Anda di halaman 1dari 40

KEBIJAKAN BANK INDONESIA DALAM

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & UMK


DEPARTEMEN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Maret 2014
Latar
Belakang
Keuangan
Inklusif
Pengembangan
UMKM
2
3
Akses Keuangan dan UMKM dalam Destination
Statement Bank Indonesia
VISI BI

MISI BI

10 Sasaran Konkrit BI 2018:
1. Terkendalinya inflasi sesuai dengan target
yang ditetapkan
2. Terkendalinya nilai tukar yang stabil sesuai
dengan keseimbangan internal dan eksternal
3. Terwujudnya pasar keuangan yang dalam dan
efisien
4. Terpeliharanya stabilitas sistem keuangan
guna mendukung pencapaian inflasi yang
rendah dan nilai tukar yang stabil
5. Terwujudnya sistem keuangan yang semakin
inklusif
6. Terpeliharanya sistem pembayaran yang
aman, efisien, dan lancar, dengan
memperhatikan perluasan akses dan
kepentingan nasional
7. Terjaganya kesinambungan keuangan BI
8. Terwujudnya kapabilitas internal yang kuat
9. Terakumulasinya dukungan SDM yang
kompeten
10.Terpeliharanya persepsi positif BI

Sasaran Utama BI
SU #2 Menetapkan arah dan mewujudkan strategi jangka
menengah-panjang fungsi moneter, SSK, dan sistem
pembayaran yang integratif dan berorientasi ke depan

Sasaran Strategis BI
SS #5 Mewujudkan keuangan inklusif yang terarah, efisien,
dan sinergis
Indikator Kinerja Utama DPAU
a. Pengembangan sektor riil melalui pengembangan klaster
ketahanan pangan termasuk volatile foods
b. Peningkatan jumlah wirausaha baru yang difasilitasi BI
c. Pertumbuhan kredit UMKM (2014)
d. Share kredit produktif UKM terhadap total kredit
e. Jumlah rekening TabunganKu dan basic saving account
4
Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan Akses
Keuangan dan UMKM
Sebelum 1999
Developmental Role
1999 - 2013
Promotional Role
2014 -
Bank Indonesia baru

Background :
Pasar keuangan belum
berkembang.
Target pembangunan
sektor penting perlu
dukungan pendanaan.
Instrumen kebijakan
moneter langsung
mempengaruhi likuiditas
perekonomian.

Legal basis:
UU No. 13/1968


Background :
Perkembangan pasar
keuangan.
Instrumen kebijakan
moneter tidak langsung.


Legal basis:
UU No. 23/1999 sbgm
terakhir diubah dg UU
No.3/2004


Background :
Bank Indonesia baru pasca OJK.

Penajaman framework
pengembangan UMKM dan akses
keuangan: Membantu menjaga
inflasi dari sisi supply, &
mendukung pertumbuhan
ekonomi yg inklusif.


Legal basis:
UU No. 23/1999 sbgm
terakhir diubah dg UU
No.3/2004

Instrumen :
Penyediaan KLBI,
Ketentuan kuota KUK
Kebijakan kredit sektoral
Bantuan teknis
Instrumen :
Bantuan teknis
Pengaturan
Kemitraan strategis
Instrumen :
Bantuan teknis
Pengaturan
Kemitraan strategis
5
High income
OECD & non-
OECD
92%
Central Asia &
Eastern
Europe
50%
East Asia &
Pacific
42%
South Asia
22%
Middle East &
North Africa
42%
Sub-Saharan
Africa
12%
Latin America &
Caribbean
40%
Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011
Indonesia 19.6%
Malaysia 66.7%
Philippines 26.5%
Thailand 77.7%
Vietnam 21.4%
India 35.2%
China 63.8%
Russia 48.2%
Brazil 55.9%
INDONESIA
20%
Hanya 20% orang dewasa di Indonesia yg memiliki rekening di Lembaga Keuangan Formal (World
Bank 2011)
Latar Belakang Keuangan Inklusif
Terdapat 48% rumah tangga yg memiliki tabungan di Bank, LKNB & Non Lembaga Keuangan
(Survey Neraca Rumah Tangga BI - 2011)
7
20%
Savers Financial Inclusion Borrowers Financial Inclusion
> 68% masyarakat menabung
> 48% hny menabung di bank > 17% pembiayaan dari bank
> 40% tidak bisa meminjam
> 36% meminjam dari informal
sumber: Survei Neraca Rumah Tangga BI - 2011
sumber: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011
35,31%
Latar Belakang Keuangan Inklusif
8
Masih banyak wilayah di Indonesia yang
masih underbanked.
Sumber: SEKDA-Bank Indonesia dan Badan Pusat
Statistik, 2011, diolah.
Berdasarkan grafik di atas terlihat
bahwa di wilayah Jawa dan Bali, 1
kantor bank melayani area seluas 1
10km
2
, sementara di wilayah
Indonesia Timur 1 kantor bank
melayani lebih dari 1000 km
2.

Rasio luas wilayah provinsi dengan jumlah kantor bank di wilayah tersebut
R
a
s
i
o

l
u
a
s

w
i
l
a
y
a
h

d
e
n
g
a
n







j
u
m
l
a
h

k
a
n
t
r
o
r

b
a
n
k

Latar Belakang Keuangan Inklusif
9
Demand
(Masyarakat)
Supply
(Penyedia Jasa Keuangan)
Pendapatan yang rendah
Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank
terdekat
Mahalnya biaya administrasi dan
transaksi untuk volume yang kecil
Informasi produk bank yang masih
terbatas
Tingkat pengetahuan keuangan yang
rendah
Produk yang kurang sesuai
(tabungan murah, kredit harian)
Psikologi, image dan budaya
Antrian yang panjang
Pendirian cabang bank sangat mahal
Persyaratan yang ditetapkan oleh
regulator
Persyaratan yang ditetapkan oleh
bank
Proses yang kompleks
Formalitas tinggi
Prefer nasabah non-grass root
Hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, 2004) :
1. Hambatan harga (price barriers);
2. Hambatan informasi (information barrier); dan
3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers).
4. Hambatan channel
Latar Belakang Keuangan Inklusif
10
1. Ekonomi biaya mahal
2. Memperbesar inequality
3. Sasaran eksploitasi oleh non formal
4. Memperlamban pertumbuhan
perekonomian
5. Rigiditas gap kemiskinan
6. Eskalasi krisis
7. Social problem

Dampak Keuangan Eksklusif
11
Hak setiap orang untuk memiliki akses dan
layanan penuh dari lembaga keuangan secara
tepat waktu, nyaman, informatif, dan terjangkau
biayanya, dengan penghormatan penuh kepada
harkat dan martabatnya. (Strategi Nasional
Keuangan Inklusif, 2012)

Keuangan Inklusif
12
1. Mempercepat akses masyarakat ke layanan
keuangan.
2. Menyediakan sarana keuangan yang murah, mudah
dan aman
3. Menyediakan produk dan jasa yg sesuai kebutuhan
masyarakat.
4. Mengurangi ekploitasi masyarakat oleh sektor non
formal
5. Meningkatkan pemahaman dan kapabilitas keuangan
masyarakat.
Tujuan Keuangan Inklusif
13
Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
pemerataan pendapatan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia melalui
penciptaan sistem keuangan yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat
Visi
Memberikan support pada konsumsi penduduk miskin.
Pemberdayaan Masyarakat Miskin.
Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat miskin.
Menjadikan strategi keuangan inklusif sebagai bagian dari strategi besar
pembangunan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan.
Menyediakan jasa dan produk keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan layanan jasa
keuangan.
Meningkatkan akses masyarakat akan layanan jasa keuangan.
Memperkuat sinergi antara bank, lembaga keuangan mikro, dan lembaga
keuangan non-bank.
Mengoptimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk memperluas
cakupan layanan jasa keuangan.
Misi
Strategi Nasional Keuangan Inklusif
14
TabunganKu
Layanan
Keuangan
Digital
Pembiayaan
Start-Up
Tujuan
Utama
Fasilitas
Intermediasi &
Distribusi

Kebijakan /
Peraturan
Pendukung

Pemetaan
Informasi
Keuangan
Fasilitas
Keuangan
Publik

Perlindungan
Konsumen

Edukasi
Keuangan
Pilar Keuangan Inklusif
Mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan,
pemerataan pendapatan & stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan
menciptakan sistem keuangan yg dapat diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat
Mediasi
Perbankan
Transparansi
Produk
Multilicensing
Kebijakan
Layanan
Keuangan
Digital
Kebijakan
kredit UMKM
Edukasi :
Pelajar
TKI
Masyarakat lain
(Petani , Nelayan,
Daerah
Perbatasan)
Kampanye
Bersama
Financial
Identity Number
(FIN)
Informasi harga
komoditi
melalui Website
& HP
PKH
Jamkesmas
BLT
Bansos
BLSM

