Anda di halaman 1dari 7

1

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN


MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

Made Suhendra
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, J urusan Teknik Elektro
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA
Email : suhendra_nesta@yahoo.com


Abstrak High Speed Downlink Packet
Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru dalam
sistem telekomunikasi bergerak dan merupakan
teknologi generasi 3.5G. Teknologi yang juga
merupakan pengembangan dari WCDMA, didesain
untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih
tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket
data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai
14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada
WCDMA downlink.
Aplikasi multimedia yang menggunakan transmisi
video melalui jaringan komputer saat ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Salah satunya live
streaming yang melibatkan pengintegrasian antara
data, audio dan video. Dengan adanya aplikasi tersebut
maka pengguna bisa menikmati layanan audio-visual
secara real time.
Pada tugas akhir ini akan dibahas mengenai
analisa performansi sebuah jaringan HSDPA
melakukan aktivitas live streaming.
Hasil analisa data dari percobaan yang
dilakukan menunjukkan bahwa performansi live
streaming sangat tergantung dari beban trafik,
delay,jitter, packet loss dan troughput.
Kata kunci : HSDPA, WCDMA, live streaming

1. PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi
bergerak mengalami kemajuan yang sangat pesat. High
Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu
teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi
bergerak dan merupakan teknologi generasi 3.5G.
Teknologi yang juga merupakan pengembangan dari
WCDMA, didesain untuk meningkatkan kecepatan
transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai
layanan berbasis paket data di
WCDMA downlink dengan data rate mencapai 14,4
Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink.
Teknologi HSDPA juga memungkinkan kita untuk
melakukan komunikasi tidak hanya komunikasi suara
tapi juga komunikasi visual/video. Komunikasi audio
visual ini antara lain video call, video conference, live
streaming,
Salah satu aplikasi telekomunikasi multimedia
yang menggunakan teknologi HSDPA adalah live
streaming. Live streaming membutuhkan kecepatan
downlink yang cukup tinggi, dan teknologi HSDPA
mampu memenuhi kebutuhan akan kecepatan
downlink dan juga bandwith untuk transmisi live
streaming.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
performansi jaringan HSDPA dalam melakukan
aktivitas live streaming. Parameter yang akan dianalisa
adalah delay, jitter, troughput dan packet loss.

2. TEORI PENUNJANG
HSDPA (High Speed Downlink Packet Access)

High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah
suatu teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi
bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release 5 dan
merupakan teknologi generasi 3,5 (3,5G). Teknologi
yang juga merupakan pengembangan dari WCDMA
ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer
data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan
berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data
rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada
WCDMA downlink. HSDPA sangat cocok untuk jenis
layanan streaming, dimana layanan data ini lebih
banyak pada arah downlink daripada uplink, atau
dengan kata lain user lebih banyak men-download
daripada meng-upload.
Evolusi WCDMA menuju HSDPA sebagian
besar adalah berupa proses upgrade software pada sisi
node B. Implementasi ini mengakibatkan arsitektur
protocol dari WCDMA-UMTS mengalami perubahan
juga. Pada WCDMA, node B merupakan entity yang
langsung berhubungan dengan UE (User Equipment)
dan hanya terdiri dari layer 1 atau layer fisik.
Sementara fungsi MAC (Medium Access Control)
layer hanya dilakukan pada sisi UE dan RNC.
Pada HSDPA Node B tidak hanya terdiri atas
layer fisik, perubahan pada Node B terjadi pada MAC
layer seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Dimana ditambahkan MAC-hs yang merupakan entity
MAC yang menangani transport channel baru yang
diperkenalkan HSDPA, yakni HS-DSCH. MAC-hs
memiliki peran dalam fungsi retransmisi dan
scheduling dalam menangani prioritas paket. Pada
Release 99 (WCDMA) proses retransmisi dan
scheduling dilakukan pada Radio Network Controller
(RNC), sedangkan pada HSDPA dilakukan pada node
B (BTS), sehingga waktu yang dibutuhkan untuk
transmisi lebih pendek. Dengan adanya MAC layer
pada node B, maka proses retransmisi dan scheduling
dapat terjadi lebih cepat.
2


Gambar 1 Arsitektur jaringan HSDPA


Live streaming

Streaming adalah sebuah jenis layanan yang
langsung mengolah data yang diterima tanpa
menunggu seluruh data selesai terkirim. Layanan yang
bersifat streaming saat ini adalah layanan audio dan
video (video streaming). Aplikasi video streaming saat
ini banyak digunakan untuk berbagai hal misalnya
untuk pendidikan, konferensi, pertemuan organisasi,
personal,remote data dan keamanan.
Teknologi streaming dikenal juga sebagai
streaming media adalah suatu teknologi untuk
memainkan atau menjalankan file (audio maupun
video) dari sebuah server streaming(web page) baik
secara langsung maupun rekaman, dimana file tersebut
harus di encoding terlebih dahulu menggunakan data
rate tertentu yang cocok untuk ditransmisikan melalui
internet atau jaringan yang sesuai dengan kapasitas
bandwith dari user. Data rate yang digunakan harus
cocok dengan data rate pelanggan atau user. Untuk itu
harus dilakukan encoding file file audio maupun video
dengan bermacam macam kecepatan data rate
kemudian user dapat menyesuaikan dengan kecepatan
jaringannya maupun kecepatan dari sistem akses
datanya. User dapat melihat file audio maupun video
dari server streaming secara langsung dengan
memainkan langsung. Ini menghindari waktu yang
lama untuk melihat file yang sangat besar. Kualitas
dari file streaming tergantung dari besarnya bandwith,
isi dari file tersebut(motion atau non motion),dan
besarnya data yang dapat dialirkan per detik ketika
melintasi jaringan.

Gambar 2. konfigurasi live streaming

Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mentransmisikan data sampai ke penerima. Apabila
data video menghabiskan terlalu banyak waktu pada
saat berada di jaringan, maka hal tersebut akan menjadi
tidak berguna, meskipun data video tersebut pada
akhirnya berhasil diterima oleh client. Hal ini
disebabkan di sisi client sistem masih melakukan
proses decoding dan menampilkan video tersebut,
sehingga total waktu yang dihabiskan akan terlalu lama
untuk dapat disebut sebagai real-time.

Jitter
Jitter merupakan variasi delay yang terjadi
akibat adanya selisih waktu atau interval antar
kedatangan paket di penerima. Untuk mengatasi jitter
maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam
jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan
sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan
urutan yang benar. Parameter jitter merupakan ukuran
QoS dalam aplikasi suara dan video. J itter dapat
menyebabkan data loss terutama pada kecepatan
transmisi yang tinggi.

Throughput
Di dalam jaringan telekomunikasi throughput
adalah jumlah data persatuan waktu yang dikirim
untuk suatu terminal tertentu di dalam sebuah jaringan,
dari suatu titik jaringan atau suatu titik ke titik jaringan
yang lain. System throughput atau jumlah throughput
adalah jumlah rata-rata data yang dikirimkan untuk
semua terminal pada sebuah jaringan. Nilai troughput
sistem ditentukan dengan :

Dimana jumlah bit data dikirim
merepresentasikan jumlah kanal HS-PDSCH yang
dialokasikan sesuai dengan nilai CQI dikali dengan
jumlah bit maksimal yang boleh dikirim sesuai dengan
jenis modulasinya, sedangkan jumlah bit data error
adalah akibat dari noise AWGN.

3
Probabilitas Dropping / Packet Loss
Packet loss terjadi ketika ada peak load dan
congestion ( kemacetan transmisi paket akibat
padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas
waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload
dan header yang ditransmisikan ) akan dibuang
sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya
pada jarinngan berbasis IP. Packet loss untuk aplikasi
voice dan multimedia tidak dapat di toleransi,sehingga
harus dibuat seminimal mungkin agar streaming
berjalan dengan baik.
Wireshark
Wireshark merupakan salah satu perangkat lunak
terbaik untuk melakukan analisa jaringan komputer,
karena dapat digunakan untuk mengcapture dengan
lengkap semua data yang terjadi pada jaringan yang
meliputi bandwidth, delay, dan protocol yang
digunakan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran dilakukan dengan cara meng capture
transmisi paket-paket live streaming dari web server ke
komputer client/user menggunakan wireshark.berikut
flowchart alur kerja dalam analisa performansi live
streaming pada jaringan HSDPA




























Gambar 2. Flowchart langkah-langkah percobaan


Topologi jaringan
Proses pengerjaan akan dilakukan 3 kali
pengambilan data, yang pertama dengan menggunakan
satu server live streaming yang akan dikonsentrasikan
pada satu PC dengan satu jalur koneksi internet dengan
layanan HSDPA. Kemudian dengan menggunakan dua
server live streaming di aktifkan secara bersamaan
yang dikonsentrasikan pada satu PC dengan satu jalur
layanan HSDPA . Setelah itu dengan menggunakan
tiga server live streaming yang diaktifkan secara
bersamaan pada satu PC menggunakan satu jalur
koneksi HSDPA. . Berikut ini adalah ilustrasi gambar
proses pengerjaan:















Gambar 3. Ujicoba satu server live streaming

















Gambar 4. Ujicoba 2 server live streaming


















Mulai
Pengambilan data
Simpan hasil capture
Analisa data dan kesimpulan
selesai
Perancangan topologi
jaringan
Instalasi software
PC
Web-server live streaming
HSDPA
PC
Web-Server
Live
streaming
HSDPA
Web-
Server Live
Streaming
Web-
Server Live
Streaming
Web-
Server
Live
Streaming
Web-
Server Live
Streaming
HSDPA
PC
4
Gambar 5. Ujicoba 3 server live streaming
Lokasi pengukuran dilakukan di satu tempat,yaitu di
daerah karang menjangan.dan waktu pengukuran
adalah 1 menit.
Yang pertama adalah pengukuran sumber satu
server. Pertama-tama hubungkan komputer dengan
koneksi HSDPA. Akses satu server live streaming,
setelah tersambung, jalankan software wireshark
dengan cara meng-klik start pada program wireshark.
Setelah 1 menit proses capture berlangsung, simpan
data.
Percobaan kedua pengukuran dengan sumber 2
server.Langkah-langkahnya hampir sama dengan
pengukuran 1 server,hanya saja pada sumber 2 server
mengakses 2 server dalam waktu yang bersamaan.
Setelah mengakses 2 server lalu jalankan wireshark
untuk mengcapture data selama 1 menit.setelah itu data
disimpan.
Pengukuran ketiga dengan mengakses tiga server
dalam waktu yang bersamaan.setelah terhubung ke tiga
server,jalankan wireshark untuk meng-capture data
yang terjadi selama 1 menit. Setelah itu simpan data
percobaan.

4. ANALISA DATA

Dari tiga pengukuran didapatkan hasil sebagai berikut:

Ujicoba 1 server live streaming


Gambar 6 Grafik delay ujicoba 1 server live streaming

Dari ujicoba yang telah dilakukan maka didapatkan
hasil seperti grafik diatas. Dari grafik dapat diketahui
bahwa delay frame rata-rata untuk ujicoba 1 beban
server live streaming adalah 54.58ms. Delay frame
tertinggi terjadi pada frame ke 55 dengan delay frame
sebesar 180.00ms. Dan delay frame terendah terjadi
pada paket ke 100 dengan nilai delai frame sebesar
1.95ms. Sedangkan untuk nilai Jitter rata-rata pada
ujicoba 1 beban server live streaming adalah 51.40ms.
J itter maksimal sebesar 169.30ms. Pada ujicoba 1
server live streaming,dapat disimpulkan bahwa live
streaming berlangsung dengan baik karena delay frame
yang terjadi masih dibawah 200ms yang merupakan
standar delay untuk real time streaming protokol.

Ujicoba 2 server live streaming





Gambar 7 Grafik delay ujicoba 2 server live
streaming

Dari ujicoba yang telah dilakukan didapatkan
hasil grafik diatas. Dari grafik dapat diketahui bahwa
delay frame rata-rata untuk ujicoba 2 server live
streaming adalah 44.40ms. Delay frame tertinggi
terjadi pada frame ke 123 dengan delay frame sebesar
150.00ms. Dan delay frame terendah terjadi pada paket
ke 24 dengan nilai delay frame sebesar 0.97ms.
Sedangkan untuk nilai Jitter rata-rata pada ujicoba
beban 2 server live streaming adalah 46.61ms. J itter
maksimal sebesar 142.20ms. Pada beban 2 server live
streaming,dapat disimpulkan bahwa live streaming
berlangsung dengan baik karena delay frame yang
terjadi masih dibawah 200ms yang merupakan standar
delay untuk real time streaming protokol.










5

Ujicoba 3 server live streaming




Gambar 8 Grafik delay ujicoba 3 server live
streaming

Dari ujicoba yang telah dilakukan menghasilkan
grafik diatas. Dari grafik dapat diketahui bahwa delay
frame rata-rata untuk ujicoba ujicoba 3 server live
streaming adalah 51.37ms. Delay frame tertinggi
terjadi pada frame ke 25 dengan delay frame sebesar
168.00ms. Dan delay frame terendah terjadi pada paket
ke 24 dengan nilai delai frame sebesar 0.97ms.
Sedangkan untuk nilai Jitter rata-rata pada ujicoba
beban 2 server live streaming adalah 40.94ms. J itter
maksimal sebesar 167.05ms. Pada ujicoba 3 server live
streaming, dapat disimpulkan bahwa live streaming
juga berlangsung dengan baik sama seperti ujicoba 1
server live streaming dan 2 server live streaming
karena delay frame yang terjadi masih dibawah 200ms
yang merupakan standar delay untuk real time
streaming protokol.



Perbandingan delay dan Jitter pada pengukuran
dengan sumber 1 server, 2 server dan 3 server.


Tabel 1 perbandingan rata-rata delay dan jitter ujicoba
1 server, 2 server, 3 server.
Beban server Rata-rata
delay(ms)
Rata-rata
jitter(ms)
1 server 54.58 51.40
2 server
44.40 46.61
3 server 51.365 40.94





Gambar 9. Grafik perbandingan delay dan jitter
ujicoba 1 server, 2 server, 3 server


Dari grafik dapat diketahui bahwa delay frame rata-rata
untuk ujicoba 1 beban server live streaming adalah
54.58ms. Sedangkan untuk nilai J itter rata-rata pada
ujicoba 1 beban server live streaming adalah 51.40ms.
Dari grafik dapat diketahui bahwa delay frame rata-rata
untuk ujicoba 2 server live streaming adalah 44.40ms
Sedangkan untuk nilai Jitter rata-rata pada ujicoba
beban 2 server live streaming adalah 46.61ms.
Dari grafik dapat diketahui bahwa delay frame rata-rata
untuk ujicoba beban 3 server live streaming adalah
51.37ms. Sedangkan untuk nilai J itter rata-rata pada
ujicoba beban 3 server live streaming adalah 40.94ms.



Pengukuran troughput
Dari hasil pengukuran dengan menggunakan wireshark
didapatkan data sebagai berikut:



Tabel 3. troughput ujicoba 1 server, 2 server, 3 server.
Beban
server
Bytes Bps kbps
1 server 624058 10501.81 84.01
2 server 1510354 25476.09 203.81
3server 1521236 25762.34 206.10



0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 17 33 49 65 81 97 113129145161177
nopaket
delay(ms)
0
10
20
30
40
50
60
1server 2server 3server
ms
Rata
rata
delay(m
s)
Rata
rata
jitter(m
s)
6

Gambar 10. Grafik perbandingan troughput

Dari tabel dan grafik dihasilkan data troughput untuk
beban 1 server adalah sebesar 84.014kbps, troughput
untuk beban 2 server sebesar 203.808kbps, dan
troughput untuk beban 3 server yaitu
206.098kbps.Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
semakin besar beban server maka troughputnya juga
semakin besar.


Pengukuran Packet Loss.
Dari hasil pengamatan di wireshark
didapatkan data packet loss sebagai berikut:

Tabel 2. packet loss yang terjadi pada ujicoba 1
server, 2 server, 3 server
Beban server Packet loss Persentase(%)
1 server 0 0
2 server 7 0.4
3 server 9 0.5






Gambar 11. Grafik perbandingan packet loss


Dari tabel dan grafik diketahui bahwa packet
loss untuk ujicoba 1 server adalah 0, packet loss untuk
ujicoba 2 server adalah 7 packet, dan packet loss untuk
ujicoba 3 server sebesar 9 packet. Data ini
menunjukkan bahwa semakin besar beban trafik yang
terjadi, maka semakin besar juga kemungkinan terjadi
packet loss yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan
terjadi delay dan jitter terjadi. Proses buffering
dilakukan untuk mengurangi delay dan jitter pada
transmisi live streaming.


5. KESIMPULAN

Dari analisa yang telah dilakukan pada
perencanaan dan implementasi Live Streaming pada
jaringan HSDPA, dengan melakukan 3 kali tahap
ujicoba, diantaranya ujicoba dengan beban 1 server live
streaming, ujicoba dengan 2 beban server live
streaming dan ujicoba dengan 3 beban server live
streaming, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari pengukuran diketahui bahwa rata-rata
delay untuk ujicoba 1 server adalah 54.58ms,
dan rata-rata jitter 51.40ms. Untuk ujicoba 2
server rata-rata delay yang didapat adalah
44.40ms dan rata-rata jitter 46.61. Untuk ujicoba
3 server didapat rata-rata delay sebesar 51.37ms
dan rata-rata jitter sebesar 40.94ms. J adi live
streaming berjalan dengan cukup baik karena
delay yang didapat tidak melebihi 200ms yang
merupakan standar delay untuk real time
streaming protocol yang diatur dalam RFC2326
dan ITU-T H324
2. Troughput untuk ujicoba 1 server adalah
80.014kbps, troughput untuk ujicoba 2 server
sebesar 203.808kbps, dan troughput untuk
ujicoba 3server sebesar 206.098kbps. J adi
semakin banyak beban trafik yang terjadi maka
troughput yang dibutuhkan semakin tinggi.
3. Packet loss untuk ujicoba 1 server adalah 0
packtet (0%), packet loss untuk ujicoba 2 server
sebesar 7 packet(0.4%) dan packet loss untuk
ujicoba 3 server sebesar 9 packet(0.5%). Live
streaming berjalan dengan baik karena jumlah
packet loss yang terjadi sangat kecil.
4. Semakin besar beban menyebabkan trafik
semakin padat, delay, jitter menjadi semakin
tinggi dan packet loss yang terjadi juga semakin
tinggi.
5. Secara umum kualitas suara dan gambar yang
dihasilkan padaLive Streaming dengan beban 1
sampai 3 server cukup baik.


6. SARAN

1. Aplikasi Live streaming membutuhkan
bandwith yang cukup besar, maka sebaiknya
juga menggunakan layanan internet dengan
bandwith yang besar agar proses Live Streaming
dapat berjalan dengan baik.
2. Pengukuran aplikasi live streaming ini
dilakukan pada satu tempat,untuk selanjutnya
0
50
100
150
200
250
1server 2server 3server
Troughput(kbps)
troughpu
t(kbps)
0
0.2
0.4
0.6
1
server
2
server
3
server
d
a
l
a
m

p
e
r
s
e
n
packetloss(%)
packetloss(%)
7
mungkin bisa dilakukan pengukuran Live
streaming pada HSDPA secara mobile.



7. DAFTAR PUSTAKA

J ohn Wiley and sons, WCDMA for UMTS third
generation, Finland, 2003.
J ohn Wiley and sons, HSDPA/HSUPA for UMTS:
High Speed Radio Access for Mobile
Communications, Finland, 2006.
Prassad, Principles of Digital Communication
Systems and Computer Networks, Charles
River Media, 2003.
Rom and Sidi, Multiple Access Protocol
Performance and Analysis, Springer Verlag,
1990.
A.K. Katsaggelos, Y. Eisenberg, F. Zhai, R. Berry, and
T.N. Pappas, Advances in Efficient Resource
Allocation for Packet-Based Real-Time Video
Transmission, in Proc. IEEE, vol. 93, no. 1,
J anuary 2005.
R. Rejaie, On integration of congestion control
with Internet streaming applications, in Packet
Video workshop, 2003
M. Ali Ikhwal Analisa Performansi MPEG-4 video
streaming melalui UMTS dedicated chanel.
Tugas Akhir Teknik elektro 2007
http://www.nearearthllc.com/analysis/presentations/IP
TV_final.pdf
http://www.ittelkom.ac.id
http://www.ITU.int
http://www.wikipedia.org











8. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis buku tugas akhir yang
berjudul Analisa Performansi
Live Streaming dengan
Menggunakan J aringan
HSDPA ini bernama Made
Suhendra, dilahirkan di
Denpasar, 02 September 1985.
Putra dari pasangan Nym
Ginantra dan L.K.S Indramari.
Penulis beragama Hindu dan
Putra dari pasangan Nym Ginantra dan L.K.S
Indramari. Penulis beragama Hindu dan merupakan
putra kedua dari dua bersaudara.
Riwayat Pendidikan :
1990 1991, TK Raj Yamuna, Denpasar
1991 1997, SD Raj Yamuna, Denpasar
1997 2000, SMP Negeri 3, Denpasar
2000 - 2003, SMU Negeri 1, Denpasar
2003 ,S1 teknik Elektro Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
J urusan Teknik Elektro

Tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di
J urusan Teknik elektro FTI ITS dengan nomor
registrasi pokok 2203 109 044 dan menyelesaikan
Tugas Akhir di bidang studi Teknik Telekomunikasi
Multimedia.

Anda mungkin juga menyukai