Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Program Pendidikan Akselerasi

Program akselerasi pelajaran adalah percepatan pelajaran bagi peserta didik yang
cerdas yang melampaui usianya. Misalnya seharusnya seorang peserta didik mendapatkan
pelajaran di usia yang lebih tua tetapi dengan kecerdasannya yang melalui ujian tertentu
dan proses pendidikan akselerasi dianggap mampu menyelesaikan pelajaran yang
seharusnya diberikan pada anak beberapa tahun lebih tua dari padanya. Contohnya anak
kelas tiga sekolah dasar telah memenuhi syarat untuk diberikan pelajaran kelas lima atau
kelas enam sekolah dasar (Hawadi, 2004)
Pembelajaran akselerasi (accelerated learning) adalah salah satu cara belajar
alamiah yang menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para [ebelajar, membuat belajar
lebih menyenangkan dan memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada
kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan. Ciri dari pembelajaran akselerasi
adalah mementingkan tujuan, bekerja sama, luwes, gembira, banyak cara, melibatkan
emosional dan multi indrawi, serta mengutamakan hasil (Churiyah, 2009)
Pembelajaran akslerasi (accelerated learning) merupakan pendekatan yang sistematis
terhadap pengajaran untuk seluruh orang yang berisi elemen-elemen khusus, yang ketika di
gunakan bersama mendorong siswa untuk belajar lebih cepat, efektif dan menyenangkan
(Bobby, 2004 dalam Churiyah, 2009)
Akselerasi (acceleration) secara singkat diterjemahkan percepatan. Semiawan
(1997) membagi dua pengertian akselerasi yaitu : pengertian pertama : akselerasi sebagai
model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas, misalnya bagi siswa berbakat yang
memiliki kemampuan unggul diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang
lebih tinggi. Pengertian kedua tentang akselerasi menunjuk pada peningkasan program,
sehingga dapat dijalankan dalam waktu lebih cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menganalisis materi pelajaran dengan mencari materi yang esensial dan kurang esensial
(Jeffrey, 2006)
Landasan-landasan terbentuknya Program Pendidikan Akselerasi
Penyelenggaraan sekolah unggul termasuk di dalamnya sistem percepatan kelas
(akselerasi) didasari oleh filosofi atau landasan yang berkenaan dengan: Pertama: Hakikat
manusia, kedua: hakikat pembangunan nasional, ketiga: tujuan pendidikan, dan keempat:
usaha untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut serta kelima: landasan hukum yang
berlaku di Indonesia (Depdikbud, 1994 dalam Widyastono, 2001)
Di samping memiliki persamaan dalam sifat dan karakteristiknya, potensi tersebut
memiliki tingkat dan jenis yang berbeda-beda. Pendidikan dan lingkungan sepatutnya
berfungsi untuk mengembangkan potensi tersebut agar menjadi actual dalam kehidupan,
sehingga berguna bagi orang yang bersangkutan, masyarakat dan bangsanya, serta menjadi
kekal untuk menghambakan diri kepada Tuhan, dengan demikian, usaha untuk mewujudkan
anugrah potensi tersebut secara penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan.
Kedua, dalam pembangunan nasional, manusia merupakan sentral, yaitu sebagai
subyek dan sekaligus obyek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai
subyek, maka manusia Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh yang
mengembangkan segenap dimensi potensinya secara wajar sebagaimana mestinya.
Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi anak, bukan saja akan
merugikan anak itu sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi
perkembangan pendidikan dan percepatan pembangunan di Indonesia. Hal ini disebabkan
karena Negara akan kehilangan sejumlah tenaga terampil yang sangat bermanfaat dalam
pencapaian tujuan pembangunan secara menyeluruh. Pendidikan nasional mengemban
tugas dalam mengembangkan manusia Indonesia sehingga menjadi manusia yang utuh
dalam mengembangkan manusia Indonesia sehingga menjadi menusia yang utuh dan
sekaligus merupakan sumberdaya pembangunan (Widyastono dkk, 1991).
Ketiga, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan antara
pemerataan kesempatan dan keadilan. Pemerataan kesempatan bukan berarti membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan tanpa dihambat oleh perbedaan jenis kelamin, suku bangsa