Strategi/
Program
Program
Strategi Nasional Keuangan Inklusif
15
Edukasi Keuangan
Sasaran
a. Pelajar (SD, SMP, SMA/setingkat,
Univ.)
b. Kelompok Masyarakat Tertentu (TKI,
nelayan, petani, buruh, Masyarakat di
Kawasan perbatasan.)
Tujuan
Tahun 2013
Pelaksanaan & pengembangan edukasi keuangan kepada
masyarakat : pelajar SD, SMP, SMA sederajat, mahasiswa,
kelompok usaha, Petani, Nelayan, TKI, Buruh dan masyarakat
di kawasan perbatasan.
Pelaksanaan edukasi keuangan kepada agen terkait
implementasi Digital Financial Services
Rencana 2014
Integrasi kurikulum 156 sekolah.
Pilot project di 7 Ibukota Prov.
MoU dengan Kanwil Kemenag Jabar.
Penyempurnaan bahan ajar.
Pelaksanaan ToT.
Integrasi kurikulum nasional 2013 (SMA).
Penjajakan integrasi edukasi keuangan dalam kurikulum dasar
(SD dan SMP).
Penjajakan edukasi keuangan kepada Masyarakat tertentu
(Petani).
Penyusunan Materi Edukasi Keuangan kepada masyarakat
tertentu.
Pelatihan TKI.
Edukasi keuangan kepada masyarakat daerah perbatasan.
Jangka Waktu:
Multiyears s.d. 2018
Monitoring Per Semester

Secara umum Meningkatkan
pengetahuan keuangan.
Secara khusus (a) Bagi pelajar:
materi edukasi keuangan masuk
kurikulum nasional; (b) Bagi TKI:
materi edukasi keu masuk ke dlm
materi pelatihan kesiapan TKI
16
TabunganKu
TabunganKu
Tabungan untuk perorangan warga
Indonesia dgn persyaratan mudah & ringan
yg diterbitkan secara bersama oleh Bank-
bank di Indonesia guna menumbuhkan
budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
Memperluas akses layanan keuangan bagi
masyarakat, melalui penyediaan tabungan
murah. Hal ini sebagai upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menabung


Tahun 2013
Penyempurnaan fitur TabunganKu
Monitoring program oleh KPwBI-DN.
Penyaluran bantuan pemerintah melalui TabunganKu
Pelaksanaan, pengembangan & evaluasi kegiatan TabunganKu
dalam rangka mendorong ketersediaan dan pemanfaatan
TabunganKu
Rencana 2014
Jangka Waktu:
Multiyears s.d. 2018
Monitoring Per Semester

Sasaran:
Masyarakat Umum dan Pelajar

17
Belum ada produk tabungan yang memiliki fitur yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Masyarakat merasa bahwa prosedur untuk
membuka rekening tabungan masih sulit
Persyaratan yang diminta masih banyak
Adanya tambahan biaya administrasi.
Fitur produk tabungan yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat diberi
nama TabunganKu.
Pada bulan Februari 2010, produk TabunganKu
diperkenalkan dan diresmikan oleh Presiden RI dan
Gubernur Bank Indonesia bersamaan dengan
pencanangan Gerakan Indonesia Menabung (GIM).

Latar Belakang Produk TabunganKu
18
T
a
b
u
n
g
a
n
K
u


TabunganKu adalah
produk tabungan untuk
perorangan warga negara
Indonesia dengan
persyaratan mudah dan
ringan yang diterbitkan
secara bersama oleh bank-
bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya
menabung serta
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
Ini Kelebihannya
Menguntungkan
Tanpa biaya administrasi bulanan
Mudah
Hanya dengan setoran awal
Rp20.000,- dan minimum setoran
selanjutnya Rp10.000,-
Nyaman
Pembukaan rekening, transaksi
penarikan tunai dan pemindahan
bukuan melalui counter dapat
dilakukan di seluruh jaringan bank
penerbit yang sama.
Produk TabunganKu
19
the provision of some mix of financial and payment services that are
delivered and managed using mobile or Web technologies and a
network of agents
DFS dalam kerangka Financial Inclusion ditujukan untuk meningkatkan
akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underbanked, melibatkan
pelaku baik dari sektor keuangan dan non sektor keuangan.
Media dan Perantara Pro Cons
Telepon genggam
Kartu
Aman, mudah, cepat, murah, dimana-mana
Aman, mudah, cepat, murah, terbatas
Blind spot
Butuh alat transaksi
Agen Tersedia dimana-mana, informal, mudah,
murah
Butuh sistem dan
supervisi
EDC/tablet PC/PC Aman, mudah, cepat Biaya
Produk
E-money

Dilindungi


Layanan Keuangan Digital
20
Agen Individu Memiliki Usaha Badan Hukum
Jam kerja operasional tidak terbatas Jam kerja operasional terbatas
Informal dan fleksibel Lebih formal dan kurang fleksibel
Level engagement tinggi Level engagement tidak tinggi
Tidak ada turn over karyawan Turn over karyawan
Benefit dimiliki langsung Benefit lebih dimiliki pemilik
Level commitment lebih tinggi Level commitment sesuai kontrak
Risiko lebih tinggi dari badan hukum Risiko lebih rendah dari agen individu
Kemampuan terbatas Kemampuan lebih besar
Perbedaan Agen Individu & Badan Hukum
Agen : adalah pihak ketiga yang bertindak dan atas nama penyelenggara,
menyediakan layanan jasa keuangan/sistem pembayaran bersifat terbatas
(nominal, jenis layanan, dll).
Agen harus dipercaya oleh komunitas sehingga harus memiliki integritas,
kemampuan dan reputasi
Memanfaatkan kearifan lokal, budaya setempat
Agen
21
E-Money
Register No. HP
Nasabah
dg KYC
Sederhana
Data
Agent Network
Management/
Distributor
1
2
4
Akun e-
money
agen
Rekening
e-money
nasabah
Debit/
kredit
platform
Data
1
3
Akun e-
money
tujuan
Rekening
e-money
nasabah
debit
kredit
platform
Mobile Account Transaction
Over the Counter Transaction
2
buka akun, setor, & tarik
Transfer, pembayaran, pembelian,
tarik tunai, penyaluran program
bantuan pemerintah kepada
masyarakat
3
I
II
USSD & Notifikasi
2 otentifikasi
5
5
2 authentification Real time
Notifikasi
Debit/
kredit
Mekanisme Transaksi LKD
22
1. Masih banyak masyarakat unbanked, potensinya besar.
2. Market sudah melakukan Digital Financial Services kepada masyarakat, terutama
untuk sarana pembayaran.
3. Masyarakat semakin mobile oriented , terbukti cukup tingginya kepemilikan
telepon genggam (lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia).
4. Penggunaan teknologi (telepon genggam, internet, broadband) berpotensi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (di emerging market menyumbang 1,4%).
5. Survey di 3 negara, transaksi di Agen lebih aman di banding KC & ATM (Bankable
Frontier Associates, 2010)
6. Program edukasi keuangan juga terus berjalan. (pelajar/Mahasiswa, TKI, nelayan,
Petani).
7. Financial Safety Net Indonesia sudah ada (Crisis Mgt Protocol, Makroprudensial,
Fungsi Mikroprudensial, Fungsi Perlindungan Nasabah).
8. Indonesia termasuk negara dengan kategori high readiness dengan penerapan
digital financial services/MFS/branchless banking



Kesiapan Indonesia terkait LKD
23
Kementerian dan Program Keuangan Inklusif
24
No.
Organisasi
Internasional
Tahun Partisipasi Peran BI
1.


2010
Co-chair Standard Setting Bodies Sub-Group of the Global
Partnership on Financial Inclusion (GPFI)
Laporan monitoring & masukan perkembangan Financial
Inclusion di Indonesia (berkala)
2.
2010
Knowledge and experience sharing
SMEs working group
Host APEC 2013- Workshop on Financial Inclusion
3.



2011 Leadership in Financial Inclusion Inisiative
SMEs working group
4. 2011 BI ikut dalam program Indonesia Financial Sector Strengthening
Trust Fund (IFSS TF) dan Financial Inclusion Support
Framework (FISF) WorldBank
5. 2011 BI sebagai advisory board OECD/INFE (International Network
on Financial Education)
6. 2010 BI sebagai anggota Steering Committee (2013-2015)
Ikut serta dalam komitmen Maya Declaration
Co-chair SMEs working group
Anggota Financial Inclusion Data dan Mobile Financial
Services working group.
Bank Indonesia dalam Fora Internasional
25
27
Mendukung Ketahanan Pangan dan Penciptaan Pusat Perekonomian Baru di Daerah
Sasaran akhir
Pertumbuhan UMKM dan Sektor Riil serta Pengendalian Inflasi
Sasaran jk pendek /
menengah
Strategi
Peningkatan
Kapasitas
UMKM
Peningkatan
Akses
Keuangan
Minimalisir
Kesenjangan
Informasi
Peningkatan
Koordinasi &
Kerjasama dengan
Stakeholder
Program
Produk

- MoU dengan
Pemerintah
- Fora
Internasional
Metode
Penelitian Pelatihan Penyediaan Informasi Fasilitasi
- Penelitian KPJU,
Lending Model, Pola
Pengembangan
Klaster
- Data base UMKM
nasional maupun
ekspor
- Data kredit UMKM
- Aplikasi SPKUI
- Gerakan Pencatatan
Transaksi Keuangan UMKM
- Pemeringkatan Kredit untuk
UMKM
- PPKD
- Asuransi Pertanian / Ternak
Sapi
- Sertipikasi Tanah
- Sistem Resi Gudang
- Kredit Program
- Klaster padi, sapi,
ikan, kopi dll
- Wirausaha di
sektor agribisnis
dan ekspor
- Peningkatan elijibilitas
keuangan UMKM
- Penguatan Infrastruktur
Keuangan
- Fasilitasi Program
Pemerintah yang
Memberikan Nilai Tambah
- Penyediaan
Kajian
- Diseminasi
Informasi
- Pengembangan
Microsite UMKM
- Kerjasama dengan
Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat
dan Lembaga
Internasional
- Klaster
- Wirausaha
FRAMEWORK PENGEMBANGAN UMKM DI BANK INDONESIA
Definisi UMKM
UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM
Kekayaan Bersih/th > Rp10
M, atau
Hasil Penjualan > Rp50 M
Kekayaan Bersih/th > Rp500 juta s.d.
Rp10 M, atau
Hasil Penjualan > Rp2,5 M s.d. Rp50 M
Kekayaan Bersih/th > Rp50 juta
s.d. Rp500 juta, atau
Hasil Penjualan > Rp300 juta
s.d. Rp2,5 M
Kekayaan Bersih/th < Rp50
juta, atau
Hasil Penjualan < Rp300 juta
28
UMKM berperan penting pada ekonomi
Indonesia:


Jumlah unit usaha UMKM 56,5 juta, 99,9%
dari total pelaku usaha.
UMKM menyerap 97,2% total tenaga kerja
107,7 juta.
UMKM memberi porsi sekitar 59,1% dari
total GDP.
Sumber: BPS, Kemenkop UKM
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2011 2012
Sumbangan UMKM thd PDB
(harga berlaku)
Usaha Besar
Usaha Menengah
Usaha Kecil
Usaha Mikro
57.9%
59.1%
Profil UMKM Indonesia
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
2011 2012
Penyerapan tenaga kerja
Usaha Besar
Usaha Menengah
Usaha Kecil
Usaha Mikro
97.24
% 97.16%
Pangsa ekspor non migas UMKM sebesar
14,06%.
Pangsa Investasi UMKM sebesar 54,77%.

29
Perkembangan Kredit UMKM
Baki debet kredit UMKM Bank
Umum pada November 2013
mencapai Rp595,4 Triliun.
Pangsa kredit UMKM terhadap total
kredit bank umum pada November
2013 sebesar 19,4%
Jumlah Nasabah (dengan
pendekatan rekening kredit)
UMKM sebesar 8,1 juta rekening
yang terdiri dari 81,1% nasabah
usaha mikro, 14,7% nasabah usaha
kecil, dan 4,2% nasabah usaha
menengah.
NPL kredit UMKM pada November
2013 (3,47%). Namun demikian,
kredit kepada UMKM masih lebih
tinggi dibandingkan NPL kredit
perbankan (1,8%).
Pertumbuhan kredit UMKM pada bulan November adalah sebesar 15,3%
(yoy), masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan
sebesar 22,1% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, sebagian besar masih disalurkan di sektor
perdagangan (53,3%), yang didominasi penerima kredit dari skala usaha
menengah.
Menurut wilayah, penyaluran kredit UMKM masih terpusat di wilayah Jawa
sebesar 56,8% diikuti dengan pulau Sumatera (20,8%) dan pulau
Kalimantan serta Sulawesi (masing-masing 7,4%).
Dilihat dari jenis penggunaan, kredit modal kerja mempunyai pangsa
terbesar yaitu sebesar 33,2% dan dan kredit investasi sebesar 9,8%

