Anda di halaman 1dari 8

A.

HAKIKAT MANUSIA

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya
karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu
memilih yang terbaik diantara yang dapat diambil. Hakikat manusia juga memiliki
banyak arti, yaitu :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati.
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas.
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.

Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan
kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban
bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari
kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan
hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan
kedilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Kemampuan menghayati
kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu
proses pendidikan (disiplin).

Aspek-Aspek Hakikat Manusia
1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran
diri (self awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari
keberadaannya, ia mampu membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang ada di
luar dirinya (objek) selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri
dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun,
sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks
keseluruhan alam semesta manusia merupakan bagian daripadanya. Manusia
berkedudukan sebagai makhluk tuhan YME maka dalam pengalaman hidupnya
terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan (M.I.
Soelaeman, 1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan
atas kenyataan adanya perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya.
Manusia merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha
Besar dan Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan
ketidakberdayaannya dibanding tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
Manusia serba tidak tahu, sedangkan Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat
fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi, manusia merasakan kasih sayang
TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua melahirkan rasa cemas dan
takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu diiringi pula dengan
rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena TuhanNya begitu luhur dan suci.
Semua itu menggugah kesedian manusia untuk bersujud dan berserah diri kepada
PenciptaNya. Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya Sang Pencipta
maka kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik
adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang
mengimplikasikan kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.

2. Makhluk Sebagai Makhluk Individu
Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri.
Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas
manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling
riil dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan
yang tak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga
bersifat unik, dan merupakan subjek yang otonom. Setiap manusia mempunya
dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing secara sadar berupaya
menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas bercita cita
untuk menjadi seseorang tertentudan masing masing mampu menyatakan inilah
aku ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi,
menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas
mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri
atau otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan tidak sebagai objek.

3. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak
mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia
hidup dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam
sesamanya (bernasyarakat) setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu.
Disamping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-
masing, mereka juga mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan
sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial
pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia akan dapat
mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut
manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Setiap manusia
adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik antara
individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu
dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek,
melainkan subjek dengan subjek.

4. Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup
berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia,
bahkan hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas
dari kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama
kebudayaannya (C.A. Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer
menegaskan bahwa manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam
dirinya, misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu
pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat
manusia (C.A. Vanpeursen, 1988). Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan
dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia mengimplikasiakn adanya perubahan
dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh pengaruh
kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negative dari
kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-kadang terombang ambing
diantara 2 relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk
lama (tradisi), sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru
(inovasi).

5. Manusia Sebagai Makhluk Susila
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak
bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah,
eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan. Sebagai makhluk yan otonom atau
memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada suatu alternative tindakan
yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan
dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya.
Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya
secara otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggung
jawaban atas perbuatannya.

6. Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi
manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran
suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada
manusia manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun
dalam rintang geografis dimana manusia berada. Keberagaman menyiratkan
adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama. Dilain pihak,
Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah
menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia
beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama
menyangkut masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan
keberagaman akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-
masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem keyakinannya, system
peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan tata kaidah yang mengatur
hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta
hubungan manusia dengan alam.

Dimensi Hakekat Manusia
Dimensi dalam bahasa latinnya adalah dimensio merupakan ukuran. Manusia
memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hewan, manusia juga memiiki
dimensi yang bersifat unik, potensial, dan dinamis. Ada 4 (empat) macam dimensi
manusia :
1. Dimensi Individual
Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada
manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
2. Dimensi Religius
Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri
manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
3. Dimensi Kesosialan
Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial.Socrates
mengatakan manusia adalah Zoon Politicon (Mahluk/hewan yang
bermasyarakat). Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada dorongan
untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir). Manusia hanya
akan menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individualitas manusia
terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan).
4. Dimensi Kesusilaan
Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan
manusia yang lainnya.

Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
1. Pengembangan yang Utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakekat manusia ditentukan oleh dua
faktor, yaitu kualitas dimensi hakekat manusia itu sendiri secara potensial dan
kualitas pendidkan yang disediakan untuk memberikan pelayanan.
Pengembangan dimensi hakekat manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan
terpadu terhadap pembinaan dimensi hakekat manusia sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara selaras.Perkembangan yang dimaksud mencakup yang bersifat
horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang
mnciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian secara totalitas
membentuk manusia yang utuh.

