Anda di halaman 1dari 21

PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Disusun Oleh:

1. Devi Aprilia N. (120210102015)
2. Defrin Yuniar K.S. (120210102027)
3. Desi Rahmawati (120210102071)
4. Rizka Hartami P. (120210102107)
5. Iswatul Hasanah (120210102111)
6. Widya Nur Imami (120210102121)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam
penggambaran keadaan fisis, dimana besaran-besaran yang terlibat didalamnya
berubah terhadap ruang dan waktu. Secara umum, proses fisika yang bergantung
pada dua atau lebih variabel bebas terumuskan dalam pernyataan persamaan
diferensial parsial, disingkat PDP. Sebagai contoh, bila kita meninjau gelombang
tali, besaran simpangan tali y dan rentangan setimbangnya, selain bergantung
pada waktu t juga pada tempat peninjauannya, yakni kedudukan x bagian tali
tertentu. Penerapan hukum kedua Newton memberikan persamaan diferensial
parsial bagi simpangan y dalam variabel bebas x dan t.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas beberapa jenis persamaan
differensial parsial bagi sejumlah proses fisika tertentu, metode pemecahan, dan
penafsiran fisika pernyataan fungsi pemecahannya. Pemecahannya akan lebih
dititik beratkan fungsi pemecahan khususnya, yang memenuhi sejumlah syarat
batas (bagi ruang) dan syarat awal (bagi waktu) yang diberikan dengan
menerapkan metode pemecahan pemisahan varibel pada beberapa koordinat
diantaranya koordinat kartesis, koordinat silinder dan koordinat bola.

1.1 Metode Sparasi Variabel untuk Penyelesaian PDP Secara Umum
Penyelesaian PDP dengan metode pemisahan variabel, dapat diasumsikan
bahwa bentuk solusi dari PDP dapat dipecah atau dipisahkan menjadi suatu
hasil kali pada fungsi dari setiap variabel independen. Penyelesaian PDP dengan
pemisahan variabel banyak digunakan dalam berbagai aplikasi misalnya dalam
masalah perpindahan panas, getaran dan lain-lain. Metode variable terpisah sendiri
merupakan metode penyelesaian persamaan diferensial parsial yang sering
digunakan karena fleksibel, dan relatif mudah.
Penyelesaian PDP dengan metode pemisahan variabel dapat dituliskan
dalam bentuk :
U = X . Y

dengan, X = X(x) ; Y = Y(y)
sehingga :
U(x,y) = X(x) Y(y)
di mana X(x) dan Y(y) masing-masing adalah fungsi x dan y, yang kita
akan coba tentukan. Karena alasan ini metode tersebut sering kali disebut metode
pemisahan variabel.
Contoh Soal
1. Selesaikan PD Parsial


Dimana, ( )


Penyelesaian
( ) () ()
( )

()()
( )

()()
Sehingga PDP menjadi : X(x) Y(y) = 4 X(x) Y(y)
Atau,

()
()

()
()
( )

()
()

()
()

()

()


Sehingga,
( ) () ()
( )


( )


Karena,
( )


( )


Dari identitas diperoleh :
C = 8 , k/4 = -3 k = -12

Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :
( )


( )


Latihan Soal
1. Selesaikan PD Parsial


Dimana, ( )


Penyelesaian
( ) () ()
( )

()()
( )

()()
Sehingga PDP menjadi : X(x) T(t) + X(x) T(t) = X(x) T(t)
Atau,

()
()

()
()
( )

()
()

()
()

()

()
()


Sehingga,
( ) () ()
( )

()


( )
()


Karena,
( )


( )
()

()


Dari identitas diperoleh :
C = 4 , k - 1 = -3 k = -2

Jadi penyelesaian akhir PDP adalah :
( )
()

( )



1.2 Persamaan Perambatan Gelombang
Pada pasal ini kita akan meninjau perambatan gelombang dalam medium
1-dimensi, yakni pada seutas dawai yang kedua ujungnya diikat, seperti pada
senar gitar atau piano. Jika seutas tali (benang, senar gitar dan sebagainya) yang
panjangnya L direntang sampai mencapai tegangan maksimum dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap di x = 0 dan x = L. PDP yang memenuhi fungsi
gelombang y (x,t) adalah :


dengan



1.2.1 Solusi Persamaan Gelombang 1-Dimensi
Persamaan gelombang dimensi satu yang menyatakan getaran senar yang
direntangkan sejajar sumbu-x dengan panjang L dinyatakan oleh persamaan

