Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 3

Irma Sulistiyani NIM 121910301054


Suliantika Riani NIM 121910301062
Rena Yunissa L NIM 121910301095
Menurut Prawiro (1979), ekosistem pantai adalah daerah pantai
tertentu termasuk komponen autotroph dan heterotroph. Batas-
batas pantai terbagi menjadi tiga daerah yaitu :
a. Continental Shelf
Daerah yang memiliki lereng atau landai dengan kemiringan 0,4%
dan berbatasan langsung dengan daerah daratan. Daerah ini
mempunyai lebar antara 50-70 km dengan kedalaman tidak lebih
dari 100-200 m (Prawiro, 1979).
b. Continental Slope
Daerah ini memiliki lereng yang kurang terjal dari Continemtal Shelf,
di mana kemiringannya bervariasi antara 3-6% (Prawiro, 1979).
c. Continental Rise
Daerah ini merupakan daerah yang berlereng yang kemudian
perlahan-lahan menjadi datar pada dasar laut. Di beberapa tempat
bentuk-bentuk dari batas-batas pantai adalah kompleks (Prawiro,
1979).
Ekositem Pantai
Ekosistem pantai didefinisikan sebagai suatu kesatuan dialam yang terdiri dari semua
organisme yang berfungsi bersama sama disuatu tempat yang berinteraksi dengan lingkungan
fisik yang memungkinkan terjadinya aliran energi dan membentuk suatu struktur biotik yang jelas
dan siklus materi diantara komposisi hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik).
Seperti halnya dengan ekosistem lainnya, unsur unsur ekosistem pantai dapat
dikelompokkan dalam empat (4) komponen yaitu :
Komponen abiotik (seperti cahaya, unsur hara, air, sedimen dll);
Komponen produser (seperti fitoplankton, algae laut, lamun dan bakau);
Komponen konsumer (seperti karang, kerang, ikan, udang);
Komponen pengurai/dekomposer (seperti bakteri, jamur dan virus).
Keempat komponen ini akan saling berinteraksi secara timbal balik sebagai suatu sistem
ekologi atau ekosistem sebagai tempat berlangsungnya proses proses kehidupan.

Garis pantai Indonesia panjangnya kurang lebih 81.000 km, wilayah pesisirnya mempunyai
ekosistem yang sangat beraneka ragam, antara lain hutan mangrove, terumbu karang, padang
lamun, dan rumput laut.


1. Hutan Mangrove

Hutan mangrove juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau.
Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove dapat hidup dengan subur
kalau wilayah pesisir tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a. Terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang surut yang kuat.
b. Daerahnya landai atau datar.
c. Memiliki muara sungai yang besar dan delta.
d. Aliran sungai banyak mengandung lumpur.
e. Temperatur antara 20 - 40 derajat Celcius.
f. Kadar garam air laut antara 10 - 30 per mil.

Hutan mangrove di Indonesia terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian
Jaya/Papua, seperti terlihat pada gambar penyebaran hutan mangrove di wilayah pesisir
Indonesia berikut ini.
Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting di wilayah pesisir sebab memiliki fungsi ekologis dan
fungsi ekonomis. Adapun fungsi ekologis dari hutan mangrove, yaitu penyedia nutrisi bagi biota perairan, tempat
berkembang biaknya berbagai macam ikan, penahan abrasi, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan
penahan amukan angin taufan dan gelombang yang besar. Fungsi ekonomis dari hutan mangrove, yaitu kayunya
untuk bahan bakar, bahan kertas, dan bahan bangunan; perabot rumah tangga; dan bahan penyamak kulit dan
daunnya pupuk hijau.


2. Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Meskipun terumbu karang terdapat di
seluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang dengan baik. Terumbu
terbentuk dari endapan-endapan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang, alga berkapur, dan
organisme-organisme lain yang menghasilkan kalsium karbonat.

Terbentuknya ekosistem terumbu karang tergantung pada faktor-faktor, yaitu kedalaman sekitar 10 meter dari
permukaan laut; temperatur antara 25 - 29 derajat celcius; kadar garam antara 30 - 35 per mil; dan ada tidaknya
sedimentasi. Kalau terjadi sedimentasi, pertumbuhan terumbu karang terhambat, sedangkan kalau tidak terjadi
sedimentasi pertumbuhan cepat. Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologi dan fungsi
ekonomi.

Fungsi ekologi terumbu karang, yaitu sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan dan tempat berkembang
biaknya biota perairan. Fungsi ekonomi terumbu karang, yaitu menghasilkan berbagai jenis ikan, udang, alga,
teripang, dan kerang mutiara; bahan bangunan dan jalan serta bahan industri; dan bahan baku cinderamata dan
bahan perhiasan.
3. Rumput Laut

Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras
yang kokoh untuk tempat melekat. Tumbuhan rumput laut hanya
dapat hidup pada perairan di mana tumbuhan muda yang kecil
mendapatkan cukup sinar matahari. Syarat-syarat pertumbuhan
rumput laut, yaitu air laut jernih, suhu perairan sejuk, temperatur
25oC, arus laut tidak begitu deras, dan kedalaman laut antara 20 -
30 m.

Rumput laut di perairan Indonesia tersebar hampir di seluruh
propinsi. Oleh masyarakat yang hidup di daerah pesisir rumput laut
ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan misalnya, untuk lalapan,
sayur, manisan, dan kue. Rumput laut juga dimanfaatkan dalam
bidang industri kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, cream,
lotion, sampo. Dalam industri farmasi digunakan untuk membuat
tablet, salep, dan kapsul.
4. Padang Lamun

Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat menyesuaikan diri untuk hidup di dasar laut. Sama
halnya dengan padang rumput di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas dan lebar di
dasar laut sehingga dinamakan padang lamun. Lamun hidup di perairan laut dangkal berlumpur,
agak berpasir lunak dan tebal. Padang lamun sering terdapat di perairan laut antara hutan
mangrove dan terumbu karang. Ekosistem padang lamun di Indonesia tersebar di perairan Pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.

Pertumbuhan pada lamun sangat tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut.
a. Perairan pantai laut dangkal berlumpur dan mengandung pasir.
b. Kedalaman tidak lebih dari 10 meter sehingga sinar matahari dapat menembus.
c. Temperatur antara 20 - 30 derajat celcius.
d. Kadar garam antara 25 - 35 %.
e. Kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.

Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir sebagai tempat berkembang biaknya ikan-ikan kecil
dan udang, perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi, menyediakan bahan makanan
berbagai ikan yang hidup di padang lamun, bahan untuk membuat pupuk dan kertas.
Menurut Prawiro, (1979) ekosistem pantai merupakan ekosistem paling luar
di permukaan bumi yang sering dipadukan dengan ekosistem lautan. Pantai
merupakan daerah perbatasan antara lautan dengan daratan. Dan sering
disebut ekosistem bahari. Ekosistem lautan terbagi menjadi dua :
a. Ekosistem Perairan Laut Dalam
Ekosistem ini mempunyai ciri spesifik yaitu tidak terjangkau oleh sinar
matahari. Akibatnya pada ekosistem ini organisme fotoautotrof (Plankton
dan alga) tidak ditemukan. Karena organisme fotoautotrof ini sangat
membutuhkan sekali cahaya matahari dalam proses fotosintesa. Di dalam
ekosistem ini jumlah detrivor, karnivor, dan saprovor sangat melimpah.
Karena keadaannya yang gelap, banyak diantara jenisnya dilengkapi
dengan organ yang bercahaya (Ruslan, 1991).
b. Ekosistem Perairan Laut Dangkal
Menurut Supardi (1984), ekosistem ini berada di daerah pantai yang
tergenang air laut kecuali pada saat air surut. Di dalam ekosistem ini
cahaya yang masuk kedalam perairan cukup banyak sampai menembus
dasar perairan, sehingga daerah ini sangat subur sekali akan organisme
fotoautotrof. Daerahnya terbuka dan relatif tidak terpengaruh oleh air sungai
besar karena memiliki jarak yang cukup jauh.
Menurut Anugerah (1993), ekosistem pantai ini dapat dibedakan menjadi beberapa ekosistem,
antara lain :
1. Ekosistem terumbu karang
Ekosistem ini terbentuk di daerah perairan jernih hasil aktivitas organisme hewan berongga dan
biota berkapur yang lain. Ekosistem ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena didalamnya
terdapat ikan, udang, dan hewan laut lain.
2. Ekosistem pantai batu
Ekosistem ini berupa batuan yang umumnya berukuran besar dan keras hasil penyatuan batu-
batu kecil dengan tanah liat dan kapur.
3. Ekosistem pantai lumpur
Ekosistem pantai lumpur biasanya terdapat di muara sungai dan menjorok ke laut dengan
bentangan yang cukup luas. Ekosistem ini memiliki tipe estuaria atau muara sungai dan menjadi
habitat ikan gelodok.
4. Dune
Formasi ini terdapat di pantai-pantai berpasir yang luas. Di pantai utara Madura terdapat
beberapa kompleks dune, namun belum banyak diketahui tentang ekologinya. Vegetasi
pioniryang terdapat pada formasi ini termasuk anggota formasi pes-caprae.
5. Formasi Pes-caprae
Pada ekosistem ini ditumbuhi oleh tipe vegetasi yang terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir
yang mengalami proses peninggian sepanjang pantai. Vegetasi tersebut tumbuh menutupi pasir
luas mulai dari batas yang terkena ombak sampai ke pematang pantai yang berpasir

Anda mungkin juga menyukai