Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

I.Pemulihan Sempurna dari Kelelahan Otot setelah Melakukan Kerja Frekuensi Rendah
Kelelahan Otot dapat diakibatkan oleh beberapa factor, diantaranya yaitu waktu istirahat otot
yang kurang, kontraksi yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, asam laktat yang
meningkat, sumber energy berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontraksi) berlangsung dalam
waktu yang cukup lama maka otot dapat kehabisan energy (ATP). Otot tidak memiliki waktu
yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus menerus berlangsung, maka produksi
ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi dengan cara anaerob akan membuat
penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat merupakan hasil dari pemecahan glikogen
yang dapat menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot dapat ditandai dengan tubuh menjadi
lemas.
1

Grafik hasil kerja orang coba yang stabil menunjukkan amplitudo yang sama. Hal ini
menunjukkan tidak terjadinya kelelahan otot pada orang coba, sehingga kerja otot tidak melebihi
dari kerja otot steady state. Jika tidak terjadi kelelahan otot, maka tidak ada penumpukan asam
laktat pada orang coba tersebut.
Pada percobaan ini, tampak terjadi kelelahan. Hal tersebut dapat terlihat pada grafik
ergogram, dimana grafik semakin menurun. Hal ini menunjukkan orang coba mengalami
kelelahan otot. Hal ini menunjukkan, kerja otot orang coba melebihi kerja otot steady state.
Sehingga, asam laktat hasil metabolisme anaerob yang dihasilkan telah menumpuk sehingga
terjadi kelelahan pada orang coba.
Energi untuk melakukan kerja diperoleh dari hasil metabolisme. Metabolisme anaerob
menghasilkan sisa asam, salah satunya asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan berlebih akan
menumpuk dan menyebabkan kelelahan. Pada percobaan pertama, orang coba tidak terjadi
kelelahan otot. Hasil penggambaran ergogram, terlihat grafik yang cenderung stabil. Hal ini
menunjukkan sumber energi yang dimiliki orang coba masih ada, sehingga tidak terjadi
penumpukan asam laktat. Kondisi tersebut, tidak menimbulkan rasa lemah, lesu, atau penurunan
konsentrasi.


Apakah terjadi kelelahan pada percobaan ini?
Pada percobaan pertama dimana otot pada tangan melakukan aktivitas
dengan beban berat 1/3 dari beban maksimal, otot melakukan kerja lebih lama. Kelelahan yang
dialami juga tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan otot yang tidak mengalami oklusi dapat
bergerak bebas. Selain itu, dengan sela waktu 4 detik sebelum penarikan,otot dapat melakukan
kontraksi dan relaksasi dalam waktu yang cukup. Sela waktu 4 detik juga memungkinkan
pengangkutan oksigen dari peredaran darah ke otot secukupnya agar glikolisis aerob dapat
berlangsung untuk mendapatkan tenaga saat melakukan tarikan. Asam laktat yang dihasilkan pun
lebih terorganisir dengan baik (mendapatkan oksigen lebih banyak sehingga asam laktat dapat
dipecah). Hal ini menyebabkan proses pemulihan dari kelelahan otot terjadi lebih cepat.
1.Pearce, Evelyn C.2006. Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis. PT.Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. Cetakan kedua puluh sembilan. Hal. 141-144

Anda mungkin juga menyukai