Anda di halaman 1dari 4

MATERI KULIAH REKAYASA SUNGAI

PENGGOLONGAN TEKNIK SUNGAI


Teknik sungai dapat digolongkan dalam tiga tipe pokok yaitu:
1. Pengaturan saluran (channel regulation)
2. Pengaturan debit (water discharge regulation)
3. Pengaturan Muka Air Sungai (river water level regulation)
Jenis

pekerjaan sungai tergantungpada maksud dan tujuan pemanfaatkan

sungai apakah untuk keperluan ekaguna (single-purpose) atau untuk keperluan


serbaguna (multipurpose). Maksud dan tujuan pemanfaatan sungai yaitu untuk
keperluan:
1. Penanggulangan banjir
2. Navigasi
3. Tenaga air
4. Air minum
5. Air untuk industry
6. Kolmatase
7. Dan sebagainya

a) Pengaturan Saluran
Pengaturan saluran dimaksudkan agar dimensi (ukuran saluran) pada sungai
diformulasikan sesuai dengan bentuk rancangan yang diperlukan untuk tujuan
tertentu.Jadi lebar dan kedalaman saluran pada sungai diatur sedemikian rupa supaya
profil tertentu tersebut dapat dipertahankan sepanjang tahun, lazim disebut
normalisasi sungai.Maksud dan tujuan normalisasi adalah untuk keperluan
navigasi, melindungi tebing sungai karena erosi (kikisan), atau untuk memperluas
profil sungai guna menampung banjir banjir yang terjadi.Pekerjaan untuk
normalisasi

untuk

sungai

antara

lain

menggunakan

mesin

pengurukan

(dredgingmachine), pemasangan krib (groynes), pemasangan tanggul kanan kiri

sungai (levee), pemasangan pelindung tebing (revetment), pemasangan ambang


terendam (submerged sill) dan lain lain.
b) Pengaturan Debit
Curah hujan sepanjang tahun selalu berubah ubah tergantung pada musim,
hal ini mempengaruhi banyaknya air yang mengalir disungai. Maka kondisi ini akan
menyulitkan pengaturan debit bagi keperluan navigasi, irigasi, tenaga air dan lain
lain. Maka untuk itu sungai sunagi yang fluktuasi debit sungai besar yaitu
perbandingan debit maksimum dan minimum cukup besar, maka debit sungai perlu
diatur. Pengaturan dilakukan dengan cara membangun bendungan besar, sehingga air
ditampung dalam suatu waduk (reservoir) tahunan sedangkan debit sungai melalui
outlet structure (bangunan pengeluaran) dapat diatur sepanjang tahun. Maka perlu
dipasang peralatan debit hydrograph pada sungai disebelah hilir (downstream)
waduk.
c) Pengaturan Muka Air Sungai
Pengaturan muka air sungai ini dimaksudkan untuk meninggikan muka air
sungai dengan membangun sebuah ambang pada palung sungai yang berupa
BENDUNG (WEIR) dan air yang dialirkan melalui saluran buatan.Maksud dan
tujuan tersebut digunakan untuk berbagai tujuan yang telah disebutkan dimuka.
METODE PENDEKATAN
Toeri teknik sungai dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
a.

Teknik

sungai

secara

umum

(General

river

engineering)

yang

mengaplikasikan berbagai macam tipe pekerjaan di sungai yaitu:


1) Pengaturan saluran
2) Konstruksi pelindung tebing (revetment protection)
3) Konstruksi pelindung dasar sungai (bottom revetment)
4) Konstruksi tanggul (dike construction) untuk melindungi terhadap luapan
banjir
5) Pengeruk dasar sungai (dredging works)

6) Konstruksi pengalihan aliran sungai (river diversion works)


7) Pengaturan muka air sungai (river water level regulation)
8) Pengendalian aliran sedimentasi (sediment control)

b. Teknik sungai secara spesifik (spesifik river engineering). Teknik sungai secara
spesifik adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan air sungai untuk berbagai
macam tujuan antara lain untuk tujuan pengendalian banjir, irigasi, tenaga air,
drainase, water supply navigasi dan sebagainya.
Manfaat sungai setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air. Sungai adalah
salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan makhluk hidup. Itulah sebabnya
banyak kebudayaan yang bermula dan berlangsung ribuan tahun di tepi sungai.
Misalnya kebudayaan Mesir ditepi Sungai Nil dan kebudayaan India ditepi Sungai
Gangga.
Pengairan dan Irigasi dengan mengawali dan membuat saluran air, manusia
menggunakan air sungai untuk mengairi sawah, kebun dan lading. Bahkan di Bali,
dikenal pengaturan system sawah yang disebut subak. Dengan pengaturan, dipastikan
masing-masing anggota masyarakat memperoleh air sungai yang cukup untuk
mengairi sawah masing-masing. Sumber Energi Pembangkit Listrik Aliran air Sungai
yang deras dapat digunakan sebagai sumber energy pembangkit listrik. Untuk skala
besar, dibangun Pusat Listrik Tenaga Air atau PLTA. Contohnya PLTA Asahan di
Sumatera Utara dengan memanfaatkan aliran air Sungai Asahan. Sarana transportasi
sungai-sungai besar di Kalimantan digunakan sebagai sarana manusia dan barang.
Contohnya Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, budidaya Perikanan Masyarakat
memanfaatkan sungai untuk perikanan dengan membuat keramba. Keramba adalah
kotak terbuat dari kayu atau bambu dan dibenamkan di sungai. Keramba berisi ikan
air tawar seperti ikan mas dan nila.
Sungai juga bias dimanfaatkan untuk pariwisata. Contoh sungai yang
dimanfaatkan untuk pariwisata adalah Sungai Bantimurung di Maros, Sulawesi
Selatan. Disana, selain bias menikmati pesona air terjun dan pemandangan alamnya,
pengunjung juga dapat melihat aneka kupu-kupu yang indah.

Sebagai sarana olahraga adalah manfaat sungai lainnya seperti olahraga arung
jeram. Sungai Citarik adalah salah satu contoh sungai yang ramai didatangi orang
untuk berarung jeram.
Permasalahan yang ada di Sungai
Permasalahan serta penanggulangannya pada sungai-sungai yang ada di
Indonesia:
1. Di Indonesia, pentingnya konservasi tanah dan air pada satuan sistem DAS mulai
disadari setelah terjadi banjir besar Bengawan Solo tahun 1966. Kesadaran
tersebut ditindaklanjuti dengan upaya penanggulangan pada skala luas melalui
Proyek Penghijauan Departemen Pertanian pada tahun 1969. Sistem pengelolaan
DAS untuk mendukung pelaksanaan konservasi tanah diformulasikan pada tahun
1972 melalui proyek Upper Solo Watershed Management and Uploand
Development Project (TA INS/72/006). Konservasi tanah diartikan sebagai
penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan
kemampuan tana tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang
diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsyad, 2000).
2. Pengelolaan DAS dapat menghasilkan dampak positif berupa produksi pertanian,
hasil hutan, peternakan, rekreasi, air dan sebagainya. Selain itu pengelolaan DAS
dapat pula menghasilkan efek negative berupa erosi, sedimentasi, kehilangan
unsure hara, longsor dan sebagainya. Penurunan pada dampak negative
pengelolaan DAS akan meningkat output. Apabila dampak positif yang dapat
diperoleh dari pengelolaan DAS lebih besar dibandingkan dengan dampak
negatifnya, maka pengelolaan DAS tersebut memberikan manfaat bersih yang
positif. Jadi, tujuan pengelolaan DAS adalah untuk memaksimumkan manfaat
sosial ekonomi bersih.

Anda mungkin juga menyukai