Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN KASUS OBSGYN


Trainer : dr. Arum Kartika Dewi









Oleh :
1. Wendhi Haryo Suwarno H2A008044
2. Alifia Assyifa H2A010002
3. Anita Mayasari H2A010006
4. Devi Yanuar Permatasari H2A010011
5. Eka Budhiarti H2A010014
6. Fitria Wijayanti H2A010019
7. Hera Dwi Priharti H2A010023
8. Iqbal Donarika H2A010026
9. Oktavia Candra Utami H2A010038
10. Syarifah Alfi Azzulfa A. H2A010048


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014

2

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu upaya untuk menilai
derajat kesehatan masyarakat. Semakin rendah AKI, derajat kesehatan di negara
tersebut semakin baik. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2005 AKI di Provinsi Jawa
Tengah sebesar 252 per 100.000 kelahiran hidup dan di Surakarta kasus kematian
ibu 21 dari 9488 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu paling banyak
adalah waktu bersalin sebesar 49,52% kemudian disusul waktu nifas 30,06% dan
pada waktu hamil sebesar 20,42% .
1

Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2007,
AKI di Indonesia mencapai angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Departemen
Kesehatan RI melalui Program Maternal dan Neonatal Health menargetkan bahwa
tahun 2010 Angka Kematian Ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Tingginya angka kematian ibu dikarenakan beberapa faktor, diantaranya
perdarahan sebanyak 25,6%, Toxomia Gravidarum (keracunan kehamilan)
sebanyak 16,6% dan infeksi sebanyak 12,5% dari angka kematian
2

Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan
dapat terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
sebelum kehamilan berusia 20 minggu atau sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. Salah satu
jenis abortus yaitu abortus iminens (abortus mengancam) yang mana dalam
keadaan ini kemungkinan kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi juga tidak
menuntut kemungkinan bisa menjadi abortus insipien (keguguran yang sedang
berlangsung) yang tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi unutuk
dipetahankan.
3

Abortus imminens ditandai dengan terdapat keterlambatan datang bulan,
perdarahan, disertai perut sakit (mules). Pada pemeriksaan dijumpai besarnya
3

rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot rahim.Hasil
pemeriksaan dalam terdapat perdarahan kanalis servikalis, kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahimdan hasil pemeriksaan tes kehamilan
masih positif.
4


























4

KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : wiwik
Umur : 32th
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : buruh pabrik
Alamat : Mrican
Nama Suami : Agus 34
Umur : 34th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Buruh pabrik
Alamat : Mrican

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada hari Kamis, 3 April 2014 jam
10.00 WIB di UGD
Keluhan Utama : Perut nyeri pada bagian bawah

A. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 5 jam yang lalu tiba-tiba pasien mengeluh nyeri perut bagian
bawah yang menjalar sampai ke pinggang. Nyeri dirasakan seperti diremas-
remas. Nyeri tidak berubah baik dengan aktivitas maupun istirahat. Saat ini
nyeri masih dirasakan. Nyeri tidak bertambah berat. Pasien belum pernah
minum obat penghilang nyeri.
Dari jalan lahir keluar darah seperti flek berwarna merah segar tidak ada
gumpalan dan tidak berbau busuk . Pasien mengeluh terlambat haid selama 3
5

bulan.
Payudara terasa agak kencang, mual muntah (-), pasien tidak
mengetahui apakah perutnya bertambah besar atau tidak. pasien belum
melakukan pemeriksaan kehamilan. Pasien tidak mengeluh keputihan,
gangguan berkemih (-).

B. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat keputihan : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat pengobatan jangka lama : disangkal

C. Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada sakit serupa
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Kanker : disangkal

D. Riwayat Pribadi
- Riwayat Haid
Umur menarche : 14 tahun
Lama haid : 5 hari
Siklus haid : teratur, 28 hari
Nyeri haid : sakit saat hari pertama menstruasi
6

HPHT : 5 Januari 2014
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali, dengan usia pernikahan 7 tahun. Usia saat menikah 25
tahun.
Riwayat Obstetri
P2A0
Anak pertama : Laki-laki usia 6 tahun lahir cukup bulan,normal,
spontan di bidan. BB lahir 3 kg, PB tidak ingat
Anak kedua : Perempuan usia 3 tahun lahir cukup bulan,normal,
spontan di bidan. BB lahir 3 kg, PB tidak ingat
Pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ( 8x). Suntik TT 2x.
Saat hamil mengkonsumsi obat penambah darah dari bidan. Pasien tidak
mengalami penyulit kehamilan dan penyulit persalinan. Pasien mengalami
masa nifas 40 hari. Pasien belum pernah mengalami keguguran.
Riwayat KB
Pasien tidak memakai kontrasepsi sejak awal menikah
Riwayat Seksual
Pasien tidak mengeluh sakit saat saat berhubungan badan. Coitus
terakhir tadi malam
E. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien mengaku tidak sedang stress, dan tidak terlalu banyak
aktivitas. Hygiene kewanitaan baik. Pasien mengganti celana dalam 2 kali
sehari, pasien membersihkan alat genital dengan benar, pasien tidak memakai
sabun kewanitaan, pasien tidak memakai pantyliner.
Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak
mempunyai hewan peliharaan. Pasien menjaga kebersihan badan.
Penghasilan keluarga 2 juta dengan menanggung 2 anak. Biaya
pengobatan ditanggung BPJS.
7

Kesan : sosial ekonomi cukup

III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Kamis, 03 April 2014, Pukul 10.15
WIB di UGD.
A. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
B. Kesadaran : Compos Mentis
C. Status Gizi : IMT : normal (21,33 kg/m2)
D. Vital sign
1. TD : 120/80 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. RR : 20 x / menit
4. Suhu : 37
o
C
5. TB : 150 cm
6. BB :48 kg
E. Status Internus
1. Kulit : ikterik (-), pucat( -), turgor kulit bagus
2. Kepala : kesan Mesochepal
3. Mata : sklera ikterik (-), skret (-), konjungtiva anemis (-), reflek
pupil (+),
4. Hidung : nafas cuping hidung (-), deformitas (-)
5. Telinga : serumen (-), nyeri tekan tragus (-), nyeri ketok mastoid (-),
6. Bibir : pucat (-), sianosis ()
7. Mulut : epullis ginggiva (+)
8. Leher : pembesaran limfe (-), pembesaran kelenjar tyroid (-),
9. Thorax :
Paru
Paru depan Paru belakang
8

Inspeksi
Statis

Dinamis

Simetris

Tidak ada gerakan nafas yang
tertinggal

Simetris

Tidak ada gerakan nafas yang
tertinggal
Palpasi

Nyeri tekan
Stem fremitus normal
Nyeri tekan
Stem fremitus normal
Perkusi
Kanan


Kiri

Sonor seluruh lapangan paru
Peranjakan paru 5cm

Sonor seluruh lapangan paru
Peranjakan paru 5cm

Sonor seluruh lapangan paru
Peranjakan paru 5cm

Sonor seluruh lapangan paru
Peranjakan paru 5cm
Auskultasi Suara dasar vesikuler, wheezing
(-)
Suara dasar vesikuler,
wheezing (-)

Tampak anterior paru Tampak posterior paru




SD : Vesikuler SD : Vesikuler
ST : tidak ada ST : tidak ada

J antung
o Inspeksi : Ictus cordi tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
o Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal
9

batas atas : ICS II parasternalis kanan
pinggang jantung : ICS II Parasternalis kiri
batas kanan bawah : ICS III IV Parasternalis kanan
kiri bawah : ICS V Midclavicula kiri
o Auskultasi
Regular
suara jantung murni: SI,SII Normal
suara jantung tambahan: tidak ada

10. Abdomen
o Inspeksi : Warna sama seperti kulit sekitar, permukaan datar,
strie gravidarum ( -), spider nevi -, linea nigra +
o Auskultasi : Peristaltik 10 x/menit,
o Perkusi : Tympani seluruh regio abdomen
o Palpasi : Nyeri tekan -, Hepar tidak teraba, Lien membesar -,
ginjal tidak teraba, nyeri ketok ginjal -, TFU teraba 1
jari diatas simpisis
Ekstremitas
Superior Inferior
Akral hangat
Oedem
Sianosis
Gerak
Reflek fisiologis
Reflek patologis
+
-
-
+
d.b.n
-
+
-
-
+
d.b.n
-

F. Status Ginekologi
o Inspeksi :
10

Vulva : warna livid ( merah kebiruan), tidak ada massa, ada
darah, sekret (-), fistul (-), lesi ()
Uretra : tidak ada kelainan
o Inspekulo :
Vagina : Livid
Portio: menutup, permukaan licin, besar 1 jempol, darah (+)
, lesi ()
o Palpasi
Nyeri supra pubik (-),nyeri di vulva (-), massa (-), Nyeri tekan
kelenjar bartolini (-).
o Pemeriksaan VT
Flx : ada , Flr : tidak ada
V/U/V :
o vulva : merah kebiruan
o Uretra : tidak ada kelainan
o Vagina :Livid
Portio : Menutup, permukaan licin, nyeri goyang (-),
OUE : Tidak ada kelainan
o Pemeriksaan Bimanual:
CUT : sebesar telur angsa, nyeri goyang (-), posisi ante fleksi
AP/CD : Adnexa : tidak teraba, massa (-), nyeri (-)
IV. RESUME
Seorang wanita 32 tahun, P2A0 datang dengan keluhan nyeri perut
bagian supra pubik sejak jam 5 pagi. Nyeri menjalar ke pinggang. Nyeri seperti
diremas-remas, terus menerus, pasien juga mengeluhkan keluar darah berwarna
merah segar ( tidak berbau busuk ) dari vagina berupa flek dan tidak ada
gumpalan. Nausea dan vomitus -, fluor albus -. HPHT : 5 Januari 2014. Coitus
terakhir pada malam hari nya. BAK normal, BAB normal. Pasien tidak pernah
11

menggunakan kontrasepsi.
Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan :
- Status Internus dalam batas normal
- Status Ginekologi
Pada pemeriksaan Abdomen ditemukan linea nigra (+). Pada Inspeksi
genitalia didapatkan vulva berwarna livid, fluxus (+). Pada palpasi didapatkan
perbesaran uterus sebesar telur angsa dengan konsistensi kenyal, nyeri goyang
(-), posisi antefleksi. Pemeriksaan VT didapatkan fluxus (+), Portio menutup,
teraba lunak, permukaan licin, nyeri goyang (-), darah keluar dari OUE. AP
tidak teraba massa, CD tidak teraba massa. Pada Inspekullo, portio menutup,
permukaan licin, besar 1 jempol, darah (+), lesi (-).
- HCG Positif
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1. Perempuan usia 33 th, G3P2A0
dengan nyeri suprapubik
2. Perdarahan pervaginam, gumpalan
(-), flek (+), warna merah segar,
tidak berbau busuk
3. Amenore 15 minggu
4. Mamae menegang


Pemeriksaan Fisik
1. Epullis ginggiva (+)
2. Areola mamae lebih gelap dan
melebar
3. Linia Nigra (+)
4. TFU 1 jari diatas simpisis pubis
5. Chadwick sign (+)
6. Fluxus (+)
7. OUE menutup
8. CUT sebesar telur angsa, teraba
kenyal
9. Nyeri goyang portio (-)
10. Adnexa normal
11. Massa cavum doughlas (-)
12


