Anda di halaman 1dari 17

Laporan Hasil Kuliah Lapangan Taksonomi Tumbuhan II

Di Taman Nasional Gunung Rinjani,Kembang Kuning Lombok Timur















Disusun Oleh
Ahmad Hapiz
Erlin Purnama
Kusuma Wardani
Mila Rohmi
Nurul Hidayat
Ni Made Dwividia Oktavianti
Widya iswantari



Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mataram
2014
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kuliah
Kerja Lapangan praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi ini dengan baik dan lancar.
Laporan ini disusun dengan mendapatkan arahan-arahan ataupun penjelasan dari
pembimbing. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sukiman, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Tumbuhan Tinggi
3. Kakak-kakak asisten
4. Rekan-rekan semua yang telah memberi dorongan semangat kepada kami
5. Pihak-pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan satu-persatu yang juga telah ikut
membantu kami atas arahan dan bimbingan yang bermanfaat hingga terwujudnya laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya
serta masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penulisan laporan yang akan datang.
Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin-min Ya
Robbalalamin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Mataram, 10 juli 2014


Kelompok I









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Tujuan....................................................................................................
1.3 Manfaat..................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1 Sruktur Vegetasi Hutan Tropika Basah.................................................
2.2 Iklim Daerah Tropik...............................................................................
2.3 Kebun Raya dan Pelestarian Plasma Nutfah........................................

BAB III. METODE PENELITIAN...........................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................
3.3 Langkah Kerja.....................................................................................

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................
4.1 Hasil dan Pembahasn.....................................................................

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................
Kesimpulan..........................................................................................
Saran
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................






















BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menemukan berbagai macam Tumbuhan
yang secara sengaja atau tidak sengaja kita lihat. Tumbuhan tersebut adalah sesuatu yang
tidak asing bagi kita. Walau pun demikian namun terkadang ada kalanya kita tidak
mengetahui nama-nama dari Tumbuhan tersebut baik secara nama local atau nama ilmiahnya.
Hal ini mungkin karena kita masih kurang peduli dengan hal tersebut.
Tumbuhan tersebut tidak bukan hanya kita temukan di sekitar kita tidak jarang di
antara kita sudah sering menggunakannya. namun karena kita tidak mengetahui nama atau
sesuatu yang berkaitan dengan Tumbuhan tersebut, kita tidak mampu menggunakannya
secara maksimal atau terkadang kita tidak pernah menggunakannya karena kita menganggap
bahwa Tumbuhan tersebut tidak ada manfaatnya.
Oleh karena itu, di hutan taman Nasional gunung renjani,Kembang kuning Jeruk
manis kita belajar tentang mengenal spesies-spesies dari berbagai family, mengetahui nama
local atau pun nama ilmiahnya serta sistematika, morfologi dan manfaatnya. Kunjungan ini
tidak terbatas pada pengidentifikasian Tumbuhan-tumbuhan yang termasuk gymnospermae
saja. Tetapi juga kita akan belajar tentang tata cara mengherbarium tanaman dengan benar.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui tata cara pembuatan, penyimpanan, dan pendataan koleksi herbarium.
2. Mengetahui keanekaragaman tumbuhan tingkat tinggi di Taman Nasional Gunung
Rinjani,Kembang Kuning,Jeruk Manis dan mengadakan pengamatan terhadap spesies
untuk mengetahui ciri khusus/karakteristik dari masing-masing spesies.

1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakan kuliah kerja lapangan ini untuk mengetahui macam-macam dari
tumbuhan berbiji yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani Kembang Kuning, serta dapat
mengklasifikasikan dari beberapa famili dengan berbagai macam spesies.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sruktur Vegetasi Hutan Tropika Basah
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah,
Amerika Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di
hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari
dan curah hujan yang cukup.
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :
1. Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
2. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 40 m.
3. Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
4. Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu
menembus dasar hutan.
5. Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi
(daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
6. Di daerah tropis umumnya temperaturnya tinggi dan ketersediaan air merupakan faktor yang sangat
penting. Berdasarkan dua faktor tersebut dilahirkan berbagai zonasi atau pengelompokan vegetasi
dengan cara-cara yang berbeda.

Klasifikasi berdasarkan kedua hal tersebut dilakukan antara lain oleh :
- de Martone (1926)
- Koeppen (1936)
- Koeppen dan Trewartha (1943) dan
- Lauer (1952).
Klasifikasi menurut Koeppen (1936), Koeppen dan Trewartha (1943) merupakan
klasifikasi yang paling banyak digunakan. Sistem ini didasarkan pada pengaruh iklim
terhadap pertumbuhan vegetasi yang selanjutnya dikelompokkan dalam lima kelompok besar
yaitu :

-IklimHutan Tropis (A)
-Iklim Tropis Kering (B)
-Iklim Savana
-Iklim Stepa
- Iklim Gurun

2.2 Iklim Daerah Tropik
Tropika adalah daerah di permukaan bumi, yang secara geografis berada di sekitar ekuator,
yaitu yang dibatasi oleh dua garis lintang 23.5 derajat LS dan 23.5 derajat LU: Garis Balik Utara
(GBU, Tropic of Cancer) di utara dan Garis Balik Selatan (GBS, Tropic of Capricorn) di selatan.
Tropis adalah bentuk ajektivanya.
Area ini terletak di antara 23.5 LU dan 23.5 LS, dan mencakup seluruh bagian Bumi yang
dalam setahun mengalami dua kali saat Matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di
selatan GBS Matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90 atau tepat di atas kepala). Kata tropika
berasal dari bahasa Yunani, tropos yang berarti "berputar", karena posisi Matahari yang berubah
antara dua garis balik dalam periode yang disebut tahun.
Tumbuhan dan hewan tropis adalah spesies yang hidup di daerah tropis tersebut. Istilah tropis
juga kadangkala digunakan untuk menyebut tempat yang hangat dan lembap sepanjang tahun,
walaupun tempat itu tidak terletak di antara dua garis balik. Tumbuhan daerah tropis biasanya berdaun
lebar dan hijau abadi (tidak menggugurkan daun), atau jika memiliki perilaku peluruh mereka tidak
dipengaruhi oleh suhu atau durasi radiasi Matahari melainkan oleh ketersediaan air di tanah. Wilayah
tropis di seluruh dunia dikenal dalam biogeografi sebagai wilayah pantropis ("seluruh tropis"), untuk
dipertentangkan dengan wilayah per benua, seperti Amerika tropis, atau Asia tropis.
Tropis dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara garis isoterm 20 C di
sebelah bumi utara dan selatan atau daerah yang terdapat di antara 23 lintang utara dan 23
lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah
tropis kering yang meliputi padang pasir, stepa, dan savana kering dan daerah tropis lembap yang
meliputi hutan tropis, daerah-daerah dengan angin musim dan savana lembap.
Daerah Tropis Kering Meliputi :
1. Padang pasir dan stepa
Daerah-daerah di sekitar garis lintang 15 dan 30 utara dan selatan merupakan daerah-daerah
yang termasuk tropis kering termasuk negara-negara sahara, Timur Tengah, Iran, Pakistan, Nambibia,
dan pedalaman Australia. Keadaan lansekap yang berupa padang pasir dan setengah padang pasir
menjadikan kondisi di daerah ini kering dan tandus, kurang vegetasi.



2. Daerah savana kering
Daerah ini merupakan daerah peralihan dari tropika lembap ke tropika kering meliputi
pegunungan Brasilia, Paraguay, Senegal, Sudan selatan, Zimbabwe, dan Tanzania. Ciri khusus
lansekapnya berupa stepa semak belukar dan padang rumput, padang pasir sampai hutan rimba
dengan rumput tinggi. Hutan berduri yang rendah dan semak berduri merupakan ekosistem yang ada
di daerah ini. Terdapat tiga musim yaitu panas, dingin, dan hujan, dimana kondisi bulan terpanas,
sangat panas dan lembap dan kondisi bulan terdingin panas dan kering.
3. Daerah pegunungan
Daerah daerah dataran tinggi dan pegunungan di atas 1500 m yang terletak di antara garis
isoterm meliputi Etiophia, Peru, dan Nepal. Keadaan lansekapnya hijau dalam musim lembap dan
coklat sampai merah dalam musim kering. Ciri vegetasi berupa pohon-pohon hijau yang tidak terlalu
tinggi dan terdapat berbagai jenis rumput.
Daerah tropis lembap meliputi :
a. Daerah musim dan savana lembap
Termasuk daerah ini adalah wilayah massa daratan yang besar di sekitar garis balik meliputi
India, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Lansekapnya berupa daerah hutan dan belukar yang
selalu hijau dengan curah hujan tinggi yang menyebabkan erosi. Terdapat tiga musim yaitu panas-
kering, panas-lembap, dan dingin-kering. Langit biru selama musim kering dan awan hujan
tebal selama musim hujan.

b. Daerah hutan hujan tropis
Daerah hutan hujan tropis berada di sekitar garis khatulistiwa sampai 15 lintang utara dan
selatan. Daerah ini meliputi lembap sungai Amazon, Afrika tengah, Malaysia, dan Indonesia. Kondisi
lansekap berupa daerah hutan hujan di sekitar pantai dan di daratan rendah khatulistiwa. Daerah ini
memiliki vegetasi yang lebat dan bervariasi berupa lumut, ganggang, jamur, semak-belukar yang tak
dapat ditembus, pohon-pohon tinggi (hutan, rimba, hutan bakau).
Kondisi tanah sangat lembap, muka air tanah yang tinggi (kadang mencapai
permukaan) dan merupakan tanah laterit merah dan coklat. Perbedaan musim sangat kecil di
mana bulan terpanas, panas dan lembap sampai basah, sedangkan bulan terdingin panas
sedang dan lembap sampai basah.(http://id.shvoong.com).

Indonesia mempunyai karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun keberadaanya,
sehingga mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim
yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim
panas), dan iklim laut.




2.3 Kebun Raya dan Pelestarian Plasma Nutfah
2.3.1 Pengertian Plasma Nutfah
Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam setiap makhluk hidup dan
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau ditarik
untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Termasuk dalam kelompok ini adalah
semua kultivar unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitif, jenis yang sudah
dimanfaatkan tapi belum dibudidayakan, jenis liar kerabat jenis budidaya dan jenis-jenis
budidaya.

2.3.2 Luas Area Dan Keragaman Plasma Nutfah
Indonesia termasuk wilayah propinsi botani Malaysia yang keseluruhannya meliputi
semenanjung Malya, kepulauan Philipina, Indonesia dan Papua Nugini tanpa pulau-pulau
Colomon, luasnya mencapai 3.000.000 km
2
, meliputi sepertujuh panjang katulistiwa,
kebanyakan daerahnya lembab. Secara biologi daerah propinsi ini termasuk kaya karena
diduga dihuni oleh 35.000 jenis tumbuhan atau sekitar 10% dari seluruh jenis tumbuhan
yang hidup di dunia saat sekarang. Kekayaan di daerah ini dapat dibuktikan dengan
membandingkan antara pulau Jawa dan Inggris raya yang luasnya 4 x Pulau Jawa hanya dihui
oleh 1.500 tumbuhan.
Di Indonesia tempat tumbuh plasma nutfah nabati sebagian besar merupakan hutan
tropik, sehingga kaya akan suku dari tumbuh-tumbuhan yang khas tropik seperti
Dipterocarpaceae, Sapotaceae, Ebenaceae, Myristicaceae, Meliaceae, Zingiberaceae, Palmae,
Moraceae, Rhizopphoraceae, Padananceae dan lain-lain. Di daerah-daerah pegunungan
terdapat suku-suku yang mirip suku yang ada pada belahan bumi utara seperti Fagaceae,
Rosaceae, Lauraceae, Theaceae dan lain-lain.
Di kawasan Indonesia juga dapat tumbuh dengan subur jenis-jenis tumbuhan, epifit,
bambu dan benalu, Rafflesia, cendana, ficus dan lain-lain. Dasar pengetahuan botani atau
untuk dapat dikenal secara botani, daerah seluas 100 km
2
diperlukan koleksi herbarium
sebanyak 100 nomor. Di Propinsi Malaesia sudah terkumpul 1.000.000 nomor koleksi. Ini
berarti bahwa untuk dapat dikatakan kekayaan yang ada dapat dikenal secara sempurna
masih diperlukan 2.000.000 nomor koleksi lagi, dan koleksi ini kebanyakan bersifat koleksi
botani, maksudnya untuk tanaman-tanaman budidaya dan kultivar-kultivarnya masih belum
ditangani.



2.3.3 Bentuk Wadah Dan Macam Plasma Nutfah
Wadah plasma nutfah secara alami berupa ekosistem, dari jenis yang liar dapat berupa
hutan, savana, semak, padang rumput, semi padang pasir dan sebagainya.
Macam plasma nutfah, selain berupa jenis tumbuhan liar juga varietas primitif,
varietas pembawa sumber sifat yang khusus, varietas unggul yang sudah kuno dan varietas
unggul masa kini.
1. Jenis liar atas dasar sejarah pembudidayaan dan penggunaan potensinya dapat digolong-kan
menjadi tiga kelompok yaitu :
- Jenis-jenis yang mungkin mempunyai nilai ekonomi, tetapi sama sekali belum mem-
budidayakan atau dipetik hasilnya.
- Jenis-jenis yang sudah dipetik dan dimanfaatkan hasilnya tetapi belum atau tidak di-
budidayakan.
- Jenis-jenis yang tidak dipetik hasilnya, akan tetapi setelah mengalami atau melalui hi-bridisasi
baru kemudian dibudidayakan dan dimanfaatkan.




















BAB III
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat : Minggu 22 Juni 2014 Taman Nasional Gunung Rinjani,Kembang
Kuning,jeruk Manis

Alat dan Bahan :

o Cutter
o Plastik
o Lebel
o Termohigro
o Termometer batang
o Sasak
o Koran
Langkah kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum ini pengumpulan spesimen dengan
penjelajahn,menjelajah dan mengumpulkan spesimen













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Datura metel

o Deskripsi

Kecubung adalah tumbuhan penghasil bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak
ribuan tahun. Sebagai anggota suku Solanaceae, tumbuhan ini masih sekerabat dengan
datura, tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang besar. Kecubung
biasanya berbunga putih dan atau ungu, namun hibridanya berbunga aneka warna.
Diperkirakan tanaman ini pertama kali dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh.
Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, namun ada juga yang berasal dari
Benua Amerika.
Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di seluruh belahan
dunia karena khasiat yang dikandungnya dan juga untuk tanaman hias. Pertama kali
diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1753, tapi secara botani masih belum tepat
mengenai gambaran dan penjelasan tentang kecubung. Wilayah asal yang menjadi
sumber tanaman ini tidak dapat diketahui secara pasti.[1] Bagian-bagian kecubung,
tetapi terutama bijinya, mengandung alkaloid yang berefek halusinogen

Piper caninum

o Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Spermatopsida
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper caninum

o Deskripsi
Stem
A slender vine not exceeding a stem diameter of 2 cm.
Leaves
Leaf blades about 9-18 x 3.5-12 cm, petioles about 0.5-4 cm long with a triangular scar
extending from the base almost to the apex. Lower surface of the leaf blade clothed in
erect hairs, upper surface glabrous. Stipules caducous, about 0.5-2 cm long, sheathing the
terminal bud. Leaves slightly aromatic when crushed.
Flowers
Male flowers: Inflorescence a dense spike about 3-6 cm long, peduncle about 10-15 mm
long, leaf-opposed or at least not axillary. Flowers very small, about 0.6-0.8 mm diam.,
consisting of a petal scale and stamens. Stamens about 0.6-1 mm long. Anthers about
0.2-0.25 mm long, filaments about 0.4-0.75 mm long. Female flowers: Inflorescence a
dense spike about 15 mm long, peduncle about 8-10 mm long, leaf-opposed. Flowers
small, difficult to discern, consisting of a peltate bract about 0.8 mm diam. and an ovary.
Ovary about 0.8 mm long, surrounded by multicellular short hairs. Stigmas small,
glandular and elongated. Ovules 1.
Fruit
Infructescence about 6-13 cm long, on a peduncle about 1.5 cm long. Individual fruits
ellipsoidal, about 6-8 x 6 mm. Pedicels about 2-3 mm long. Seeds ellipsoidal, about 5-6 x
3.5-4 mm. Embryo linear, about 0.7 -1.5 x 0.4 mm, enclosed in a conical structure.
Radicle longer and wider than the cotyledons.
Seedlings
Cotyledons +/- reniform or orbicular-cordate, about 20-27 x 21-26 mm, petioles densely
clothed in hairs. Cotyledon apex broadly mucronate or abruptly acuminate, base +/-
truncate. Cotyledons hairy or almost glabrous on the upper surface, lower surface
densely clothed in hairs. First leaves cordate, +/- 5-veined at the base. Both surfaces of
the leaf blades clothed in hairs, the lower surface more densely clothed. Leaf blades and
cotyledons very pale, almost white on the lower surface. At the tenth leaf stage: leaf
blade ovate, apex acuminate, base cordate with the lobes +/- overlapping, 3-7-veined
close to the base but becoming penninerved towards the apex. Underside of the leaf
blade clothed in pale, erect hairs, upper surface with hairs +/- confined to the main veins.
Midrib raised on the upper surface. Stipules caducous, glabrous, about 6-15 mm long,
enclosing the terminal bud and attached to the adaxial surface of the petiole.
Adventitious roots present at most nodes. Roots emit a spicy odour when crushed.
Distribution and Ecology
Occurs in CYP, NEQ and southwards as far as south-eastern Queensland. Altitudinal
range from near sea level to 1100 m. Grows in lowland and upland rain forest. Also
found in SE Asia and Malesia.
Natural History
This species may have medicinal properties. The antibacterial compound, bornyl
coumarate has been isolated from it. (http://chemistry.uah.edu/Faculty/setzer/natprod.h

Piper dilatatum

o Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Spermatopsida
Order : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper dilatatum

o Deskripsi Umum Family Piperaceae
Herba, liana, jarang berkayu Akar pelekat, minyak atsiri Daun tunggal, tulan daun paralel,
stipula/tdk Bunga majemuk (amentum)/bulir atau spadik, uniseksual tanpa hiasan bunga
P0 A3+3 G1, superior Sebaran: tropik



Chloranthus oficinalis


o Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Spermatopsida
Order : Piperales
Family : Chlorantaceae
Genus : Chloranthus
Spesies : Choloranthus oficinalis

o Deskripsi Umum
Herba atau semak, toleran naungan,Daun tunggal berhadapan, margin bergerigi, stipula
interpetiolar,Bunga spika majemuk/panicula, terminal tanpa perianthium,Buah drupa



BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat di simpulkan bahwa :
Di dapatkan lumayang banyak spesies namun hanya 4 yang mampu kami
identifikasi yaitu ( Piper caninum,Piper dilatatum,Datura metel dan
Choloranthus oficinalis )
Kami dapat membuat herbarium walau hasilnya belum sempurna


Saran
Di perlukan Buku identifikasi sebagai pendamping dalam pengidentifikasin
spesimen



















DAFTAR PUSTAKA

Beccari, odoardo.1904. Wandering Of In The Great Floreset Of Borneo. Newyork:
Newyork Public Library
Gratiana, Emmy.2004. Informasi Singkat Benih. Bandung: Direktorat Perbenihan
tanaman Hutan
Mus. 2010. http:www.plantamorf.com. Yogyakarta: diakses tanggal 10 April 2012
Samedi, dan I. Kurniati. 2002. Kajian Konservasi Eboni. Berita Biologi Vol. 6 No. 2.
Sunaryo. 2002. Konservasi Eboni (Diospyros celebica Bakh.). Vol: 6 No (2). Diakses
tanggal 12 april 2012
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan spermatophyte. Yogyakarta:
UGM press
Waluyo, E. B. 2002. Gatra Etnobotani Eboni (Diospyros celebica Bakh.).Berita
Biologi Vol. 6 No. 2. Edisi khusus manajemen Eboni. Pusat Penelitian Biologi LIPI,
Jakarta.
http://www.dephut.go.id/informasi/hutkot. Diakses Tanggal 10 April 2012
http://fp.uns.ac.id/hamasains/ekotan.9.htm. Diakses Tanggal 10 April 2012
http://iklim.dirgantara-lapan.or.id. Diakses Tanggal 10 April 2012
http://bpthsulawesi.net. Diakses Tanggal 10 april 2012
http://www.irwantoshut.net/tipe_tipe_hutan_tropis.html . Diakses Tanggal 10 April 2012

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen19 halaman
    Pendahuluan
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • ACARA 5 Mammalia.
    ACARA 5 Mammalia.
    Dokumen9 halaman
    ACARA 5 Mammalia.
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Koloid
    Koloid
    Dokumen11 halaman
    Koloid
    Zanty Rakhmania Putri
    Belum ada peringkat
  • Ikti Kaf
    Ikti Kaf
    Dokumen2 halaman
    Ikti Kaf
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • ACARA 5 Mammalia.
    ACARA 5 Mammalia.
    Dokumen9 halaman
    ACARA 5 Mammalia.
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Makala
    Makala
    Dokumen12 halaman
    Makala
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pencernaan
    Sistem Pencernaan
    Dokumen9 halaman
    Sistem Pencernaan
    Okky Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • SPT Daun
    SPT Daun
    Dokumen14 halaman
    SPT Daun
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Ikan Lele
    Ikan Lele
    Dokumen12 halaman
    Ikan Lele
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Buah Semu
    Buah Semu
    Dokumen10 halaman
    Buah Semu
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Hama
    Hama
    Dokumen8 halaman
    Hama
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • Materi Limit Fungsi
    Materi Limit Fungsi
    Dokumen8 halaman
    Materi Limit Fungsi
    Fahriyanto
    Belum ada peringkat
  • tb2 2
    tb2 2
    Dokumen6 halaman
    tb2 2
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat
  • TB 2
    TB 2
    Dokumen6 halaman
    TB 2
    Ahmad Hapiz
    Belum ada peringkat