80.6%
19.4%
15.3%
22.1%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
J
a
n
-
1
2
F
e
b
-
1
2
M
a
r
-
1
2
A
p
r
-
1
2
M
a
y
-
1
2
J
u
n
-
1
2
J
u
l
-
1
2
A
u
g
-
1
2
S
e
p
-
1
2
O
c
t
-
1
2
N
o
v
-
1
2
D
e
c
-
1
2
J
a
n
-
1
3
F
e
b
-
1
3
M
a
r
-
1
3
A
p
r
-
1
3
M
a
y
-
1
3
J
u
n
-
1
3
J
u
l
-
1
3
A
u
g
-
1
3
S
e
p
-
1
3
O
c
t
-
1
3
N
o
v
-
1
3
Kredit UMKM Kredit Non UMKM
Growth Kredit UMKM (Rhs) Growth Kredit Perbankan (Rhs)
30
Salah satu hambatan utama dalam akses
pembiayaan adalah penjaminan kredit
Hasil Survei BI Th 2010
Responden : 146 institusi/dinas di 9 provinsi

Sensus Ekonomi Nasional (BPS, 2006)
Permodalan dan pemasaran menjadi
permasalahan utama yang dihadapi oleh
usaha mikro dan kecil (UMK). Kurangnya
permodalan menghambat ekspansi UMK
(50,17%).
Permasalahan Yang Dihadapi UMKM
31


UMKM

















Kesenjangan antara UMKM dan Bank
Banyak yg membutuhkan
pembiayaan, jumlah kebutuhan relatif
kecil
Dokumen (cth. identitas, NPWP,
agunan) legal formal terbatas
Umumnya tidak memiliki
pencatatan/lap keu memadai
Membutuhkan akses informasi &
produk bank yg sesuai karakteristik
usaha


Perbankan

















Biaya transaksi vs profit
Kebutuhan thd dokumen legal formal
Kebutuhan akan informasi keuangan
UMKM
Produk perbankan sesuai kebutuhan
UMKM
Faktor psikologis
Jangkauan pelayanan dan perlunya
jaringan/dukungan teknologi
Kebijakan pengembangan
UMKM Bank Indonesia
Pembiayaan UMKM Kapasitas & elijibilitas
32
Koordinasi dan kerjasama antara BI dg kementerian/lembaga




Daftar Produk Unggulan
Daerah
Pola
Pembiayaan
(Lending
Model)
Klaster
Pelatihan/
Pendampingan
/Promosi
Bank &
Lemb.
Pembiayaan
UMKM



UMKM
BDSP
Pengaturan
Kebijakan
Database
Profil
UMKM
Wirausaha Baru
Pelatihan
PPKD
Credit rating
untuk UMKM
Sertipikasi
tanah
Asuransi
ternak
Program pengembangan UMKM
33
Beberapa Program Kerja Pengembangan UMKM
Ketentuan
Program pemberdayaan UMKM
Kemitraan dalam rangka mendukung program
Pemerintah
Penelitian
Pengembangan infrastruktur pendukung
34
Ketentuan
PBI No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Des 2012 sebagai acuan BI dalam pengembangan
UMKM serta monitoring pencapaian kredit UMKM oleh perbankan minimum 20%.

Bank Umum wajib memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM.
Jumlah Kredit atau Pembiayaan UMKM ditetapkan paling rendah 20% yang dihitung
berdasarkan rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap total kredit/pembiayaan, dengan
pemenuhan secara bertahap yaitu:








Bank Indonesia dapat memberikan Bantuan Teknis dalam rangka mendukung
pengembangan UMKM kepada bank, lembaga pembiayaan UMKM, Lembaga Penyedia Jasa
dan UMKM.
Bantuan Teknis yang diberikan oleh Bank Indonesia dapat berupa penelitian, pelatihan,
penyediaan informasi, dan/atau fasilitasi.
TAHUN PANGSA KREDIT UMKM THD TOTAL KREDIT
Tahun 2013 dan 2014 Sesuai kemampuan Bank
Tahun 2015 paling rendah 5%
Tahun 2016 paling rendah 10%
Tahun 2017 paling rendah 15%
Tahun 2018, dst paling rendah 20%
35
Penelitian
Hasil penelitian sebagai acuan dalam rencana pengembangan UMKM ke depan serta
untuk pemberian rekomendasi kepada stakeholders.
Penelitian yang reguler dilakukan adalah:

Bertujuan mengidentifikasi KPJU unggulan di daerah yang berkontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, daya saing dan inflasi
daerah.
Penelitian KPJU telah dilaksanakan di semua Provinsi. Up-dating dilakukan setiap 5
tahun oleh KPwDN terkait.

Bertujuan memberikan informasi mengenai pola pembiayaan
komoditas/produk/jasa usaha potensial yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM
dalam mengembangkan usaha dan oleh bank dalam mengidentifikasi potensi
risiko terkait bidang usaha komoditas tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan juga diunggah dalam website Info UMKM untuk
dapat diakses oleh masyarakat dan pihak yang membutuhkan.
Komoditas, Produk, Jenis Usaha (KPJU) Unggulan
Model pembiayaan (lending model) skala mikro dan kecil
36
Pengembangan Infrastruktur Pendukung
Pengembangan infrastruktur pendukung pemberian kredit UMKM yang dapat
mengatasi hambatan akses UMKM kepada pembiayaan

Tengah dikembangkan dengan tujuan mengurangi asymmetric information antara
bank dengan UMKM dan membantu bank dalam memutuskan pembiayaan kepada
UMKM melalui penyediaan informasi mengenai creditworthiness individu UMKM.

PPKD didirikan untuk meningkatkan bankability UMKM dan sebagai alternatif
substitusi keterbatasan agunan yang dimiliki UMKM dalam memperoleh kredit dari
bank
Pengembangan credit rating untuk UMKM
Mendukung Pendirian Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah
37
Program Pemberdayaan UMKM
Program pemberdayaan UMKM dilakukan dengan tujuan meningkatkan kapabilitas
dan bankabilitas UMKM. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah :

Bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bank dan UMKM serta
lembaga terkait lainnya dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada
pembiayaan.
Da
Meningkatkan daya saing UMKM melalui peningkatan interaksi dan kerja sama
diantara pelaku usaha dalam klaster agar menghasilkan manfaat dan efisiensi yang
lebih tinggi. Sasaran akhir kegiatan adalah pengendalian inflasi dari sisi supply dan
peningkatan kapasitas ekonomi.


Sertipikasi hak atas tanah UMK digunakan sbg agunan tambahan, sedangkan
asuransi ternak untuk mitigasi risiko kredit bank karena kehilangan dan kematian
ternak sekaligus menjaga kelangsungan usaha peternak. Program ini diintegrasikan
dengan program pemberdayaan lainnya dalam rangka meningkatkan elijibilitas dan
akses UMK kepada sumber-sumber pembiayaan.


Pelatihan dan Edukasi
Pengembangan klaster
Pemanfaatan sertipikat tanah dan asuransi ternak secara terintegrasi
untuk akses pembiayaan UMK
38
Program Kemitraan
Program kemitraan dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah,
khususnya terkait penyediaan kredit program.


KREDIT PROGRAM
SUBSIDI BUNGA
Pendanaan berasal dari Bank Pelaksana
yang disalurkan kepada Usaha Mikro dan
Kecil (UMK) dengan tingkat bunga pasar,
namun sebagian menjadi beban pemerintah
dalam bentuk subsidi bunga.
Jenis-jenis kredit program dengan skema ini
yaitu: KKP-E, KPEN-RP, dan KUPS
KREDIT PROGRAM
PENJAMINAN PEMERINTAH
Penyediaan kredit/pembiayaan bersumber
dari dana perbankan dengan penjaminan
oleh pemerintah melalui perusahaan
penjamin.
Jenis kredit program dengan skema ini
adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KKP-E adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang diberikan oleh Perbankan
kepada petani/peternak melalui kelompok tani atau koperasi yang didukung
dengan subsidi bunga dari pemerintah.
KPEN-RP adalah kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada petani
sawit, kakao, dan karet yang didukung dengan subsidi bunga oleh pemerintah
kepada petani.
KUPS adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana kepada Pelaku Usaha
Pembibitan Sapi yang didukung dengan subsidi bunga oleh Pemerintah.
39

Anda mungkin juga menyukai