Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II


ANATOMI DAUN











DISUSUN OLEH:
AHMAD HAPIZ
BAIQ SUKMA ARIANTI
MILA ROHMI
RABIATUL MISLAINI
WAHYUNI DWI FIKRIANI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi dan peran
penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Ciri
khas dari daun, pada umumnya berwarna hijau bentuk dari daun bagian besar adalah
melebar, memiliki zat klorofil yang berguna untuk membantu proses fotosintesis.
Daun juga mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk membantu proses
pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami secara mendalam, maka
manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan. Sehingga secara tidak
langsung manusia juga dapat mengetahui batapa penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan
dalam hidup.
Pada lingkungan informal manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun
pada lingkungan ini manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara spesifik.

1.2 Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan daun?
Apakah fungsi daun pada tumbuhan?
Bagaimanakah struktur anatomi daun?
Bagaimanakah perkembangan daun?

1.3 Manfaat Dan Tujuan
Mengetahui dan memahami morfologi daun.
Mengetahui fungsi daun pada tumbuhan.
Mengetahui struktur anatomi daun.
Untuk lebih mengetahui perkembangan daun.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Daun
Dalam bidang botani, daun ialah sebuah organ tumbuhan yang bertumbuh di atas
tanah dan yang mengkhusus dalam fotosintesis. Untuk tujuan ini, daun biasanya
berbentuk lever untuk menghasilkan permukaan yang luas supaya sel-selnya yang
mengandungi kloroplas bukan saja dapat didedahkan kepada cahaya, tetapi juga untuk
membenarkan cahaya melintasi sepenuh tisu-tisunya. Dalam kebanyakan, daun-daun juga
merupakan bagian tumbuhan untuk respirasi, transpirasi, dan gutasi. Daun merupakan
salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena
tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya
sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Bentuk daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal.

2.2 Fungsi Daun
1. Tempat Pembuatan Makanan (Fotosintesis)
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses
pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk
kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Tempat terjadinya fotosintesis
pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade,
sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan (Respirasi).
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah,
pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas
oksigen ke udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada
di bawah pohon pada siang hari.
3. Tempat terjadinya transpirasi.
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika
tidak dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati.


4. Tempat terjadinya gutasi.
Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap
air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini
disebut gutasi.
5. Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Contoh daun yang berfungsi sebagai perkembangbiakan vegetatif yaitu pada
tanaman cocor bebek.

2.3 Struktur dan Bentuk Daun
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan
pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian
lengkap, antara lain daun pisang dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan
memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun yang hanya terdiri

atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang hanya
terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi
dan jagung. Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh
pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari
pangkal ke ujung daun secara sejajar. Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang
membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan
kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.

Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung,
menjari,dan sejajar.

a. Menyirip.
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan. Contoh
tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga,
dan rambutan.
b. Melengkung.
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun
jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita.
Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
b. Menjari.
Tulang daun menjari bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang
daun pepaya, jarak, ketela pohon, dan kapas.
c. Sejajar.
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar. Tiap tiap ujung tulang
daun menyatu. Misalnya, tulang daun tebu, padi, dan semua jenis rumput-rumputan.

2.4 Struktur Anatomi Daun
Epidermis
Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak ada sama
sekali. Sel terlihat transparan sehingga memungkinkan cahaya matahari menembus
lapisan sel tersebut. Terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan air yang terlalu
berlebihan. Struktur daun biasanya pipih, jaringan epidermis atas berbeda dengan
epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan
bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Dalam permukaan abaksial terdapat
stomata, sel penutup mengandung kloroplas, berfungsi untuk mengatur membuka dan
menutupnya stomata mengendalikan pertukaran gas.
Mesofil
Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis,
mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas.
Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua tipe parenkim dalam mesofil yaitu parenkim
palisade dan parenkim spons.
Parenkim palisade
Sel parenkim palisade memanjang dan penampang melintangnya nampak
berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu sel palisade
berbeda bentuknya.Sel palisade terletak dibawah epidermis unilateral (selapis) atau
multilateral (berlapis banyak). Seringkali terdapt hipodermis diantara epidermis dan
jaringan palisade.
Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan, apabila tersusun
lebih dari satu lapisan panjang sel pada tiap lapisan sama atau semakin ketengah
semakin pendek. sel chlorenchymnya kompak dan teratur. Tidak mempunyai Ruang
antarsel. Sel-sel mengandung kloroplas dalam jumlah yang besar. Jaringan palisade
biasanya terdapat pada permukaan adaksial daun, contonhya pada Thymelea hirsuta,
sel parenkim palisade terdapat pada permukaan adaksial daun. Sedangkan pada
tumbuhan xeromorf, misalnya pada Atriplex portulacoides , parenkim palisade terletak
pada kedua sisi daun, sedangkan parenkim spons hanya terdapat pada tengah daun
saja.
Parenkim Spons
Bentuk sel parenkim spons bermacam-macam. Parenkim spons terdiri dari
beberapa lapisan sel yang diatur secara longgar, chlorenchyma bulat atau oval dengan
ruang antarsel menonjol. Sel-sel ini mengandung kloroplas sangat sedikit.
Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dengan
yang lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim spons tidak
selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan.
Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat
mirip dengan parenkim spons yang ada didekatnya.
Jaringan Pengangkut
Jarigan pengengkut pada daun berupa untaian jaringan khusus yang berfungsi
sebagai penunjang dan sebagai saluran yang disebut berkas pembuluh. Berkas
pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah anatra epidermis atas dan bawah, berkas
pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yaitu xilen dan floem. Kedua jaringan tersebut
bersama-sama membnetuk jaringan pembuluh. Pada daun, berkas pembuluh yang
lebih besar dapat dilihat di permukaan daun berupa tulang daun.Tulang daun yang
besar dikelilingi oleh parenkim yg sedikit mengandung kloroplas. Tulang daun yang
lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel parenkim.
Jaringan sekretori
Pada tumbuhan terdapat sel-sel khusus, misalnya saluran getah, sel-sel kristal, dan
kelenjar yang umumnya terdapat pada mesofil daun.
Gambar








2.5 Perkembangan Daun
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks.
Setiap primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika
primordial daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah
melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri.
Interval waktu antara pembentukan primordial daun sebelumnya dengan primordial daun
berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron. Primordial daun pada tumbuhan
dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari diameter meristem apeks pucuk,
sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial daun terbentuk dan berkembang pada
sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun dikotil yang sangat muda tampak berbentuk
seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak seperti kerah baju yang menutupi
seluruh aspek pucuk .
Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsur-angsur sehingga
mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun terjadi sebagai akibat
bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel. Pembelahan sel
berbeda-beda pada daerah tertentu dari meristem daun, sehingga terjadi aktifitas
diferensial dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun
yang berbeda. Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk
daun yang berbeda, yaitu perbedaan fase hidup, gen dan kondisi lingkungan. Perbedaan
dibentuknya bentuk-bentuk daun agar kita mudah mengenali ciri khas dari setiap spesies.
Berikut perubahan struktur epidermis dan mesofil jika ditinjau dari kondisi
lingkungannya :
1. Tumbuhan Xerofit hidup pada kondisi lingkungan kering
Ukuran daun kecil ukuran sel kecil, dinding sel lebih tebal, jaringan pembuluh
rapat.
Stomata terlindung di bagian yang lebih dalam dari epidermis.
Jaringan palisade umumnya lebih dari satu lapisan sel.
Pada permukaan daun terdapat kutikula dan trikoma.
Pada tumbuhan sukulen, terdapat banyak sel parenkim yang berfungsi untuk
menyimpan air.
2. Tumbuhan Hidrofit tumbuhan yang hidup di air
Jaringan penyokong dan pelindung tereduksi, jaringan pembuluh berkurang
(terutama xilem), terbentuk ruang udara yang cukup besar aerenkim.
Epidermis pengambilan nutrisi dari dalam air dan untuk pertukaran gas pada
banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil.
Kutikula tipis.
Stomata pada umumnya tidak ada. Pada daun tumbuhan air yang terapung,
stomata terdapat pada permukaan atas.
Daun yang terendam dalam air termodifikasi menjadi bentuk silindris,
meminimalkan arus air yang melewati daun / mencegah koyaknya daun.
Beberapa tumbuhan air memiliki dua bentuk daun berbeda : daun darat dan daun
air pengendalian ekspresi gen dalam pembentukan daun.
3. Daun pada tumbuhan yang disimpan di tempat gelap
Lamina lebih tipis dan area permukaan yang lebih lebar dibandingkan dengan
daun yang tumbuh pada kondisi cahaya normal.
Laju fotosintesis rendah pada saat cahaya matahari penuh.
Laju fotosintesis daun di tempat terbuka pada lingkungan terlindung.

Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan terjadinya
perpanjangan daun. Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem
interkalar. Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristem tepi daun aktif
melakukan pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas hanya pada
daerah-daerah tertentu saja, maka akan terbentuk daun yang berbagi menyirip atau
majemuk menyirip. Jadi, pada dasarnya bentuk daun sangat tergantung dari
perkembangannya, terutama pembelahan dan pembesaran sel. Selain itu, adanya kematian
sel pada daerah-daerah tertentu selama perkembangan daun berlangsung juga dapat
menentukan bentuk akhir dari suatu daun. Perkembangan daun seperti inilah yang
merupakan dasar bagi terbentuknya basal daun, ujung daun, tepi daun, dan bentuk
geometri daun yang berbeda-beda.








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ
terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah
organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun mempunyai fungsi: Tempat
pembuatan makanan (Fotosintesis), sebagai organ pernapasan (Respirasi), tempat
terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat perkembangbiakkan vegetatif.
Adapun daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai yaitu daun tunggal
dan daun majemuk. Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk
dapat di bedakan menjadi: daun majemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari
(palmatus atau digitatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), daun majemuk
campuran (digitato pinnatus). Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan
menjadi: tulang daun menyirip, tulang daun menjari, tulang daun melengkung, tulang
daun sejajar. Dalam garis besarnya tepi daun dapat di bedakan dalam 2 macam: rata
(ineger) contohnya pada daun nangka, dan bertoreh (divisus). daging daun ialah:
bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Daun baru
berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap
primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika
primordial daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah
melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri.
Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsur-angsur sehingga
mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Pada umumnya daun tumbuhan dikotil maupun
monokotil memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Pada beberapa
tumbuhan, keragaman tersebut semakin bertambah dengan adanya perkembangan ke
arah tertentu yang menyebabkan daun tampak berubah, baik bentuk maupun
ukurannya. Daun-daun yang demikian itu dikatakan telah mengalami modifikasi.
Modifikasi pada daun terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan
jaringan-jaringan tertentu selama perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi
pada daun secara keseluruhan (daun secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu
dari daun.

3.2 Saran






























DAFTAR PUSTAKA

http://marskrip.blogspot.com/2009/12/struktur-daun.html
http://www.pusatbiologi.com/2013/03/struktur-anatomi-daun-dikotil-dan.html
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen19 halaman
    Pendahuluan
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • ACARA 5 Mammalia.
    ACARA 5 Mammalia.
    Dokumen9 halaman
    ACARA 5 Mammalia.
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Ikti Kaf
    Ikti Kaf
    Dokumen2 halaman
    Ikti Kaf
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • ACARA 5 Mammalia.
    ACARA 5 Mammalia.
    Dokumen9 halaman
    ACARA 5 Mammalia.
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN Kuliah Lapanan
    LAPORAN Kuliah Lapanan
    Dokumen17 halaman
    LAPORAN Kuliah Lapanan
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pencernaan
    Sistem Pencernaan
    Dokumen9 halaman
    Sistem Pencernaan
    Okky Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Koloid
    Koloid
    Dokumen11 halaman
    Koloid
    Zanty Rakhmania Putri
    Belum ada peringkat
  • SPT Daun
    SPT Daun
    Dokumen14 halaman
    SPT Daun
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Ikan Lele
    Ikan Lele
    Dokumen12 halaman
    Ikan Lele
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Buah Semu
    Buah Semu
    Dokumen10 halaman
    Buah Semu
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Materi Limit Fungsi
    Materi Limit Fungsi
    Dokumen8 halaman
    Materi Limit Fungsi
    Fahriyanto
    Belum ada peringkat
  • tb2 2
    tb2 2
    Dokumen6 halaman
    tb2 2
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • TB 2
    TB 2
    Dokumen6 halaman
    TB 2
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat