Anda di halaman 1dari 12

Sistem Endokrin pada Manusia

1. Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ
lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa protein
atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran
khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya.
Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon
tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu
Apa yang menyebabkan anda merasa haus ketika habis berolahraga? apa yang menyebabkan
rasa haus itu hilang ketika anda meminum air? Atau apa yang menyebabkan pria bisa tertarik
kepada wanita dan juga sebaliknya? Selain itu siapa yang bertanggung jawab mengendalikan
pertumbuhan tubuh hingga tinggi dan berat tubuh manusia beragam? Hormon! Itulah
jawaban dari seluruh pertanyaan di atas.

Hormon adalah zat kimiawi yang bias menggerakan tubuh sebagai respon agar stabilitas
tubuh terjaga. Hormon juga berasal dari bahasa yunani, yaitu hormaen yang artinya
menggerakkan. Hormon juga sejatinya adalah zat yang hanya ada sedikit di dalam tubuh
namun tak diragukan lagi fungsi dan kegunannya.
Fungsi Hormon adalah:
1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh
2. Memacu reproduksi
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis
4. Mengatur tingkah laku

2. Karakteristik Sistem Endokrin
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan
dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak
mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung
reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan
di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah
contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti
bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

3. Fungsi Sistem Endokrin secara Umum
Fungsi sistem endokrin antara lain:
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

4. Sel-sel Penyusun Organ Sistem Endokrin
Sel-sel penyusun organ sstem endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai
penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut
memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori.
Oleh karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel
neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juga sel endokrin klasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjar
endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah
(cairan tubuh).

5. Macam-Macam Kelenjar Endokrin dan Letak Masing-Masing Kelenjar serta
Fungsinya
Dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis kelenjar endokrin untuk memproduksi
hormon, yaitu:
A. Berdasarkan aktivitasnya :
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa
Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusiadan akan
terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehinggatidak terbatas pada
usia. Contoh: Hormon metabolisme.
2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu
Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai prosesperkembangan
dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalamtubuh manusia.
Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saatusia pubertas. Contoh:
Hormon kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu
Hormon golongan ini bekerja pada saat manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu.
Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh organ-organ tubuh manusia
sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan
sel. Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau
menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari
sampai 17 tahun (masa pertumbuhan). Contoh: Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
B. Berdasarkan letaknya :
1. Kelenjar Hipofisis/pituitari di dasar cerebrum, di bawah hipotalamus
Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofisis. Aktivitas endokrin
dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem
persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak
dan dari hormon dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon
realising dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitari
yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar
hipofisis dihubungkan oleh infundibulum. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang
mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya
oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofisis, menyebabkan kontraksi
uterus. Hormon hipofisis yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon
tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
Kelenjar hipofisis berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar
tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian
belakang merupakan kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak). Hormon pertumbuhan
banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah manusia mencapai usia
dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan
didapatkan anak menjadi sangat tinggi.
Kelenjar hipofisis juga disebut dengan kelenjar pituitary, kelenjar ini dikenal sebagai master
of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin
lainnya.
Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan
perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior. Kelenjar pituitari
merangsang pengeluaran hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH). Pengeluaran hormon
GH dirangsang oleh hormon pelepas pertumbuhan (Growth Hormone Relasing
Factor/GHRF) yang di reproduksi oleh hipotalamus. Selain itu terdapat juga hormon yang
fungsinya berlawanan dengan GHRF, yaitu hormon pelepas yang sifatnya menghambat yang
juga dihasilkan oleh hipotalamus.
Macam-macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini, antara lain:
1. STH (Somatotrof Hormone)/ GH (Growth Hormon)/ Somatotropin. Fungsi Hormon
STH (Somatotrof Hormone)/GH (GrowthHormon)/Somatotropin:
A. Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
B. Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.
C. LTH (Luteotropic Hormone)/ Prolactin/ Lactogenic Hormone, Fungsi Hormon
LTH (Luteotropic Hormone)/Prolactin/Lactogenic Hormone yaitu untuk
merangsang kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu dan
untuk memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.
Mempunyai simbol PRL
D. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Tirotropin: Hormon ini
berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid.
E. ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin: Hormon
ini berfungsi untuk merangsang kerja kelenjar adrenal.
F. Gonadotropic/Hormon Kelamin :
FSH/Folicle Stimulating Hormone: memengaruhi pembentukan folikel selovum dan proses
spermatogenesis.
LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone): Berfungsi
untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.
2. Kelenjar pineal/epipisis di cerebrum
Ada dua macam hormon yang ada pada kelenjar ini, yaitu:
Hormon melatonin: warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga mengaturrasa
kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak
biladibandingkan dengan orang dewasa.
Hormon vasotocin (Mammalia): mirip fungsinya dengan vasopresin dan oksitosin

1. Kelenjar tiroid di daerah leher
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon
T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan
dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan
minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk
secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini
disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi monoiodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya
terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Triiodotironin atau
T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetraiodotironin atau tiroksin (T4). Proses
penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil,
sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma
dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian
depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan.
Pembesaran kelenjar tiroid disebutgoiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh
kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon
berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Produksi hormon yang berlebihan dapat
menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung,
banyak keringat dan berat badan turun, serta mata menonjol seperti ikan koki. Pembesaran
tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule.
4. Kelenjar paratiroid di dekat kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid
oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis
sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar
paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah.
Kelenjar ini berukuran sebesar beras, berjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid,
karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang
bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal.
Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan
kadar calcium darah.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah
tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan absorpsi
tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D.
Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari
intestin. Selain itu hormon ini pun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus
ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO
3
dan Na. Karena sebagian besar kalsium
disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol
sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.

5. Kelenjar timus di rongga dada
Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan selama
masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara
perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi sedikit.

Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte
cell/T Cell.- Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon
tiroksin.

6. Kelenjar adrenal/suprarenalis
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena
letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena
menempel pada ginjal. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian
medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya
korteks yang esensial untuk kehidupan.
Kelenjar suprarenal, bagian pinggir (cortex) dan
tengah (medulla). Bagian cortex menghasilkan hormon pengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh (adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan vital untuk kehidupan.
Bagian medulla menghasilkan adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis.
Kelenjar suprarenal juga menghasilkan sex-hormone dalarn jumlah sedikit.
Bagian-bagian korteks, yaitu:
a. Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat
menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
b. Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan
dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan
hipokalemia.
c. Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama
pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolism glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein;
keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
d. Hormon seks korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis.
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah
besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar
adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. Sementara kelebihan pelepasan estrogen menyebabkan ginekomastia
dan retensi natrium dan air.
7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut
Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan
hormon insulindan glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa
dalarn darah. Gangguan produksi hormon insulin mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes
mellitus.
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal
dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2.5-5 cm. mendapat pasokan
darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus.

Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin
didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu;
sel alpha yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha
yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan insulin
memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan
keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua
hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula
darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon
bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga
sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon
meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin
sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di
jaringan.
Efek anabolik penting lainnya dari hormon insulin adalah sebagai berikut:
a. Efek pada hepar
1) Meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa
2) Menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis
3) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar
b. Efek pada otot
1) Meningkatkan sintesis protein
2) Meningkatkan transportasi asam amino
3) Meningkatkan glikogenesis
c. Efek pada jaringan lemak
1) Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
2) Meningkatkan penyimpanan trigliserida
3) Menurunkan lipolisis

8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut
Terdapat dua hormon pada kelenjar usus, yaitu:
1. Hormon Sekretin, berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
2. Hormon Kolesistokinin, berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.

9. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad menghasilkan hormon dan dua sel kelamin. Dua
sel kelamin tersebut, yaitu:
1. Ovarium di rongga perut
Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin,
ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium
menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap
untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan
proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
1. Testis di rongga perut bawah
Dua buah testes ada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ
endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol di bawah
pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara
FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai
efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH
sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi
testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada
fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas
hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh,
pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai
hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifisis tulang.
6. Sistem Kerja Hormon
Kerja sistem endokrin lebih lambat dibandingkan dengan sistem saraf, sebab untuk mencapai
sel target hormone harus mengikuti aliran sistem transportasi. Hormon bekerja sama dengan
sistem saraf untuk mengatur pertumbuhan dan tingkah keseimbangan internal, reproduksi dan
tingkah laku. Kedua sistem tersebut mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang
lainnya dengan menggunakan messenger kimia. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan
atau messenger kimia dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, dan
mempengaruhi sel target yang ada di seluruh tubuh, dan selanjutnya sel target akan
menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan.
Messenger kimia dalam sistem neuron adalah neurotransmitter. Neurotransmitter bergerak
melalui celah sinapsis, hingga mencapai sel target. Sel target memiliki reseptor sebagai alat
untuk mengenali impuls atau rangsangan. Ikatan antara reseptor dengan hormon di dalam
atau di luar sel target, menyebabkan respon pada sel target.
7. Zat-Zat Kimia yang Menyerupai Hormon
Terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
Hormon Timik: Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil antibodi.
Hormon Brakidin: Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja
sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat
meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam
jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin: Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan
ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang
sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banyak. Hal
ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas
oleh berbagai jaringan tua organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon: suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya dan dapat menimbulkan respons perilaku, perkembangan, reproduktif. Dan
untuk memberikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu
lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.

Anda mungkin juga menyukai