VI. PROBLEM
Masalah Aktif Masalah Pasif
1. Perdarahan Pervaginam:
Suspect Abortus iminens
Suspect Abortus komplit


VII. DIAGNOSA BANDING
1. Suspect Abortus iminens
2. Suspect Abortus komplit
3. Blighted Ovum

VIII. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
INISIAL PLAN
a. IpDx
o Subjektif : -
o Objektif :
USG
Darah Rutin
b. IpTx
o Tirah Baring/ bedrest
o Asam Folat :400-800 mcg
o Fe
c. IpMx
o Pengeluaran Pervaginam : Perdarahan, jaringan
o KU, TV
o Keadaan janin: djj dengan dopler
12. HCG (+)
13

d. IpEx
o Menjelaskan tentang keadaan ibu
o Menjelaskan kepada ibu agar tidak banyak pikiran, mengurangi aktivitas
fisik
o Menjelaskan hal-hal yang dapat memicu keparahan abortus
o Pemakaian KB
e. Prognosis
o Ad Sanam : Ad bonam
o Ad vitam : Ad bonam
o Ad functionam : Ad bonam


















14

PEMBAHASAN
1. Definisi Abortus
5

Pengeluaran atau pengangkatan embrio atau janin dari uterus sebelum embrio
atau janin tersebut mampu mempertahankan hidupnya diluar rahim. Secara
klinis yaitu sebelum usia gestas 20 minggu dan dengan beratkurang dari 500
gram.
2. Macam- Macam Abortus
5

a. Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20
minggu.
b. Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
c. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah
mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
d. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan
lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
e. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya
masih dalam kandungan.
f. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.





15

3. Patofisiologi Abortus

4. Etiologi abortus imminens
6

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau
cacat, penyebabnya antara lain:
i. Kelainan kromosom, misalnya lain trisomi, poliploidi dan kelainan
kromosom seks.
abortus
spontan yang
terjadi 3 kali
atau lebih
berturut- turut
Abortus
infeksiosus
berat disertai
penyebaran
kuman atau
toksin
ke dalam
peredaran
darah atau
peritoneum

Perdarahan
bercak-
sedang,
kram perut
bawah,
serviks
tertutup,
uterus
sesuai usia
gestasi
16

ii. Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat
usia tua, dimana kondisi abnormal uterus dan endokrin atau sindroma
ovarium polikistik.
iii. Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya
dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya dalam uterus, disebut teratogen.
b. Kelainan plasenta, misalnya endarteritis terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.
c. Penyakit ibu, baik yang akut seperti pneumonia, tifus abdominalis,
pielonefritis, malaria, dan lain-lain, maupun kronik seperti, anemia berat,
keracunan, laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti
brusellosis, mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis. Kelainan traktus
genitalis, misalnya retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan
uterus. Terutama retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma
submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain keguguran
dalam trimester dua ialah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi,
amputasi, atau robekan serviks yang luas yang tidak dijahit.
5. Diagnosis
6

a. Tanda dan gejala abortus imminens
i. Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari
ostium, tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang
serviks atau adneksa.
ii. Tes kehamilan positif, dan
iii. Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup.
b. Pemeriksaan penunjang
17

i. Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Observasi Denyut Jantung
Janin
Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan
apakah janin viabel atau non viabel dan membedakan antara
kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortion. Jika
perdarahan berlanjut, ulangi pemeriksaan USG dalam tujuh hari
kemudian untuk mengetahui viabilitas janin. Jika hasil pemeriksaan
meragukan, pemeriksaan dapat diulang 1-2 minggu kemudian.
USG dapat digunakan untuk mengetahui prognosis.Pada umur
kehamilan tujuh minggu, fetal pole dan aktifitas jantung janin dapat
terlihat. Aktivitas jantung seharusnya tampak dengan USG saat
panjang fetal pole minimal lima milimeter. Bila kantong gestasi
terlihat, keguguran dapat terjadi pada 11,5% pasien. Kantong gestasi
kosong dengan diameter 15mm pada usia tujuh minggu dan 21mm
pada usia gestasi delapan minggu memiliki angka keguguran 90,8%.
Apabila terdapat yolk sac, angka keguguran 8,5%; dengan embrio
5mm, angka keguguran adalah 7,2%; dengan embrio 6-10mm angka
keguguran 3,2%; dan apabila embrio 10mm, angka keguguran hanya
0,5%. Angka keguguran setelah kehamilan 14 minggu kurang lebih
2,0%. Pemeriksaan ukuran kantong gestasi transvaginal berguna
untuk menentukan viabilitas kehamilan intrauteri. Diameter kantong
rata-rata lebih dari 13mm tanpa yolk sac atau diameter rata-rata lebih
dari 17mm tanpa mudigah diprediksikan nonviabilitas pada semua
kasus dengan spesifi sitas dan nilai prediksi positif 100%. Adanya
hematoma subkorionik tidak berhubungan dengan prognosis buruk.
Bradikardia janin dan perbedaan antara usia kehamilan berdasarkan
HPHT dengan hasil pemeriksaan USG menunjukkan prognosis
buruk.

