapat diganti dengan halo+rame yang mempunyai +ungsi sarna dengan
head (ap tetapi jauh le)ih sta)ile Frame ditempatkan di sekitar (ranium dengan 5
)uah paku.
Supraor)ital pins adalah pilihan lain dari head (ap. :ua )uah pin di tempatkan pada supraor)ital
ridge kanan dan kiri. -edua pin ini dihu)ungkan dengan se)uah )ar yang melengkung. Bar ini
kemudian dihu)ungkan dengan perantaraan suatu (onne(ting )ar lurus dengan e&tension rod dari
alat4alat +iksasi pada rahang.
2) 9mmo)ilisasi dalam jaringan %enis ini dapat )erupa
a. Fiksasi langsung dengan transosseus @iring pada garis +raktur
). *eknik suspensi dari ka@at (internal @ire suspension te(hniIue"
*eknik +iksasi ini tidak memerlukan alat4alat yang mahal atau +asilitas la)oratorium yang
mutakhir. *eknik ini dapat diterima dengan )aik oleh penderita karena peralatan +iksasi tidak
tampak dari luar sehingga penderita dapat meninggalkan #S le)ih (epat. ,ada teknik ini
maksila ditahan dengan ka@at pada )agian tulang muka yang tidak mengalami (edera yang
)erada di a tas garis +raktur. -a@a t suspensi ini dihu)ungkan dengan ka@at +iksasi6ar(h )ar
pada mandi)ula. 1ntuk memperkuat ar(h )ar mandi)ula terhadap tarikan ka@at suspensi,
dianjurkan pemakaian (ir(um+erential @iring pada 363. :engan demikian maksila terj epi t di
antara mandi)ula dan )agian tulang muka yang sta)il.
*eknik suspensi dengan ka@at ini dapat )erupa
a" Cir(umzygomati(
-a@at penggantung6penahan melalui atau meliputi ar(us zygomati(us
)" Eygomati(4mandi)ula
-a@at melalui lu)ang pada tulang zygoma
(" 9n+erior or)ital )order4mandi)ula
-a@at melalui lu)ang pada lo@er or)ital rim
d" Fronto4mandi)ular
10
-a@at melalui lu)ang pada zygomati( pro(essus pada tulang +rontal
e" ,yri+orm +ossa mandi)ular
-a@at me!alui lu)ang pada +ossa pyri+ormis. 9ni hanya untuk pera@atan 'e Fort 9 dan
sangat kurang sta)il.
+" Casal septum4mandi)ular
Fiksasi ini sangat tidak sta)il
,ada )e)erapa keadaan, suspensi langsung terhadap maksila dapat dilakukan yaitu apa)ila
artikulasi gigi geligi yang tepat tidak mutlak diperlukan , misalnya pada :
a) Salah satu rahang tidak )ergigi
b) 9mmo)ilisasi mandi)ula tidak diperlukan
c) Suatu keadaan dimana immo)ilisasi mandi)ula merupakan kontraindikasi, misalnya
pada o)struksi nasal yang )erat.
3) Fraktur zygomati( komple&
Cara ekstra oral
a. *eknik Gillies
lnsisi di)uat di daerah temporal sepanjang 2 (m di antara )i+urkasi A.temporalis
super+isialis mem)entuk sudut kira4kira 57J dengan )idang oklusal. Fas(ia temporalis
die&posed, diinsisi dan Bristo@Hs >le$ator dimasukkan untuk mengungkit tulang
zygoma pada kedudukan yang normal.
). >&ternal in(ision langsung dilakukan di antara +raktur.
Se)uah hook khusus dimasukkan ke )a@ah tulang dan diungkit ke posisi yang normal.
Cara intra oral :
9nsisi di)uat pada sul(us )u(alis, lalu se)uah ele$ator dimasukkan untuk mengungkit
)agian4)agian +raktur ke posisi semula. Fraktur yang tidak sta)il diperlukan
transusseus @iring langsung pada daerah yang patah terse)ut. 9nterma&illary +i&ation
)iasanya tidak diperlukan. Fraktur pada daerah ar(us zygomati(us )iasanya tidak
memerlukan +iksasi karena keseim)angan otot4otot antara 0.maseter di )a@ah dan
+as(ia temporalis di atasnya.
Laman$a %iksasi
Fang dimaksud dengan sem)uh yaitu tidak terdapatnya mo)ilitas pada daerah +raktur )ila
dilakukan manipulasi dengan tangan.
4 #/ (maksila" 5 minggu
4 #B (mandi)ula" 74K minggu
4 Fra(ture (ondyle 2 minggu
0engingat (epatnya penyem)uhan +raktur dipengaruhi )anyak +aktor, misalnya he)atnya
+raktur, keadaan umum penderita, gizi penderita, ketrampilan operator dan )er)agai +aktor
11
lokal, maka se)elum dilakukan pem)ukaan alat4alat +iksasi, diperlukan suatu pengamatan le)ih
dulu terhadap penyem)uhan +raktur terse)ut.
