Anda di halaman 1dari 5

Manusia biasanya hidup berdampingan secara mutualistik dengan mikrobiota

rongga mulut. Gigi dan mukosa yang utuh merupakan pertahanan pertama yang
hampir tidak tertembus apabila sistem kekebalan hospes dan pertahanan selular
berfungsi dengan baik. Apabila sifat mikroflora berubah, baik kualitas maupun
kuantitasnya, apabila sistem kekebalan dan pertahanan selular terganggu, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut diatas, maka infeksi dapat terjadi (Pedersen,
1!".
#alam praktik sehari-hari dapat kita temukan infeksi yang dapat bersifat akut
maupun kronis. $nfeksi akut biasanya ditandai dengan pembengkakn dan rasa
sakit yang hebat dengan manifestasi berupa malaise dan demam berkepanjangan.
$nfeksi kronis dapat berkembang dari penyembuhan sebagian keadaan akut,
serangan yang lemah atau pertahanan yang kuat infeksi kronis ditandai dengan
ketidaknyamanan dalam berbagai tingkatan dan bukan berupa rasa sakit yang
hebat (%oeslan, 1&".
$nfeksi sendiri merupakan masuknya kuman patogen atau toksin ke dalam
tubuh manusia serta menimbulkan gejala sakit. $nfeksi odontogen adalah infeksi
yang a'alnya bersumber dari kerusakan jariangan keras gigi atau jaringan
penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal
rongga mulut yang berubah menjadi patogen ((oemartono, )***". Penyebaran
infeksi odontogen ke dalam jaringan lunak dapat berupa abses. (ecara harfiah,
abses merupakan suatu lubang berisi kumpulan pus terlokalisir akibat proses
supurasi pada suatu jaringan yang disebabkan oleh bakteri piogenik. Abses yang
sering terjadi pada jaringan mulut adalah abses yang berasal dari regio periapikal.
#aerah supurasi terutama tersusun dari suatu area sentral berupa polimorfonuklear
leukosit yang hancur dikelilingi oleh leukosist hidup dan kadang-kadang terdapat
limfosit. Abses juga merupakan tahap akhir dari suatu infeksi jaringan yang
dimulai dari suatu proses yang disebut inflamasi (Aryati, )**!".
$nfeksi odontogenik dapat berasal dari tiga jalur, yaitu (1" jalur periapikal, sebagai
hasil dari nekrosis pulpa dan in+asi bakteri ke jaringan periapikal, ()" jalur
periodontal, sebagai hasil dari inokulasi bakteri pada periodontal poket, dan (-"
jalur perikoronal, yang terjadi akibat terperangkapnya makanan di ba'ah
operkulum tetapi hal ini terjadi hanya pada gigi yang tidak.belum dapat tumbuh
sempuna. #an yang paling sering terjadi adalah melalui jalur periapikal
(/arasutisna, )**1". $nfeksi odontogen biasanya dimulai dari permukaan gigi
yaitu adanya karies gigi yang sudah mendekati ruang pulpa (Gambar 1", kemudian
akan berlanjut menjadi pulpitis dan akhirnya akan terjadi kematian pulpa gigi
(nekrosis pulpa". $nfeksi odontogen dapat terjadi secara lokal atau meluas secara
cepat. Adanya gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri bisa menembus masuk
ruang pulpa sampai apeks gigi. 0oramen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa
mendrainase pulpa yang terinfeksi. (elanjutnya proses infeksi tersebut menyebar
progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis tersebut (1ilmiaty, )**".
Gambar 1 $lustrasi keadaan gigi yang mengalami infeksi dapat
menyebabkan abses odontogen. (A" Gigi normal, (2" gigi mengalami
karies, (1" gigi nekrosis yang mengalami infeksi menyebabkan abses.
(umber 3 #ouglas 4 #ouglas, )**-
$nfeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuatum, hematogen dan
limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal dari
gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. $nfeksi gigi dapat terjadi melalui
berbagai jalan3 (1" le'at penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut,
()" melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus, (-" melalui masuknya
bakteri ke dalam pulpa gigi yang +ital dan steril secara normal (1ilmiaty,
)**". $nfeksi odontogen menyebar ke jaringan-jaringan lain mengikuti pola
patofisiologi yang beragam dan dipengaruhi oleh jumlah dan +irulensi
mikroorganisme, resistensi dari host dan struktur anatomi dari daerah yang terlibat
((oemartono, )***".
%ute yang paling umum penyebaran peradangan adalah melalui kontinuitas
jaringan dan spasia jaringan dan biasanya terjadi seperti yang dijelaskan di ba'ah
ini. Pertama, nanah terbentuk di tulang cancellous dan tersebar ke berbagai arah
yang memiliki resistensi jaringan paling buruk. Penyebaran pus ke arah bukal,
lingual, atau palatal tergantung pada posisi gigi dalam lengkung gigi, ketebalan
tulang, dan jarak perjalanan pus (Gambar )", (0ragiskos, )**5".
Gambar ) $lustrasi penyebaran infeksi odontogen (dentoal+eolar abcess"
tergantung pada posisi apeks gigi penyebab. (A" Akar bukal 3 arah
penyebaran ke bukal. (2" Akar palatal 3 arah penyebarannya ke palatal.
(umber 3 0ragiskos, )**5
$nflamasi purulen berhubungan dengan tulang al+eolar yang dekat dengan puncak
bukal atau labial tulang al+eolar biasanya akan menyebar ke arah bukal,
sedangkan tulang al+eolar yang dekat puncak palatal atau lingual, maka
penyebaran pus ke arah palatal atau ke lingual (0ragiskos, )**5".
Akar palatal dari gigi posterior dan lateral gigi seri rahang atas dianggap
bertanggung ja'ab atas penyebaran nanah ke arah palatal, sedangkan molar ketiga
mandibula dan kadang-kadang dua molar mandibula dianggap bertanggung ja'ab
atas penyebaran infeksi ke arah lingual. $nflamasi bahkan bisa menyebar ke sinus
maksilaris ketika puncak apeks gigi posterior ditemukan di dalam atau dekat dasar
antrum. Panjang akar dan hubungan antara puncak dan perlekatan proksimal dan
distal berbagai otot juga memainkan peranan penting dalam penyebaran pus.
2erdasarkan hal ini (Gambar -", pus di mandibula yang berasal dari puncak akar
di atas otot mylohyoid dan biasanya menyebar secara intraoral, terutama ke arah
dasar mulut. /etika puncak ditemukan di ba'ah otot mylohyoid (molar kedua
dan ketiga", pus menyebar ke ruang submandibular dan terjadi pembengkakan
ekstraoral (0ragiskos, )**5".
Gambar - $lustrasi penyebaran infeksi odontogen (dentoal+eolar abcess"
tergantung pada posisi apeks gigi penyebab. (A" Penyebaran pus kea rah
sinus maksilaris (2" Penyebaran pus pada rahang ba'ah tergantung pada
posisi perlekatan otot mylohyoid. (umber 3 0ragiskos, )**5
Pada fase selular, tergantung pada rute dan tempat inokulasi dari pus, abses
dentoal+eolar akut mungkin memiliki berbagai gambaran klinis, seperti3 (1"
intraal+eolar, ()" subperiosteal, (-" submukosa, (&", subkutan, dan (6" fascia
migratory cervicofacial (Gambar & dan 6". Pada tahap a'al fase selular ditandai
dengan akumulasi pus dalam tulang al+eolar yang disebut sebgai abses
intraal+eolar. Pus kemudian menyebar keluar setelah terjadi perforasi tulang
menyebar ke ruang subperiosteal. Periode ini dinamakan abses subperiosteal,
dimana pus dalam jumlah terbatas terakumulasi di antara tulang dan periosteal.
(etelah terjadi perforasi periosteum, pus kemudian menyebar ke berbagai arah
melalui jaringan lunak. 2iasanya menyebar pada daerah intraoral membentuk
abses di ba'ah mukosa, yang disebut abses submukosa. 7erkadang, pus menyebar
melalui jaringan ikat longgar dan setelah itu terakumulasi di ba'ah kulit,
bentukan ini disebut abses subkutan. (edangkan di 'aktu lainnya, pus menyebar
ke ruang fascia, membentuk abses serous yang disebut abses spasia 'ajah
(0ragiskos, )**5".
Gambar & $lustrasi rute perjalanan pus pada penyebaran infeksi odontogen
(A" Abses intraal+eolar (2" Abses superiosteal. (umber 3 0ragiskos, )**5
Gambar 6 $lustrasi rute perjalanan pus pada penyebaran infeksi odontogen
(A" Abses submukosa (2" Abses subkutan. (umber 3 0ragiskos, )**5

Anda mungkin juga menyukai