dan agama. Akan tetapi, memberikan kesempatan yang sama (equal opportunity) yang pada
akhirnya akan dibatasi oleh kondisi obyektif peserta didik, yaitu kapasitasnya untuk
dikembangkan. Untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan, diperlukan intense bukan
hanya memberikan kesempatan yang sama, melainkan memberikan perlakuan yang sesuai
dengan kondisi obyektif peserta didik. Perlakuan pendidikan yang adil pada akhirnya adalah
perlakuan yang didasarkan pada kemampuan dan kecerdasan peserta didik.
Sementara itu, dipandang dari segi demokrasi menurut Terman (1979), sebenarnya
setiap anak, apakah ia menonjol, biasa, atau kurang kemampuan dan kecerdasannya, harus
diberi kesempatan sepenuhnya untuk mengembangkan dirinya sampai ke batas
kemampuan dan kecerdasannya (Widyastono, 2001)
Dengan demikian, jutsru peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan
luar biasa yang sampai sekarang selalu mendapat kesempatan yang sangat kurang untuk
mengembangkan kemampuan dan kecerdasannya yang menonjol (Nasoetion, 1982 dalam
Widyastono, 2001).
Keempat dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik, pendidikan
berpegang kepada azas keseimbangan dan keselarasan, yaitu: keseimbangan antara
kreativitas dan disiplin, keseimbangan antara persaingan (kompetitif) dan kerjasama
(kooperatif), keseimbangan antara pengembangan kemampuan berfikir holistic dengan
kemampuan berfikir atomistic, dan keseimbangan antara tuntutan dan prakarsa.
Kelima, dari segi hokum atau aturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, program pendidikan akselerasi didasarkan pada dasar hokum pelaksanaan
program percepatan belajar siswa dan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional.
Dasar hukum pelaksanaan program percepatan belajar siswa adalah Undang-undang
Republlik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, bab IV peserta
didik, pasal 24 yag isinya adalah setiap peserta didik pada suatu pendidikan mempunyai hak
mendapat perlakuan sesuai bakat, minat dan kemampuannya, mengikuti program
pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan berkelanjutan, baik untuk
mengembangkan kemampuan diri maupun untuk memperoleh pengakuan tingkat
pendidikan tertentu yang telah dibakukan dan menyelesaikan program pendidikan lebih
awal dari waktu yang ditentukan.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kembali
menegaskan bahwa : Warga Negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus (Pasal 5 ayat 4). Pasal 12 ayat 1, setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak: 1) mendapatkan pelayanan sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuannya dan 2) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan
kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan waktu yang
ditetapkan.

Tujuan Program Pendidikan Akselerasi
Tujuan dari program pendidikan akselerasi terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus (Nasichin, 2004 dalam Akbar-Hawadi, 2004). Tujuan umum dari program pendidikan
akselerasi antara lain : memberikan pelayanan terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhan pendidikan dirinya, memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan
peserta didik, dan menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan.
Sedangkan tujuan khusus dari program pendidikan akselerasi, yaitu: menghargai
peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa untuk dapat
menyelesaikan pendidikan lebih cepat, memacu kualitas atau mutu siswa dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang, dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses embelajaran peserta didik.

Prinsip-prinsip pembelajaran Program pendidikan akselerasi
Meier (2002 dalam Churiyah, 2009) dan Rose (2003 dalam Churiyah,2009) mengungkapkan
prinsip-prinsip program pendidikan akselerasi, yaitu: belajar melibatkan seluruh pikiran dan
tubuh; belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi; kerjasama membantu proses elajar;
pembelajaran berlangsung pada berbagai tingkatan secara stimultan; belajar berasal dari
mengerjakan pekerjaan itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai