Anda di halaman 1dari 10

Metode Eksplorasi dengan Gravitasi

Tujuan :
- Untuk eksplorasi mineral yang ada di bawah permukaan tanah, terutama yang memiliki
kandungan hidrokarbon yang tinggi.
- Untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa yang
sangat kecil dari jebakan mineral di daerah sekeliling, bahkan di daerah budaya banyak
dikembangkan seperti di dalam gedung dan perkotaan.

Dasar Teori:
Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling
(r=gram/cm
3
). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan
vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar,
struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan
lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal
maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat
variasi rapat massa batuan dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang
diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi
lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus
mempunyai ketelitian yang tinggi.
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan
struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat
akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini
juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan
dalam berbagai macam hal tetapi pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya
dalam membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah
permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik itu minyak
maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan
penampang.




Gravitimeter La Coste Romberg


Metodologi:

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan
menentukan titik acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gayaberat di
titik-titik ukur lainnya. Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat)
pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs + gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base station
gref = harga medan gravitasi titik referensi
gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi
Contoh dalam studi kasus pengukuran yang digunakan dalam suatu survey untuk
menentukan daerah geothermal/panas bumi dapat dilakukan dengan beberapa parameter
dan terlihat seperti pada gambar berikut.

Titik Ukur Pada Lintasan Akuisisi
Lintasan pengambilan data terdiri dari lintasan A, B, C, D, E, F dan G sebanyak 189
titik pengambilan data. Pada lintasan regional terdapat 74 titik ukur, sehingga jumlah titik
pengambilan data terdapat 263 titik. Sehingga dalam titik ukur tersebut terdapat dua jenis
titik ukur, lintasan utama dan lintasan regional. Lintasan utama ini merupakan pengukuran
inti yang letak titik ukurnya berada pada sepanjang lintasan yang telah ditentukan. Dan
lintasan regiona adalah pengukuran yang titik ukurnya tidak berada di lintasan utama yang
telah ditentukan. Pada satu lintasan pengukuran, interval pengambilan titik adalah 250-500
m. Pada lintasan regional interval pengambilan titik adalah 500-1000 m sedangkan interval
pengambilan titik pada daerah manifestasi panas bumi berkisar antara 100-150 m. Sehingga
setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan ke proses prosesing data
dengan berbagai pengolahan.

Dalam metode ini penelitian dapat digolongkan menjadi 3 tahap, tahap ini umum
digunakan juga pada metode geofisika yang lainnya. Antara lain adalah Akuisisi Data,
Prosesing Data, dan Interpretasi. Dalam hal ini kita akan coba bahas beberapa point dalam
proses akuisisi data. Akuisisi data ini adalah proses pengambilan data di lapangan. Dalam
proses ini dibagi menjadi beberapa tahap yang harus dilakukan. Mulai dari mengatahui
informasi dari daerah yang akan diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu
adalah
Seperangkat Gravitimeter
GPS
Peta Geologi dan peta Topografi
Penunjuk Waktu
Alat tulis
Kamera
Pelindung Gravitimeter
Dan beberapa alat pendukung lainnya
Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan
peta geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran
dan base station yang telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi ada
beberapa parameter lain yang dibutuhkan juga dalam penentuan base station, lintasan
pengukuran dan titik ikat. Antara lain adalah :
Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.
Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan
bermotor, mesin, dll.
Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari
satelit dengan baik tanpa ada penghalang.
Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil
dan mudah dijangkau. Penentuan titik acuan sangat penting, karena pengambilan data
lapangan harus dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah
ditentukan, dan berakhir pada titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih
dahulu pada titik ikat yang sudah terukur sebelumnya. Dalam alur pengambilan data
dilakukan dengan proses looping. Tujuan dari sistem looping tersebut adalah agar dapat
diperoleh nilai koreksi apungan alat (drift) yang disebabkan oleh adanya perubahan
pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama perjalanan. Dalam pengukuran
gayaberat terdapat beberapa data yang perlu dicatat meliputi waktu pembacaan (hari, jam,
dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan
bujur) dan ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah
direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.

Signifikansi dan Penggunaan
Konsep - Panduan ini merangkum peralatan, prosedur lapangan, dan metode
interpretasi digunakan untuk penentuan kondisi bawah permukaan karena variasi kerapatan
menggunakan metode gravitasi. Pengukuran gravitasi dapat digunakan untuk fitur geologi
peta utama lebih dari ratusan kilometer persegi dan untuk mendeteksi dangkal fitur yang
lebih kecil di dalam tanah atau rock. Di beberapa daerah, metode gravitasi dapat
mendeteksi rongga bawah permukaan.
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan di
daerah budaya banyak dikembangkan, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak
bekerja. Sebagai contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah
perkotaan dan di daerah kebisingan budaya, listrik, dan elektromagnetik. Pengukuran
kondisi bawah permukaan dengan metode gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan
sarana untuk menentukan lokasi dan elevasi relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi.
Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal, berdasarkan
gaya gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar 980
gal. Unit umum digunakan dalam survei gravitasi daerah adalah milligal (10
-
gal
3
). Teknik
aplikasi lingkungan memerlukan pengukuran dengan akurasi dari beberapa gals
(10-6
gals),
mereka sering disebut sebagai survei mikro.
Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak
dekat (beberapa meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravimeter
mampu membaca ke beberapa gals. Detil survei digunakan untuk menilai geologi lokal
atau kondisi struktural.
Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiun
sepanjang garis profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasi
referensi stabil noise-free) untuk mengoreksi drift instrumen.
Data gaya berat berisi anomali yang terdiri dari dalam efek lokal regional dan
dangkal. Ini adalah efek lokal dangkal yang menarik dalam pekerjaan mikro. Banyak
diterapkan pada data lapangan mentah. Koreksi ini termasuk lintang, elevasi udara bebas,
koreksi Bouguer (efek massa), pasang surut Bumi, dan medan. Setelah pengurangan tren
regional, sisa atau data gayaberat Bouguer anomali sisa dapat disajikan sebagai garis profil
atau di peta kontur. Peta anomali gaya berat sisa dapat digunakan untuk kedua interpretasi
kualitatif dan kuantitatif. Rincian tambahan metode gravitasi diberikan dalam Telford et al
(4); Butler (5); Nettleton (6), dan Hinze (7).
Parameter Terukur dan Perwakilan Nilai:
Metode gravitasi tergantung pada variasi lateral dan kedalaman dalam kepadatan
material bawah permukaan. Kepadatan dari tanah atau batuan merupakan fungsi dari
densitas mineral pembentuk batuan, porositas medium, dan densitas dari cairan mengisi
ruang pori. Rock kepadatan bervariasi dari kurang dari 1,0 g / cm
3
untuk beberapa batu
vulkanik vesikuler lebih dari 3,5 g / cm
3
untuk beberapa batuan beku ultrabasa.
Sebuah kontras densitas yang memadai antara kondisi latar belakang dan fitur yang
sedang dipetakan harus ada untuk fitur yang akan terdeteksi. Beberapa geologi yang
signifikan atau batas hidrogeologi mungkin tidak memiliki kontras densitas medan-terukur
di antara mereka, dan karenanya tidak dapat dideteksi dengan teknik ini. Sedangkan
metode gravitasi langkah-langkah variasi densitas bahan bumi, itu adalah penerjemah yang,
berdasarkan pengetahuan tentang kondisi lokal atau data lain, atau keduanya, harus
menginterpretasikan data gravitasi dan tiba di solusi geologi yang wajar.
Peralatan:
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan
termasuk gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akurat
menentukan perubahan relatif dalam ketinggian. Gravimeters dirancang untuk mengukur
perbedaan yang sangat kecil dimedan gravitasi dan sebagai hasilnya merupakan instrumen
yang sangat halus. Gravimeter ini rentan terhadap shock mekanis selama transportasi dan
penanganan.





Referensi Lain

Alat yang digunakan dalam metode gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar
benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini yaitu mencari anomali
gravity pada subsurface.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:
1. Gravimeter La Coste Romberg G-502
2. Piringan
3. GPS
4. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun
5. Peta Geologi dan peta Topografi
6. Penunjuk Waktu
7. Alat tulis
8. Kamera
9. Pelindung Gravitimeter

Alat yang digunakan dalam pengambilan data di laut
1. Kapal laut yang memiliki navigasi dilengkapi dengan peralatan pendukung lainnya
2. Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan
untuk keperluan navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan
ketinggian. Seperti gambar dibawah ini.
3. Gravimeter La Coste Romberg G-502
4. GPS
1. langkah-langkah dalam melakukan pengukuran metode gravity
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai berikut :
Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya, misalnya IGSN71
1. Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN71 terdekat yang telah diketahui nilai ketinggian
dan gravitasinya, dengan cara looping.
2. Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat faktor yang lainnya. Setelah
melakukan hal di atas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik
gayaberat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi
yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base stationjumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari
keadaan lapangan. Masing-masing base stationsebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi
posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang
mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah penelitian. TTG tersebut pada
dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat Internasional atau International Gravity Standardization
Net,(IGSN 71). Base station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang
Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di pertigaan jalan terminal Panarakan-
Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan.
Penurunan tersebut dilakukan dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan
barometer serta suhu. Pengukuran gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste &
Romberg type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. Penentuan posisi dan waktu
menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan
Barometer Aneroid Precission dan termometer. Pengukuran pada titik-titik survei dilakukan dengan metode
kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base
station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan
diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei.
Metode kitaran/looping diharapkan untuk menghilangkan kesalahan yang disebabkan oleh pergeseran
pembacaan gravity meter. Metode ini muncul dikarenakan alat yang digunakan selama melakukan pengukuran
akan mengalami guncangan, sehingga menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut

Pengolahan Data Gravity
Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat
dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh
proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat.
Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi
apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi
udara bebas (free-air correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer
Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut
menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam
kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakansoftware Surfer 8
dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan data metoda gayaberat,
dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Konversi Pembacaan Gravity Meter
Pemrosesan data gayaberat dilakukan terhadap nilai pembacaan gravity meter untuk mendapatkan nilai anomali
Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan
gravity meter menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi memerlukan tabel
konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter dilengkapi dengan tabel konversi.
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat sampai ratusan yaitu 1700. Dalam
tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama dengan 1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan dengan faktor interval yang sesuai
dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772 sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 + 14.61445) x CCF = 1746.222 mGal.
Dimana CCF (Calibration Correction Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg
type G.525 sebesar 1.000437261.
Tabel 3.1 Kutipan contoh tabel konversi gravity meter type G.525.
Pembacaan
Counter
Nilai Dalam
mGal
Interval
Faktor
1600 1629.070 1.01774
1700 1730.844 1.01772
1800 1832.616 1.01770
b. Posisi dan Ketinggian
Penentuan posisi menggunakan GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan barometer aneroid dan
termometer. Pengukuran ketinggian dilakukan secara diferensial yaitu dengan menggunakan dua buah
barometer dan termometer. Pengukuran tersebut dilakukan dengan menempatkan satu alat di base
station sedangkan alat yang lain dibawa untuk melakukan pengukuran pada setiap titik amat.
Adapun pemrosesan data posisi dan ketinggian sebagai berikut.
1. Pemrosesan Data GPS
Setiap kali pembacaan posisi titik amat langsung dapat diketahui dari bacaan tersebut, yaitu berupa bujur
(longitude) dan lintang (latitude). Posisi yang ditunjukan GPS dalam satuan derajat, menit dan detik. Maka perlu
melakukan konversi posisi dari satuan waktu ke dalam satuan derajat. Posisi ini selanjutnya digunakan untuk
menghitung koreksi lintang atau perhitungan normal.
2. Pemrosesan Data Barometer
Barometer merupakan alat ukur tekanan udara yang secara tidak langsung digunakan untuk mengukur beda
tinggi suatu tempat di permukaan bumi. Prinsip pengukuran ketinggian barometer didasarkan pada suatu
hubungan antara tekanan udara disuatu tempat dengan ketinggian tempat lainnya, yaitu dengan adanya tekanan
udara suatu tempat dipermukaan bumi sebanding dengan berat kolom udara vertikal yang berada diatasnya
(hingga batas atas atmosfer). Ketelitiaan pengukuran tinggi barometer sangat tergantung pada kondisi cuaca,
sebab keadaan tersebut akan mempengaruhi tekanan udara di suatu tempat. Perbedaan temperatur udara dan
kecepatan angin disuatu tempat akan menyebabkan tekanan udara naik turun (berfluktuasi), sehingga akan
menimbulkan kesalahan dalam beda tinggi antara dua tempat yang berbeda. Maka perlu dilakukan pengukuran
temperatur udara untuk menentukan koreksi temperatur yang harus diperhitungkan dalam penentuan beda
tinggi, sehingga akan memperkecil kesalahan (Subagio, 2002). Pengukuran ketinggiaan dengan menggunakan
barometer selain tergantung pada tekanan udara, dipengaruhi juga oleh beberapa parameter seperti temperatur
udara, kelembaban udara, posisi lintang titik amat, serta ketinggian titik ukur.
Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi diantaranya
adalah :
1. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter) terhadap nilai
pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran
akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut.
Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan
ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kalilooping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut
drift
dengan g adalah medan gravitasi hasil pengukuran (mGal).
2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)
Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di
permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan
gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan
matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat
dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi
akan diperoleh nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut,
3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut
berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh
anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi
dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).
Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada
permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan
gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan
rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of
Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger,
1992),
4. Koreksi Ketinggian
Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari
setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu
a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
b) Koreksi Bouguer
a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan adanya
massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan
anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka medan
gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di topografi, sehingga koreksi ini
perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan secara metematis dengan rumus :
FAC =0.3085h mGal
dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi (dalam meter).
Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara bebas di topografi yang dapat
dinyatakan dengan rumus :
FAA =gobs-g(f) +FAC mGal
dimana :
FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
FAC : koreksi udara bebas (mGal)
b). Koreksi Bouguer
Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang referensi muka air
laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap
data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh anomali
percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :
gBL = gobs g() + gFAgB + gT
dimana :
gobs = medan gravitasi observasi yang sudah dikoreksi pasang surut
g() = Koreksi latitude
gFA = Koreksi udara bebas (Free Air Effect)
gB = Koreksi Bouguer
gT = Koreksi topografi (medan)
Dengan memasukan harga-harga numerik yang sudah diketahui,
gBL = gobs g() + 0.094h (0.01277h T)
5. Koreksi Medan (Terrain Corection)
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan
lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut
sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan
terhadap nilai medan gayaberat.
Anomali Bouguer
Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah terkoreksi
medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-
koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.
Dg = {Dgobs DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu

Anda mungkin juga menyukai