2. Pengembangan yang Tidak Utuh
Pengembangan yang tidak utuh terdapat dimensi hakekat manusia akan terjadi
didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat manusia yang
terabaikan untuk ditangani,misalnya dimensi kesosilaan didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun domian afektif didominasi oleh
pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang tidak utuh berakibat
terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.pengembangan yang
semacam ini merupakan pengembangan yang patologis. Jika dalam
mengembangkan dimensi manusia yang baik ada yang terabaikan, maka
manusia itu akan memiliki kepribadian yang tidak mantap.

Jenis-Jenis Hakikat Manusia
1. Kodrat adalah sesutau yang tidak bisa dirubah atau sifat pembawaan alamiah yang
terjelma dalam diri manusia itu ketika diciptakan oleh tuhan.
2. Harkat adalah nilai manusia sebagai mahluk tuhan yang di bekali cipta,rasa,karsa
dan hak-hak serta kewajiban assasi manusia.
3. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat.
4. Hak assasi adalah sesuatu atau sebuah anugrah yang diberikan oleh tuhan kepada
umatnya dari kita lahir.
5. Kewajiban manusia terhadap Tuhan yang Maha Esa yaitu: a) menganut agama, b)
beribadah kepada tuhan, c) menunaikan tugas yang di perintah oleh tuhan dan
menjauhi larangannya.
6. Kewajiban manusia terhadap diri sendiri yaitu: a) menjaga diri sendiri baik fisik
maupun mental, b) menjaga nama baik sendiri, c) mengembangkan potensi yang
ada pada diri kita sendiri.
7. Kewajiban manusia terhadap sesama mahluk hidup yaitu: a) saling membantu satu
sama lain (siamotutiprateli), b) toleransi terhadap orang lain, c) saling menghargai
satu sama lain, d) intinya kita semua saudara.
8. Kewajiban manusia terhadap negara dan bangsa yaitu: a) membentuk karakter
atau diri individu berdasarkan pancasila, b) kesadaran diri wajib bela negara atau
bangsa, c) mengabdi kepada manusia sesuai propesi, d) mengikuti pendidikan
kewarganegaraan.

Karakteristik Manusia
1. Psikoanalisis, merupakan suatu aliran psikologi dimana individu ini dipengaruhi
oleh 3 subsistem yang mengarahkannya untuk bertindak, salah satu tokoh yang
bernama siegmun freud menggambarkan tentang 3 subsistem tersebut yakni id,
ego dan super ego. Id merupakan subsistem yang ada sejak manusia itu dilahirkan,
id ini yang mendorong agar individu tersebut bertindak namun dari alam yang
tidak sadar ibarat gunung es yang mengambang itu yang kelihatan di permukaan
hanyalah ujung gunung yang sedikit, jadi id ini berada di bawah permukaan yakni
alam tidak sadar. Sifat-sifat ini dapat di contohkan dengan sikap egois, bicara
yang tidak sopan dan lain sebagainya, id ini tidak bisa membedakan mana yang
baik, benar, salah, moral atau tidak bermoral. Subsistem yang berikutnya adalah
ego yakni subsistem yang menjembatani id, jadi ego ini menahan id agar tidak
sampai melakukan hal-hal yang yang dirasa perlu dipikirkan lebih dahulu.
Misalkan sesorang yang terserempet mobil, tanpa sadar dia telah mengumpat dan
berbicara kasar terhadap yang telah menyerempet namun, ketika melihat orang
tersebut ternyata orang itu pernah membantunya pada waktu pasti orang tersebut
akan berpikir-pikir dulu akan akan melakukan hal-hal yang telag diprogram oleh
id. Ego ini menahan tindakan-tindakan tersebut. Super ego yakni subsistem yang
mengawasi dan mengontrol jalannya id dan ego sehingga tidak semata-mata
seorang tersebut harus langsung melakukan tindakan-tindakan bawah alam sadar
mereka. Tindakan tersebut dapat dikontrol dengan superego ini. Manusia pasti
merasakan proses ketiga subsistem tersebut dari id ke ego dan sampai ke
superego.
2. Behavioristik, merupakan aliran psikologi dimana seseorang dipengarhi oleh
lingkungan, manusia dalam aliran ini dinamakan dengan homo mechanicus yaitu
manusia mesin. Yakni manusia yang di gerakkan oleh mesin, dia mau bergerak
ketika sudah diprogram dan di suruh untuk bergerak. Pengaruh lingkungan sangat
besar jadi seseorang tersebut langsung terpengaruh dengan apa yang terjadi pada
saat itu dan langsung memberikan rangsangan. Bisa di contohkan seorang anak
dapat di bentuk karakternya menjadi penakut bila anak tersebut ditakut-takuti,
anak tersebut langsung memberikan respon dari apa yang telah diketahuinya.
3. Kognitif, yakni aliran psikologi dimana manusia tersebut masih menggunakan
pikirannya untuk merenung dan berpikir kembali apa yang telah diterimanya, jadi
individu tersebut tidak langsung melakukan respon namun di telaah terlebih
dahulu dan di cari sebabnya mengapa bisa begitu. Kalau behavioristik jika
individu itu di takut-takuti maka akan langsung takut berbeda dengan kognitif, dia
akan mencari tahu kenapa hal tersebut perlu di takuti sehingga ibarat komputer
setelah data itu masuk maka akan di proses dahulu sebelum data itu akan keluar
sebagai output.
4. Humanistic, merupakan aliran psikologi yang memanusiakan manusia
maksudnya aliran ini meyakinkan manusia tersebut bahwa dalam dirinya itu
terdapat potensi, kretivitas dan kemampuan sehingga individu tersebut dapat
bertanggung jawab atas dirinya.
Tidak semua individu memiliki keempat kerakteristik tersebut, karena
karakteristik tersbut sifatnya labil dan berubah-ubah tidak mungkin tetap, dimisalkan
saja untuk hari ini bisa jadi individu tersebut humanistic dan hari kemarin bisa juga
kognitif, jadi tidak bisa diklaim yang mana karakteristik orang tersebut Cuma dapat
dibaca ketika individu tersebut bertindak.

B. PENTINGNYA PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan
sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting pendidikan pertama kali
kita dapatkan di lingkungan keluaraga,sekolah,dan masyarakat.
Seorang anak yang disayangi akan menyayangi keluarganya sehingga anak
merasakan bahwa anak dibutuhkan dalam keluarga, sebab merasa keluarga sebagai
sumber kekuatan yang membangunnya dengan demikian akan timbul suatu situasi
yang saling membantu, saling menghargai, yang sangat mendukung perkembangan
anak di dalam keluarga yang memberi kesempatan maksimum pertumbuhan dan
perkembangan adalah orang tua dalam lingkungan keluarga harga diri berkembang
karena dihargai, diterima, dicintai dan di hormati sebagai manusia itulah pentingnya
mengapa kita menjadi orang yang terdidik dilingkungan keluarga orang tua
mengajarkan kepada kita sejak kecil untuk menghargai orang lain

C. MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan khususnya di indonesia
menghasilkan Manusia Robot kami katakan demikian karena pendidikan yang
diberikan ternyata bersifat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Pendidikan
ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berfikir
(koknitif ) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrafi cenderung
semakin hilangyang terjadi adalah disintegrasi
Masalah kedua sistem pendidikan yang top-dolon (dari atas kebawah) atau
kalau menggunakan istilah Paulofreeire (seorang tokoh pendidikan dari amerika
latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan
karena para peserta didik (murid) di anggap manusia-manusia yang tidak tau apa-apa.
Masalah ke tiga dari odel pendidikan yang demikian maka manusia yang di
hasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya
bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai obyek ( yang adalah wujud dari
dehumanisasi ) merupakan fenomena yang justru bertolak belakag dengan fisi
humanisasi menyebabkan manusia tercabut dari akar-akar budayanya ( seperti
didunia timur asia).
Secara garis besar ada 2 solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
yaitu :
a. Solusi sistemik,yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan
dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan di indonesia
sekarang ini, di terapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme ( Mahsethab
Neoliberalisme, yang berprinsip antara lain memakan peran dan tanggung jawab
negara dalam urusan publik, termaksud pendanaan pendidikan.
b. Solusi teknis yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkaitan
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa
Sokusi untuk masalah-masalah teknis di kembalikan kepada upaya-upaya
praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru,
misalnya di samping diberi solusi peningkatan kesejahtraan juga di beri slusi
dengan membiayi guru melanjytkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya
prestasi siswa, misalnya diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana pendidikan dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai