)
Artinya:Dan Apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al kitab
(Al Quran) sedang Dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat
rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-Ankabut:51)
a. Makna Mufrodat
Apakah tidak
Mencukupi mereka
Bahwasannya kami
Kami telah menurunkan
Kepadamu
Kitab
Dibacakan
Kepada mereka
Sesungguhnya
Didalam
Itu
Benar-benar ada rahmat
Dan pelajaran
Bagi kaum
Mereka beriman
Sumber: (Kurnia, et al. 2012, 801)
b. Asbabun Nuzul
Yahya bin Jadah ra. Menjelaskan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan beberapa
orang muslin yang menemui Rasullullah saw. Sambil membawa kitab berisi tulisan yang mereka
dengar dari kaum Yahudi. Rasul saw. Pun bersabda, cukuplah kesesatan kaum itu yang tak
menyukai kitab yang diturunkan kepada nabi mereka, dan mengajak orang lain untuk mengikuti
apa yang dibawa oleh selain nabi.(Hatta 2009, 402)
c. Makna global
Allh menjelaskan tentang kebodohan mereka yang mendorong mereka meminta mukjizat-
mukjizat hissiy untuk menunjukan kebenaran kerasulannya, padahal telah diberikan kepada
mereka mukjizat yang bersifat abadi untuk selama-lamanya, yaitu Al-Quran yang dibacakan
kepada mereka pada malam dan siang hari. Didalamnya terdapat kisah tentang umat-umat
sebelum mereka dan berita tentang orang-orang sesudah mereka. Juga hukum yang memutuskan
diantara mereka. Dan didalam Al-Quran terkandung penjelasan tentang orang-orang sesudah
mereka. Juga hukum yang memutuskan diantara mereka. Dan didalam alquran terkandung
penjelasan tentang perkara yang haq dan tolakan terhadap perkara yang batil. Bahkan
didalamnya terkandung peringatan akan turunnya azab atas orang-orang yang
mendustakan orang-orang yang berbuat maksiat.(Al-Maragi 1993, 12)
d. Pendapat para mufassir
Menurut tafsir al-azhar, al kitab yang dimaksud dalam ayat ini adalah al-quran. Al-quran
ini sampai dari tuhan sebagai wahyu, yang telah dibacakan pula kepada mereka. Orang-orang
quraisy pun tahu bahwa al-quran memiliki kualitas bahasa yang tinggi.manusia-manuasia yang
tadinya tidak berarti, manusia yang tadinya tidak berharga, tidak mempunyai tujuan hidup, tidak
mempunyai cita-cita, lalu dibacakan kepadanya al-quran, maka kepada manusia itu jadi berubah.
Sebagaimana dalam ayat lain dikatakan hendaklah orang menyambut baik seruan Allh dan
rasul. Karena seruan Allh dan rasul untuk membuat dirimu menjadi hidup. Maka orang yang
tidak menerima seruan Al-quran samalah al-quran samalah arti hidupnya dengan mati.(Hamka
1988)
Adapun menurut tafsir Al-aisar maksud dari ayat ini adalah tidaklah cukup bagi kalian
satu mukjijat, bahwa Allh taala telah menurunkan kepadaku kitab-Nya, lalu aku
membacakannya kepada kalian pada pagi dan sore hari? Maka, mukjijat manakah yang lebih
besar selain kitab yang dibawa olehrasul ummi? Dimana ayat-ayatnya mengandung petunjuk dan
cahaya, pada waktu yang sama ia sebagai rahmat dan peringatan yaitu nasihat bagi kaum yang
beriman. Ia adalah mukjijat yang akan tetap ada, kokoh dan tegak. Mereka yang membacanya
akan memperoleh nasehat dan rahmat sehingga mereka saling menyayangi. Al-quran adalah
rahmat dan pengingat, yakni sebagai pelajaran dan nasihat bagi orang-orang yang
mengimaninya, dan mengimani orang yang diturunkan kepadanya Al-quran itu.(Jabir 2008)
Menurut pak M.Quraish Syihab(shihab 2009) yang dimaksuda dengan ayat ini
adalah.Dan mereka yakni tokoh-tokoh kafir makkah, berkata: mengapa tidak diturunkan
kepadanya bukti-bukti, yakni mukjijat-mukjijat yang bersifat indriawi dari tuhan yang diakui
sebagai pemelihara dan pembimbingnya? katakanlah: sesungguhnya bukti-bukti, yakni
mukjijat-mukjijat yang kamu minta itu, semata-mata berada disisi Allh, yakni dibawah
wewenang dan terserah kepada-Nya kepadaku dan aku hanya seorang pemberi berita gembira
yang jelas bagi yang taat kepada Allh peringatan yang nyata bagi yang membangkang.