Pera"atan Pasca #ea&
A) Pera"atan se!era setela& o'erasi
Setelah operasi dengan narkose, ahli anestesi akan mengangkat endotrakeal tu)e, )ila
re+lek )atuk sudah pulih. Bila keadaan jalan na+as penderita mengkha@atirkan,
nasopharingeal tu)e dapat dipertahankan sampai 25 jam, ini dapat kita diskusikan dengan
ahli anestesi.
/lat penyedot dan alat pemotong ka@at harus selalu tersedia )ilamana diperlukan.
Seharusnya seorang pera@at yang )erpengalaman menga@asi di sisi pasien sampai pasien
sadar )etul.
B) /nti)iotika dan analgetik
,em)erian anti)iotik sangat perlu sekali )agi setiap +raktur rahang, apalagi setelah
dilakukan tindakan reposisi dan +iksasi. ,em)erian dalam )entuk kapsul atau ta)let adalah
sulit karena adanya 90F.
.)at dalam )entuk (airan le)ih )aik )agi penderi ta. ,em)erian se(ara parenteralpum
dapat dilakukan.
Bila +iksasi )aik analgetik )iasanya tidak mutlak di)erikan.
C) ,em)erian makanan
0akanan umumnya dalam )entuk (airan atau setengah (airan.
0akan dapat di)erikan melalui (elah yang ada antara gigi atau pada +ossa retromolar.
D) -e)ersihan mulut
,em)ersihan gigi dan ka@at +iksasi adalah sangat penting untuk mengurangi terjadinya
in+eksi.
>. ,em)erian $itamin /, :, B (ompleks, mineral Ca, +os+at.
-omplikasi Fraktur #ahang
Faktor4+aktor yang memudahkan terjadinya komplikasi +raktur:
1) Besarnya trauma yang terjadi
Bila trauma yang terjadi )egitu )esar sehingga selain kerusakan tulang juga terjadi
kerusakan jaringan.
2) :aerah +raktur yang ter)uka
12
,ada +raktur kemungkinan terjadi se)agian daerah +raktur yang ter)uka, yang
memudahkan terjadinya in+eksi. :engan adanya in+eksi kemungkinan terjadinya
kerusakan jaringan makin le)ih )esar.
3) Fraktur tidak dira@at atau pera@atan yang tidak sempurna.
,ada +raktur yang tidak dira@at dapat terjadi komplikasi seperti malunion, delayed union
dan keadaan yang le)ih )erat. :emikian juga pada pera@atan yang tidak sempurna,
keadaan yang le)ih )erat dapat terjadi dengan tim)ulnya in+eksi aki)at komplikasi yang
terjadi dan ini )erpengaruh pada penyem)uhan yang diharapkan.
4) -eadaan gigi4geligi
-eadaan gigi yang kurang )aik seperti anatomi gigi, posisi gigi yang kurang )aik dan
adanya gigi yang gangren dapat mernpermudah tirn)ulnya komplikasi )ila terjadi +raktur
di regio terse)ut.
Kom'likasi setela& 'era"atan %raktur
1) 9n+eksi
2) :elayed union
Se)a) :
o #eduksi kurang )aik
o /danya interposisi dari serat4serat otot, +ragmen
o tulang yang ke(i!4ke(il atau adanya gigi pada garis +raktur
o /danya +okal in+eksi
o #eaksi penyem)uhan dari tu)uh yang rendah
o ,enyakiy 4penyakit sistemik seperti si+ilis, *BC, dan
o lain4lain.
o Fiksasi dan imo)ilisasi yang tidak )aik
,era@atan terhadap delayed union
o 4 ?ilangkan semua +aktor penye)a)
o Bila perlu lakukan operasi ulang
3) 0alunion
Se)a) :
4 #eduksi yang tidak tepat
4 /lat +iksasi dan immo)ilisasi yang tidak )aik ,era@atan malunion :
4 #e+ra(turing, kemudian ulangi reduksi, immo)ilisasi dan +iksasi
4 Bila union sudah kuat, perlu tindakan osteotomi melalui garis +raktur semula
4) Con union
13
Se)a) :
4 0enangguhkan pera@atan yang terlalu lama
4 #eduksi yang )uruk
4 Fiksasi dan immo)ilisasi yang tidak )aik
4 /lat +iksasi terlalu (epat di)uka
4 /danya )enda asing di garis +raktur
5) -erusakan sara+
:apat terjadi paraesthesia karena kerusakan n.al$eolaris in+erior pada #B, kerusakan
n.in+ra or)italis, n.al$eolaris superior serta (a)ang4(a)angnya pada #/.
6) *rismus
,enderita sukar mem)uka mulut.
Faktor4+aktor yang mempengaruhi proses penyem)uhan terse)ut, antara lain
1) 1mur
2) -eadaan umum
3) Bentuk +raktur
4) %arak antara kedua +ragmen tulang
5) Aaskularisasi dari kedua +ragmen
6) 9n+eksi
7) ,era@atan
14

Anda mungkin juga menyukai