Anda di halaman 1dari 15

SEJ ARAH KESEHATAN MASYARAKAT

APA DAN BAGAIMANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ?



A. Sejarah Kesehatan Masyarakat
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani yaitu
Asclepius/Aesculapius dan Hygeia. Berdasarkan cerita Mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya,
tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu (SURGICAL PROCEDURE) dengan
baik.
Hygeia, seorang asistennya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya
kesehatan. Bedanya antara Asclepius dengan Hygeia dalam
pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah:
1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit
tersebut terjadi pada seseorang.
2. Hygeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah
kesehatan melalui hidup seimbang, seperti menghindari makanan/minuman
yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan
melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Hygeia lebih
menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan
penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya
dengan makanan yang baik, daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Dari cerita dua tokoh di atas, berkembanglah 2 aliran/pendekatan dalam menangani
masalah kesehatan. Kelompok pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit
(setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif/pengobatan. Kelompok
ini pada umumnya terdiri terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi-praktisi
lain yang melakukan perawatan atau pengobatan penyakit baik fisik, mental maupun
sosial. Sedangkan kelompok kedua, seperti halnya pendekatan Hygeia, cenderung
melakukan upaya-upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan
(promosi/pendidikan kesehatan) sebelum terjadi penyakit. Ke dalam kelompok ini
termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-lulusan sekolah/institusi
kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi dikotomi antara kelompok kedua profesi,
yaitu pelayanan kesehatan kuratif (curative health care), dan pelayanan kesehatan
pencegahan/preventif (preventive health care). Kedua kelompok ini dapat dilihat
perbedaan pendekatan dalam cara penanganan masalah kesehatan:
1. Pendekatan kuratif
a. Dilakukan terhadap sasaran secara individual.
b. Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter
menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek). Masalah
kesehatan timbul bila ada penyakit.
c. Melihat dan menangani masalah klien/pasien lebih kepada sistem biologis
manusia/pasien, hanya dilihat secara parsial. (padahal manusia terdiri dari
bio-psiko-sosial-spiritual.
2. Pendekatan preventif
a. Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan), hubungan
petugas kesehatan dengan masyarakat bersifat kemitraan
b. Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah
datang, tetapi mencari apa penyebab masalah. Petugas kesehatan
masyarakat turun di lapangan/masyarakat mencari dan mengidentifikasi
masalah dan melakukan tindakan.
c. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik.
Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi
aspek bio-psiko-sosial maupun spiritual.
B. Pengertian Kesehatan Masyarakat
Sudah banyak para ahli kesehatan membuat batasan kesehatan masyarakat ini.
Secara kronologis batasan-batasan kesehatan masyarakat mulai dengan batasan
yang sangat sempit sampai batasan yang luas seperti yang kita anut saat ini dapat
diringkas sebagai berikut.
Batasan yang paling tua, dikatakan bahwa kesehatan masyarakat adalah upaya-
upaya untuk mengatasi masalah-masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.
Dengan kata lain kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk
memperbaiki dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan
kesehatan masyarakat.
Kemudian pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakter-bakteri penyebab
penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah
pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi
lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.
Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik,
kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan
ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara
ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat
diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan
(kedokteran) dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat.
Oleh karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi
mempunyai aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks. Akhirnya
kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran,
sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah berjalan
sampai pada awal abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan
masyarakat yang sampai sekarang masih relevan sebagai berikut : kesehatan
masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang
hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi
kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Dari batasan tersebut tersirat bahwa kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara
teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit,
memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga
tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang
luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau
pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat.
Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan
masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber
daya (resources) yang ada didalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri.
Pengorganisasian masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan
potensi dan sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini pada hakekatnya
adalah menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di
bidang pembangunan kesehatan.
Menumbuhkan partisipasi masyarakat tidaklah mudah, memerlukan pengertian,
kesadaran, dan penghayatan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
mereka sendiri, serta upaya-upaya pemecahannya. Untuk itu diperlukan pendidikan
kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
J adi pendekatan utama yang diajukan oleh Winslow dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan kesehatan masyarakat sebenarnya adalah salah satu strategi atau pendekatan
pendidikan kesehatan.
Selanjutnya Winslow secara implisit mengatakan bahwa kegiatan kesehatan
masyarakat itu mencakup:
1. sanitasi lingkungan
2. pemberantasan penyakit
3. pendidikan kesehatan (higiene)
4. manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan dan
5. pengembangan rekayasa sosial dalam rangka pemeliharaan kesehatan
masyarakat.

Dari 5 bidang kegiatan kesehatan masyarakat tersebut, 2 kegiatan diantaranya yakni
kegiatan pendidikan higiene dan rekayasa sosial adalah menyangkut kegiatan
pendidikan kesehatan. Sedangkan kegiatan bidang sanitasi, pemberantasan penyakit
dan pelayanan kesehatan sesungguhnya tidak sekedar penyediaan sarana fisik,
fasilitas kesehatan dan pengobatan saja tetapi perlu upaya pemberian pengertian dan
kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta pentingnya upaya-upaya atau
fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan
kesehatan mereka. Apabila tidak disertai dengan upaya-upaya ini maka sarana-sarana
atau fasilitas pelayanan tersebut tidak atau kurang berhasil serta optimal.
Batasan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948). Kesehatan masyarakat
adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Batasan ini
mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Dari perkembangan batasan kesehatan masyarakat seperti tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi,
teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan
ilmu sosial dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.

C. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat (Notoatmodjo, 2003)
Disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat antara lain, mencakup :
1. Ilmu biologi
2. Ilmu kedokteran
3. Ilmu kimia
4. Fisika
5. Ilmu Lingkungan
6. Sosiologi
7. Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
8. Psikologi
9. Ilmu pendidikan

Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin. Secara
garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering
disebut sebagai pilar utama Ilmu Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1. Epidemiologi.
2. Biostatistik/Statistik Kesehatan dan sistem informasi kesehatan/informatika
kesehatan.
3. Kesehatan Lingkungan.
4. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
5. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan.
6. Gizi Masyarakat.
7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
8. Kesehatan reproduksi

D. Upaya-upaya Kesehatan Masyarakat
Masalah Kesehatan Masyarakat adalah multikausal, maka pemecahanya harus
secara multidisiplin. Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau
prakteknya mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun
tidak untuk mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi
(terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif)
kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat.
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau
penerapan ilmu kesehatan masyarakat, contohnya antara lain sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2003):
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan Vektor
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
9. Pengawasan makanan dan Minuman
10. Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Di dalam UURI no.23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya kesehatan
dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut:
1. Kesehatan Keluarga
2. Perbaikan gizi
3. Pengamanan makanan dan minuman
4. Kesehatan Lingkungan
5. Kesehatan kerja
6. Kesehatan jiwa
7. Pemberantasan penyakit
8. Penyebuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
9. Penyuluhan kesehatan masyarakat
10. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
11. Pengamanan zat aditif
12. Kesehatan sekolah
13. Kesehatan olahraga
14. Pengobatan tradisional dan
15. Kesehatan mata

Kesemua ini perlu dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan
agar dapat memecahkan permasalahan kesehatan yang dihadapi.
Mulai Pelita V kegiatan pokok yang tadinya ada 15 dinaikkan menjadi 18 sebagai
berikut: kesehatan Ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, kesehatan lingkungan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular & imunisasi, penyuluhan
kesehatan, pengobatan dan penanggulangan kecelakaan, perawatan kesehatan
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,
pemeriksaan laboratorium sederhana, pengumpulan informasi dan pelaporan untuk
sistem informasi kesehatan, kesehatan mata, kesehatan olahraga,keselamatan dan
kesehatan kerja, pembinaan pengobatan tradisional, peningkatan upaya dana sehat
masyarakat.
Dari daftar usaha dasar ini semakin jelas diperlukannya kerja multidisiplin di bidang
kesehatan. Misalnya, program untuk kesehatan lingkungan akan memerlukan ahli
rekayasa di bidang air bersih, limbah, lingkungan kerja, udara dan lain-lainnya.
Penyuluhan akan memerlukan penyuluhan dan ke ikut sertaan tokoh masyarakat;
penangulangan kecelakaan antara lain akan memerlukan tenaga ahli mesin atau
mesin ataupun listrik, untuk berbagai peralatan bermotor atau tenaga ahli jalan,
pemukiman, perindustrian, ahli kimia, ahli pertanian, pengaturan lalu lintas dan
pendidikan pengguna jalan dan kendaraan bermotor.

E. Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat
1. Periode sebelum ilmu pengetahuan (pre-scientific period)
Perkembangan kesehatan masyarakat sebelum ilmu pengetahuan tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kebudayaan yang ada didunia. Budaya dari negeri
Babilonia, Mesir, Yunani dan Roma menunjukkan bahwa manusia telah
melakukan usaha untuk penanggulangan masalah-masalah kesehatan
masyarakat dan penyakit. Pada zaman tersebut diperoleh catatan bahwa telah
dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum untuk menampung tinja
atau kotoran manusia. Pada waktu itu latrin dibangun dengan tujuan agar tinja
tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan pandangan yang tidak
menyenangkan. J adi pada saat itu belum ada pemikiran bahwa latrin dibangun
untuk kesehatan, karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit.
Pembuatan sumur pada masyarakat dengan alasan bahwa minum air sungai
yang mengalir dan sudah kotor terasa tidak enak, bukan karena dapaminum air
sungai itut menyebabkan penyakit. Dokumen lain mencatat bahwa pada zaman
Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan kepada
masyarakat mencatat pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-
binatang yang berbahaya, melaporkan binatang-binatang peliharaan yang dapat
menimbulkan bau. Pemerintah melakukan supervisi atau peninjauan kepada
tempat-tempat minuman (public bar), warung makanan, tempat prostitusi dan
lain-lain.
Permulaan abad I-VII menunjukkan keberadaan kesehatan masyarakat
dirasakan semakin penting. Berikut ini alasan pentingnya keberadaan kesehatan
masyarakat:
a. Berbagai penyakit menular yang menyerang penduduk telah menjadi epidemi,
bahkan endemis
b. Di Asia, khususnya Timur Tengah dan Asia Selatan-Afrika, penyakit kolera
telah tercatat sejak abad VII, bahkan di India penyakit kolera telah menjadi
endemis. Penyakit lepra telah menyebar ke Mesir, Asia Kecil, dan Eropa
melalui para emigran.
Upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi kasus epidemis dan
endemis di antaranya adalah dengan memperhatikan masalah-masalah berikut
ini:
a. Lingkungan, terutama higiene dan sanitasi lingkungan
b. Pembuangan kotoran manusia (latrin)
c. Mengusahakan air minum bersih
d. Pembuangan sampah
e. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat.

Pada abad ke-14 mulai terjadi wabah pes, di Cina dan India serta Gaza. Korban
pes seluruh dunia waktu itu lebih dari 60 juta orang (black death). Keadaan atau
serangan wabah penyakit menular ini berlangsung sampai abad ke-18. Penyakit
lain yang menjadi wabah adalah dipteri, typoid, disentri dll.

2. Periode ilmu pengetahuan (scientific period)
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dengan diawali dengan bangkitnya
ilmu pengetahuannyang memberikan dampak yang sangat luas pada segala
aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Pada abad ini pendekatan
dalam penanganan masalah kesehatan tidak hanya memandang pada aspek
biologis saja, tetapi sudah komprehensif dan multisektoral. Pada abad ini telah
ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegahan
penyakit. Misal:
NO Penemu Hasil Temuan
1 Louis Pasteur Vaksin untuk mencegah penyakit cacar
2 J oseph Lister Asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi
3 William Marton Eter sebagai anestesi pada waktu operasi

Upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah dilaksanakan di Inggris. Hal ini
terkait dengan wabah kolera tahun 1832, dimasyarakat miskin perkotaan.
Pemerintah inggris membentuk komisi penanganan kolera dengan Edwin
Chadwich sebagai ketua melakukan penyelidikan dengan hasil sebagai berikut:
a. Masyarakat hidup dalam kondisi sanitasi yang jelek
b. Sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan
kotoran manusia
c. Adanya aliran air limbah terbuka yang tidak teratur.
d. Makanan yang dijual dipasar tidak higienis (dihinggapi lalat dan kecoa)
e. Sebagian besar kondisi masyarakat miskin
f. Bekerja rata-rata 14 jam per hari
g. Gaji dibawah kebutuhan hidup

Hasil analisis data laporan Edwin Chadwich dan J ohn Snow, parlemen inggris
mengeluarkan UU yang mengatur peningkatan kesehatan masyarakat dan
peraturan tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja, pabrik dll. Generasi
setelah Edwin Chadwich adalah Winslow (muridnya) yang dikenal sebagai
pembina kesehatan masyarakat modern. Dan J ohn Snow dikenal the father of
epidemiology karena keberhasilannya mengatasi penyakit kolera yang melanda
kota London, dengan konsep epidemiologi berdasarkan analisis tempat, orang
dan waktu.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan
untuk tenaga kesehatan yang profesional. Tahun 1893 berdiri universitas J ohn
Hopkins, dengan fakultas kedokteran yang dilengkapi kurikulum kesehatan
masyarakat.

Tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Departemen Kesehatan yang
pertama kali dengan tujuan menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi
penduduk dan publik termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

F. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia (Notoatmodjo, 2003)
1. Abad Ke-16 : Pemerintahan Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar
dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal
dari wabah kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan
upaya-upaya kesehatan masyarakat.
2. Tahun 1807 : Pemerintahan J endral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun
bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya
penurunan angka kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama,
karena langkanya tenaga pelatih.
3. Tahun 1888 : Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti
malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
4. Tahun 1925 : Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda
(pendidikan) penyuluhan kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya
angka kematian dan kesakitan.
5. Tahun 1927 : STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947
berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam
menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan
masyarakat Indonesia
6. Tahun 1930 : Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan
7. Tahun 1935 : Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi,
dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
8. Tahun 1951 : Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan) oleh Dr.Y.
Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-Leimena), yang
intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan
preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO.
Diyakini bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep
pengembangan sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk
unit-unit organisasi fungsional dari Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap
kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian
disebut Puskesmas.
9. Tahun 1952 : Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan
10. Tahun 1956 : Dr.Y.Sulianti mendirikan Proyek Bekasi sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan
pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan kesehatan
pedesaan dan pelayanan medis.
11. Tahun 1967 : Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan
masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia. Kesimpulan seminar
ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A,
tipe B, dan C.
12. Tahun 1968 : Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas
adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu,
menyeluruh dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau
sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.
13. Tahun 1969 : Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter)
dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan
masa Pelita 1, dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan
dari sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.
14. Tahun 1979 : Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas
ada 3 (sangat baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi
dengan piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan,
dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk pengorganisasian kegiatan dan
pengembangan kerjasama tim.
15. Tahun 1984 : Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi)
16. awal tahun 1990-an : Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga memberdayakan peran serta masyarakat, selain
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
G. Faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat
Menurut H.L Blum, ada 4 faktor yang bersama-sama mempengaruhi tingkat kesehatan
masyarakat, yaitu:
1. Kesehatan Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan Kesehatan
4. Genetik

H. Perbedaan Pelayanan Kedokteran Dengan Pelayanan Kesehatan Masyarakat :
PELAYANAN KEDOKTERAN
1. Tenaga pelaksananya terutama adalah para dokter
2. Perhatian utamanya pada penyembuhan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah perseorangan atau keluarga
4. Kurang memperhatikan efisiensi
5. Tidak boleh menarik perhatian karena bertentangan dengan etika kedokteran
6. Menjalankan fungsi perseorangan dan terikat dengan undang-undang
7. Penghasilan diperoleh dari imbal jasa
8. Bertanggung jawab hanya kepada penderita
9. Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan dan bahkan mendapat saingan


PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat
2. Perhatian utamanya pada pencegahan penyakit
3. Sasaran utamanya adalah masyarakat secara keseluruhan
4. Selalu berupaya mencari cara yang efisien
5. Dapat manarik perhatian masyarakat misalnya dengan penyuluhan kesehatan
6. Tenaga pelaksananya terutama ahli kesehatan masyarakat
7. Penghasilan berupa gaji dari pemerintah
8. Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat
9. Dapat memonopoli upaya kesehatan




Sumber :
Notoatmodjo, S. . 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2.
Rineka Cipta. J akarta .
Mubarak, WI dan Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.
Salemba Medika. J akarta.
McKenzie, J F., Pinger, R.R., Kotechi, J .E. 2006. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar
Edisi 4. EGC. J akarta




































Kalau tidak percaya silahkan lihat di bawah ini: Kumpulan Serial Number IDM Versi
Terbaru 2012 Serial Number IDM Terbaru 6 S/N: 7G7QY-NZWKQ-23KRA-RAMQ4 S/N:
SPOZ9-2E9IO-AKDRY-LIKEU Serial Number IDM Terbaru 5.14 S/N: ZFX1T-5VOMY-
ZIT4Y-FHFPD Serial Number IDM Terbaru 5.14.1.0 S/N: Y30OZ-DNQH7-FRWPW-
YYZMA Serial Number IDM Terbaru 5.15.6 S/N: Y5LUM-NFE0Q-GJR2L-5B86I S/N:
4BTJF-DYNIL-LD8CN-MM8X5 S/N: XAGZU-SJ0FO-BDLTK-B3C3V Serial Number
IDM Terbaru 5.17.3 S/N: RLDGN-OV9WU-5W589-6VZH1 S/N: HUDWE-UO689-6D27B-
YM28M S/N: UK3DV-E0MNW-MLQYX-GENA1 S/N: 398ND-QNAGY-CMMZU-ZPI39
S/N: GZLJY-X50S3-0S20D-NFRF9 S/N: W3J5U-8U66N-D0B9M-54SLM S/N: EC0Q6-
QN7UH-5S3JB-YZMEK S/N: UVQW0-X54FE-QW35Q-SNZF5 S/N: FJ JTJ-J0FLF-
QCVBK-A287M Read more at: http://operatorku.blogspot.com/2012/07/serial-number-idm-
terbaru.html Copyright by operatorku.blogspot.com Terima kasih sudah menyebarluaskan
aritkel ini




What's new in version 6.07 build 12?
(Released: Oct 01, 2011)
Added support for Firefox 8
Improved video discovery on youtube
Fixed bugs
Extract, Lalu Install File bernama idman607 InternetTeknologi.Com sampai selesai. J ika
sudah selesai,jangan di buka,Keluar dulu dari idm.

Buka File Bernama Serial (Jika File bernama Serial tidak bisa dibuka,Baca Klik Disini Langkah
Langkahnya)
Matikan koneksi internet pengecekan IDM dengan
Klik tombol Patch Server Check .
Masuk Ke C:\Program Files\Internet
Download Manager. Pilih File bernama IDMan , Lalu Klik Open.
Muncul Pesan Patching
Success,seperti ScreanShot Dibawah ini.

Klik tombol Clear previous registration data,tapi jika tombol tidak bisa di klik, Langsung
Klik saja Generate,Lalu copy serialnya.
Buka IDM,Klik
Registration>>Registration,isi First Name,Last Name dan Email terserah anda. Lalu pastekan
serial Numbernya.
Klik OK
FINISH

Anda mungkin juga menyukai