Penggunaan bentuk mudhari (kata kerja masa kini dan datang) pada katayatlu mengisyaratkan
bahwa ayat-ayat al-quran, sejak masa nabi muhammad saw, kini, dan masa datang akan terus
dibaca.
Adapun menurut tafsir ibnu katsir ayat ini memiliki makna, apakah tidak cukup bagi
mereka satu tanda bahwa kami telah menurunkan kepadamu sebuah kitab agung yang
mengandung kabar sebelum mereka, kabar setelah mereka dan hukum di antara mereka.
Sedangkan engkau adalah seorang yang ummi, tidak mampu membaca dan tidak mampu menulis
serta tidak bercampur dengan seorang ahli kitab pun. Maka, engkau datangkan kepada mereka
dengan berita-berita yang ada pada shuhuf-shuhuf pertama dengan memberikan penjelasan yang
benar tentang apa yang mereka perselisihkan serta dengan kebenaran yang tegas, jelas dan nyata.
Didalam al-quran ini sungguh mengandung penjelasan kebenaran dan penghapus kebatilan serta
peringatan dengan isinya yang mengandung lepasnya bencana dan turunnya siksaan bagi para
pendusta dan para pelaku maksiat terhadap kaum yang beriman.(a. b. syaikh 2004)
Menurut tafsir al-maragi apakah kurang cukup dalil yang menunjukan kebenaranmu bagi
mereka. Yaitu kami telah menurunkan Al-Kitab kepadamu, yang dapat mereka baca dan mereka
pelajari dimalam dan siang hari. Sedang kamu adalah orang ummy yang tidak pandai membaca
dan menulis, serta kamu belum pernah berguru dengan seorang ahli kitabpun? Kamu telah
mendatangkan kepada mereka berita-berita tentang apa yang terdapat di dalam kitab-kitab yang
dahulu, kamu menjelaskan mana yang benar tentang apa yang mereka perselisihkan di antara
sesamanya.(Al-Maragi 1993, 15)
2. Al-quran surat Al-Mutafifin ayat 13
(
)
Artinya: yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang
yang dahulu" (QS. Al-Mutafifin:13)
a. Makna Mufrodat
Apabila
Dibacakan
Kepadanya
Ayat-ayat kami
Berkata
Cerita-cerita dongeng
Orang-orang yang terdahulu
Sumber : (Kurnia, et al. 2012, 1173)
b. Asbabun Nuzul
Ibnu Abi Hatim mengatakan, Ayat ini turun berkenaan denganUbay bin Khalaf.
Rabbmu yang telah menciptakanmu, lalu menjadikan anggota tubuhmu dalam keadaan
sempurna, tidak cacat lagi bermanfaat, dan menjadikanmu sebagai sosok yang seimbang dan
selaras. (Zuhaili, et al. 2009, 588)
c. Makna global
Dalam ayat-ayat ini dijelaskan bahwa Allh telah menyediakan sebuah kitab yang
mencatat semua perbuatan orang yang berdosa. Orang-orang yang melampaui batas agama
adalah mereka yang mendustakan hari akhir. Apabila ayat-ayat al-quran dibacakan, merekapun
menyatakan bahwa apa yang didengarnya itu tidak lain merupakan dongengan orang-orang
purbakala. Perbuatan mereka seperti itu, yang telah menjadi kebiasaan, menutup jiwa dan
hatinya sehingga sulit untuk menerima kebenaran.(ash-Shiddieqy 2003, 4525)
d. Pendapat para mufassir
Menurut tafsir al-maraghi cerita al-quran tentang syurga, tentang neraka, tentang
ancaman, tentang azab, siksaaan Tuhan kepada yang durhaka dianggapnya dongeng belaka.
Karena dari zaman purbakala telah datang rasul-rasul Allh menyampaikan berita itu. Berita
tentang hidup kekal sesudah mati, tentang pembalasan yang akan diterima kelak. Mereka anggap
itu dongeng sebab mereka memandang bahwa dalam hal itu tidak ada bukti. Tidak ada orang
yang telah masuk ke dalam kubur yang hidup kembali buat meberitahukan pengalaman-
pengalaman yang mereka tempuh di alam lain itu.(Hamka 1985)
Menurut tafsir al-qurthubi yang dimaksud dengan ayat ini adalah yang artinya yang
apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat kami, ia berkata: itu adalah dongengan orang-orang
terdahulu, menurut mayoritas ulama yang dimaksud dengan
(dongengan-dongengan) yakni
uah pembicaraan dan sendagurau mereka yang mereka tulis dan hias dengan penuh kebohongan,
bentuk tunggalnya adalahustuurotundan istoorotun penjelasannya telah di sebutkan
sebelumnya. (Al-Qurthubi 2009, 187-188)
Adapun menurut tafsir ulama unisba maksud dari ayat ini adalah, menolak kebenaran
ayat-ayat yang disampaikan nabi dan para rasulnya. Mereka mengatakan, ajaran yang
disampaikan nabi merupakan dongeng dan kisah orang-orang terdahulu.al-quran adalah
informasi-informasi oarng-orang kuno yang telah ketinggalan zaman. Orang-orang terdahulu
terkenal pembohong dan penyebar kesalahan. Jadi, orang-orang pendusta itu berdalih, al-quran
yang disampaikan nabi Muhammad bukan wahyu Allh Swt. Penolakan semacam ini seringkali
dikemukakan orang kafir saat disampaikan ajaran yang benar. (juz'ama 2008, 135)
Menurut tafsir al-azhar ayat ini mengandung arti (p. d. hamka 1985, 80)Cerita al-
quran tentang syurga, tentang neraka, tentang ancaman azab siksaan tuhan kepada yang durhaka
dianggapnya dongeng belaka. Karena dari zaman purbakala telah datang rasul-rasul Allh
menyampaikan berita itu. Berita tentang hidup kekal setelah mati, tentang pembalasan yang akan
diterima kelak. Mereka anggap itu dongeng sebab mereka memandang bahwa dalam hal itu tidak
ada bukti. Tidak ada orang yang telah masuk ke dalam kubur yang hidup kembali buat
memberitahukan pengalaman yang mereka tempuh di alam lain itu.
Dan menurut al-aisar ayat ini menjelaskan tentang orang-orang yang melampaui batas
dan banyak berbuat dosa ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allh untuk mengingatkan
dan sebagai pelajaran untuk mereka, maka mereka akan menolaknya dan berkata itu adalah
dongengan rang-orang zaman dahulu, maksudnya dongeng dan cerita orang-orang terdahulu
yang masih tertulis. Mereka mendustakan dan mengingkari Al-Quran. (s. a. Al-jazairi 2009, 845)
Menurut tafsir al-mishbah maksud ayat ini adalah, pengingkaran terhadap hari
pembalasan mengakibatkan seseorang enggan melakukan kebaikan kalau tidak mendapat
ganjaran segera dan juga berani melakukan kejahatan terhadap yang lemah. Sebaliknya,
kepercayaan tentang adanya hari pembalasan menjadikan selalu awas dan waspada, dan kalau
dia mengahdapi orang lemah, ia tetap berhitung bahwa, kalau kini ia kuat dan dapat berlaku
berwenang-wenang atasnya, ada hari dimana manusia semua akan diperlakukan Allh secara adil
dan ketika itu ia terancam mendapat balasan kejahatannya. Keyakinan bahkan dugaan ini akan
mampu menjadikan manusia berpikir dua kali sebelum melangkahkan kaki melakukan
dosa. (shihab, tafsir al-mishbah 2009, 146)
Menurut sumber lain, mereka memperolok kebenaran dan menganggapnya kebohongan
saja.(Ali 1995, 1580)
Orang-orang yang apabila dibacakan al-quran, mengatakan: Al-Quran itu bukan
wahyu yang diturunkan dari Allh, tetapi nkumpulan cerita orang-orang purbakala, yang
diterima dari orang lain.(ash-Shiddieqy 2003, 4525)
3. Al-quran surat Al-Baqarah ayat 121
)
Artinya:orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan
yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya,
Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.(QS. Al-Baqarah:121)
a. Makna Mufrodat
Orang-orang yang
Telah kami beri mereka
Kitab
Mereka membacanya
Sebenar-benarnya
Bacaannya
Mereka itulah
Mereka beriman
Kepadanya
Dan barang siapa
Dia ingkar
Kepadanya
Maka mereka itulah
Merekalah
Orang-orang yang merugi
b. Asbabun nuzul
Ayat ini turun disebabkan orang-orang Yahudi meminta Nabi untuk berdamai dan mereka
berjanji kepada beliau, bahwa jika beliau ingin berdamai dengan mereka, maka mereka akan
mengikuti dan setuju dengan ajaran yang beliau bawa.(Zuhaili, et al. 2009, 20)
c. Makna global
Menurut tafsir an-nur dalam ayat-ayat ini Allh menjelaskan ada segolongan orang
Yahudi yang bisa diharapkan akan beriman, yaitu golongan yang memahami Kitabnya dan dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mereka bisa memahami rahasia-rahasia
agama dan meyakini apa yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad saw adalah benar sesuai
dengan kemaslahatan manusia. Itulah orang-orang yang jiwanya bersih.(T. M. ash-Shiddieqy
2000, 120)
d. Pendapat mufasir
Menurut tafsir an-nur ayat ini memberikan penjelasan diantara ahli kitab ada segolongan
orang yang membaca Taurat dan meresapi isinya, serta menghayatinya. Mereka juga memelihara
lafal-lafal Taurat dan mamahami makna, rahasia, serta hikmah yang terkandung didalamnya.
Merekalah yang dipandang sebagai orang-orang yang berakal , karena mereka memahami apa
yang dibawa nabi muhammad adalah benar dan mereka menjadikannya sebagai petunjuk.
Mereka itu seperti Abdullah ibn Salam dan kawan-kawannya yang telah beriman kepada nabi.(T.
M. ash-Shiddieqy 2000, 198)
Menurut tafsir al-azhar ayat ini memberikan penjelasan kepada kaum muslimin,
bahwasanya apabila mereka membaca kitab al-quran yang diturunkan kepada mereka dengan
perantaraan nabi. Sebenar-benarnya membaca, yaitu difahamkan isinya dan diikuti, orang yang
semacam itulah yang akan merasai nikmat iman kepadanya. Kalau kita sambungkan dengan ayat
sebelumnya, bahwasannya yahudi dan nasrani tidak bersenang hati, sebelum orang islam
mengikuti agama mereka, maka orang islam yang tidak memperhatikan, membaca dan mengikuti
al-Quran yang akan dapat mengikuti agama yang lain. Setelah ahli tafsir
mengartikanyatlnahu dengan membaca dan mengikutinya. Al-azhar pun menggabungkan kedua
arti itu, membaca dan mengikuti. Jangan hanya semata-mata hanya membaca, padahal tidak
diikuti. Jadi, setelah membaca maka ikuti apa yang telah dibaca. (hamka, 1982)
Adapun menurut tafsir al-maraghi maksud dari ayat ini adalah diantara ahli kitab ada
yang mempelajari kitab taurat dengan penuh pengertian, hingga mampu memahami secara detail.
Mereka juga menjaga kefasihan kata-katanya dan memikirkan makna yang terkandung, di
samping memahami hukum dan rahasia-rahasia. Mereka adalah orang-orang yang mengetahui
bahwa yang dibawa muhammad adalah kebenaran. Karenanya, golongan ini mau beriman
kepada rasulullah saw. Dan memakai petunjuk yang lurus ini. Di antara mereka, abdullah ibnu
salam dan kaum yahudi lain yang mengikuti jejaknya. Mereka adalah pemimpin yang keras
kepala dan orang-orang yang bodoh terhadap perkataan orang-orang kelompok pertama. Mereka
adalah orang-orang yang rugi karena kehilangan kebahagiaan di dunia, kemuliaan, kejayaan
yang Allh anugerahkan kepada siapa saja yang membeda agama-Nya. (Al-maraghi, 1992)
Dari tafsir al mishbah (syihab, 2007)Setelah mengancam siapa diantara ahl kitab yang
wajar diperingati dan diancam karena mengubah kandungan al-kitab, dijelaskan di sini kelompok
yang wajar mendapat berita gembira. Mereka adalah orang-orang yang telah kami berikan
kitab yakni taurat dan injil, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya yakni
mengikuti tuntutanannya secara baik dan sempurna serta sesuai dengan apa yang diturunkan
Allh tanpa melakukan atau mempercayai perubahan yang ada, mereka ituyakni yang sungguh
tinggi kedudukannya di sisi Allh beriman kepadanya yakni kepada kitab suci. Dan barang
siapa yang ingkar yakni kepada kitab suci, maka mereka itulah bukan selain mereka orang-
orang yang benar-benar rugi, celaka dan binasa. Kalimat yatlnahu haqqa tilwtihi yakni
mereka membaca dengan tekun sambil mempelajari secara sungguh-sungguh kandungannya,
lalau mengikuti bacaan itu dengan pengalaman yang benar.
Menurut tafsir al-aisar dalam ayat ini Allh taala memberitahukan bahwa mereka yang
diberi kitab taurat dan injil, lalu mereka senantiasa mengkajinya secara benar, mereka tidak
menyelewengkan dan tidak menyembunyikan isinya, mereka itulah orang-orang yang benar-
benar beriman kepada Al-kitab. Barang siapa dari ahli kitab yang beriman kepada Allh dan ia
membacanya dengan sungguh-sungguh, maka sudah pasti ia akan beriman kepada nabi
muhammad yang ummi (buta huruf) dan mau masuk ke dalam agamanya. Jalan petunjuk ilahi
bisa ditempuh melalui tilwa kitab Allh taala secara sungguh-sungguh, yaitu dengan
memperindah bacaan, menghayati isi petunjuknya, mengimani ayat yang muhkamat maupun
ayat mutasyabihat, menhalalkan apa yang dihalalkan dan mengaharamkan apa yang diharamkan,
serta menegakan batas-batas ketentuannya sebagaimana menegakan (membaca dengan baik dan
benar) huruf-hurufnya. (Al-jazairi, 2008)
Di dalam tafsir al-muyasar dikatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah orang-orang
yang telah diberi kitab mereka menjalankan isinya dengan penuh ketaatan, berpetunjuk dengan
petunjuknya, menghalalkan apa yang dihalalkan olehnya, mengharamkan apa yang diharamkan
olehnya, mengamalkan semua hukum-hukumnya, dan mempercayai hal-hal yang hanya
diketahui oleh Allh maksudnya dari isi kitab tersebut maka mereka itulah orang-orang yang
benar-benar mempercayai dan memegangnya. Mereka bukan termasuk orang-orang yang
membeda-bedakan kitab-kitab Allh dan para rasul-Nya dengan berkata, kami beriman kepada
sebagian dan kafir kepada sebagian yang lain. Ketahuilah, barang siapa berperilaku seperti ini
maka ia telah keluar dari ketaatan kepada kami, membangkang dari syariat kami, dan melanggar
janji kami. Dan balasan baginya adalah kerugian, kebinasaan, dan siksaan yang kekal. (al-Qarni,
2007)
Menurut tafsir ibnu katsir yang dimaksud orang-orang dalam ayat ini adalah para sahabat
rasulullah. Barang siapa diantara ahlul kitab yang menegakan kitab Allh yang diturunkan
kepada para nabi terdahulu dengan sebenar-benarnya, maka ia akan berfirman kepada apa yang
engkau bawa. Jika kalian benar-benar menegakan taurat, injil, dan Al-quran, beriman kepadanya
dengan sebenar-benarnya, serta membenarkan kandungannya yang memuat berita-berita
mengenai pengutusan nabi muhammad saw, sifat-sifatnya, perintah untuk mengikutinya dan
membantu serta mendukungnya, niscaya hal itu akan menuntun kalian kepada kebenaran dan
menjadikan kalian mengikuti kebaikan di dunia dan di akhirat.(syaikh, 2009)
Menurut ath-tabari(isawi, 2009) Amru bin ali menceritakan kepada kami, ia berkata: Al
muammil menceritakan kepada kami, ia berkata: sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata:
yazin menceritakan kepada kami dari murrah, dari abdullah; tentang firman Allh mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya ia berkata, mengikutinya dengan sebaik-
baiknya. Ada juga yang berpendapat bahwa ayat ini menjelaskan tentang maksud dari ayat ini
adalah membaca dengan bacaan yang sebenarnya adalah dengan menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram, membacanya sesuai yang diturunkan Allh, tidak mengubah
perkataan dari tempat-tempatnya, dan tidak mentakwilkan sesuatu diluar takwilnya.
4. Al-Quran surat al-anfal ayat 2
)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allh[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS. Al-Anfal:2)
a. Makna Mufrodat
Sesungguhnya
Orang-orang yang beriman
Orang-orang yang
Apabila
Disebutkan
Allh
Gemetar
Hati mereka
Dan apabila
Dibacakan
Kepada mereka
Ayat-ayatnya
Maka ia menambahkan mereka
Keimanan
Dan kepada
Tuhan mereka
Mereka bertawakal
b. Asbabun Nuzul
Ayat ini turun berkenaan dengan pembagian harta rampasan Perang Badar. Ayat ini
tentang cara pembagian rampasan perang dan diperuntukan bagi siapa, apakah bagi sahabat
Muhajirin, atau sahabat Anshar, atau dua-duanya. (Zuhaili, et al. 2009, 178)
c. Makna global
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Allhlah yang menetapkan pembagian harta rampasan
perang. Selain itu menjelaskan tentang sifat-sifat mukmin yang hak (benar), yaitu :
gentarhatinyajikadiingatkan (disebut) nama Allh, bertambah imannya apabila ayat-ayat Allh
dibaca di depannya, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allh (tawakal), mendirikan
sembahyang dan menafkahkan sebagian hartanya.(T. M. ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur'anul
Majid An-Nur 2000, 1548)
d. Pendapat para mufassir
Menurut tafsir an-nur berpendapat bahwa semuua orang mukmin yang benar dan hatinya
tulus ikhlas dalam beriman adalah mereka yang memiliki lima sifat seperti diuraikan berikut ini.
Pertama, mereka yang apabila ingat kepada Allh, mengakui kebesaran-Nya, serta mengingat
janji dan ancaman-Nya, maka timbulah ketakutan dalam jiwanya. Kedua, mereka yang apabila
dibacakan atau membacakan al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad, maka bertambahlah
imannya, berangsur-angsur sempurnalah keyakinannya dan meningkatlah kesungguhan beramal.
Orang mukmin semakin banyak dalil yang diperolehnya semakin kuat hujjah yang didapatinya,
akan semakin tinggi imannya, semakin tertanam dalam akidahnya dan semakin mengerjakan
amalan yang baik. Ketiga, mereka sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allh, tidak kepada
sesuatu yang lain, mereka bertawakal dan beramal degngan sesungguh hati, disamping
mengerjakan ibadat agama. Ketiga sifat tersebut ini merupakan sifat hati yang berkaitan dengan
hati. Adapun dua sifat lainnya yang berkaitan dengan amalan fisik.(T. M. ash-Shiddieqy, Tafsir
Al-Qur'anul Majid An-Nur 2000, 1547)
Dalam tafsir al maraghi juz 7,8,9 hal 311 disebutkan bahwa orang yang benar benar
beriman yaitu, orang-orang yang ikhlas dalam keimanan mereka adalah orang orang yang ingat
kepada Allh dalam hati mereka maka mereka merasa takut terhadap kebesaran dan kekuasan
Allh terhadap janji ancaman dan perhitungannya kelak terhadap hamba-hambanya. Dan apabila
dibacakan kepada ayat-ayat Allh yang diturunkan kepada Nabi-Nya yang terakhir maka
bertambah yakinlah mereka dalam beriman, bertambah mantaplah mereka dalam ketentraman
dan bertambah semangat dalam beramal. Bahwa orang-orang yang beriman itu bertawakal
kepada Tuhan semata-mata, tanpa menyerahkan urusan mereka kepada selain Allh siapa saja
yang yakin bahwa Allh lah yang mengatur segala urusannya dan segala urusan alam semesta
ini, dia tidak mungkin menyerahkan urusan-urusaan itu sedikitpun kepada selain Allh.
Dalam tafsir dalam tafsir al-qurthubi jilid hal. 923 disebutkan bahwa para ulama berkata
ayat ini merupakan dorongan kepada kaum Muslimin untuk menaati perintah Rasulullah saw.
Yang berkaitan dengan pembagian harta rampasan perang. Kalimat Dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambah iman mereka (karenanya), maksud ayat ini adalah
keyakinannya semakin bertambah. Keimanan seseorang pada hari ini merupakan tambahan dari
keimamannya di hari kemarin. Orang yang meyakini sesuatu hal untuk kedua dan ketiga kalinya,
maka hal itu merupakan tambahan bagi keyakinan sebelumnya. Ada yang berpendapat bahwa
maksudnya adalah dada mereka bertambah lapang dengan banyak ayat dan dalil yang didengar.
Dalam tafsir ibnu katsir jili 4 hal 6 disebutkan bahwa Imam Bukhari dan imam-imam
lainnya telah menjadikan ayat ini dan ayat semisal lainnya sebagai dalil yang membuktikan
bahwa iman itu bertambah dan tingakatannya di dalam hati berbeda-beda, sebagaimana pendapat
jumhur ulama. Makdud kalimat Dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal adalah mereka tidak
mengharap selain Dia kepada-nya tidak berlindung kecuali di sisi-Nya tidak meminta kebutuhan-
kebutuhannya kecuali dari-Nya. Mereka pun mengetahui bahwa apa yang dikehendaki Allh
pastilah terjadi dan apa yang tidak Allh kehendaki tidaklah terjadi. Dialah yang mengatur
kerajaan-Nya, Dialah yang tunggal dan tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menolak
keputusan-Nya dan Allh-lah yang Mahacepat hisab-Nya.
Dalam tafsir al-Misbah volum 5 hal 375 dijelaskan bahwa ayat ini Allh menjelaskan
sebagian sifat yang menyandang predikat mukmin yaitu: Orang-orang mukmin yang mantap
imannya dan kukuh lagi sempurna keyakinannya hanya mreka yang membuktikan pengakuan
iman dengan perbuatan sehingga apanbila disebut nama Allh sekedar mendengar kata itu,
getarlah hati mereka karena mereka sadar akan kekuasaan dan keindahan serta keagungan-Nya
dan apabila dibacakan oleh siapapun kepada mereka ayat-ayat-Nya, ia yakni ayat-ayat itu
menambah iman mereka karena memang mereka telah mempercayai sebelum dibacakan,
sehingga setiap ia mendengarnya kembali tebuka lebih luas wawasan mereka dan dan terpancar
lebih banyak cahaya ke hati mereka dan kepercayaan itu menghasilkan rasa tenang mengahadapi
segala sesuatu sehingga hasilnya adalah dan kepada Tuhan mereka saja mereka berserah diri.
Dalam Tafsir Al Azhar juz 7,8,9 hal 250 disebutkan bahwa apabila ada orang yang
mengakui dirinya beriman, belumlah diterima iman itu dan belumlah terhitung ikhlas, kalau
hatinya belum bergetar mendengar nama Allh disebut orang. Apabila nama itu disebut,
terbayanglah dalam ingatan orang yang beriman itu betapa maha besarnya kekuasaan Allh,
mengadakan, menghidupkan, mematikan, dan melenyapkan. Dan ingatan kepada Allh itu bukan
semata-mata karena disebut, melainkan karena melihat pula bekas kekuasaan-Nya. Maka merasa
takutlah ia kalau-kalau usianya akan habis padahal ia belum melaksanakan apa yang
diperintahkan oleh Allh.
5. Al-Quran surat Al-Imran ayat 164
)
Artinya: sungguh Allh telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allh mengutus
diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat Allh, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab
dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata.(QS. Al-Imran:164)
a. Makna Mufrodat
Sungguh telah
Memberi karunia
Allh
Kepada
Orang-orang beriman
Ketika
Dia mengutus
Diantara mereka
Seorang rasul
Dari
Mereka sendiri
Dia membacakan
Kepadanya
Ayat-ayatnya
Dan membersihkan mereka
Dan mengajarkan kepada mereka
Kitab
Dan hikmah
Dan jika
Mereka dahulu
Dari
Sebelum
Sungguh dalam
Kesesatan
Yang nyata
b. Asbabun Nuzul
Ibnu Abbas berkata,Ayat ini turun ketika sebuah topi merah yang hilang setelah Perang
Badar, lantas sebagian orang berkata, Mungkin Rasulullah mengambilnya, Lalu Allh
menurunkan ayat, dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat.(Zuhaili, et al. 2009, 72)
c. Makna global
Sesungguhnya Allh s.w.t. telah memberi karunia dan memuliakan kaum Muslimin
dengan mengutus Muhammad s.a.w. yang beraal dari bangsa dan kabilah mereka sendiri; agar
mereka mengikuti beliau dan menjadikan beliau sebagai panutan bagi mereka. Beliau
membacakan ayat-ayat Allh s.w.t. bagi mereka, menjelaskan segala hokum, menunjukkan budi
pekerti yang paling mulia,membersihkan hati mereka dari kotoran, najis, sangsi dan keraguan,
serta mengajarkan kepada mereka al-Quran dan as-Sunnah. Padahal, sebelumnya mereka
tenggelam dalam kegelapan dan terperosok dalam pelanggaran. Mereka tidak memiliki cahaya
yang dapat member mereka petunjuk. Juga tidak ada pemimpin yang layak diikuti, tidak ada pula
syariat yang bisa dijadikan sandaran hukum. Mereka justru berada kesesatan yang besar dan
nyata. (al-Qarni, Tafsir Muyassar, 2007)
d. Pendapat mufasir
Allh telah menggambarkan sifat nabi dengan gambaran yang masing-masingnya
menunjukan suatu anugerah yang agung dan tidak ternilai:, Sesungguhnya Nabi saw. Berasal
dari mereka. Maksudnya beliau berasal dari kalangan bangsa Arab. Dengan demikian, mereka
akan lebih cepat menanggapi ajakannya, mengambil hidayah dengan petunjuknya. Sang nabi
akan lebih dipercaya oleh mereka dibandingkan jika beliau bukan berasal dari kalangan mereka.
Nabi membacakan untuk mereka ayat-ayat Allh yang menunjukan kekuasaan, keesaan dan
pengetahuan-Nya, agar jiwa manusia terarah padanya untuk mengambil faedah dan teladan
darinya. Sesungguhnya nabi menyucikan dan membersihkan jiwa mereka dari lidah palsu,
bujukan-bujukan wasaniy dan kotorannya. Sebab bangsa Arab dan lainnya sebelum islam, hidup
dalam kekacauan akhlak, akidah dan etika. Kemudian Nabi Muhammad saw. Mencabut dari
mereka akar-akar wasaniy dan mengenyahkan kepercayaan batil dari akidah mereka. Nabi saw.
Mengajari mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan hikmah (hadis). Mengajarkan Al-Kitab berarti
memaksakan mereka agar mau belajar menulis dan membebaskan mereka dari kebuta hurufan
menuju cahaya ilmu dan pengetahuan. Nabi meminta agar mereka menulis Al-Quran dan beliau
membentuk sekretaris-sekretaris wahyu. (al-maraghi 1993)
Menurut tafsir al-Qurthubi firman Allh SWT,