Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan itu tidak ada kaitannya sama sekali. Seifert dan Haffnung membendakan tiga tipe (domain) perkembangan yaitu: Perkembangan fisik mencakup pertumbuhan biologis. isalnya, pertumbuhan otak, otot, tulang serta penuaan dengan berkurangnya ketajaman pandangan mata dan berkurangnya kekuatan otot- otot. Perkembangan kognitif mencakup perubahan-perubahan dalam berpikir, kemampuan berbahasa yang terjadi melalui proses belajar. Perkembangan psikososial berkaitan dengan perubahan-perubahan emosi dan identitas pribadi indi!idu, yaitu bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru- gurunya. "etiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling berpengaruh. Sejak tahun #$%&-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap perbedaan indi!idu. enurut Santrok (#$$') semua aspek dalam perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik. (spek-aspek yang paling banyak diteliti sehubungan dengan pengaruh genetik ini ialah kecerdasan dan temperamen. (rthur )ensen (#$*$) melontarkan pendapatnya bah+a kecerdasan itu di+ariskan, dengan pengaruh yang sangat minimal dari lingkungan dan budaya. enurut )ensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar %& persen, sedangkan menurut ahli lain sebesar ,& persen. -emperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespons lingkungan. (da bayi yang sangat aktif dengan menggerak-gerakan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tentang. (da bayi yang merespons orang lain dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh. enurut -homas . /hess (#$$#) ada tiga dasar temperamen yaitu yang mudah, yang sulit dan yang lambat untuk dibangkitkan. 0eberapa ahli perkembangan berpendapat bah+a temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir yang akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman- pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungannya. 1engan kata lain dapat dikatakan bah+a terdapat interaksi antara keturunan dan lingkungan dalam terjadinya perkembangan. enurut Santrok dan 2ussen (#$$') perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola gerakan ini kompleks dan merupakan produk dari beberapa proses yaitu: biologis, kognitif dan sosial. Pembagian +aktu dalam perkembangan disebut fase-fase perkembangan. Santrok dan 2ussen membaginya atas lima fase yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan)3 fase bayi (sejak lahir sampai umur #% atau '4 bulan), fase kanak-kanak a+al sampai umur , - * tahun, kadang-kadang disebut fase pra sekolah3 fase kanak-kanak tengah dan akhir, sampai umur ## tahun, sama dengan usia sekolah dasar terakhir fase remaja yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa de+asa a+al, antara umur #&5#6 sampai #%5'' tahun. 7rik H. 7rikson yang melahirkan teori perkembangan afektif mengemukakan bah+a perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas perkembangan dan tugas-tugas sosial. Perkembangan afektif menurut 7rikon terdiri dari delapan fase: #. -rust !s, istrust5kepercayaan dasar (&3& - #3&) '. (utonomy !s. Shame and 1oubt5otonomi (#3& - 63&) 6. 8nitiati!e !s. 9uilt5inisiatif (63& - ,3&) 4. 8ndustry !s. 8nferiority5produkti!itas (,3& - ##3&) ,. 8dentity !s. :ole /onfusion5identitas(#'3& - #%3&) *. 8ntimacy !s. 8solation5keakraban (#$3& - ',3&) ;. 9enerati!iy !s. Self (bsorption5generasi berikut ('3, - 4,3&) %. 8ntegrity !s. 1espair5integritas (4,3& ...) )ean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase: #. Sensor motorik (&3& - '3&) '. Pra operasional ('3& - ;3&) 6. <perasional konkret (;3& - ##3&) 4. <perasional formal (##3& - #,3&) :obert ). Ha!ighurst mengemukakan bah+a pada usia-usia tertentu seseorang harus mampu melakukan tugas-tugas perkembangan. "emampuan merupakan keberhasilan yang memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya, dan terdiri dari tugas perkembangan3 #. asa kanak-kanak (usia bayi dan usia -") '. asa anak (usia S1) 6. asa remaja 4. asa de+asa a+al ,. asa setengah baya *. asa tua enurut Ha!ighurst setiap tahap perkembangan indi!idu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, emosional, moral dan sosial. Hukum-Hukum Perkembangan 1alam perkembangan manusia terdapat hukum-hukum yang diperoleh melalui penelitian, kajian teori dan praktek. /arol 9est+icki (#$$,) mengemukakan bah+a: #. 1alam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. '. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. 6. 1alam perkembangan terdapat +aktu-+aktu yang optimal. 4. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi. ,. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi. *. Setiap indi!idu berkembang sesuai dengan +aktunya masing-masing. ;. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umum kepada yang khusus. enurut Sutterly 1onnely (#$;6) terhadap #& prinsip dasar pertumbuhan. #. Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat. '. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif. 6. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur. 4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat keteraturan arah. ,. -empo pertumbuhan tiap anak tidak sama. *. (spek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada +aktu dan kecepatan berbeda. ;. "ecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. %. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa krisis. $. Pada suatu organisme akan kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang maksimum. #&. Setiap indi!idu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik. 0elajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. 1i dalamnya tercakup perubahan- perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. (lbert 0andura (#$*$) menjelaskan sistem pengendalian perilaku 0elajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. 1idalamnya tercakup perubahan-perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain. (lbert 0andura (#$*$) menjelaskan sistem pengendalian perilaku. Stimulus control. Perilaku yang muncul di ba+ah pengendalian stimulus eksternal, seperti bersin, bernafas dan mengedipkan mata. <utcome control. Perilaku yang dilakukan untuk mencapai hasilnya, berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Symbolic control. Perilaku yang diarahkan oleh kata- kata yang dirumuskan, atau diarahkan oleh antisipasi yang diimajinasikan dari hasil yang akan dicapai. 0eberapa ide umum tentang pengalaman belajar: #. "eterlibatan dalam pengalaman belajar mempunyai pengaruh penting terhadap pembelajaran. '. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melaksanakan tugas sekalipun mengandung risiko. 6. Strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun pengaruh penting terhadap beberapa aspek, seperti3 usia, kematangan, kepercayaan dan penghargaan terhadap orang lain. 4. Pada umumnya pembelajaran berpengaruh kepada hal-hal khusus seperti menghargai orang lain dan bersikap hati-hati kepada yang baru dikenal. ,. -erdapat banyak pengaruh yang dapat dipelajari melalui model (orang tua dan guru) sedang peserta didik berusaha menirunya. 9aya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dalam situasi-situasi antara pribadi. "epada guru diharapkan untuk menyadari bah+a setiap orang mempunyai cara yang tertentu untuk mempelajari informasi baru agar tercapai semaksimum mungkin. Pengalaman belajar seseorang sangat erat kaitannya dengan gaya belajar, cara belajarnya, yang dipengaruhi oleh berbagai !ariabel, yaitu faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Pada a+al pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. (pakah modalitas kita !isual, yaitu belajar melalui apa yang dilihat, apakah auditorial yaitu belajar melalui apa yang didengar, apakah kinestetik, yaitu belajar melalui gerak dan sentuhan. 1alam mengajar, guru hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-muridnya yang !isual, yang auditorial maupun yang kinestik. "onsepsi pengajaran tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual kemudian berubah. Sekolah yang modern lebih memperhatikan seluruh pribadi anak itu, baik mengenai segi emosi, sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Sekolah berusaha dengan sengaja mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pelajaran yang sesuai dan dengan cara penyampaian yang ber!ariasi. Sebenarnya pribadi anak itu tidak dapat dipecah-pecah beberapa bagian yang terpisah-pisah. 1alam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh. MODUL KARAKTER!"T!K ANAK U"!A "D Pertumbuhan #i$ik atau %a$mani #. Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak- anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gi=i, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. '. >utrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik anak. "ekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergi=i, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. 6. <lahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. (nak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak. 4. <rang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam penyakit yang sering kali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. <leh karena itu orang tua selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gi=i, kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari sekalipun sederhana. Perkembangan !nte&ektua& dan Em'$i'na& #. Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan gi=i, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua. (kibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya. '. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. 6. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. >amun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. isalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. (kan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. 4. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. ,. 1alam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. 1engan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak. *. Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai akti!itas dalam masyarakat. Perkembangan Baha$a 0ahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - , bulan. <rang tua yang bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa. <leh karena itu bahasa berkembang setahap demi setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua membimbing anaknya. ?ungsi dan tujuan berbicara antara lain: (a) sebagai pemuas kebutuhan, (b) sebagai alat untuk menarik orang lain, (c) sebagai alat untuk membina hubungan sosial, (d) sebagai alat untuk menge!aluasi diri sendiri, (e) untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain, (f) untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal. 2aitu: (a) kematangan alat berbicara, (b) kesiapan mental, (c) adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak, (d) kesempatan berlatih, (e) moti!asi untuk belajar dan berlatih dan (f) bimbingan dari orang tua. 1i samping adanya berbagai dukungan tersebut juga terdapat gangguan perkembangan berbicara bagi anak, yaitu: (a) anak cengeng, (b) anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Perkembangan M'ra&( "'$ia&( dan "ika) #. "epada orang tua sangat dianjurkan bah+a selain memberikan bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak, mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan penguatan melalui pemberian hadiah kepada ajak apabila berbuat atau berperilaku yang positif. '. -erdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat luas. 6. ?ungsi hadiah bagi anak, antara lain: (a) memiliki nilai pendidikan, (b) memberikan moti!asi kepada anak, (c) memperkuat perilaku dan (d) memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi. 4. ?ungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah: (a) fungsi restruktif, (b) fungsi pendidikan, (c) sebagai penguat moti!asi. ,. Syarat pemberian hukuman adalah: (a) segera diberikan, (b) konsisten, (c) konstruktif, (d) impresional artinya tidak ditujukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya, (e) harus disertai alasan, (f) sebagai alat kontrol diri, (g) diberikan pada tempat dan +aktu yang tepat. MODUL * PERBEDAAN !ND!+!DUAL DAN %EN!" KEBUTUHAN ANAK U"!A "EKOLAH DA"AR Perbedaan !ndi,idua& Anak U$ia "D #. Perbedaan indi!idual seorang anak akan terjadi pada setiap aspek perkembangan anak itu. (spek perkembangan tersebut di antaranya adalah pada aspek perkembangan fisik, intelektual, moral, maupun aspek kemampuan. '. Perbedaan pada aspek perkembangan fisik jelas terlihat dari perbedaan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain itu, perbedaan fisik juga dapat diidentifikasi dari segi kesehatan anak. Sedangkan perbedaan pada aspek perkembangan intelektual dapat dilihat sejalan dengan tahapan usia, kemampuan anak pun meningkat. >amun demikian, karena pengaruh berbagai faktor, kemampuan di antara anak-anak tersebut bisa berbeda. isalnya, si ( pada usia ; tahun sudah bisa membuat suatu karangan yang bersifat aplikasi dari suatu konsep, tetapi si 0 pada usia yang sama belum bisa melakukan hal yang dilakukan (. 6. Piaget dan "ohlberg masing-masing mempunyai pandangan tersendiri tentang perbedaan pada aspek perkembangan moral. Piaget mempunyai pandangan bah+a moralitas berkembang pada ' tahap utama, yaitu tahap hambatan moralitas dan moralitas kerja sama sedangkan "ohlberg melukiskan 6 tingkatan alasan moral, yaitu pra-con!entional morality, con!entional morality dan post-con!entional morality. 4. Perbedaan kemampuan seorang anak bisa mencakup perbedaan dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau perbedaan kemampuan kognitif. ?aktor yang menonjol dalam membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah dan yang dibuat. %eni$-%eni$ Kebutuhan Anak U$ia "D #. 8stilah @kebutuhan@, @dorongan@, atau @motif@ pada kehidupan sehari-hari sering digunakan secara bergantian. >amun demikian, secara konsep ada perbedaan di antaranya. "ebutuhan lebih mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis. '. 0anyak ahli di bidangnya melakukan penggolongan terhadap aspek-aspek kebutuhan, dan pada umumnya bisa dikatakan sama intinya. /ole dan 0ruce (#$,$) membagi kebutuhan menjadi ' golongan yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis. Sedangkan (. aslo+ (#$,4) membagi kebutuhan menjadi ; tingkatan atau jenjang dari yang mendasar hingga kebutuhan yang paling kompleks. 6. 1alam kaitannya dengan perbedaan indi!idu pada anak usia S1, digunakan penggolongan kebutuhan oleh Aindgren (#$%&) berupa 4 tingkatan kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah, perhatian, dan kasih sayang, kebutuhan untuk memiliki dan aktualisasi diri. 4. Hurlock (#$;%) menyatakan bah+a dalam pemenuhan beberapa kebutuhan anak, disiplin dapat digunakan. Sedangkan 1e/ecco dan 9ra+ford (#$;4) mengajukan 4 sikap guru dalam memberikan dan meningkatkan moti!asi sis+a. MODUL - PERKEMBANGAN ANAK U"!A "EKOLAH MENENGAH Karakteri$tik Perkembangan Anak U$ia "ek'&ah Menengah (da beberapa butir penting yang dipaparkan dari "egiatan 0elajar # ini, yaitu: #. Perkembangan fisik pada sis+a usia sekolah menengah ditandai dengan adanya perubahan bentuk, berat, dan tinggi badan. Selain hal itu, perkembangan fisik pada usia ini ditandai pula dengan munculnya ciri-ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon testoterone dan estrogen juga turut mempengaruhi perkembangan fisik. '. Perkembangan intelektual sis+a SA-P ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir formal operasional. Selain itu, kemampuan mengingat dan memproses informasi cukup kuat berkembang pada usia ini 6. Perkembangan pemikiran sosial dan moralitas nampak pada sikap berkurangnya egosentrisme. Sis+a SA-P dan SB juga telah mempunyai pemikiran politik dan keyakinan yang lebih rasional. 4. -erdapat berbagai ma=hab atau aliran dalam pendidikan yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. 1i antaranya adalah aliran nati!isme, empirisme, dan kon!ergensi. ,. Papalia dan <lds (#$$':;-%) menyebutkan faktor internal dan eksternal yang telah memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Brie 0ronfenbrenner menyatakan ada 4 tingkatan pengaruh lingkungan seperti, sistem mikro, meso dan eCo yang membentuk pribadi anak. Sedangkan pandangan kon!ensional menyatakan bah+a ada 6 faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan sis+a SA-P dan SB, yaitu pemba+aan, lingkungan dan +aktu. Perbedaan !ndi,idu dan Kebutuhan Anak U$ia "ek'&ah Menengah #. Secara garis besar, perbedaan indi!idu dikategorikan menjadi ', yaitu perbedaan secara fisik, dan psikis. Perbedaan secara psikis meliputi perbedaan dalam tingkat intelektualitas, kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar. '. 1alam pandangan yang lain, perbedaan indi!idual sis+a sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata. "emampuan nyata dapat disebut sebagai prestasi belajar. 6. 8ndikator perilaku intelegen menurut Ditherington antara lain: a. "emudahan dalam menggunakan bilangan. b. 7fisiensi dalam berbahasa. c. "ecepatan dalam pengamatan. d. "emudahan dalam mengingat. e. "emudahan dalam memahami hubungan. f. 8majinasi. 4. 9age dan 0erlinier (#$%4:#*,) mempunyai pandangan tentang kepribadian sebagai berikut. Personality is the integration of all of persons traits abilities, moti!es as +ell as his or her temperament, attitudes, opinios, beliefs, emotional responses, cogniti!e styles, characters and morals. ,. enurut urray, kebutuhan indi!idu dibagi menjadi ' kelompok besar, yaitu !iscerogenic dan psychogenic. "emudian kebutuhan psychogenic dibagi lagi menjadi '& kebutuhan. *. "ebutuhan yang cenderung dominan pada sis+a sekolah menengah berdasarkan '& kebutuhan menurut konsep urray, adalah seperti ini: a. >eed for affiliation b. >eed for aggression c. (utonomy needs d. /onteraction e. >eed for dominance f. 7Chibition g. SeC. MODUL . PERKEMBANGAN ORANG DE/A"A Karakteri$tik Perkembangan Orang De0a$a Bntuk lebih memantapkan pemahaman (nda terhadap materi yang telah (nda pelajari, bacalah rangkuman berikut ini. #. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang de+asa terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi akti!itas fisik. Bsia de+asa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. "ekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan kesehatan. '. "ualitas kemampuan berpikir kelompok de+asa muda terus berkembang lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan berpikir. 6. Pada masa de+asa, berlangsung pengalaman moral. elalui pengalaman moral, orang de+asa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral. 4. 0ekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa de+asa. #akt'r-#akt'r 1ang Mem)engaruhi Perkembangan Orang De0a$a Bntuk lebih memantapkan pemahaman (nda terhadap materi yang dibahas kegiatan belajar ini, bacalah rangkuman berikut ini. #. enurut aliran nati!isme, perkembangan orang de+asa ditentukan oleh faktor yang diba+a sejak lahir (pemba+aan5hereditas). '. (liran empirisme, berpendapat bah+a perkembangan orang de+asa semata-mata tergantung pada faktor lingkungan. 6. (liran kon!ergensi menyatakan bah+a perkembangan orang de+asa ditentukan oleh faktor pemba+aan dan lingkungan. 4. ?aktor-faktor yang mempermudah perkembangan orang de+asa adalah kekuatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, moti!asi untuk berkembang, dan model peran. Perbedaan indi,idua& Orang De0a$a Bntuk meningkatkan pemahaman (nda terhadap materi yang disajikan dalam "egiatan 0elajar 6, bacalah rangkuman berikut ini. #. ?aktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan indi!idual orang de+asa adalah faktor lingkungan, pemba+aan dan pengalaman. '. Bnsur-unsur perbedaan indi!idu yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan dan pemba+aan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian, dan kecakapan (kecerdasan). 6. Penerimaan orang de+asa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman) ditentukan oleh: a. "ekuatan daya pendukung -he 8E dan daya kendali dari super ego serta besarnya dorongan kompleks terdesak (?reud)3 b. /ita-cita dan hasrat ((lfred (dler)3 c. "adar rasa harga diri ("unkel)3 d. "esadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya (Stern)3 e. Pandangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (:ullo ay)3 f. "emampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Ae+in), serta g. Hubungan sosial di masa lalu (:otter . Sulli!an). h. Hubungan sosial di masa lalu (:otter . Sulli!an). Kebutuhan-kebutuhan Orang-Orang De0a$a Aima tingkatan kebutuhan menurut aslo+: #. "ebutuhan 0iologis '. "ebutuhan :asa (man 6. "ebutuhan Sosial 4. "ebutuhan akan Harga 1iri ,. "ebutuhan untuk 0erbuat yang -erbaik. "ebutuhan orang de+asa menurut organ: #. "ebutuhan untuk melakukan akti!itas '. "ebutuhan untuk menyenangkan orang lain 6. "ebutuhan untuk mencapai hasil 4. "ebutuhan untuk mengatasi kesulitan. "ebutuhan orang de+asa menurut urray dan 7d+ards. #. "ebutuhan berprestrasi '. "ebutuhan rasa hormat 6. "ebutuhan orang de+asa menurut urray dan 7d+ards. 4. "ebutuhan berprestrasi ,. "ebutuhan rasa hormat *. "ebutuhan keteraturan ;. "ebutuhan memperlihatkan diri %. "ebutuhan otonomi $. "ebutuhan afiliasi #&. "ebutuhan intrasepsi ##. "ebutuhan berlindung #'. "ebutuhan dominan #6. "ebutuhan merendah #4. "ebutuhan memberi bantuan #,. "ebutuhan perubahan #*. "ebutuhan ketekunan #;. "ebutuhan heteroseksual #%. "ebutuhan agresi. MODUL 2 !MPL!KA"! KARAKTER!"T!K PE"ERTA D!D!K TERHADAP PEN3ELENGGARAAN PEND!D!KAN "egiatan 0elajar # Pendidikan Bagi Anak U$ia "ek'&ah Da$ar Bntuk memantapkan pemahaman (nda terhadap materi "egiatan 0elajar #, bacalah rangkuman berikutF #. "arakteristik anak usia S1 adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan5 melakukan sesuatu secara langsung. <leh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan sis+a berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada sis+a untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. '. enurut Ha!ighurst tugas perkembangan anak usia S1 adalah sebagai berikut: a. menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan akti!itas fisik, b. membina hidup sehat, c. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok, d. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin e. belajar membaca, menulis, dan menghitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, f. memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, g. mengembangkan kata hati, moral, dan nilai-nilai h. mencapai kemandirian pribadi. -ugas perkembangan tersebut menurut guru untuk: i. menciptkaan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik, j. melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada sis+a untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang, k. mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep3 serta l. melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga sis+a mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. 6. Pendidikan di S1 merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (S1). <leh karena itu, pemerintah menetapkan pelaksanaan Program Dajib 0elajar Pendidikan 1asar Sembilan -ahun. Program +ajib belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan bagi setiap anak yang berusia ; - #, tahun untuk memperoleh pendidikan serta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia 8ndonesia hingga mencapai minimal kelas 6 SA-P. 4. )enis penyelenggaraan pendidikan pada jenjang sekolah dasar meliputi Sekolah 1asar (S1) baik negeri maupun s+asta, S1 "ecil, S1 Pamong, S1 Auar 0iasa baik negeri maupun s+asta, S1 -erpadu, dan adrasah 8btidaiyah (8) baik negeri maupun s+asta. Pendidikan Bagi Anak U$ia "ek'&ah Menengah "arakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut. #. (danya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.. '. ulai timbulnya ciri-ciri sekunder. 6. -imbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing. 4. "ecenderungan ambi!alensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. ,. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang de+asa. *. ulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan -uhan. ;. :eaksi dan ekspresi emosi masih labil. %. "epribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu. $. "ecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas. "arakteristik tersebut menuntut guru untuk: a. enerapkan model pembelajaran yang memisahkan sis+a pria dan +anita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi3 b. enyalurkan hobi dan minat sis+a melalui kegiatan-kegiatan yang positif3 c. enerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan indi!idual atau kelompok kecil3 d. eningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi sis+a3 e. enjadi teladan atau contoh, serta f. emberikan kesempatan kepada sis+a untuk belajar bertanggung ja+ab. Satuan pendidikan pada tingkat SA-P meliputi rumpun SA-P (SA-P negeri dan s+asta, adrasah -sana+iyah (ts) negeri dan s+asta, SP "ecil, dan SA-P -erbuka), SA-P Auar 0iasa (Sekolah Auar 0iasa dan SA-P -erpadu), dan Pendidikan Auar Sekolah (Paket 0, Bjian Persamaan SA-P, 1iniyah Dustho, dan Pondok Pesantren). Satuan pendidikan pada tingkat SA-( meliputi Sekolah enengah Bmum (SB), Sekolah enengah "ejuruan (S"), dan adrasah (liyah negeri dan s+asta, serta Pondok Pesantren. Satuan pendidikan pada tingkat SA-P meliputi rumpun SA-P (SA-P negeri dan s+asta, adrasah -sana+iyah (ts) negeri dan s+asta, SP "ecil, dan SA-P -erbuka), SA-P Auar 0iasa (Sekolah Auar 0iasa dan SA-P -erpadu), dan Pendidi 1i sini kita akan mempertimbangkan apakah perbedaan temperamental terkait dengan aspek lain dari perkembangan anak-anak. 8t must be emphasi=ed that temperament is concerned +ith indi!idual differences and therefore the impact on de!elopment centres on associations bet+een temperament and !ariations in childrenGs cogniti!e and social de!elopment. Harus ditekankan bah+a temperamen berkaitan dengan perbedaan indi!idu dan oleh karena itu berdampak pada pusat-pusat pengembangan hubungan antara temperamen dan !ariasi dalam pengembangan kognitif anak-anak dan sosial. -here are se!eral +ays in +hich this can occur and these +ill be considered in turn. (da beberapa cara di mana ini bisa terjadi dan ini akan dipertimbangkan secara bergantian. Dire4t e55e4t '5 tem)erament 'n de,e&')ment Lang$ung )engaruh tem)eramen terhada) )erkembangan ( child +ith a short attention span and +ho is !ery impulsi!e is likely to eCperience difficulties in learning situations either at home or at pre-school groups (-i=ard and Hughes, #$%4). Seorang anak dengan rentang perhatian yang pendek dan yang sangat impulsif kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam situasi belajar baik di rumah atau di kelompok pra-sekolah (-i=ard dan Hughes, #$%4). -his eCample sho+s that temperamental differences may ha!e a per!asi!e effect on childrenGs cogniti!e and social de!elopment through their impact on beha!ioural control and responsi!ity. /ontoh ini menunjukkan bah+a perbedaan temperamental mungkin memiliki dampak luas pada perkembangan kognitif anak-anak dan sosial melalui dampaknya terhadap kontrol perilaku dan responsi!itas. 8n older children "eogh (#$%') has identified a three factor model of temperament that is related to beha!iour in school and +hich has implications for learning. Pada anak yang lebih tua "eogh (#$%') telah mengidentifikasi model tiga faktor temperamen yang berhubungan dengan perilaku di sekolah dan yang memiliki implikasi untuk belajar. -he factors are -ask <rientation, Personal-Social ?leCibility and :eacti!ity. ?aktor- faktor yang -ugas <rientasi, Personal-Sosial ?leksibilitas dan :eakti!itas. /learly factors such as task orientation +ill ha!e a direct impact on the childGs ability to gain from learning eCperiences. )elas faktor-faktor seperti orientasi tugas akan berdampak langsung pada kemampuan anak untuk memperoleh hasil dari pengalaman belajar. <ther temperamental influences +ill ha!e more indirect effects on academic attainment. pengaruh temperamental lain akan memiliki efek yang lebih langsung pada pencapaian akademis. ?or eCample, reacti!ity is more likely to influence pupilHteacher and pupilHpupil interaction and thereby the social conteCt +ithin +hich learning takes place. Sebagai contoh, reakti!itas lebih mungkin untuk mempengaruhi murid-guru dan interaksi murid-murid dan dengan demikian konteks sosial di mana pembelajaran terjadi. Dire4t e55e4t '5 4hi&d tem)erament 'n )arent$ Lang$ung )engaruh tem)eramen anak )ada 'rang tua <ne of the central concepts in current thinking about child de!elopment is that of the child influencing its o+n de!elopment, ie not just being a passi!e recei!er of eCternally determined eCperiences. Salah satu konsep sentral dalam pemikiran terkini tentang perkembangan anak adalah bah+a anak yang mempengaruhi perkembangannya sendiri, yaitu tidak hanya menjadi penerima pasif dari pengalaman eksternal ditentukan. 0ell (#$*%) and Sameroff and /handler (#$;,) are +idely recogni=ed as bringing this transactional model to the fore. 0ell (#$*%) dan Sameroff dan /handler (#$;,) secara luas diakui sebagai memba+a model transaksional kedepan. Bnder this model the child plays a significant role in producing its o+n eCperiences both directly by its o+n selection of acti!ities but, more importantly for the young child, by the influence its beha!iour has upon caretakers (Sameroff and ?iese, #$$&). 1engan model ini anak memainkan peran penting dalam memproduksi pengalaman sendiri baik secara langsung melalui seleksi sendiri kegiatan tetapi, yang lebih penting untuk anak muda, oleh pengaruh perilaku perusahaan telah pada pengasuh (Sameroff dan ?iese, #$$&). !ndire4t e55e4t ,ia 6g''dne$$ '5 5it6 E5ek tidak &ang$ung 6,ia6 baik ke4'4'kan -here has been a strand of thinking linked +ith the study of temperament that has emphasi=ed that the significance of indi!idual differences in temperament has to be considered in relation to specific en!ironments. (da seuntai pemikiran terkait dengan studi temperamen yang telah menekankan bah+a pentingnya perbedaan indi!idu dalam temperamen harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan lingkungan tertentu. ( child +ho is !ery lo+ on adaptability and !ery high on rhythmicity using +ill ha!e a more a!ersi!e eCperience if cared for by parents +ho are !ery erratic in their pattern of child care. Seorang anak yang sangat rendah pada adaptasi dan sangat tinggi pada rhythmicity menggunakan akan memiliki pengalaman yang lebih tidak menyenangkan jika dira+at oleh orang tua yang sangat tidak menentu dalam pola pengasuhan anak mereka. -he same child +ill be +ell suited to parents +ho are more regular in their routines of eating and sleeping. (nak yang sama akan cocok untuk orang tua yang lebih teratur dalam rutinitas mereka makan dan tidur. -his suggests that the impact of temperament on de!elopment has to be analysed as an interaction bet+een the childGs characteristics and features of the en!ironment including parenting. Hal ini menunjukkan bah+a dampak dari temperamen terhadap pembangunan harus dianalisis sebagai interaksi antara karakteristik anak dan fitur dari lingkungan, termasuk orangtua. -here ha!e been se!eral temperament theorists +ho ha!e taken this position. (da beberapa teori temperamen yang telah mengambil posisi ini. <ne of the most eCtensi!e research studies +ith this goodness of fit orientation is that of Aerner and colleagues: Salah satu studi penelitian yang paling luas dengan orientasi kebaikan fit adalah bah+a dari Aerner dan rekan: -he Ggoodness of fitG concept emphasi=es the need to consider both the characteristics of indi!iduality of the person and the demands of the social en!ironment, as indeCed for instance by eCpectations or attitudes of key significant others +ith +hom the person interacts (eg parents, peers or teachers). -he Gbaik kecocokan konsep menekankan kebutuhan untuk mempertimbangkan baik karakteristik indi!idualitas orang tersebut dan tuntutan lingkungan sosial, sebagai diindeks misalnya dengan harapan atau sikap orang lain yang signifikan kunci dengan siapa orang berinteraksi (orang tua misalnya, rekan-rekan atau guru). 8f a personGs characteristics of indi!iduality match, or fit, the demands of a particular social conteCt then positi!e interactions and adjustment are eCpected. )ika karakteristik seseorang pertandingan indi!idualitas, atau pas, tuntutan konteks sosial tertentu maka interaksi positif dan penyesuaian yang diharapkan. 8n contrast, negati!e adjustment is eCpected to occur +hen there is a poor fit bet+een the demands of a particular social conteCt and the personGs characteristics of indi!iduality. Sebaliknya, selisih negatif diperkirakan akan terjadi ketika ada kecocokan miskin antara tuntutan konteks sosial tertentu dan karakteristik seseorang indi!idualitas. (Aerner, et al., #$%$, p. ,#&) (Aerner, et al, #$%$, hal ,#&.) (s an illustration of this notion of the goodness of fit bet+een the childGs temperament and parental beha!iour Aerner et al. Sebagai ilustrasi dari pengertian tentang kebaikan kesesuaian antara temperamen anak dan perilaku orangtua et al Aerner. (#$%$) discussed some of the e!idence concerning temperament and maternal employment outside the home. (#$%$) membahas beberapa bukti tentang temperamen dan kerja ibu di luar rumah. <f course a +ide !ariety of social and economic pressures +ill be influencing the decision to +ork outside the home. -entu saja berbagai macam tekanan sosial dan ekonomi akan mempengaruhi keputusan untuk bekerja di luar rumah. Ho+e!er, in addition they suggest that there could be t+o plausible routes +hereby difficult temperament could influence mothersG decisions on +hether to +ork outside the home. >amun, di samping mereka menyarankan bah+a mungkin ada dua rute yang masuk akal dimana temperamen sulit bisa mempengaruhi keputusan ibu apakah akan bekerja di luar rumah. -he first could be that mothers find the problems of rearing the child +ith difficult temperament too a!ersi!e and therefore opt to go out to +ork to a!oid the hassles of daily child care. 2ang pertama bah+a ibu bisa menemukan masalah membesarkan anak dengan temperamen sulit juga permusuhan dan karenanya memilih untuk pergi keluar untuk bekerja untuk menghindari kerepotan pengasuhan anak sehari-hari. -he second route could be that the difficult child is so unpredictable in its eating and sleeping habits and protests intensely +hen left +ith unfamiliar people that the mother feels constrained not to go out to +ork because the child cannot fit in +ith the eCternally reIuired constraints of the mother attending the +ork place at fiCed times for fiCed periods. :ute kedua bisa bah+a anak sulit sangat tidak terduga dalam Surat makan dan tidur kebiasaan dan protes intens ketika dibiarkan dengan orang asing bah+a ibu merasa dibatasi untuk tidak pergi keluar untuk bekerja karena anak tidak bisa cocok dengan kendala eksternal yang diperlukan dari ibu menghadiri tempat kerja pada +aktu yang tetap untuk jangka +aktu tetap. -he goodness of fit approach suggests that +hich of these processes operates +ill depend on the fit bet+een the childGs temperament and the motherGs tolerance. "ebaikan menyarankan pendekatan fit yang beroperasi proses ini akan tergantung pada kesesuaian antara temperamen anak dan toleransi ibu. 8t +ill not be possible to predict the conseIuences of difficult temperament on the motherGs decision to return to +ork +ith kno+ledge of her attitudes to+ards child rearing and to+ards time keeping at +ork. -idak akan mungkin untuk memprediksi konsekuensi dari temperamen sulit pada keputusan ibu untuk kembali bekerja dengan pengetahuan tentang sikap ke arah membesarkan anak dan menjaga terhadap +aktu di tempat kerja. Aerner and 9alambos (#$%,) found that mothers of children +ith difficult temperament tended to ha!e more restricted +ork histories than other children. Aerner dan 9alambos (#$%,) menemukan bah+a ibu dari anak-anak dengan temperamen sulit cenderung memiliki sejarah bekerja lebih terbatas daripada anak-anak lainnya. <ne problem +ith this finding is that mothersG reports on their infantsG GdifficultyG may be biased by factors that also affect +ork performance, such as depression. Satu masalah dengan temuan ini adalah bah+a Glaporan pada bayi merekaG ibu GkesulitanG mungkin bias oleh faktor-faktor yang juga mempengaruhi kinerja kerja, seperti depresi. Hyde et al. Hyde et al. ('&&4) eCamined this possibility in a study +hich found that the consensus infant temperament judgements of fathers and mothers +ere still a good predictor of mothersG +ork outcomes. ('&&4) meneliti kemungkinan ini dalam sebuah studi yang menemukan bah+a keputusan konsensus temperamen bayi dari ayah dan ibu masih merupakan prediksi yang baik dari hasil kerja ibu. -his study also found e!idence that a mediating factor bet+een infant temperament and maternal +ork outcome is maternal mood: difficult infants are likely to make mothers more depressed and diminish their sense of competence, thus affecting their +ork performance. Penelitian ini juga menemukan bukti bah+a faktor mediasi antara temperamen bayi dan hasil kerja ibu adalah suasana hati ibu: bayi sulit cenderung membuat ibu lebih tertekan dan mengurangi rasa kompetensi mereka, sehingga mempengaruhi kinerja mereka. -he Aerner and 9alambos (#$%,) study also found that it seemed to be harder for parents to make satisfactory day-care arrangements for difficult infants. Para Aerner dan 9alambos (#$%,) studi juga menemukan bah+a tampaknya lebih sulit bagi orang tua untuk membuat perjanjian penitipan memuaskan untuk bayi sulit. !ndire4t e55e4t ,ia $u$4e)tibi&it1 t' )$14h'$'4ia& ad,er$it1 E5ek tidak &ang$ung me&a&ui kerentanan terhada) ke$u&itan )$ik'$'$ia& -emperament may also be related to differences in !ulnerability to stress. -emperamen juga mungkin berhubungan dengan perbedaan dalam kerentanan terhadap stres. >ot all children are ad!ersely affected by the eCperience of specific stresses, such as admission to hospital. -idak semua anak-anak sangat dipengaruhi oleh pengalaman spesifik menekankan, seperti masuk ke rumah sakit. Pre-school children repeatedly hospitali=ed are at risk for later educational and beha!ioural difficulties but only if they come from socially disad!antaged backgrounds (Euinton and :utter, #$;*). Pra-sekolah anak-anak berulang kali dira+at beresiko untuk kesulitan kemudian pendidikan dan perilaku, tetapi hanya jika mereka datang dari latar belakang sosial yang kurang beruntung (Euinton dan :utter, #$;*). 8t has pro!ed more difficult to establish +hether temperament does influence susceptibility to ad!erse eCperiences. Hal ini terbukti lebih sulit untuk menentukan apakah temperamen tidak kerentanan pengaruh terhadap pengalaman buruk. 1unn and "endrick (#$%') ha!e sho+n that an older childGs response to the arri!al of a ne+ sibling is systematically related to their temperament as measured +hilst their mother +as pregnant. 1unn dan "endrick (#$%') telah menunjukkan bah+a respon anak yang lebih tua untuk kedatangan saudara baru secara sistematis berkaitan dengan temperamen mereka sebagai diukur sementara ibu mereka sedang hamil. ost children respond to this e!ent +ith some upsurge of beha!ioural disturbance, such as an increase in demands for parental attention or in crying. "ebanyakan anak merespons acara ini dengan beberapa munculnya gangguan perilaku, seperti peningkatan permintaan untuk perhatian orang tua atau menangis. Dhich beha!ioural response is sho+n is related to prior temperament. :espon perilaku yang ditampilkan berhubungan dengan temperamen sebelumnya. Bnfortunately their data do not suggest any clear pattern of any one aspect of temperament being more significant than any other. Sayangnya data mereka tidak menyarankan ada pola yang jelas dari satu aspek dari temperamen yang lebih penting dari yang lain. Ho+e!er, there +ere indications that increases in fears, +orries and GritualG beha!iours +ere associated +ith a high degree of temperamental 8ntensity and >egati!e ood measured before the arri!al of the second child. >amun, ada indikasi bah+a perilaku GritualG kenaikan ketakutan, kekha+atiran dan dikaitkan dengan tingkat tinggi 8ntensitas temperamental dan ood >egatif diukur sebelum kedatangan anak kedua. !ndire4t e55e4t 'n range '5 e7)erien4e$ Tidak &ang$ung ber)engaruh )ada berbagai )enga&aman (n important aspect of the transactional model of de!elopment is that as children become older they increasingly come to influence the range of en!ironments they encounter and the eCperiences these create. Sebuah aspek penting dari model transaksional pembangunan adalah bah+a sebagai anak-anak menjadi semakin tua mereka datang untuk mempengaruhi berbagai lingkungan yang mereka hadapi dan pengalaman ini menciptakan. 1uring infancy, children +ith different temperament styles e!oke different responses from the people they encounter, for eCample, acti!e, smiling infants are more likely to be smiled at and played +ith than passi!e unresponsi!e infants. Selama masa kanak-kanak, anak-anak dengan gaya temperamen yang berbeda menimbulkan tanggapan yang berbeda dari orang yang mereka temui, misalnya, aktif, bayi tersenyum lebih cenderung tersenyum dan bermain dengan bayi tidak responsif daripada pasif. (s children become more mobile and more independent they are able to select for themsel!es bet+een alternati!e eCperiences, for eCample, a shy, beha!iourally-inhibited child may a!oid social encounters. Sebagai anak-anak menjadi lebih mobile dan lebih mandiri mereka dapat memilih untuk diri mereka sendiri antara pengalaman alternatif, misalnya, pemalu, perilaku G-menghambat anak mungkin menghindari pertemuan sosial. -his may accentuate temperamental characteristics: the a!oidance of meeting other people pre!ents the child from becoming socially skilled and therefore more reluctant to engage in social beha!iour in the future. 8ni mungkin menonjolkan karakteristik temperamental: menghindari bertemu orang lain mencegah anak dari sosial menjadi terampil dan karena itu lebih enggan untuk terlibat dalam perilaku sosial di masa depan. -his may ha!e a +ider impact on their de!elopment. 8ni mungkin memiliki dampak yang lebih luas pada pembangunan mereka. ?or eCample, :utter (#$%') has demonstrated the +ay impulsi!e, acti!e children are more likely to eCperience accidents, presumably as a result of their selecting more risky en!ironments to play in. Sebagai contoh, :utter (#$%') telah menunjukkan jalan impulsif, anak-anak yang aktif lebih mungkin mengalami kecelakaan, mungkin sebagai akibat dari lingkungan memilih mereka lebih berisiko untuk bermain masuk -hese alternati!e mechanisms for the impact of temperament on the en!ironments the child eCperiences can be classified into three types of gene-en!ironment correlation. ekanisme alternatif ini dampak dari temperamen terhadap lingkungan pengalaman anak dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis korelasi gen-lingkungan. Scarr and c/artney (#$%6) ha!e suggested that childrenGs genetic make-up comes to influence the en!ironments they eCperience through three routes. Scarr dan c/artney (#$%6) telah menyarankan bah+a anak-anak genetik make-up datang untuk mempengaruhi lingkungan yang mereka alami melalui tiga rute. -hese can be illustrated for temperament. 8ni dapat digambarkan untuk temperamen. <ne is passi!e gene-en!ironment correlations +hich are produced +hen the child is being cared for by parents +ho share similar temperaments to the child. Salah satunya adalah pasif gen-lingkungan korelasi yang dihasilkan ketika anak sedang dira+at oleh orang tua yang berbagi temperamen mirip dengan anak. ( child +ith a high intensity of reaction is more likely than other children to be cared for by a parent +ho has a similarly high intensity of reaction. Seorang anak dengan intensitas tinggi reaksi lebih mungkin daripada anak-anak lain yang akan dira+at oleh orang tua yang memiliki intensitas yang sama tinggi reaksi. Such parentHchild pairs are likely to be creating eCperiences for the child +hich +ill be eliciting much a!ersi!e stimulation for the child. Seperti orang tua-anak pasangan mungkin akan menciptakan pengalaman untuk anak yang akan memunculkan rangsangan permusuhan banyak untuk anak. 7!ocati!e gene en!ironment correlations are created +hen the childGs beha!iour e!okes specific types of responses from carers. korelasi gen menggugah lingkungan tercipta saat perilaku anak jenis tertentu membangkitkan tanggapan dari +ali. -his +as illustrated in the earlier eCample of sociable children e!oking more social stimulation from carers. Hal ini diilustrasikan dalam contoh sebelumnya anak-anak bergaul membangkitkan rangsangan sosial yang lebih dari penjaga. -he third type is acti!e gene-en!ironment correlation +hich arises from the child acti!ely seeking en!ironments that suit its beha!ioural predispositions. )enis ketiga adalah aktif gen-lingkungan korelasi yang timbul dari anak aktif mencari lingkungan yang sesuai dengan kecenderungan perilaku tersebut. /hildren +ith a lo+ threshold of responsi!eness are likely to seek less eCtreme and more predictable en!ironments. (nak-anak dengan ambang rendah tanggap cenderung mencari lingkungan yang lebih ekstrim dan lebih mudah diprediksi. (n important feature of the Scarr and c/artney theory is that they propose that as the child becomes older the miC of these correlations +ill change. Sebuah fitur penting dari teori Scarr dan c/artney adalah bah+a mereka mengusulkan bah+a sebagai anak menjadi lebih tua campuran korelasi ini akan berubah. 8nitially the passi!e and e!ocati!e correlations +ill dominate. (+alnya korelasi pasif dan menggugah akan mendominasi. -he e!ocati!e effects +ill remain fairly constant. 7fek menggugah akan tetap cukup konstan. -he significance of passi!e effects decline in importance as the child encounters a +ider range of people than just primarily the parents. Signifikansi penurunan efek pasif pentingnya dengan anak bertemu dengan jangkauan yang lebih luas dari sekedar orang terutama orang tua. /learly acti!e gene-en!ironment effects are likely to become dominant as the child has greater and greater freedom to select its o+n acti!ities. )elas aktif gen-pengaruh lingkungan cenderung menjadi dominan sebagai anak memiliki kebebasan lebih besar dan lebih besar untuk memilih kegiatan sendiri. Lam)iran dan tem)eramen (n important aspect of childrenGs early de!elopment is the Iuality of their attachment to their caregi!er. Sebuah aspek penting dari perkembangan a+al anak-anak adalah kualitas keterikatan mereka terhadap pengasuh mereka. ( +idely-used, standardised +ay of assessing this is a laboratory procedure called the GStrange Situation -estG (SS-3 (ins+orth et al., #$;%), consisting of a series of separations and reunions of child, caregi!er and a stranger. /ara, secara luas digunakan standar menilai ini adalah prosedur laboratorium yang disebut G(neh Situasi -estG (SS-3 (ins+orth et al, #$;%.), 2ang terdiri dari serangkaian perpisahan dan reuni anak, pengasuh dan orang asing. 1epending on ho+ children beha!e during these episodes, their attachment is classified as either GsecureG or GinsecureG. -ergantung pada bagaimana anak-anak berperilaku selama episode, lampiran mereka digolongkan sebagai GamanG atau Gtidak amanG. 8nsecure classifications are further subdi!ided into Ga!oidantG or Gambi!alentG categories. klasifikasi tidak aman kemudian dibagi lagi menjadi kategori Ga!oidantG atau Gambi!alenG. -hese different attachment styles are seen as important because they are associated +ith !ariations in childrenGs subseIuent de!elopment3 secure attachment is generally associated +ith more positi!e outcomes. 9aya ini lampiran yang berbeda yang dianggap penting karena mereka berhubungan dengan !ariasi dalam perkembangan selanjutnya anak-anak3 lampiran aman umumnya dikaitkan dengan hasil yang lebih positif. Since the formation of attachment is bound up +ith ho+ an infant beha!es to+ards the caregi!er during the first year of life it +ould seem likely that infant temperament is a significant element. "arena pembentukan lampiran terikat dengan bagaimana bayi berperilaku terhadap pengasuh selama tahun pertama kehidupan tampaknya mungkin bah+a temperamen bayi adalah elemen yang signifikan. 8t is surprising, then, that although some research has found that infant irritability and negati!e emotionality are linked +ith the a!oidant type of insecure attachment, numerous studies ha!e found no e!idence that infant temperamental differences are associated directly +ith secure !ersus insecure attachment classifications in typical de!elopment (9oldsmith and (lansky, #$%;). Hal ini mengejutkan, kemudian, bah+a meskipun beberapa penelitian telah menemukan bah+a bayi lekas marah dan emosi negatif yang terkait dengan jenis a!oidant dari lampiran tidak aman, banyak penelitian tidak menemukan bukti bah+a perbedaan temperamental bayi berhubungan langsung dengan mengelompokkan lampiran aman !ersus tidak aman dalam pembangunan khas (9oldsmith dan (lansky, #$%;). <ne feature of caregi!er beha!iour during childGs first year that has been +idely found to influence attachment Iuality is Gsensiti!ityG (1e Dolff and Jan 8)=endoorn, #$$;), namely, the eCtent to +hich the caregi!er is attenti!e to the infantGs state, beha!iour and communication, and responds appropriately. Salah satu fitur perilaku pengasuh selama tahun pertama anak yang telah banyak ditemukan untuk mempengaruhi kualitas lampiran adalah GkepekaanG (1e Dolff dan Jan 8)=endoorn, #$$;), yaitu, sejauh mana pengasuh yang memperhatikan, perilaku negara bayi dan komunikasi , dan merespon dengan tepat. 8t might be eCpected that caregi!er personality differences +ould thus be found to be associated +ith infant attachment security, but here again fe+ direct effects ha!e been found (7geland and ?arber, #$%4). ungkin diharapkan bah+a pengasuh perbedaan kepribadian demikian akan ditemukan terkait dengan keamanan bayi lampiran, tetapi efek langsung di sini lagi beberapa telah ditemukan (7geland dan ?arber, #$%4). Dhat has been found, ho+e!er, is that the combination of child and caregi!er indi!idual characteristics does predict attachment security (0elsky and 8sabella, #$%%3 >otaro and Jolling, #$$$) lending support to a transactional model of the process. (pa yang telah ditemukan, bagaimanapun, adalah bah+a kombinasi dari karakteristik anak dan pengasuh indi!idu tidak memprediksi keamanan lampiran (0elsky dan 8sabella, #$%%3 >otaro dan Jolling, #$$$) dukungan pinjaman kepada sebuah model transaksional proses. Re$ear4h "ummar1 Ringka$an Pene&itian angelsdorf et al. angelsdorf et al. ('&&&) studied #&' mother-infant dyads in ichigan, BS(, to eCamine the contributions of maternal and infant characteristics to infant attachment. ('&&&) mempelajari #&' diad ibu-bayi di ichigan, (merika Serikat, untuk menguji kontribusi karakteristik ibu dan bayi ke lampiran bayi. Dhen the infants +ere % months old, their temperaments +ere assessed in a laboratory-based set of tasks, their mothers completed personality Iuestionnaires (PE) for themsel!es and 80E Iuestionnaires on their infants, and then completed a brief teaching task +ith their infants. "etika bayi % bulan, temperamen mereka dinilai dalam satu set laboratorium berbasis tugas, ibu-ibu mereka menyelesaikan kuesioner kepribadian (PE) untuk diri mereka sendiri dan kuesioner 80E pada bayi mereka, dan kemudian menyelesaikan tugas mengajar singkat dengan bayi mereka. (t t+el!e months of age, each infantGs attachment security +as assessed +ith the SS-. Pada usia dua belas bulan, keamanan setiap lampiran bayi dinilai dengan SS- ini. >either mothersG nor infantsG characteristics, taken alone, +ere good predictors of infantsG attachment classification. 0aik ibu maupun bayi karakteristik, diambil sendiri, adalah prediktor baik klasifikasi lampiran bayi G. Ho+e!er, +hen the joint effects of both mother and infant factors +ere eCamined, it +as found that infants +ere classed as securely attached if they sho+ed more positi!e emotions and fe+er fearful reactions in the temperament assessments, but only if their mothers also sho+ed more positi!e emotionality. >amun, ketika efek gabungan dari kedua faktor ibu dan bayi yang diperiksa, ditemukan bah+a bayi yang diklasifikasikan sebagai terpasang jika mereka menunjukkan lebih emosi positif dan reaksi takut sedikit dalam penilaian temperamen, tetapi hanya jika ibu mereka juga menunjukkan emosi yang lebih positif . -hese secure infants +ere also rated lo+ in the 80E on acti!ity le!el and the amount of distress they sho+ed to no!elty but, again, only if their mothers also rated high on /onstraint (self-control, con!entionality) in the PE. 0ayi ini aman juga dinilai rendah dalam 80E pada tingkat akti!itas dan jumlah kesusahan mereka menunjukkan untuk hal-hal baru tapi, sekali lagi, hanya jika ibu mereka juga dinilai tinggi pada "endala (pengendalian diri, kon!ensionalitas) di PE. -he researchers comment on these findings that: Para peneliti mengomentari temuan ini bah+a: The results of this investigation suggest that any individual characteristic of either child or mother may be less important than the relationship context within which that characteristic occurs. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik individu baik anak atau ibu mungkin kurang penting daripada konteks hubungan di mana karakteristik yang terjadi. Mangelsdorf et al. Mangelsdorf et al. (2! p. (2! p. "##. "##. "ummar1 Ringka$an -emperament can directly influence other aspects of de!elopment, for eCample, attentional !ariation has an impact on cogniti!e de!elopment. -emperamen langsung dapat mempengaruhi aspek lain dari pembangunan, misalnya, !ariasi attentional memiliki dampak pada perkembangan kognitif. -emperamental !ariation influences the parentGs response to the child. !ariasi temperamental mempengaruhi respon orangtua untuk anak. -he goodness of fit bet+een a childGs temperament and parental style can ha!e an impact on the childGs attachment and long-term social adjustment. "ebaikan kesesuaian antara temperamen anak dan gaya orangtua dapat memiliki dampak pada lampiran anak dan penyesuaian sosial jangka panjang. -emperament can influence a childGs !ulnerability to the ad!erse effects of life e!ents. -emperamen dapat mempengaruhi kerentanan anak untuk dampak buruk dari peristi+a kehidupan. -emperament can ha!e a marked effect on the type and range of eCperiences to +hich the child is eCposed. -emperamen dapat memiliki efek yang ditandai pada jenis dan berbagai pengalaman yang anak terkena. ?("-<:-?("-<: 2(>9 7P7>9(:BH8 P7:"70(>9(> on ## ay '&&$, #*:66 #. ?("-<: -B:B>(> (D(:8S(>) -urunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. 8a lahir ke dunia ini memba+a berbagai ragam +arisan yang berasal dari kedua 8bu-0apak atau nenek dan kakek. Darisan (turunan atau pemba+aan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, +arna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau +atak dan penyakit. Darisan atau turunan yang diba+a anak sejak lahir dari kandungan sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari nenek dan moyangnya dari kedua belah pihak (ibu dan ayahnya). Hal ini sesuai dengan hukum endel yang dicetuskan 9regor endel (#%,;). a. 0entuk -ubuh dan Darna "ulit Salah satu +arisan yang diba+a oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan +arna kulit. isalnya ada anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, +ajah seperti ayahnya, rambut keriting dan ber+arna kulit putih seperti ibunya. 0ila anak yang berpemba+aan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya nanti, dia sukar menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan, akan mudah menjadi gemuk. 1emikian juga dengan rambut keriting, bagaimanapun berusaha untuk meluruskannya akhirnya akan kembali menjadi keriting. b. Sifat-Sifat Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang di+arisi dari ibu, ayah atau nenek dan kakek. 0ermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: penyabar, pemarah, kikir, pemboros, hemat dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut diba+a manusia sejak lahir. (da yang dapat dilihat atau diketahui selagi anak masih kecil dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. isalnya sifat keras (pela+an atau bandel) sudah dapat dilihat se+aktu masih berumur kurang dari satu tahun, sedangkan sifat pema+ah baru dapat diketahui setelah anak lanar berbicara, yaitu sekitar , tahun. c. 0akat 0akat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. "emampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, sosial, agama, dan sebagainya. Seseorang umumnya memiliki bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol dari bidang lainnya. -etapi ada juga yang tidak memiliki bakat sama sekali, artinya dalam semua bidang ilmu dan keterampilan dia lemah. (da pula sebagian orang memiliki bakat serba ada, artinya hampir semua bidang ilmu dan keterampilan, dia mampu dan menonjol. <rnag seperti itu tergolong istime+a dan sanggup hidup di mana saja. 0akat (kemampuan khusus) sebagaimana halnya dengan inteligensi merupakan +arisan dari orang tua, nenek, kakek dari pihak ibu dan bapak. Darisan dapat dipupuk dan dikembangkan dengan bermacam cara terutama dengan pelatihan dan didukung dana yang memadai. Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya sebab tidak memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak dapat berkembang. Hal seperti ini dikatakan bakat terpendam. Pada umumnya anak-anak mempunyai bakat dapat diketahui orang tuanya dengan memperhatikan tingkah laku dan kegiatan anaknya sejak dari kecil. 0iasanya anak yang memiliki bakat dalam suatu bidang dia akan gemar melakukan atau membicarakan bidang tersebut. d. Penyakit atau /acat -ubuh 0eberapa penyakit atau cacat tubuh bisa berasal dari keturunan, seperti penyakit kebutuhan, syaraf dan luka yang sulit kering (darah terus keluar). Penyakit yang diba+a sejak lahir akan terus mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. ("-<:-?("-<: 2(>9 7P7>9(:BH8 P7:"70(>9(> on ## ay '&&$, #*:64 '. 8AB D(-(" ("(:("-7:<A<98) "arakterologi adalah istilah 0elanda, berasal dari kata karakter, yang berarti +atak dan logos, yang berarti ilmu. )adi karkaterologi dapat kita terjemahkan ke dalam 0ahasa 8ndonesia menjadi ilmu +atak. "ata 0elanda karakter, itu berasal dari kata 2unani charassein, yang berarti (mula-mula) coretan, atau gorasan. "emudian berarti stempel atau gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. )adi di sini kita menganggap bah+a tingkah laku manusia adalah pencerminan dari seluruh pribadinya. 8ni telah lama sekali dikenal oleh manusia. a) 8lmu ini memang telah lama sekali dikenal oleh manusia. 2aitu telah sejak Plato, seorang ahli ilmu ji+a pada =aman 2unani kuno, K 4&& tahun sebelum asehi. 8a adalah seorang murid Socrates, seorang ahli filsafat terbesar di =amannya. b) Sebenarnya ada perbedaan-perbedaan prinsipil yang sering dikacaukan saja. 2aitu pengertian tentang: #. "onstitusi jasmani, '. -emperamen, dan 6. Datak "arenaitu, di dalam menggolong-golongkan (mentipe) nanti juga atas tiga golongan ini. )adi tipe-tipe manusia menurut konstitusi jasmaninya, menurut temperamennya, dan menurut +ataknya. #) "onstitusi jasmani ialah, keadaan jasmani yang secara fisiologis merupakan sifat-sifat ba+aan sejak lahir. "onstitusi jasmani ini berpengaruh juga pada tingkah laku orang itu, dan merupakan sifat-sifat yang khas, asli dan tidak dapat diubah. isalnya sifat-sifat orang bertubuh langsing, tentu berbeda dengan sifat-sifat orang bertubuh gemuk dan sebagainya. ') -emperamen, ini dari kata temper, artinya campuran. -emperamen adalah sifat-sifat seseorang yang disebabkan adanya campuran-campuran =at di dalam tubuhnya yang juga mempengaruhi tingkah laku orang itu. )adi temperamen berarti sifat laku ji+a, dalam hubungannya dengan sifat- sifat kejasmanian. -emperamen jiga merupakan sifat-sifat yang tetap tidak dapat dididik. 6) Datak ialah pribadi ji+a yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan: 0akat Pendidikan Pengalaman dan (lam sekitarnya (da beberapa tokoh yang membagi manusia menurut konstitusi jasmani, temperamen dan +atak yaitu: a. 2ang menurut konstitusi jasmani, dapat kita sebut antara lain: #. )ohann 9asper Aa!ater, seorang )erman '. 9all, juga ornag )erman b. 2ang menurut temperamen, dapat kita sebut antara lain: #. 9alenus '. "retschmer c. 2ang menurut +atak antara lain: -ipe manusia menurut 9alenus: a. 1isebut penggolongan temperamen karena 9alenus membagi atas dasar campuran dari =at-=at cair yang terdapat pada tubuh manusia. b. enurut 9alenus, di dalam tubuh manusia terdapat: #. darah (sangai) '. lendir (flegma) 6. empedu kuning (choleri), dan 4. empedu hitam (melanchole). c. 0erdasarkan 4 macam =at cair itu 9alenus menggolongkan manusia ini juga atas 4 tipe: #) <rang yang selalu banyak darah di dalam tubuhnya, disebut orang sanguinisi. Sifat orang itu disebut sanguinis. 2aitu: lincah, selalu riang, optimis, mudah tersenyum, dan sebagainya. ') <rang yang terlalu banyak lendir di dalam tubuhnya disebut orang flegmentisi. Sifatnya disebut fragmatis. 2aitu tenang, bersikap dingin, sabar dan sebagainya. 6) <rang yang terlalu banyak empedu kuning di dalam tubuhnya, disebut cholerisi. Sifatnya disebut choleris yaitu garang, lekas marah, mudah tersinggung dna sebagainya 4) <rnag yang terlalu banyak empedu hitam di dalam tubuhnya disebut melancholerisi. Sifatnya disebut melancholis. 2aitu: takut-takut, mutah, pesimis, selalu kha+atir dan sebagainya. 1asar pembagian 9alenus 1asar pembagiannya itu didapat dari Hypocrates, seorang tabib pada =aman 2unani, yang menyelidiki dan menyimpulkan adanya =at-=at cair di dalam tubuh manusia. enurut Hypocrates di dalam tubuh manusia hanya terdapat =at cair tersebut. 2ang masing-masing punya sifat-sifat sendiri-sendiri yaitu: #. darah bersifat panas '. lendir bersifat dingin 6. empedu kuning bersifat kering, dan 4. empedu hitam bersifat basah. INTELIGENSI (KECERDASAN) a. Pengertian tentang inteligensi: Andaikata pikiran kita upaakan se!agai sen"ata# !agaianaka$ kualitas dari sen"ata itu# ta"a atau tidakka$% &e!i'arakan tentang ta"a atau tidakn(a keapuan !erpikir tidak lain kita e!i'arakan inteligensi (ke'erdasan). Se$u!ungan dengan ini perlu diketa$ui le!i$ da$ulu apaka$ intelek dan apaka$ inteligensi itu. Intelek : (pikiran) dengan intelek )rnag dapat eni!ang# enguraikan# eng$u!ung* $u!ungkan pengertian satu dengan (ang lain dan enarik kesipulan. Inteligensi : (ke'erdasan pikiran)# dengan inteligensi +ungsi pikir dapat digunakan dengan 'epat dan tepat untuk engatasi suatu situasi,untuk ee'a$kan suatu asala$. Dengan lain perkataan inteligensi adala$ situasi ke'erdasan !erpikir# si+at*si+at per!uatan 'erdas (inteligen). Pada uun(a inteligen ini dapat dili$at dari kesanggupann(a !ersikap dan !er!uat 'epat dengan situasi (ang sedang !eru!a$# dengan keadaan di luar dirin(a (ang !iasa aupun (ang !aru. -adi per!uatan 'erdas di'irikan dengan adan(a kesanggupan !ereaksi ter$adap situasi dengan kelakuan !aru (ang sesuai dengan keadaan !aru. !. Tingkat*tingkat Ke'erdasan : Keapuan en(esuaikan diri dengan keadaan (ang !aru tidak saa untuk tiap*tiap ak$luk. Tiap*tiap )rang epun(ai 'ara*'ara sendiri. &aka dapat dikatakan# !a$.a ke'erdasan !eringkat*tingkat. &ungkin ada !er!agai*!agai tingkatan ke'erdasan# tetapi dala uraian ini $an(a akan diutarakan !e!erapa tingkat ke'erdasan anak ke'il (ang !elu dapat !er!a$asa dan tingkat ke'erdasan anusia. /) Ke'erdasan !inatang Pada ulan(a !an(ak )rang !erke!eratan digunakan istila$ inteligensi pada !inatang# karena ereka $an(a au enggunakan istila$ itu pada anusia sa"a. &enurut $asil pen(elidikan para a$li# tern(ata !a$.a ke'erdasan itu !ertingkat*tingkat. 0) Ke'erdasan anak*anak 1ang diaksudkan anak*anak di sini adala$ anak*anak ke'il le!i$ kurang uur / ta$un dan !elu dapat !er!a$asa. Ke'erdasan anak*anak dipela"ari terutaa !erdasarkan per')!aan (ang tela$ dipraktekkan dala en(elidiki ke'erdasan !inatang. 2sa$a*usa$a eper!andingkan per!uatan kera dengan anak*anak ke'il e!antu para a$li dala engadakan pen(elidikan ter$adap ke'erdasan anak. 3) Ke'erdasan anusia Sesuda$ anak dapat !er!a$asa tingkat ke'erdasan anak le!i$ tinggi daripada kera. Tingkat ke'erdasan ausia (!ukan anak*anak) tidak saa dengan "era dan anak*anak. 4e!erapa $al (ang erupakan 'iri ke'erdasan anusia antara lain: a) Pengguna !a$asa Keapuan !er!a$asa epun(ai +aeda$ (ang !esar ter$adap perke!angan pri!adi. * Dengan !a$asa# anusia dapat en(atakan isi "i.an(a (+antasi# pendapat# perasaan dan se!again(a). * Dengan !a$asa# anusia dapat !er$u!ungan dengan sesaa# tingkat $u!ungann(a selalu a"u dan asala$n(a selalu eningkat * Dengan !a$asa# anusia dapat e!e!erkan segala sesuatu# !aik (ang lalu# (ang sedang dialai# dan (ang !elu ter"adi# !aik engenai !arang*!arang (ang k)nkret aupun $al*$al (ang a!strak * Dengan !a$asa# anusia dapat e!angun ke!uda(aan. !) Penggunaan perkakas Kata 4ergs)n# perkakas adala$ erupakan si+at terpenting daripada ke'erdasan anusia# dengan kata lain: perkataan# per!uatan 'erdas anusia di'irikan dengan !agaiana endapatkan# !agaiana e!uat dan !agaiana epergunakan perkakas. Perkakas adala$ si+at# tetapi seua alat erupakan perkakas. Alat erupakan perantara antara ak$luk (ang !er!uat atau )!"ek (ang diper!uat. Perkakas epun(ai +ungsi (ang saa# tetapi epun(ai pengertian (ang le!i$ luas. Perkakas adala$ )!"ek (ang tela$ di!uat,di!ulatkan dan diu!a$ sedeikian rupa se$ingga dengan uda$ dan dengan 'ara (ang tepat dapat dipakai untuk engatasi kesulitan atau en'apai suatu aksud. 5ASIL PENELITIAN Ada !e!erapa anak (ang !ernaa Tuti Lestari dan 6 )rang lagi adikn(a. 7 )rang diantaran(a epun(ai .a"a$ (ang kurang n)ral seperti anusia !iasan(a. 8akt)r terse!ut ter"adi karena adan(a turunan dari gen sang a(a$ (ang !er.a"a$ kera ()n(et)# tapi sang I!u !er.a"a$ n)ral seperti !iasan(a. Tapi 0 )rang lagi !er.a"a$ n)ral sela(akn(a anusia !iasa. &ereka epun(ai .atak sikap (ang sangat "au$ !er!eda apalagi dala !idang I9 (ke'erdasan). 1ang !er.a"a$ kkurang n)ral si+atn(a renda$ diri# ada rasa alu# !aik dan "uga suka en)l)ng. Dan I9 ereka !isa dikatakan 'ukup !agus# di)sek)la$ ereka selalu endapatkan "uara kelas. Kalau enga"i suaran(a "uga !agus dan ereka "uga ra"in en)l)ng i!un(a. Di!andingkan (ang !er.a"a$ n)ral sngat lain# .atakn(a keras kepala# pela.an dan "uga alas. i9n(a "uga renda$. &as(arakat sekitar "uga kurang suka pada si+at dan tingka$ laku ereka. :!"ek Penelitian Naa : T2TI LESTARI Sek)la$ : &AN Kisaran Kelas : 0 S&A 2ur : /; ta$un Anak dari : Danil Naingg)lan ?("-<:-?("-<: 2(>9 7P7>9(:BH8 P7:"70(>9(> on ## ay '&&$, #*:6; "7P:80(18(> 1(> P7:"70(>9(> #. P7:071((> P7>97:-8(> "7P:80(18(> "alau kita mempelajari pengertian kepribadian, ternyata banyak sekali perbedaan pendapat para ahli psikologi mengenai isi dan batas-batas atau definisi kepribadian. 9ordon D. (llport menemukan 4$ definisi kepribadian, kemudian ia sendiri membuat satu definisi sehingga lengkap menjadi ,& definisi. -idak hanya keseragaman dalam definisi dan terminologi kepribadian menimbulkan kesangsian pada beberapa pihak mengenai kemungkinan adanya satu ilmu pengetahuan tentang psikologi kepribadian. 1i pihak lain, sebagian besar ahli psikologis justru berpendapat bah+a ketidakseragaman pengertian kepribadian merupakan dorongan kuat untuk mengadakan penyelidikan dan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai psikologi kepribadian. "enyataan adanya keanekaragaman justru menunjukkan kekayaan ji+a manusia. Para ahli psikologi kepribadian berbeda pendapat mengenai bagian mana dari kepribadian itu yang paling hakiki atau terpenting. Pendapat tersebut hanya dapat dijelaskan sepenuhnya dengan menelaah terlebih dahulu filsafat antropologi yang mendasarinya. 1engan kata lain menelaah ja+aban atas pertanyaan: L(pakah sesungguhnya manusia ituMN. Pandangan filsafat mengenai manusia akan me+arnai pendapat seseorang mengenai bagian yang dianggap hakiki dari kepribadian dan pada akhirnya menentukan pengertian tentang kepribadian. Hal ini menyebabkan pesatnya penilaian kepribadian melalui tes-tes proyeksi, yaitu kenyataan atau ekspresi kepribadian seseorang dipancing melalui gambar-gambar, baik disuruh menggambar atau disuruh menafsirkan gambar-gambar maupun melalui ekspresi tulisna dan karangan. :i+ayat hidup seseorang dianalisis secara mendalam sejak lahir, bahkan sebelum lahir untuk mendapatkan ciri kepribadiannya. "lien atau orang berkonsultasi psikologi disuruh berbaring santai sambil menggunakan segala sesuatu yang terlintas dalam pikirannya. "alau perlu diberi rangsangan dengan kata-kata tertentu. Bcapak klien dianalisis secara mendalam untuk memahami dinamika kepribadiannya. "epribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya. Pandangan filsafat (sia mengenai kepribadian, terkesan lebih mendekati pandangan 9.D. Aeibni=. (gama 8slam mengenal istilah fitrah sebagai potensi dasar keji+aan manusia yang mempunyai arti hampir sama dengan konsep monade dari 9.D.Aeibni=. (pakah Aeibni= dipengaruhi oleh pandangan 8slamM ungkin saja, karena pengaruh 8slam pada abad pertengahan cukup besar di kalangan intelektual 0arat. (ktualisasi, realisasi dan perkembangan fitrah itu di+arnai oleh pengaruh ornag tua, pendidikan, masyarakat serta situasi dan kondisi lingkungan. ?itrah manusia selain berkembang dengan sendirinya juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dri lingkungannya, sehingga menjadi tidak bersih. 1engan melaksanakan ajaran 8slam, fitrah yang telah dikotori oleh lingkungan dapat menjadi suci kembali. Pandangan (sia ini lebih menekankan segi etika dan rohaniah, sedangkan segi fisik kurang mendapat perhatian. 1alam kepribadian selalu termuat pula elemen etis dan moral, yakni suatu perasaan keharusan pada manusia untuk berlaku susila. Hal ini tidak terlepas dari pandangan hidup yang terdapat di (sia, bah+a manusia merupakan sebagian dari kosmos atau makhluk -uhan, yang pada hakikatnya -uhanlah yang akan menentukan sikap dan nasib manusia. '. 17?8>8S8 "7P:80(18(> Pada dasarnya istilah kepribadian digunakan untuk pengertian yang ditujukan pada indi!idu atau perorangan. (rtinya, yang mempunyai kepribadian adalah indi!idu. "emudian istilah kepribadian digunakan pula untuk kelompok indi!idu atau masyarakat, selain dikenal adanya kepribadian si ?ulan, juga dikenal dengan adanya kepribadian inangkabau, kepribadian )a+a, kepribadian pega+ai negeri, kepribadian 8ndoneis, dan sebagainya. "epribadian 8ndonesia disamakan pengertiannya dengan manusia 8ndonesia, ukuran satuan atau unitnya dalam pengertian sifat, ciri, karakter, +atak, ji+a, moral, semangat, kebiasaan, tingkah laku, dan lain-lain. 9ordon D. (llport (#$6;) memberikan definisi kepribadian sebagai berikut : Personality is the dynamic organi=ation +ithin the indi!idual of those psychophysical system that determine his uniIue adjustment to his en!ironment. L"epribadian ialah organisasi sistem ji+a raga yang dinamis dalam diri indi!idu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannyaN. "alau definisi tersebut dianalisis, maka kepribadian adalah: a. erupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan keutuhan, organisasi atau sistem yang mengikat dan mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. <rganisasi tersebut dalam keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan perkembangan. b. <rganisasi itu terdiri atas sistem-sistem psychiphysical atau ji+a raga. -erm ini menunjukkan bah+a kepribadian itu tidak hanya terdiri atas mental, rohani, ji+a atau hanya jasmani saja tetapi organisasi itu mencakup semua kegiatan badan dan mental yang menyatu kedalam kesatuan pribadi yang berbeda dalam indi!idu. c. <rganisasi itu menentukan penyesuaian dirinya, artinya menunjukkan bah+a kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku indi!idu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat. "epribadian adalah sesuatu yang terletak di belakang perbuatan khas yang berbeda dalam indi!idu. d. Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik, khas, atau khusus, yakni mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya. -iap penyesuaian kepribadian tidak ada dua yang sama dan karena itu berbeda dengan penyesuaian kepribadian yang lain, +alaupun seandainya dua kepribadian anak kembar berasal dari satu telur. -iap-tiap penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan masyarakat, ataupun kebudayaan. 1ari definisi diatas diperoleh pengertian sebagai berikut: a. 0ah+a kepribadian adalah organisasi yang dinamis, artinya suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah aspek5unsur yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup manusia. b. (spek-aspek tersebut adalah mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk-bentuk tubuh, ukuran, +arna kulit dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang. c. Semua (spek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentukan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. 8ni mengandung arti bah+a setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda dalanm bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya. 1engan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri-ciri dari seseorang. isalnya ada orang yang memiliki sifat pemarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka menolong, rajin bekerja, senang berolahraga, suka berpakaian yang sederhana dan sebagainya. -7P7:(7>, D(-(" 1(> "7P:80(18(> -emperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan 7mosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, intro!ern, ekstra!ert dan sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah ba+aan (+arisan5turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Datak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan sebagainya "epribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan +atak. 1i samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang. 1engan demikian kepribadian mengandung arti yang lebih luas dari temperamen dan +atak, karena temperamen dan +atak adalah sebagian dari kepribadian. -8P7--8P7 "7P:80(18(> 0erdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka para ahli mengadakan pembagian5penggolongan kepribadian manusia bermacam-macam tipe. 0eberapa macam pembagiannya ialah: a. enurut 9alenus 9alenus seorang dokter bangsa :oma+i (#'$ H #$$ ) membagi temperamen manusia menjadi 4 tipe berdasarkan jenis cairan yang paling berpengaruh pada tubuh manusia. Pembagian tersebut adalah: #) /holericus : 7mpedu kuning (chole) yang paling berpengaruh. <rang ini besar dan kuat tubuhnya, penarik darah, sukar mengendalikan diri. ') Sanguinicus: darah (sanguis) yang lebih besar pengaruhnya. <rang ini +ajahnya selalu berseri-seri, periang, dan berji+a kekanak-kanakan 6) ?legmeticus: lendis (flegma) yang paling berpengaruh. <rang ini pemba+aannya tenang, pemalas, pesimis, dan +ajahnya selalu pucat 4) elancholicus: empedu hitam (melanchole) yang lebih berpengaruh. <rang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung dan mudah menaruh syak (curiga). b. enurut Heymans Heymans memperoleh ; macam tipe manusia yaitu: #) 9apasioneerden (orang hebat): orang yang aktif dan emosional serta fungsi sekundernya kuat. ') /holerici (orang garang): orang aktif dan emosional tetapi fungsi sekundernya lemah 6) Sentimentil (orang perayu): orang yang tidak aktif, emosional dan fungsi sekundernya kuat. 4) >er!eu=en (orang penggugup): orang yang tidak aktif dan fungsi sekundernya lemah tetapi emosinya kuat. ,) ?legmaciti (orang tenang): orang yang tak aktif dan fungsi sekundernya kuat. *) Sanguinici (orang kekanak-kanakan): orang yang tidak aktif, tidak emosional, tetapi fungsi sekundernya kuat. ;) (morfrn (orang tak berbentuk): orang-orang yang tidak aktif, tidak emosional dan fungsi sekundernya lemah. c. enurut Spranger 0erdasarkan kuat lemahnya nilai-nilai dalam diri seseorang, :. Spranger membagi +atak5kepribadian manusia menjadi * tipe, yaitu: #) anusia teori <rang-orang ini berpendapat ilmu pengetahuan paling penting, berada di atas segala-galanya. ') anusia 7konomi >ilai yang paling penting bagi orang ini ialah uang (ekonomi) 6) anusia sosial 0agi orang ini, nilai-nilai sosial paling mempengaruhi ji+anya. 4) anusia politik >ilai yang terpenting bagi orang ini ialah politik ,) anusia seni )i+a orang ini selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai kesenian *) anusia saleh <rang ini pecinta nilai-nilai agama 7>9B"B: "7P:80(18(> /ara mengukur.menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam antara lain: #) <bser!asi enilai kepribadian dengan obser!asi yaitu dengan cara mengamati5memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja dan juga hasilnya. ') Da+ancara (inter!ie+) enilai kepribadian dengan +a+ancara, berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati- hati dengan orang yang dinilai. 6) 8n!entory 8n!entory adalah sejenis kuesiner (pertanyaan tertulis) yang harus dija+ab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom ja+aban dengan tanda cek. 4) -eknik Proyektif /ara lain mengukur5menilai kepribadian dengan menggunakan teknik proyektif. Si anak5orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. ,) 0iografi dan (utobiografi :i+ayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (autobiografi) dapat juga digunakan untuk menilai kepribadian *) /atatan Harian /atatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang. 6. (SP7"-(SP7" "7P:80(18(> -ingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga spek atau fungsi yaitu: a) (spek kognitif (pengenalan) yaitu pemikiran, ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreati!itas, pengamatan dan penginderaan. ?ungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku. b) (spek afektif yaitu bagian keji+aan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen moti!asi lainnya disebut aspek konatif atau psi-motorik (kecenderungan atau niat tidak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. c) (spek motorik yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya. <0)7" P7>7A8-8(> Saya mengetahui bah+a dilingkungan sekitar saya ada seorang anak yang prilakunya bandal jadi orang tuanya nggak perhatian sama dia karena sibuk kerja. )adi dia terpengaruh oleh lingkungannya namanya : (di dia mengikut tingkah laku temannya sehingga orang tuanyapun nggak peduli lagi sama dia berulang-ulang dinasehati dia nggak mau dengarin nasehat orang tuanya mungkin kepribadiannya belum menuju arah kebaikan "onsep 1iri 1itulis oleh :i=ki ulya :ahman :abu, #; )uni '&&$ '':&& Pengertian K'n$e) Diri "onsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. enurut :ogers konsep diri merupakan konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari Odiri subjekO atau Odiri objekO dan persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antar Odiri subjekO diri objekO dengan orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta nilai-nilai yang melekat pada persepsi-perseepsi ini (Aind=ey . Hall, #$$63'&#). )ika manusia mempersepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberi arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya sendiri, hal ini menunjukan suatu kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya untuk melihat dirinya sebaimana ia lakukan terhadap objek-objek lain. 1iri yang dilihat, dihayati, dialami ini disebut sebagai konsep diri (?itts, dalam (gustiani, '&&*:#6$). enurut Hurlock (#$;%:'6;), pemahaman atau gambaran seseorang mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek psikologis. 9ambaran fisik diri menurut Hurlock, terjadi dari konsep yang dimiliki indi!idu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari konsep indi!idu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain. enurut Hurlock (#$;%:'6%), konsep diri yang positif akan berkembang jika seseorang mengembangkan sifat-sifat yang berkaitan dengan Pgood self esteemO, Pgood self confidenceO, dan kemampuan melihat diri secara realistik. Sifat-sifat ini memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain secara akurat dan mengarah pada penyesuaian diri yang baik. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positip terhadap segala sesuatu. Sebaliknya konsep diri yang negatif menurut Hurlock (#$;%:'6%) akan muncul jika seseorang mengembangkan perasaan rendah diri, merasa ragu, kurang pasti serta kurang percaya diri. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bah+a dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak memiliki daya tarik terhadap hidup. )adi konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh. "onsep diri penting dalam mengarahkan interaksi seseorang dengan lingkungannya mempengaruhi pembentukan konsep diri orang tersebut.