()
Karena ujung-ujung dawai simpangannya nol maka kita mempunyai dua syarat
batas yaitu
( ) ( ) ()
Bentuk gerakan dawai akan bergantung pada simpangan awal dan kecepetan
transversal awal. Diandaikan simpangan awal adalah f(x) dan kecepatan
transversal awal adalah g(x). Dengan demikian kita mempunyai dua syarat awal,
yaitu
a) Simpangan awal
( ) () dengan () () . . . (3)
b) Kecepatan transversal awal

( ) () () () ()
karena kedua ujung dawai terikat sehingga selalu diam.
Terapkan metode pemisahan variabel dengan menuliskan:
( ) ()() . . . (5)
Ke dalam persamaan (1) sehingga menghasilkan


Atau

()
Dengan k sebuah tetapan real positif. Penyelesaian persamaan differensial (6)
berturut-turut adalah
{


{



Pemecahan umumnya adalah :
( ) ( )( ) ()
Perhatian: Pada Pers. (6) kita memilih tetapan persamaan terpisahnya k
2
, karena
alasan fisika, bahwa getaran dawai dinyatakan oleh fungsi cosinus dan sinus,
ketimbang fungsi eksponensial real. Jika seandainya kita memilih tetapannya
2
,
maka syarat batas pada ujung tali di x = 1 hanyalah dipenuhi untuk = 0; jika
0 maka haruslah imajiner, atau
2
= k
2
, dengan k sebuah tetapan real positif
seperti di atas.
Dengan menerapkan syarat batas persamaan (2.a) : ( ) , kita
dapati P = 0 sehingga pemecahan (7) menjadi :
( ) ()( ) . . . (8)
Di mana tetapan Q,R dan S setelah diserap di dalam tetapan A dan B. penerapan
syarat batas (2.b) : ( ) , memberikan :
(

) ( )
Sehingga pemecahan (8) menjadi :
( ) ()( )

. . . (9)
Tetapan An dan Bn ditentukan oleh kedua syarat awal persamaan (8). secara
sederhana, kedua syarat awal ini berkaitan dengan cara bagaimana kita
menyembunyikan dawai pada awalnya.
Contoh Soal
1. Tentukan persamaan defleksi (x,t) dari senar yang panjangnya dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap. Jika simpangan awalnya f(x) = 0 dan
kecepatan awalnya g(x) = (0,01 sin x), c
2
=T/ =1.
Penyelesaian :
Persamaan Gelombang :


Syarat batas : (0, t) = (, t) = 0 ; t 0
Syarat awal : (x,0) = 0,01 sin x ; 0 x L
( )


PD diselesaikan dengan metode pemisahan variable :
( ) () ()

()

()

()

()

() ()

() ()

Sehingga, PD menjadi : () () = () ()
()
()

()
()

()

() ()

()

() ()


Persamaan differensial menjadi :
( ) (

)(

)

Untuk syarat batas : y (0,t) = 0
( ) (

)(

)
( ) (


Penyelesaian PD menjadi :
( ) (

( )

Untuk syarat batas : y (,t) = 0
( ) ( ( )
( )

( )
Penyelesaian PD menjadi : ( ) ( )

Untuk syarat awal : (x,0) = 0
( ) ( )
()

Penyelesaian PD menjadi : ( ) ( )

Untuk syarat awal : (x,0) = 0,01 sin x
( )


Penyelesaian khusus PD : ( )
Latihan Soal
1. Tentukan persamaan defleksi y(x,t) dari senar yang panjangnya dan kedua
ujungnya diikat pada posisi tetap. Jika simpangan awalnya f(x) = 0 dan
kecepatan awalnya g(x) = (0,25 sin x), c
2
=T/ =1.
Penyelesaian
Persamaan Gelombang :


Syarat batas : (0, t) = (, t) = 0 ; t 0
Syarat awal : (x,0) = 0,01 sin x ; 0 x L
( )


PD diselesaikan dengan metode pemisahan variable :
( ) () ()

()

()

()

()

() ()

() ()

Sehingga, PD menjadi : () () = () ()
()
()

()
()

()

() ()

()

() ()


Persamaan differensial menjadi :
( ) (

)(

)

Untuk syarat batas : y (0,t) = 0
( ) (

)(

)
( ) (


Penyelesaian PD menjadi :
( ) (

( )

