Anda di halaman 1dari 27

BUKU STANDAR

Andry Hartono, dr.,2003, Farmakologi Kebidanan,


Penerbit Buku kedokteran, ECG, Jakarta
Anonim, 1995, Farmakologi dan Terapi Ed. IV, Bagian
Farmakologi Fak. Kedokteran UI, Jakarta
Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja, 2002, Obat-Obat
Penting Ed. V, PT. Elex Media Komputindo kelompok
Gramedia - Jakarta
OLEH :
SUPRIADI, S.Si., APT
MENGAPA PARA MEDIS
PERLU MEMPELAJARINAYA
PENDAHULUAN
FARMAKOLOGI
FARMAKOGNOSI
FARMASI
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
FARMAKOTERAPI
KEMOTERAPI
TOKSIKOLOGI

Pribadi
yang
efektif


FARMAKOLOGI UMUM
DASAR DASAR UMUM


FARMAKOKINETIK
Keseluruhan Proses yang dialamimolekul obat
mulai dari masuk, sampai hilangnya obat
tersebut
Mencakup :
Absorpsi (A)
Distribusi (D)
Metabolisme (M)
Eksresi (E)
ABSORPSI
Terjadi di berbagai tempat pemberian obat (
alat Cerna, otot rangka, paru-paru, kulit dan
sebagainya)
Obat yang tidak di absorpsi tidak
menimbulkan efek, kecuali antasid dan obat
efek lokal lainnya

Faktor yang mempengaruhi Absorpsi
1. Faktor Obat :
A. Sifat Fisika-kimia obat
Stabilitas pada pH lambung
Stabilitas terhadap enzim pencernaan
Stabilitas terhadap flora usus
Kelarutan dalam air/ cairan sal cerna
Derazat ionisasi pada pH sal. Cerna
Kelarutan dalam bentuk non ionik dlm lemak
Satbilitas terhadap enzim di dinding sal. Cerna
Stabilitas dalm enzim hati


B. Formulasi obat
Keadaan fisik obat (ukuran partikel, bentuk kristal/bubuk)
Eksipien ( zat pengisi, pengikat, pelicin, penyalut dll)
2. Faktor penderita
pH sal. Cerna, fungsi empedu
Kec. Pengosongan lambung
Waktu transit dalam sal. Cerna (motilitas sal. Cerna)
Perfusi sal. Cerna (makanan, aktivitas fisik,penyakit kardiovaskuler)
Kapasitas absorpsi (luas permukaan, lansia)
Metabolisme lumen sel (pH lambung,enzim pencernaan, flora usus)
Kapasitas metabolisme




3. Interaksi dalam absorpsi di sal cerna
- Adanya makanan
- perubh. pH sal. Cerna (antasid)
- gangguan fungsi normal mukosa usus (neo
misin, kolkisin
Interaksi langsung
Pemberian secara Rektal
Untuk pasien yang muntah-muntah, tidak
sadarkan diri
Untuk menghindari perusakan oleh enzim
pencernaan dan biotranspormasi hepar
DISTRIBUSI
Obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan
Dipengaruhi
aliran darah
Afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap
jaringan
Efek pengikatan dengan protein
Berikatan dengan protein (albumin) cukup
besar sisanya dalam plasma

Obat Pengikatan dengan
Protein (%)
Wakktu paruh (t1/2
Jam)
Amitriptilin
Aspirin
Klorpromazin
Diazepam
97
49
95
98
40
0.25 2
30
30-80
Digoksin
Lidokain
Fenitoin
90
50
88
8
2
10-40
Persentase pengikatan dengan Protein dan
waktu paruh obat tertentu
DISTRIBUSI
Obat setelah diabsorpsi maka akan tersebar melalui sirkulasi aliran darah
ke seluruh badan
Molekul yang mudah melewati membran sel akan akan mencapai semua
cairan tubuh (inta / ekstra sel)
Yang sulit menembus membran sel penyebarannya terbatas pada ekstra
sel
Kadang-kadang obat dapat mengalami komulasi selektif pada beberapa
organ/jaringan (gudang) efek jadi lebih lama (Protein plasma)
Protein plasma tersebut : Umumnya albumin, jaringan ikat, dan jaringan
lemak
selain itu obat juga bisa tersimpan pada tulang,organ tertentu,
Distribusi Obat yang dapat menembus sawar darah otak (SSP dan janin) ini
khusus obat yang mudah larut dalam lemak
Faktor yang menghalangi Distribusi
Abses
Eksudat
Kelenjar
Tumor
Antibiotik tdk dapat didistribusikan dengan
baik pada tempat abses dan eksudat
Metabolisme (Biotraspormasi)
Hati : tempat utama metabolisme
Oleh enzim hati : ditransformasikan diubah
menjadi metabolit inaktif (zat yang larut
dalam air dan siap dieksresikan
Waktu paruh
Dilambangkan T1/2 dari suatu obat
Waktu yang dibutuhkan oleh separuh konsentrasi
obat untuk di eliminasi
Metabolisme dan eliminasi mempengaruhi waktu
paruh obat
Kelainan fugsi hati ginjal : waktu paruh panjang, lebih
sedikit obat dimetabolisme dan dieliminasi
Bila diberi terus menerus : penumpukan obat

Contoh
Suatu obat melalui bebarpa kx waktu paruh sebelum
lebih dari 90% obat itu dieliminasi
Contoh pasien mendapat 650 mg aspirin T1/2 = 3 jam
maka :

Jumlah Ti/2 T untuk eliminasi
(Jam)
Dosis yang
tersisa (mg)
Persentase yang
tersisa
1
2
3
4
5
6
3
6
9
12
15
18
325
162
81
40
20
1
50
25
12.5
6.25
3.1
1.55
BIOTRANSFORMASI/
METABOLISME
Terjadi oleh enzim mikrosom diretikulum endoplasma sel hepar
Molekul obat dapt berubah sifatnya antara lain menjadi lebih polar
(mudah diekskresikan)
Terjadi reaksi (biokimia): sintetik / non sintetik
Pada Reaksi sintetik terjadi Reakasi konjugasi molekul obat dengan
substrat endogen (gugus glukuronid, asetil atau sufat)
Reaksi ini butuh energi daru ATP dan metabololit menjadi tidak aktif
Reaksi nonsintetik : tidak butuh energi, berupa reaksi redoks.
Metabolitnya dapat lebih aktif dari obat asal, berkurang dari asal atau
sama sekali tidak aktif
Biotransformasi punya peran penting dalam mengakhiri efek obat
Aktivitas enzim dapt di induksi dengan fenobarbital
Contoh
Pasien yang diberi fenobarbital
dan bishidroksi kumarin,
sehingga dibutuhkan dosis
bishidroksikumarin yang lebih
tinggi untuk mendapat efek
anti koagulan.
EKSRESI
Obat dapat dikeluarkan dari badan dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi
atau dalam bentuk asalnya.
Umumnya : melaui Ginjal, tetapi ada
juaga melaui tinja, empedu, paru-paru,
ASI, keringat

Anda mungkin juga menyukai