Pembentukan K'n$e) Diri "onsep diri tidak diba+a sejak lahir tetapi secara bertahap sedikit demi sedikit timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi indi!idu. "onsep diri manusia terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seseorang dari kecil hingga de+asa. 0ayi yang baru lahir tidak memiliki konsep diri karena mereka tidak dapat membedakan antara dirinya dengan lingkungannya. enurut (llport (dalam Skripsi 1armayekti, '&&*:'#) bayi yang baru lahir tidak mengetahuui tentang dirinya. :ahmat ('&&&: #&&), menjelaskan bah+a konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tapi juga penilaian diri anda tentang diri anda. )adi konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. (danya proses perkembangan konsep diri menunjukan bah+a konsep diri seseorang tidak langsung dan menetap, tetapi merupakan suatu keadaan yang mempunyai proses pembentukan dan masih dapat berubah.
#akt'r-5akt'r Pembentukan K'n$e) Diri (da beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain: a8 U$ia "onsep diri terbentuk seiring dengan bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak, merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri. Sedangkan masa de+asa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, '&&%). b8 !nte&igen$i 8nteligensi mempengaruhi penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula sebaliknya (Syaiful, '&&%). 48 Pendidikan Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. )ika prestisenya meningkat maka konsep dirinya akan berubah (Syaiful, '&&%). d8 "tatu$ "'$ia& Ek'n'mi Status sosial seseorang mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. aka dapat dikatakan indi!idu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih positif dibandingkan indi!idu yang status sosialnya rendah. Hal ini didukung oleh penelitian :osenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bah+a mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah ,# Q anak dari ekonomi tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. 1an hanya 6% Q anak dari tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi 1armayekti, '&&*:'#). e8 Hubungan Ke&uarga Seseorang yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. 0ila tokoh ini sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya. 58 Orang Lain "ita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. 0agaimana anda mengenal diri saya, akan membentuk konsep diri saya. Sulli!an (dalam :akhmat, '&&,:#&#) menjelaskan bah+a indi!idu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan dirinya, indi!idu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya, ia akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. iyamoto dan 1ornbusch (dalam :akhmat, '&&,:#&#) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek sampai yang paling baik. 2ang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik fisik, dan kesukaan orang lain terhadap dirinya. 1engan skala yang sama mereka juga menilai orang lain. -ernyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain, cenderung memberikan skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya. (rtinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. g8 Ke&'m)'k Ru9ukan :Re5eren4e Gr'u); 2aitu kelompok yang secara emosional mengikat indi!idu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya. enurut 0rooks dan 7mmert (dalam :akhmat, '&&,:#&,), ciri orang yang memiliki konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang lain, merasa tidak diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi. Sebaliknya, orang yang memilikii konsep diri positif ditandai dengan lima hal: #) "emampuan mengatasi masalah. ') erasa setara dengan orang lain. 6) enerima pujian tanpa rasa malu. 4) enyadari bah+a setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. ,) ampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya. Hamachek (dalam :ahmat, '&&&: #&*) menyebutkan ## karakteristik orang yang mempunyai konsep diri positif: #. eyakini betul nilai-nilai dan prinsip-psinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya, +alaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat. -api ia juga merasa dirinya cukup tangguh untuk mengubah prinsip-prinsip itu bila pengalaman dan bukti-bukti baru menunjukkan ia salah. '. ampu bertindak berdasarkan penelitian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebih- lebihan, atau menyesali tindakannya jika orang lain tidak menyetujui tindakannya. 6. -idak menghabiskan +aktu yang tidak perlu untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi +aktu yang lalu, dan apa yang sedang terjadi +aktu sekarang. 4. emiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, bahkan ketika ia menghadapi kagagalan atau kemunduran. ,. erasa sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, +alaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga, atau sikap orang lain terhadapnya. *. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, paling tidak bagi orang-orang yang ia pilih sebagai sahabatnya. ;. 1apat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah. %. /enderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya. $. Sanggup mengaku kepada orang lain bah+a ia mampu merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan marah sampai cinta, dari sedih sampai bahagia, dari kekece+aan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam pula. #&. ampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan yang meliputi pekerjaan, permainan, ungkapan diri yang kreatif, persahabatan, atau sekedar mengisi +aktu. ##. Peka pada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima, dan terutama sekali pada gagasan bah+a ia tidak bisa bersenang-senang dengan mengorbankan orang lain.
R Penulis adalah mahasis+a fakultas psikologi B8> )akarta. Saat ini beliau menjabat sebagai "etua "omisariat ?akultas Psikologi("omfapsi) P88 /abang /iputat. Memahami Konsep Diri Beberapa Terminologi Penting tentang Konsep Diri Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain. Setiap orang akan mendasarkan, membanding, merepon dan bentuk perlaku sesuai dengan konsep dirinya. Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanga individu. Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu. Berikut ini beberapa pengertian yang yang perlu dipahami berkaitan dengan konsep diri dan halhal yang berkaitan dengannya. ... Apa Konsep Diri itu? Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain !Stuart dan Sudeen, "##$%. Hal ini temasuk persepsi individu akan si&at dan kemampuan, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilainilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Beck, 'illian dan (a)lin !"#$*% menyatakan bah)a konsep diri merupakan cara individu memandang dirinya secara utuh, baik &isik, emosional intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri merupakan suatu ukuran kualitas yang memungkinkan seseorang dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki keunikan sendiri sebagai manusia, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan orang lain. +ndividu tidak dilahirkan dengan memba)a kepribadian tetapi dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Pengalaman dalam kehidupan akan membentuk diri !kepribadian%, tetapi setiap orang juga harus menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya. Kesadaran terhadap diri pribadi merupakan suatu proses persepsi yang ditujukan pada dirinya sendiri. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Perkembangan Konsep diri bukan ba)aan !hereditas% sejak lahir, tetapi berkembang melalui tahapan tertentu karena interaksi dengan lingkungan. Sejak lahir seseorang mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dengan demikian pembentukan konsep diri melalui suatu proses belajar. Dalam melakukan kegiatannya seseorang memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan, penggunaan bahasa, suara, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya, interaksi sosia, hubungan interpersonal, kemampuan dalam bidang terntentu yang dinilai oleh diri, kelompok atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasikan potensi yang dimilikinya. Orang terpenting atau yang Terdekat (ignifi!ant Other" Pembentukan konsep diri terjadi melalui kedekatan dan hubungan personal dengan orang terdekat disekitarnya. Hal ini dipelajari melalui kontak dan pengalaman pribadi dengan orang lain. Belajar melalui cermin orang lain dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri atas pandangan orang lain erhadap dirinya. Ketika anak mulai tumbuh de)asa akan sangat dipengaruhi oleh orang tua !ayah dan ibunya%, dimana perilakunya akan banyak dibentuk dengan ukuran dan interpretasi dengan tindakan,perilaku orang tuanya. Demikian halnya, pada saat remaja dipengaruhi oleh teman di lingkungan bermain, sekolah, atau orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi akan membentuk konsep diri seseorang. Persepsi Terhadap Diri Pribadi (e#f-Per!eption" Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu yang dikenal dengan persepsi. -enurut .isher, persepsi dide&enisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi dari objek eksternal. Dengan demikian persepsi merupakan pengetahuan yang dapat ditangkap oleh panca indera. /leh karena itu. persepsi mensyaratkan0 !a% adanya objek eksternal yang dapat ditangkap oleh indera, !b% adanya in&ormasi untuk diinterpretasikan, dan !c% menyangkut si&at representati& dari penginderaan. Karenanya persepsi tidak lebih dari sekedar pengetahuan mengenai apa yang tampak sebagai realitas seseorang. (ealitas yang dipersepsikan seringkali sesuatu yang jelas, bersi&at pribadi, penting, utama dan dapat dipercaya. Sementara indera manusia mempunyai keterbatasan, karenanya bisa jadi pengetahuan yang disimpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya. $ambaran diri (%ody &mage" 1ambaran diri !body image% merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, &ungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodi&ikasi dengan pengalaman baru setiap individu !Stuart and Sundeen, "##"%. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan !Keliat,"##2%. 1ambaran diri berhubungan dengan kepribadian, cara individu memandang dirinya memiliki dampak terhadap perkembangan psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya dengan menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan terhindar dari rasa cemas anmeningkatkan harga diri !Keliat, "##2%. +ndividu yang stabil, realistis dan onsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap aktualisasi diri dalam rangka memperbaiki hubungan dengan orang lain, enerimaan diri dan menjadi pemicu sukses dalam kehidupannya. &dea# Diri +deal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus berperilaku dan bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu !Stuart and Sundeen, "##"%. Standar diri terkait dengan tipe orang yang akan diinginkan,patokan atau sejumlah aspirasi, citacita, nilainilai yang ingin di capai. +deal diri akan me)ujudkan cita cita, nilainilai yang ingin dicapai. +deal diri akan me)ujudkan harapan dan citacita pribadi berdasarkan norma sosial !keluarga budaya% serta kepada siapa ingin dilakukan. +deal diri sebagai cermin dari konsep diri mulai berkembang sejak masa kanak3kanak yang di pengaruh orangorang terdekat,penting dalam hidupnya yang memberikan keuntungan dan harapan pada perkembangan berikutnya. +deal diri akan di bentuk melalui proses identi&ikasi pada oranglian seperti, teman, guru, pemimpin, orang tua, dan sebagainya. &dentitas dan Kesadaran Diri +dentitas diri adalah caracara yang digunakan untuk membedakan individu satu dengan individuindividu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian yang mengacu pada identitas spesi&ik dari individu. +dentitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh !Stuart and Sudeen, "##"%. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga !aspek diri sendiri%, kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat engatur dan menerima dirinya. .isher menyebutkan ada beberapa elemen dari kesadaran diri, yaitu konsep diri, sel&esteem, dan multiple selves. ". Konsep diri merupakan cara pandang tentang diri sendiri. 4mumnya orang menggolongkan diri sendiri dalam tiga kategori5 Karakteristik atau si&at pribadi atau si&at yang dimiliki, seperti &isik !lakilaki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb%. 6tau kemampuan tertentu !pandai, pendiam, rajin, cermat dsb% Karakteristik atau si&at sosial, misalnya introvert atau ekstrovert, ramah atau ketus, periang atau pendiam. Peran sosial, contohnya ayah, ibu, guru, militer, polisi dan lainlain. 2. Sel& esteem, merupakan bagian yang inherent dari konsep diri. Sel& esteem kita adalah bagian dari interpretasi atau penyimpulan dari persepsi diri. Sel&esteem berpengaruh pada perilaku komunikasi. 7ika sel&esteem tinggi, biasanya akan lebih percaya diri, mandiri dan merasa kompeten. 8. -ultiselves mencakup pengertian bah)a setiap orang terkadang memiliki identitas yang berbeda dalam berbagai situasi atau kondisi. -isalnya di kelas sebagai guru, di rumah ebagai ayah, dan di kantor sebagai manajer. +dentitas diri terus berkembang sejak masa kanakkanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin !Keliat,"##2%. +dentitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep lakilaki dan )anita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing masing jenis kelamin tersebut. Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri individu dapat ditandai dengan0 -emandang dirinya secara unik. -erasakan dirinya berbeda dengan orang lain. -erasakan otonomi0 menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri dan mampu mengontrol diri. -empunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri. ... Pembentukan Konsep Diri 'uryanano !299:% menguraikan bagaimana membentuk konsep diri menjadi lebih baik, maka terlebih dahulu 6nda harus mengetahui halhal yang mempengaruhi Konsep Diri, yaitu0 !a% citacita diri, !b% citra diri, dan !c% harga diri. ;itacita diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan, harapan, dan keinginan pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya seperti, orang tua, teman atau tetangga. Hal ini biasanya sangat kuat mempengaruhi kehidupan seseorang di masa depan. Seringkali terjadi citacita diri bukanlah harapan pribadi, tetapi sudah terjadi dan dijalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara &isik apa yang saat ini sudah terjadi. -isalnya, 6nda tidak bercitacita untuk menjadi seorang guru, tetapi karena orang tua sangat menginginkan punya anak seorang guru, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan 6nda sudah terarah untuk menjadi pendidik. Hal ini secara &isik sangat sulit untuk dirubah. Seseorang akan tetap menjadi seorang guru, dokter, insinyur atau pengacara. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi. Tetapi yang penting di pahami, bah)a kehidupan pribadi sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri yang diyakini, yaitu citra diri. ;itra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. ;itra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri yang menurut keyakinan dianggap benar. ;itra Diri sebenarnya muncul sebagai <Konsepsi diri mengenai seperti apakah diri 6nda sebenarnya<. Seringkali keyakinan tentang diri tidak tepat atau memang salah. Tetapi yang sering terjadi seseorang menganggap hal itu sesuatu yang sesungguhya. Seseorang bisa menjadikan pengalaman hidup dan aktualisasi dirinya sebagai sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, keburukan, keterpurukan, dan kesulitan. Semuanya tergantung pada apa yang akan dilakukan terhadap citra dalam dirinya. Dengan kata lain citra diri merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan. 4paya mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri harus menggunakan kekuatan pikiran super, bekerja keras dengan sebuah )a)asan,cara pandang dan ber&ikir baru. Semua tindakan dan emosi akan selalu konsisten dengan citra diri. 6nda akan bertindak sesuai dengan diri yang menurut pikiran menunjukkan keberadaan dirinya. 6nda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin melatih seluruh daya kemampuannya. 7ika orang berpikir dengan keyakinan bah)a dirinya sebagai <tipe orang gagal<, maka dirinya akan menemukan cara untuk mendekati kegagalan5 biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. /rang yang berpikir dirinya <tidak beruntung< seperti itu akan mendapatkan bukti bah)a dia memang selalu ditimpa kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil. Hal penting yang perlu ditekankan bah)a citra diri sebagai landasan sekaligus pilar yang menyangga seluruh kepribadian seseorang. Hal ini menandakan bah)a citra diri dapat dirubah atau masih mungkin untuk diperbaiki sesuai kehendak dirinya. Harga diri merupakan penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri !Stuart and Sundeen, "##"%. .rekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. 7ika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. 6spek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain !Keliat, "##2%. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bah)a masalah kesehatan &isik mengakibatkan harga diri rendah. Harga Diri merupakan ukuran seberapa besar seseorang bisa memberikan penghargaan terhadap diri sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga dirinya. 7ika seseorang kerapkali tidak mampu menghargai diri sendiri, menganggap remeh dirinya, maka orang lainpun dipastikan tidak akan menghargai dirinya sebagaimana mestinya. ;itra Diri juga sangat kuat pengaruhnya terhadap harga diri. /leh karena itu, langkah a)al yang harus diperhatikan bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga menentukan tingkat harga diri yang diharapkan. Satu hal yang mendasar bah)a citra diri dapat diubah. /rang tidak pernah terlalu muda atau terlalu tua untuk bisa mengubah citra dirinya. +ndividu memulai hidup baru secara lebih produkti&, kreati&, inovati& serta berani mengambil risiko. Seseorang memungkinkan untuk mengubah citra dirinya. Kebanyakan orang kurang menyadari bah)a kesulitan terletak pada penilaian atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri. Keberhasilan seseorang dalam memperbaiki atau membentuk kembali konsep diri yang benar sesuai keinginan, sangat ditentukan oleh sikap pribadinya. Sikap tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan yang dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam kehidupan seharihari. Hasil penelitian yang dilakukan di 6merika oleh Dr. =li 1in>berg beserta timnya yang melibatkan 8?2 subyek penelitian yang merupakan lulusan dari berbagai disiplin ilmu. Subyek penelitian ini mahasis)a yang berhasil mendapatkan beasis)a dari ;olombia 4niversity. Dr. 1in>berg dan timnya meneliti seberapa sukses 8?2 mahasis)a itu dalam hidup mereka, lima belas tahun setelah mereka menyelesaikan studi. Hasil penelitian menunjukkan bah)a subjek penelitian yang lulus dengan mendapat penghargaan !predikat memuaskan, cum laude atau summa cum laude%, mereka yang mendapatkan penghargaan atas prestasi akademiknya, mereka yang berhasil masuk dalam Phi Beta Kappa ternyata lebih cenderung berprestasi biasabiasa saja,tidak istime)a. Hasil penelitian ini membuktikan bah)a tidak ada hubungan langsung antara keberhasilan akademik dan keberhasilan hidup atau kesuksesan. @alu &aktor apa yang menjadi kunci keberhasilan atau kesuksesan seseorang. Dengan demikian, disimpulkan bah)a kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positi&. Konsep diri memainkan peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu Aoperating systemB yang menjalankan suatu komputer. Terlepas sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang diinstall, apabila sistem operasinya tidak baik dan banyak kesalahan, maka komputer tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama berlaku bagi manusia. Konsep diri merupakan sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Konsep diri setelah terinstall akan masuk di pikiran ba)ah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar $$C terhadap tingkat kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri, maka akan semakin mudah seseorang untuk berhasil . Pembelajaran 0erbasis Pembentukan "onsep 1iri Anna Mariana Guru TPA A&-Hani5 <ihan9ung( <imahi( %abar Bndang-Bndang Sisdiknas tahun '&&6 menyatakan, pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertak+a kepada -uhan 2ang maha 7sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi +arga negara yang demokratis serta bertanggung ja+ab. >amun jika kita melihat kenyataannya, realisasi dari tujuan tersebut masih jauh dari harapan. 0etapa tidak, sederet tindakan GamoralG hampir setiap hari kita dengar bahkan kita saksikan. 8ronisnya, itu semua terjadi dilakukan oleh orang-orang yang pernah atau sedang bergelut dengan bangku sekolah. "esannya, pendidikan seolah justru melahirkan permasalahan bukan memberikan solusi. Padahal seharusnya, pendidikan menjadi kekuatan untuk mengubah ketidakberaturan ke arah keteraturan, kebobrokan moral menuju makarimal akhlak, kekeringan spiritualkearahpo+er of spiritualism dan seterusnya. "arena itu, patut kita ambil hikmah untuk kemudian mencarikan solusinya. Salah satu ta+arannya adalah, dengan mengoptimalkan kegiatan pembelajaran yang mampu mendorong pada pembentukan karakter (character building) sis+a. ata pelajaran agama pada khususnya dan umumnya pelajaran yang lain jangan sampai terjebak pada orientasi nilai-nilai angka semata tanpa diimbangi perubahan karakter pada diri sis+a. 1alam kha=anah 8slam, kita kenal kalimat mutiara : GG1idiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada =aman yang berbeda dari =aman-muGG. (rtinya, anak didik kita hari ini adalah calon pemimpin yang akan datang. <leh karena itu, salah satu hikmahnya adalah bagaimana kita mampu menanamkan konsep diri pada anak didik kita dalam rangka menghasilkan anak didik yang berkarakter (berakhlak) dan kelak mampu menjadi generasi yang mampu memimpin bangsa ini dengan peradaban yang tinggi dan dihiasi oleh kemuliaan akhlaknya (karakter yang luhur). enurut Dilliam "itpatrick (#$$'), sebuah karakter akan tercipta dalam pribadi seseorang memerlukan tiga komponen (components of good character). 2aitu pengetahuan tentang kebaikan (moral kno+ing), perasaan tentang moral atau kebaikan (moral feeling), dan aplikasi kebaikan (moral action). <leh karena itu, optimalisasi pembinaan semacam ini harus continue dan efektif, terlebih saat ini !irus-!irus =aman semakin marak merongrong moralitas anak melalui berbagai media. "arenanya, sekolah sebagai salah satu persinggahan sekaligus Gka+ah candra di mukaG bagi anak, harus mampu tampil menangkap fenomena de+asaini. 1alam diri anak harus tertanam konsep diri yang kuat. "arenanya sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua setelah di keluarga, harus mampu membentengi diri anak dari berbagai ekses negatif lingkungan, baik yang datang melalui media ataupun pergaulan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan karakter (character building) melalui penguatan konsep diri merupakan salah satu solusi yang efektif. 8khtiar tersebut dapat dilakukan di antaranya melalui beberapa hal berikut ini. Pertama, mempermudah pujian dan penghargaan yang proporsional sebagai upaya membangun afirmasi positif pada pikiran dan ji+a anak yang diharapkan dapat menghembuskan semangat yang positif. "edua, memfasilitasi akses dengan orang yang potensial menjadi idola. (rtinya, para pendidik harus mampu menggiring sis+a untuk mengidolakan sosok yang baik, dan sebagai umat 8slam, :asulullah S(D adalah teladan utama. "etiga, mengadakan kunjungan kepada orang yang keadaannya jauh di ba+ah ataupun yang lebih maju. Hal ini bertujuan untuk membangun semangat bersyukur, empati, simpati dan rangsangan positif. "eempat, membangun semangat berlomba sehingga terbangun ji+a yang kompetitif dalam kehidupan. "elima, pembinaan iman dan taI+a dalam bentuk pembiasaan shalat berjamaah, pelaksanaan shalat sunah tahajud dan dhuha, ataupun d=ikir asmaul husna sebelum belajar. 0ila itu semua telah mampu ditanamkan, maka ada faktor yang tidak bisa ditinggalkan yakni keteladanan. 9uru adalah orang yang digugu dan ditiru. <leh karenanya, pastikan diri kita menjadi tokoh panutan bagi sis+a. ustahil suatu karakter yang mulia akan terjadi dengan baik, manakala keteladanan tidak tampak dalam diri kita sebagai guru.