Untuk syarat batas : y (,t) = 0
( ) ( ( )
( )

( )
Penyelesaian PD menjadi : ( ) ( )

Untuk syarat awal : (x,0) = 0
( ) ( )
()

Penyelesaian PD menjadi : ( ) ( )

Untuk syarat awal : (x,0) = 0,25 sin x
( )


Penyelesaian khusus PD : ( )
2. Tentukan defleksi (x,t) dari tali yang panjangnya L. Kedua ujungnya
dipasang tetap, kecepatan awalnya g(x) = 0 dan defleksi awalnya :
() {

( )




Penyelesaian :
Persamaan differensial gelombang untuk syarat batas ( ) ( )
adalah :
( ) (

)(


Selanjutnya dengan meninjau syarat awal pada kasus diatas
Untuk syarat awal :
( )

)
( )



Sehingga persamaan diferensialnya menjadi :
( ) (

) (



Untuk syarat awal : (x,0) = f (x)
( )



Dengan koefisien An dapat dihitung melalui persamaan deret fourier sinus :

()

( )

()


Substitusi An pada penyelesaian persamaan diferensial :
( )

}

1.2. Pemecahan PDP dengan Metode Sparasi Variabel Koordinat Kartesis,
Koordinat Bola dan Koordinat Silinder

1.2.1 Penyelesaian persamaan Laplace dalam berbagai koordinat
1. Persamaan Laplace di dalam koordinat kartesian
Dapat dituliskan:


Dapat dituliskan penyelesaiannya dengan sparasi variabel :
( ) () () ()
Dapat dituliskan persamaan lain dalam bentuk diferensial:


Apabila penyelesaian komponen X, Y, dan Z dapat dituliskan:


Dengan penyelesaiannya selengkapnya dengan penurunan matematis dapat
dituliskan:



2. Persamaan Laplace di dalam koordinat silinder
Persamaan Laplace dalam koordinat silinder:


Dapat dituliskan penyelesaiannya:
( ) () () ()
Dibagi pada R, Z, persamaan Laplace di dalam koordinat silindris:


Menghasilkan variabel terpisah membentuk:


Karena antara satu suku dengan yang lain tidak bergantung satu sama lain:

()


Dapt dituliskan identik dengan persamaan diferensial:


Dengan mensubstitusikan n = x maka dapat dikenal sebagai Persaman Bessel:


Dengan metode Frobenius, dengan mencoba penyelesaian:


Dengan menentukan persamaan indisial:


Untuk k = m menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien:


Dapat diperoleh penyelesaian:


Dengan:


Dari persamaan 28 dikenal sebagai fungsi Bessel orde ke-m, apabila k = -m , kita
dapat menuliskan J
-m
x dapat dituliskan persamaan lengkapnya:


Dengan demikian dapat diperoleh penyelesaian adalah sebuah deret:
( )



3. Persamaan Laplace di dalam koordinat bola
Persamaan Laplace dalam bentuk bola adalah:


Dapat dituliskan penyelesaiannya:
( ) () () () () ( )
Dibagi pada () ( ) persamaan Laplace di dalam koordinat bola:


Yang harus berarti suku pertama ruas kiri sama dengan suatu tetapan K misalnya,
dan sisa suku lainnya adalah K, suku pertama kita selesaikan dengan menulis :
r
2

= 0
Yang menghasilkan persaman euler :
r = e
z
Menghasilkan penyelesaian :
R = Ar
n
+ Br
-n-1
untuk n -



R = A ln r + B r
-


untuk n = -



Dimana n = m1 yang akar persamaan karakteristik memenuhi :
K = n n+1
Adanya penyelesaian untuk S
Menghasilkan persamaan dengan variabel terpisah :

= m
2

Dengan penyelesaian persamaan 45 :
= A cos m + A sin m
serta :
sin
2

cot


n n + 1 = m
2
Dengan mensubtitusikan :
u = cos
Didapatkan :

= - sin

serta

= sin
2

- cos


Melalui perhitungan menghasilkan Persamaan Differensial Lagendre secara
umum :
1 u
2

- 2u

+ n n + 1 -


= 0
Untuk m = 0 dinamakan persamaan diferensial Lagendre orde ke n, dengan
menerapkan metode Frobensius, kita dapat mencoba penyelesaian :
= a

u
+k
Dengan menentukan persamaan indisial :
k k 1 = 0
Untuk k = 0 menghasilkan hubungan berurutan untuk koefisien a :
a

= -

-2
Dapat diperoleh penyelesaian :
= a
0
1

cos
2
+

cos
4
+ .
a
1
cos -

cos
3
+ .
=
0
+
1
Dengan memperoleh persamaan 54 dengan menguji setiap komponen n baik pada

0
dan
1
:

0
untuk n yang bernilai genap

1
untuk n yang bernilai ganjil
Dari ketentuan yang diperoleh oleh persamaan (55) dan (56) didapatkan :

0
= a
0
1-

= 1 yang berarti a
0
=


Sehingga :
P
4
cos =

cos
2
+

cos
4

Dengan demikian untuk m = 0 penyelesaian persamaan Laplace di dalam
koordinat bola adalah :
r,, = A
n
e
nz
+ B
n
e
-nz
P
n
cos

1.2.2 Penyelesaian Persamaan Gelombang dalam Berbagai Koordinat :
1. Persamaan Gelombang 2 Dimensi dalam system koordinat Cartesian
Secara umum persamaan gelombang dituliskan :

= v
2

2

Dengan proses faktorisasi sparasi variabel :
x,y,z. t = X x Y x Z x T t
Persamaan gelombang dua dimensi di dalam system koordinat cartesian :

= v2


Dengan membaginya persamaan 61 dengan variabel X T diperoleh
persamaan :

= v
2


Dengan menuliskan ruas kiri sama dengan W
2
serta suku pertama dan kedua
ruas kanan sama dengan v
2
p
2
dan v
2
q
2
:

= -w
2

= -v
2
p
2

= -v
2
q
2
Memiliki penyelesaian secara umum :
T = A cos wt + B sin wt
X = C cos px + D sin px
Y = E cos qy + F sin qt
Penyelesaian secara umum pada persamaan 66,67,68 tergantung syarat dan
kondisi masing-masing persamman gelombang.
2. Persamaan Gelombang dalam system koordinat sferis (bola)
Merupakan gelombang yang memancar dari suatu titik sumber gelombang di
dalam medium yang isotroop, sehingga medannya berbentuk permukaan bola,
berarti amplitudonya adalah simetri bola (hanya tergantung pada jari dari titik
pusat/sumber), sehingga dipakai koordinat sferis untuk menyelesaikan
persamaan differensialnya.
Secara umum persamaan gelombang dituliskan :

= v
2

r
2


Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :
r, t = R t T t
Dengan proses faktorisasi sparasi variabel untuk menentukan penyelesaian :
W
2
= v
2
k
2
Persamaan differensialnya akan terpecahkan seperti :
r, t =

A cos kr + B sin kr C cos wt + D sin wt


Penyelesaian pada persamaan 97 menunjukkan bahwasannya amplitude
gelombang menurun dengan jarak yaitu berbanding terbalik dengan jarak r dari
sumber gelombang.

2.1.3 Penyelesaian Persamaan Difusi dalam Berbagai Koordinat :
Persamaan difusi sangatlah banyak dalam kehidupan masyarakat yaitu difusi
debu dan gas difusi panas (konduksi panas).
1. Persamaan Difusi dalam system koordinat Cartesian :


= D


Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan
penyelesaian :
x, y, z, t = e
-at
X x Y y Z z
Dengan mensubtitusikan persamaan 98 kepersamaan 99 :


Yang menghasilkan penyelesaian yang berbentuk :


Dengan :


Sehingga penyelesaian lengkapnya :





2. Persamaan Difusi dalam Sistem Koordinat Silindris :


Dengan mengingat gejala difusi adalah gejala yang tidak stabil sehingga
mengalami penurunan nilai eksponensial, sehingga kita dapat menentukan
penyelesaian :


Dengan mensubtitusikan persamaan 82 ke 81 :


Dengan menuliskan :


Yang menghasilkan penyelesaian berbentuk :


Didapatkan persamaan :


Yang berarti masing-masing ruas harus sama dengan tetapan m
2
misalnya ruas
kiri

sesudah disamakan dengan m
2
merupakan persamaan Bessel yang
penyelesaiannya diberikan oleh fungsi Bessel J
m
x dengan :


Begitu pula untuk ruas kanan sama dengan m
2
akan menghasilkan penyelesaian
yang berupa fungsi harmonic.
Sehingga penyelesaian lengkapnya :



1.3. Tinjauan Umum Bentuk PDP untuk Aliran Fluida

Anda mungkin juga menyukai