Anda di halaman 1dari 13

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM



PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan
bahwa kedudukan permukaan yang bebas cendrung berubah sesuai waktu dan
ruang, dan juga bahwa kedalaman aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan
permukaan bebas adalah tergantung satu sama lain. Kondisi fisik saluran terbuka
jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan pipa.
Kombinasi antara perubahan setiap parameter saluran akan mempengaruhi
kecepatan yang terjadi. Disisi lain perubahan kecepatan tersebut akan menentukan
keadaaan dan sifat aliran. Hal ini lah yang ingin diketahui untuk menentukan
pengaruh ketinggian terhadap kecepatan yang terjadi.
Prilaku alirandalam saluran yang peka erosi dipengaruhi oleh berbagai faktor
fisik dan oleh keadaan lapang yang sangat kompleks dantidak menentu sehingga
memerlukan perancangan yang tepat untuk saluran semacam ini.

1.2 Tujuan Pembuatan Model
Adapun tujuan dari pembuatan model ini adalah:
1. Merancang dimensi saluran yang disesuaikan dengan jenis tanah
2. Menganalisis sifat aliran air dengan bentuk trapesium pada saluran terbuka
3. Menganalisis pengaruh peningkatan kedalaman saluran terhadap kecepatan
pada saluran


METODOLOGI

2.1 Penentuan Unsur Geometrik
Unsur-unsur geometrik pada saluran terbuka antara lain :
1. Kedalaman aliran (y) adalah jarak vertikal titik terendah pada suatu penampang
saluran sampai ke permukaan bebas.
2. Lebar puncak (T atau b) adalah lebar penampang saluran pada permukaan
bebas.
3. Luas basah (A) adalah luas penampang melintang aliran yang tegak lurus
dengan arah aliran.
4. Keliling basah (P) adalah panjang garis perpotongan dari permukaan basah
saluran dengan bidang penampang melintang yang tegak lurus arah aliran.
5. Jari-jari hidrolik (R) adalah Rasio luas basah dengan keliling basah
R= ...................................................................................... (1)
6. Kedalaman Hidrolik (D) adalah rasio luas basah dengan lebar puncak
D =(3/4) x h .......................................................................................... (2)

2.2 Penentuan Kecepatan aliran
Penggunaan rumus manning:
V = ................................................................. (3)
dimana ;
V =Kecepatan rata-rata (m/s)
R =Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan/slope
n = Koefesien kekasaran

2.3 Koefesien Kekasaran permukaan
Kekasaran permukaan ditandai dengan ukuran dan butiran bahan yan
membentuk luas basah dan menimbulkan efek hambatan terhadap aliran. Pada
sungai aluvial dimana butiran halus seperti pasir, lempung, lanau, efek hambatan
jauh lebih kecil dari pada bahan nya kasar seperti kerikil dan bebatuan. Bila
bahannya halus, n rendah dan bila bahannya kerikil dan bebatuan, n biasanya
tinggi. Batuan lebih besar biasanya terkumpul didasar sungai, mengakibatkan
dasar saluran lebih kasar.

2.4 Kemiringan Saluran
Kemiringan memanjang dasar saluran biasanya diatur oleh keadaan topografi
yang dipelukan untuk mengalirkan air. Kemiringan dinding slauran tergantung
jenisnya bahan. Kemiringan dinding saluran dapat dilihat pada tabel 1.



Tabel 1. Kemiringan saluran berdasarkan bahan
No Bahan Kemringan dinding saluran
1 Batu Hampir tegak lurus
2 Tanah Gambut,
:4
3 Lempung teguh
: 1 atau 1:1
4 Tanah berpasir batu
1 : 1
5 Lempung kaku
1,5 : 1
6 Tanah berpasir lepas
2 : 1
7 Lempung berpasir
3 : 1

2.5 Kecepatan maksimum yang di ijinkan
Adalah kecepatan rata-rata terbesa ryang tidak menimbulkan erosi pada tubuh
saluran. Kecepatan Kecepatan ini sangta tidak menentu dan bervariasi. Saluran
lama biasanya mengalami banyak pergantian musim mampu akan menerima
kecepatan yang lebih besar dibanding saluran baru, kan-bahan kolida. karena
saluran lama biasanya lebih stabil terutama adanya pengendapan bahan-bahan
koloida. Tabel kecepatan maksimum yang diijinkan dipilih pada air jenih,
berdasarkan bahan yang digunakan menurut Fortier dan Scobey, dapat dilihat
pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Kecepatan maksimum menurut Fortier dan Scobey
No Bahan Nilai n V
1 Pasir halus 0.02 1.50
2 Debu Vulkanis 0.02 2.50
3 Kerikil halus 0.02 2.5
4 Bebatuan 0.035 5

2.6 Energi dalam Saluran Terbuka

Gambar 1. Aliran Dalam Saluran Terbuka
Garis energi adalah garis yang menyatakan ketinggian dari jumlah tinggi
aliran, yand dipengaruhi oleh kemiringan garis energi atau gradien energi (energi
gradien) yang biasa disebut Sf, selanjutnya kemiringan muka air (Sw) dan
kemiringan dasar saluran (So).
Untuk aliran seragam (uniform flow), sf =sw =so (dasar saluran sejajar
muka air dan sejajar kemiringan garis energi). Jumlah tinggi energi pada
penampang 1 di hulu akan sama dengan jumlah tinggi energi pada penampang 2
di hilir, hal ini dinyatakan dengan :
........................................................ (4)
J ika 1=2=1 dan hf=0 maka persamaan di atas menjadi :
........................................................ (5)
Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Bernoulli.

2.7 Energi Spesifik

Gambar 2. Kurva lengkung energi spesifik dalam saluran terbuka

Untuk saluran dengan kemiringan dasar kecil dan =1 (koefisien energi =1),
Energi Spesifik adalah jumlah kedalaman air ditambah tinggi kecepatan, atau :
atau .................................................................. (6)
Kurva energi spesifik untuk harga E tertentu mempunyai 2 kemungkinan
kedalaman yaitu y1 dan y2. J ika persamaan (2) diturunkan terhadap y
(didiferensialkan) dengan Q konstan, maka:

...................................................................................... (7)
Mengingat bahwa atau dA/dy =T dan kedalaman hidrolik D =A/T
maka persamaan diatas menjadi:
............................................................................................ (8)
Pada keadaan kritis energi spesifik saluran adalah minimum atau dE/dy=0
sehingga persamaan di atas menjadi:
....................................................................................... (9)
Dengan demikian dapat ditulis v
2
/gD =1 atau v
2
/g =D maka :
................................................................................................... (10)
Ini berarti pada kondisi aliran kritis, tinggi kecepatan sama dengan setengah
dari kedalaman hidrauliknya. Dapat juga persamaan di atas ditulis diubah menjadi

............................................................................................................................... (11)
Bilangan Froude pada kondisi kritis, nilai F=1. Dimana kriteria ini
dipakai dengan memenuhi persyaratan berikut:
1. Aliran sejajar atau berubah lambat laun.
2. Kemiringan saluran adalah kecil.
3. Koefisien energi dianggap sama dengan 1.

J ika F <1 aliran bersifat subkritis,dalam keadaan ini peranan gaya tarik bumi
lebih menonjol, dan bila F >1, aliran bersifat superkritis, gaya inersia yang sangat
menonjol, sehingga aliran mempunyai kecepatan tinggi dan cepat.
Bila koefisien energi tidak dianggap sama dengan satu, dan saluran
kemiringannya besar maka criteria aliran krits adalah:
...................................................................................... (12)
Dengan D adalah kedalaman hidrolik dari luas penampang air yang tegak lurus
dasar saluran. Dalam hal ini, bilangan Froude dapat dinyatakan sebagai berkut:
................................................................................. (13)
Perlu ditegaskan bahwa koefisien untuk suatu penampang saluran sesungguhnya
berubah-ubah sesuai kedalamannya. Namun pada penurunan rumus di atas,
koefisien ini dianggap konstan.





PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Model
Model yang diaplikasikan pada saluran terbuka, dengan bentuk penampang
trapesium karena bentk ini yang paling stabil digunakan untuk membangun
saluran, stabilitas kemiringandindingnya dapat disesuaikan dengan jenis
bahannya. Model ini dikembangkan menggunakan software VB. NET contoh.
Parameter input yang digunakan dari model ini yang dapat dilihat pada gambar 1
adalah : Jenis tanah, b (lebar penampang), Kedalaman aliran, z, slope (kemiringan
saluran dan nilai kekasaran manning (n).
Adanya hubungannya antara nilai kekasaran manning dengan distribusi
kecepatan, dimana mencari nilai kecepatan menggunakan pendekatan manning,
karena dipengaruhi oleh kemiringan saluran. Nilai kekasaran ini juga berdasarkan
bahan saluran yang digunakan.

Gambar 1. Parameter input
3.2 Proses dari Model Rancangan Saluran
Jenis tanah yang di input mempunyai nilai batasan kecepatan maksimum
yang diijinkan merupakan kecepatan normal,dari hasil perhitungan untuk jenis
tanah pasir halus dimana batasan kecepatan ijinnya sebesar 1.5 m/s, dan aliran
airnya cendrung mengalami subkritis dan dimana nilai froude nya (F) <1 sehingga
tidak terjadi penggerusan, tetapi terjadi pengendapan. Hasil output dapat dilihat
pada gambar 2.




Gambar 2. Hasil output pada jenis tanah pasir
Outputnya berupa nilai froude (F), kedalaman aliran (h), nilai kecepatan dan
nilai debit, dimana output tersebut digambarkan dalam grafik pengaruh kedalaman
saluran dengan kecepatan. dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Pengaruh kedalaman terhadap kecepatan
3.3 Sensitifitas Model
Pengaruh perubahan setiap parameter input pada model menunjukkan
tingkat sensitifitas sebagi berikut:

Gambar 4. Grafik senstivitas parameter input terhadap peningkatan kecepatan
Dari grafik di atas diketahui parameter yang memiliki tingkat pengaruh yang
tinggi terhadap kecepatan adalah Slope saluran (S). dimana semakin besar nilai
yang diberikan terhadap S akan lebih berpengaruh terhadap kecepatan saluran
dibandingkan perubahan parameter input lainnya. Untuk peningkatan nilai S
menjadi dua kalinya maka kecepatan saluran akan meningkat sebesar41,42%,
sedangkan untuk penurunan nilai S sebesar 90% akan menurunkan kecepatan
sebesar 68,38%.Factor slope saluran mempengaruhi tingkat. Parameter z sangat
kecil mempengaruhi perubahan kecepatan yakni jika nilai z dinaikkan duakali
lipat hanya terjadi peningkatan kecepatan sebesar 7,38%.

3.4 Aplikasi Model
Dari nilai sensitivitas yang sudah dianalisis bahwa parameter slope lah yang
paling tinggi pengaruh terhadap peningkatan kecepatan. Nilainilai yang menjadi
input : pada jenis tanah pasir halus, nilai b =2 m, ketinggian (h-maksimum) =
5m, z =1, sedangkan nilai slopenya sebesar 0.002 Perubahan kedalaman terhadap
peningkatan kecepatan dapat dilihat pada gambar 5.
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
-100 -50 0 50 100
K
e
c
e
p
a
t
a
n

%
% Perubahan b, z, dan S
Sensitivitas Perubahan Dimensi Parameter Input
Terhadap Kecepatan
Pengaruh b Pengaruh z Pengaruh S

Gambar 5. Grafik Pengaruh kedalaman terhadap kecepatan dngan slope 0.002
Dari output yang dihasilkan, perubahan nilai kecepatan yang dihasilkan tidak
mendekati nilai normal yang diijinkan, sehingga ada beberapa parameter input
yang dirubah yaitu nilai b menjadi 2 m, h-maksimum =5 m, dan nilai slope
diperkecil menjadi 0.001, sehingga menghasilkan nilai kecepatan yang mendekati
nilai kecepatan yang diijinkan yaitu pada saat h = 1 m, dimana kecepatan
alirannya sebesar 1.51 m/s dapat dilihat pada gambar 6 dan hasil grafiknya dapat
dilihat pada gambar 7.

Gambar 6. Output pada jenis tanah pasir dengan slope 0,001

Gambar 7. Grafik Pengaruh kedalaman terhadap kecepatan dengan slope 0.001


PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Dari penggunaan model ini secara teoritis dapat menentukan jenis aliran
sesuai dengan jenis bahan pada setiap pengaruh kedalaman aliran.
2. Dari penentuan sensitivitas model diketahui parameter yang sangat
mempengaruhi kecepatan dan menentukan jenis aliran adalah parameter slope
(S).
3. Untuk Penggunaan Lebih lanjut harus melakukan validasi dengan data
lapangan. Karena pada model ini hanya dilakukan pendekatan secara teoritis.






LITERATUR
Chow Ven Te.1989. Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydrolics)
Terjemahan. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai