Anda di halaman 1dari 5

1.

Mengapa menggunakan Minyak Jarak pagar sebagai bahan untuk membuat


Biodiesel?
Jatropha curcas (jarak pagar) merupakan salah satu tanaman yang paling prospektif
untuk diproses menjadi Biodiesel karena selain relatif mudah ditanam, toleransinya
tinggi terhadap berbagai jenis tanah dan iklim, produksi minyak tinggi (kandungan
minyaknya sekitar 47 %), serta minyak yang dihasilkan tidak dapat dikonsumsi
oleh manusia sehingga tidak mengalami persaingan dengan minyak untuk pangan.
Minyak jarak pagar berwujud cairan bening berwarna kuning dan tidak menjadi
keruh sekalipun disimpan dalam jangka waktu lama.

Kandungan trigliserida dalam minyak jarak penting diketahui karena dari
pengolahannya bisa didapatkan senyawa metil ester yang diharapkan bisa menjadi
biodiesel.

Sebagai alternatif bahan bakar minyak, maka minyak biji jarak sudah memenuhi
syarat ideal sebuah bahan bakar, yaitu nilai kalorinya 35,58 MJ/kg, bilangan asam 3,08
mg KOH/g, titik nyala 290oC, viskositas 50,80 cSt dan densitas 0,0181 g/cm3

Menurut Kirk and Othmer (1993), minyak jarak dapat larut di dalam etil alkohol 95%
pada suhu ruang serta pelarut organik polar dan sedikit larut di dalam golongan
hidrokarbon alifatis. Kelarutan minyak jarak yang rendah di dalam petroleum dapat
digunakan untuk membedakan dari golongan trigliserida lainnya

2. Mengapa menggunkan biodiesel sebagai alternative bahan bakar?

Sifat fisikokimia biodiesel mirip dengan bahan bakar diesel.





















Pembuatan biodiesel dari minyak jarak
Dalam proses pengolahan biji jarak menjadi biodiesel, dilakukan dengan
beberapa tahap, yaitu :
1. Proses Pembuatan Crude Jatropha Oil (CJO)
- Biji jarak dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci secara manual atau
masinal (dengan mesin).
- Biji direndam sekitar 5 menit di dalam air mendidih, kemudian ditiriskan
sampai air tidak menetes lagi.
- Biji dikeringkan dengan menggunakan alat pengering atau dijemur di bawah
matahari sampai cukup kering, kemudian biji tersebut dimasukkan ke dalam
mesin pemisah untuk memisahkan daging biji dari kulit bijinya.
- Daging biji yang telah terpisah dari kulitnya, digiling dan siap untuk dipres.
Lama tenggang waktu dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat
mungkin untuk menghindari oksidasi.
- Proses pengepresan biasanya meninggalkan ampas yang masih mengandung 7
10 % minyak. Oleh sebab itu, ampas dari proses pengepresan dilakukan
proses ekstraksi pelarut, sehingga ampasnya hanya mengandung minyak kurang
dari 0,1% dari berat keringnya. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut n
heksan dengan rentang didih 60 70
0
C.
- Tahap ini menghasilkan Crude Jatropha Oil (CJO), yang selanjutnya akan
diproses menjadi Jatropha Oil (JO).

2. Proses Pembuatan Biodiesel
a. Reaksi Esterifikasi
CJO mempunyai komponen utama berupa trigliserida dan asam lemak bebas.
Asam lemak bebas harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu
reaksi pembuatan biodiesel (reaksi transesterifikasi). Penghilangan asam lemak
bebas ini dapat dilakukan melalui reaksi esterifikasi. Secara umum reaksi
esterifikasi adalah sebagai berikut :








Pada reaksi ini asam lemak bebas direaksikan dengan metanol menjadi
biodiesel sehingga tidak mengurangi perolehan biodiesel.
Tahap ini menghasilkan Jatropa Oil (JO) yang sudah tidak mengandung asam
lemak bebas, sehingga dapat dikonversi menjadi biodiesel melalui reaksi
transesterifikasi.

b. Reaksi Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi utama dalam pembuatan biodiesel.
Proses transesterifikasi terjadi ketika trigliserida (dari minyak) direaksikan
dengan alcohol. Berikut adalah tahap pereakasian trigliserida dengan alcohol
a) Minyak biji jarak dipanaskan sampai 48-54
o
C.
b) Siapkan alat pengaduk dan diatur pada kecepatan penuh.
c) Sambil diaduk, tambahkan kalium/natrium metoksida, dan diaduk terus
REAKSI ESTERIFIKASI

O [H
+
] O
R C OH + R OH R C OR + H
2
O
Asam lemak bebas alkohol ester alkil air


antara 50-60 menit.
d) Proses trans-esterifikasi akan menghasilkan metil ester (minyak
biodiesel) dan hasil samping gliserin
Secara umum reaksi transesterifikasi adalah sebagai berikut :









Pada reaksi ini, trigliserida (minyak) bereaksi dengan metanol dalam katalis
basa untuk menghasilkan biodiesel dan gliserol (gliserin).
Oleh karena itu, gliserin dan biodiesel yang dihasilkan harus dipisahkan.
Berikut adalah tahap pemisahan biodiesel dari gliserin
a) Proses dibiarkan sampai sempurna sedikitnya 8 jam dan suhu
dipertahankan pada 38
o
C.
b) Biodiesel akan berada di bagian atas, dan gliserin ada di bagian bawah
berwarna coklat gelap. Gliserin merupakan cairan kental yang dapat
memadat dibawah suhu 38
o
C.
c) Alirkan gliserin dengan hati-hati dari bagian bawah reaktor, sehingga
biodiesel dapat dipisahkan kemudian ditempatkan di wadah lain.
d) Apabila gliserin memadat maka dapat dipanaskan kembali agar
mencair.
e) Gliserin masih bercampur dengan sisa reaktan dan alkohol, maka
dinetralisasi menggunakan asam mineral dan dipanaskan pada suhu 66
o
C
untuk mengambil kembali alkohol, sehingga diperoleh gliserin kemurnian
tinggi.

Biodiesel yang dihasilkan tersebut masih belu benar-benar murni, namun masih
bercampur dengan sabun. Oleh karena itu harus dilakukan pemisahan antara
biodiesel dengan sabun. Biodiesel dicuci menggunakan air suling untuk
menghilangkan sabun dan sisa-sisa bahan lain.
Proses pencuciannya adalah sebagai berikut:
a) Pada pencucian pertama, biodiesel ditambah sedikit larutan asam asetat,
kemudian diaduk agar terjadi netralisasi.
b) Tuangkan air suling dalam wadah, kemudian dituangi biodiesel yang
akan dicuci, kemudian diaduk.
c) Setelah didiamkan antara 12-24 jam, minyak biodiesel akan terpisah
dengan air pencuci.
d) Minyak yang telah bersih dialirkan untuk memisahkan dengan air yang
mengandung sabun.
e) Proses pencucian ini diulang 2-3 kali, tanpa penambahan asam. Pada
pencucian ketiga, biodiesel hasil pencucian dipanaskan untuk
menghilangkan air yang masih terikut. pH biodiesel hasil pencucian
mempunyai pH 7 (netral)
Sampai tahap ini, pembuatan biodiesel telah selesai dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar yang mengurangi pemakaian solar.
REAKSI ESTERIFIKASI

O [H
+
] O
R C OH + R OH R C OR + H
2
O
Asam lemak bebas alkohol ester alkil air




















































DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN BIODIESEL

Stok
biji
Pengeringan Pemisahan Pengepresan



CJO
Esterifikasi
Pemisahan
Metanol
Methanol + H
2
SO
4
JO
Transesterifikasi
Metanol
Biodiesel
Pemisahan
gliserol
Gliserol
Pencucian /
Penetralan
Air + CH
3
COOH
Air kotor
Methanol
+ KOH
Pengeringan
Proses di Pabrik Biodiesel
Ekstraksi Ampas
Sumber:
http://ganangpradana.blogspot.com/2012/12/proses-pembuatan-biodiesel-biji-jarak.html

http://outleet-pertanian.blogspot.com/2012/03/produksi-biodiesel-tanaman-jarak-
pagar.html

Hariyadi,P., N.Andarwulan, L.Nuraida dan Y.Sukmawati (ed). 2005. Kajian Kebijakan dan
Kumpulan Artikel Penelitian Biodiesel. Kementrian Riset dan Teknologi RI, Masyarakat
Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI),Southeast Asian Food and Agricultural Science and
Technology (SEAFAST) Centre, IPB.

Departemen Teknologi Pertanian USU. 2005. Proses Pembuatan Minyak Jarak Sebagai
Bahan Bakar Alternatif. Kerjasama Antara Departemen Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian USU dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sumatera Utara
Medan.

Anda mungkin juga menyukai