18

ii. BIOKIMIA SERUM IBU
Kadar human chorionic gonadotropin (hCG) kuantitatif serial.
Evaluasi harus mencakup pemeriksaan hCG serial kecuali pasien
mengalami kehamilan intauterin yang terdokumentasi dengan USG,
untuk mengeliminasi kemungkinan kehamilan ektopik. Kadar hCG
kuantitatif serial diulang setelah 48 jam digunakan untuk
mendiagnosis kehamilan ektopik, mola, abortus imminens, dan
missed abortion. Kadar hCG serum wanita hamil yang mengalami
keguguran diawali dengan gejala abortus imminens pada trimester
pertama, lebih rendah dibandingkan wanita hamil dengan gejala
abortus imminens yang kehamilannya berlanjut atau dengan wanita
hamil tanpa gejala abortus imminens.
6. Penatalaksanaan Aktif
6

Penatalaksanaan aktif pada umumnya terdiri atas:
a. Tirah Baring
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus imminens
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
b. Abstinensia
Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens,
karena pada saat berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau
akibat stimulasi klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen dapat
mempercepat pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi
mikroorganisme di vagina.
c. Antibiotik hanya jika ada tanda infeksi
7. Pencegahan
6

a. Vitamin, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan
dapat mengurangi risiko keguguran.
19

b. Antenatal care (ANC), disebut juga prenatal care merupakan intervensi
lengkap pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau
mengidentifikasi dan mengobati kondisi yang mengancam kesehatan
fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi
kehamilan dan kelahiran sebagai pengalaman yang menyenangkan.
Penelitian observasional menunjukkan bahwa ANC mencegah masalah
kesehatan pada ibu dan bayi. Perdarahan pada kehamilan disebabkan oleh
banyak faktor yang dapat didentifi kasi dari riwayat kehamilan terdahulu
melalui konseling dan anamnesis.
8. Prognosis
6

Faktor yang
berpengaruh
Prognosis Baik Prognosis Buruk
o Riwayat




o USG


Usia Ibu saat hamil <
34 tahun.



Aktivitas jantung
normal
Usia ibu saat hamil
> 34 tahun
Riwayat keguguran
sebelumnya

o Fetal bradikardi
o Usia kehamilan
berdasarkan HPHT,
dengan panjang
crown to rump
berbeda
o Ukuran kantong
gestasi yang kosong
> 15 17 mm


20

Daftar Pustaka

1. Dinas Kesehatan Jateng. 2009. Profil Kementrian Kesehatan Indonesia Pusat
dan Surveilans Epydemiologi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
KementerianRI.
2. Dinas Kesehatan Jateng. 2007. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta:
KementerianRI.
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP SP.
4. Mayasari, A.R. 2010. Perbedaan tingkat pengetahuan antara primigravida dan
multigravida tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Sibela Surakarta.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret
5. Errol Norwitz & John Schorge. 2010. At a Glance Obstetri dan Ginekologi edisi
kedua. Jakarta: Erlangga
6. Nur Ilhaini Sucipto. Abortus Imminens: Upaya Pencegahan, Pemeriksaan, dan
Penatalaksanaan. CKD-206/ Vol. 40 no. 7, th 2013

Anda mungkin juga menyukai