Anda di halaman 1dari 82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
MEDAN


SKRIPSI

PERANAN ANGGARAN SEBAGAI ALAT PENGAWASAN
BIAYA PRODUKSI PADA PT. MUTIFA MEDAN


OLEH :

NAMA : RINI ADISTIKA
NIM : 020503052
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : S - I














Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar sarjana Ekonomi
2007
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT.
Mutifa Medan.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipulikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi
level Program Reguler S-I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas
dan apa adanya. Dan bila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh perusahaan.


Medan, 22 November 2007
Yang Membuat Pernyataan


( Rini Adistika )
NIM : 020503052
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun skripsi ini berjudul Peranan
Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa
Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan dan kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi pengembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang dan demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu selama penulis
menjalani masa perkuliahan dan penulisan skripsi terutama kepada kedua orang
tuaku yang terkasih dan tercinta : Ayahanda Wakidi, Ibunda Rosmawati. J uga
kepada abang, kakak dan adikku tersayang Ricky Hamdani, Rizna Wahyuni. Rita
Khairani, M. J uanda dan yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi dan
dukungan baik secara moril dan matrial kepada penulis. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. J hon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan
Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Acc, Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikirannya dalam membimbing dan menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak dan Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM,
Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah banyak memberikan kritik
dan saran bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Wali (Penasehat Akademik) yang
telah banyak membantu dalam konsultasi akademik selama penulis menjalani
perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Departemen Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama perkuliahan.
7. Para pegawai perpustakaan pusat maupun fakultas dan bagian administrasi
khususnya bagian akuntansi dan bagian pendidikan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam
urusan administrasi dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
8. Pihak PT. Mutifa Medan : Bapak Drs. R.A Lubis dan pihak yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuanganku : Aini, Ayu Acan, Yulia Elwan, Yusnita, Hade,
J uli, Yuska, Indri Rosliani, Christofer, David, Pernando, Eliber, Renold, Bang
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Ricky, Kak Yola, Kak Yefni dan seluruh teman-teman di departemen
akuntansi.
10. Untuk teman-teman alumni SMA Eria : Firda Yanti, Efita Madina Lubis,
Nurhamidah, Masal, Eri.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang
membutuhkannya.
Amin Ya Robbal Alamin


Medan, 22 November 2007
Penulis,


Rini Adistika
NIM: 020503052

















Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

ABSTRAK

Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disyahkan dan merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Biaya
produksi adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi dikatagorikan menjadi 3(tiga)
jenis biaya yaitu: Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost), Biaya Buruh
Langsung (Direct Labor Cost), dan Biaya pabrikasi lainnya (Factory Overhead
Cost). Anggaran merupakan alat pengawasan yang berari melakukan evaluasi
(menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara menbandingkan realisasi
dengan rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah anggaran yang
ditetapka perusahaan telah sesuai dengan realisasi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif. J enis data yang yang digunakan adalah data primer yakni data yang
secara langsung di dapat dari PT. Muttfa Medan dengan teknik wawancara dengan
bagian akuntansi maupun teknik dokumentasi untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penulisan skripsi. Dan data yang digunakan penulis adalah data
sekunder yang diperoleh dari PT. Mutifa Medan berupa struktur organisasi,
sejarah singkat perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode
deskriptif komparatif, dimana dta dikumpulkan, di susun, diinterpretasikan, di
analisis, sehingga memberi keterangan bagi pemecaha masalah yang dihadapi.

Penulis telah melakukan penelitian mengenai peranan anggaran sebagai
alat pengawasan biaya produksi. Dari hasil penelitian tersebut penulis mendapat
kesimpulan bahwa pengawasan melalui anggaran telah dilakukan dengan cara
membandingkan anggaran dengan realisasi, penggolongan biaya produksi
perusahaan antara lain: biaya bahan baku dan biaya bahan penolong, upah
langsung, dan biaya overhead pabrik. Pengawasan mutu perusahaan telah baik
dengan adanya bagian quality control dan sesuai dengan standar pharmathology.


Kata Kunci : Anggaran, alat pengawasan, biaya produksi











Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

DAFTAR ISI


Halam
an
PERNYATAAN.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
ABSTRAK...................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Kerangka konseptual ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
A. Pengertian dan Unsur-unsur Biaya Produksi ............................. 6
1. Pengertian Biaya Produksi .................................................... 6
2. Unsur-unsur Biaya Produksi ................................................. 6
B. Pengertian Anggaran Biaya Produksi ....................................... 8
1. Pengertian Anggaran.............................................................. 8
2. Pengertian Anggaran Biaya Produksi .................................... 12
C. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi ...................................... 14
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi.................... 14
2. Tahap Penyusunan Anggaran Biaya Produksi ........................ 18
D. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan ................ 29
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009



BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 38
A. J enis Penelitian dan J enis Data ..................................................... 38
B. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 38
C. Metode Analisis Data..................................................................... 39
D. J adwal dan Lokasi Penelitian......................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 40
A. Gambaran Umum Perusahaan.................................................... 40
1. Sejarah Singkat Perusahaan................................................... 40
2. Struktur Organisasi Perusahaan.............................................
42
3. Penggolongan Biaya Produksi PT. Mutifa ............................
48
B. Analisis Hasil Penelitian............................................................ 55
1. Prosedur Penyusunan Anggaran PT Mutifa .......................
56
2. Unsur-Unsur Biaya Produksi .................................................
56
3. Pengawasan Melalui Anggaran Biaya Produksi ....................
58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 67
A. Kesimpulan................................................................................ 67
B. Saran........................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

DAFTAR TABEL
`Halaman


Tabel 2-1. Anggaran Penjualan ..................................................................... 21
Tabel 2-2. Anggaran Produksi ...................................................................... 22
Tabel 2-3. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku .............................................. 24
Tabel 2-4. Anggaran Pembelian Bahan Baku ................................................ 25
Tabel 2-5. Anggaran Biaya Bahan Baku ....................................................... 26
Tabel 2-6. Anggaran Biaya Upah Langsung ................................................. 27
Tabel 2-7. Anggaran Biaya Tidak Langsung ................................................ 29
Tabel 2-8. Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya ..................................... 34
Tabel 4-1. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Untuk
periode J anuari Desember 2006 ................................................ 58
Tabel 4-2. Daftar Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya untuk
Produksi Antalgin ....................................................................... 61









Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

DAFTAR GAMBAR
`Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 5
Gambar 2.1 Perencanaan Operasi Manufaktur............................................. 19
Gambar 4.1 Penggolongan Biaya Produksi PT. Mutifa................................ 48


































Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Mutifa Medan

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dunia usaha dewasa ini dihadapkan pada situasi dan kondisi
yang menuntut agar perusahaan tetap hidup dan berkembang sejalan dengan
kemajuan zaman, serta tujuan perusahaan yang semakin kompleks. Kemajuan
perusahaan sangat ditentukan oleh keharmonisan seluruh komponen yang ada
dalam perusaan, dimana perusahaan harus mampu menjaga dan
mengendalikan kualitas pengelola dan koordinasi kebijakan perusahaan.
Anggaran dari suatu perusahaan merupakan kebijaksanaan yang cukup
handal dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan sebab anggaran
disusun dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, keadaan yang
sedang terjadi, dan ramalan dimasa yang akan datang.
Kegiatan utama setiap perusahaan adalah menghasilkan barang sesuai
dengan kualitas dan kuantitas yang ditentukan dan menjualnya kepada
konsumen. Mengingat pentingnya peranan anggaran tersebut, maka
manajemen harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam merencanakan
anggaran produksi. Berdasarkan anggaran produksi tersebut, maka dapat
disusun anggaran biaya produksi. Dalam menyusun anggaran biya produksi
yang berguna dan bermanfaat penuh dalam penerapannya dalam operasi
perusahaan, persyaratan yang harus dipenuhi antar lain harus memiliki sifat
komunikatif dan realistis. Namun harus disadari bahwa anggaran yang telah
disusun sebaik mungkin belum tentu dapat menghasilkan sesuai dengan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

keinginan pimpinan perusahaan. Tetapi jika perusahaan membuat anggaran
dalam menjalankan usahanya maka tujuan yang ingin dicapai akan lebih
terarah sebab perusahaan memiliki pedoman sebagai alat mengukur kegiatan
usaha dan juga tercapainya efisiensi kerja.
Dalam mewujudkan suatu anggaran, diperlukan pengawasan yang
ketat. Pengawasan tersebut bertujuan untuk mencegah kecurangan yang dapat
merugikan perusahaan. Pengawasan melalui anggaran dilakukan dengan cara
membandingkan anggaran yang disusun dengan realisasi yang dicapai.
Pengawasan dibutuhkan untuk mengetahui apakah semua bahan baku yang
dibutuhkan sudah tersedia sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh
perusahaan.
Departemen pembelian bertanggung jawab penuh atas penyimpangan
harga bahan baku. Pengawasan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyimpangan ini adalah dengan cara meneliti daftar-daftar harga penawaran,
menentukan cara pembelian bahan baku dengan harga yang murah, usaha
untuk mendapatkan potongan harga, dan memilih cara pengiriman yang paling
ekonomis bagi perusahaan. Penyimpangan pemakaian bahan baku merupakan
tanggung jawab departemen produksi, sebab departemen ini yang menangani
proses produksi untuk menghasilkan produk jadi.
Pada umumnya penyimpangan harga bahan baku baik yang sifatnya
menguntungkan (favorable) maupun yang merugikan (unfavorable) dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya fluktuasi harga yang sulit untuk
diramalkan, tingkat persaingan pasar yang kompetitif, dan lain sebagainya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Penyimpangan pemakaian bahan baku dapat terjadi karena bahan baku yang
diolah tidak sesuai dengan standar, jadwal penerimaan bahan baku yang tidak
tepat, adanya perubahan metode produksi, dan penyusunan rencana produksi
yang yang tidak teliti.
Penyimpangan upah langsung dapat terjadi karena adanya perbedaab
tarif dan jumlah pemakaian jam tenaga kerja langsung. Penyimpangan tarif
upah langsung dapat disebabkan karena rencana dan jadwal penugasan tenaga
kerja tidak efisien, penetapan tarif upah langsung berbeda untuk masing-
masing pekerja.
Setelah diketahui adanya penyimpangan, maka akan diadakan analisis
terhadap penyimpangan tersebut untuk diambil tindakan perbaikan. Tindakan
ini diperlukan agar penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak terjadi lagi
pada periode yang akan datang, terutama penyimpangan yang sifatnya
merugikan.
PT. Mutiara Mukti Farma (Mutifa) merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembuatan obat-obatan, dalam menjalankan usahanya
juga memerlukan anggaran sebagai alat pengawasan agar biaya produksi yang
dikeluarkan tidak menyimpang dari rencana yang dibuat oleh perusahaan.
Dengan latar belakang tersebut diatas dan melihat betapa pentingnya
fungsi anggaran sebagai alat pengawasan dalam perusahaan, sehingga penulis
tertarik untuk memilih judul Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan
Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan.
B. Perumusan Masalah
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas maka permasalahan yang
dianggap perlu untuk diteliti adalah Apakah pengawasan biaya produksi
melalui anggaran telah dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana
mestinya?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah pengawasan biaya produksi melalui anggaran telah
dilaksanakan oleh perusahaan sebagaimana mestinya.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan penulis khususnya hal-hal yang berhubungan
dengan masalah anggaran biaya produksi.
2. Memberikan sumbangan pemikiran yang mungkin berguna bagi
perusahaan.
3. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti masalah
yang sama dengan penelitian ini.





E. Kerangka Konseptual
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009











ALAT
PENGAWASAN

BIAYA
PRODUKSI

BIAYA TENAGA
KERJ A
LANGSUNG
BIAYA
OVERHEAD
PABRIK

ANGGARAN

PT. MUTIFA
MEDAN

BIAYA BAHAN
BAKU

PERANAN
ANGGARAN SEBAGAI
ALAT PENGAWASAN
BIAYA PRODUKSI
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Unsur-unsur Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Dalam memahami pengertian dari biaya produksi, ada dua unsur yang
harus dijelaskan terlebih dahulu. Unsur yang pertama adalah biaya dan yang
kedua adalah fungsi produksi.
Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefinisikan sebagai
pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang dan jasa.
Dengan kata lain biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang
diperlukan oleh organisasi. Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, yang
jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemilikan barang dan jasa
tersebut. Kemudian, fungsi produksi adalah fungsi untuk mengubah atau
mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual kepada
para pembeli.
Menurut Mulyadi (2000:14)Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual

2. Unsur-unsur Biaya Produksi
Biaya produksi dikatagorikan menjadi 3 (tiga) jenis biaya yaitu :
1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Material Cost)
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Suatu biaya produksi disebut biaya bahan baku langsung bila bahan tersebut
merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan
mudah serta ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam produksi yang
dihasilkan.
Contoh : Pemakaian papan/ block teak untuk pembuatan meja kursi atau
lemari, pemakaian kertas dalam penerbitan buku/majalah,
pemakaian benang dalam industri sepatu atau pemakaian chasis,
body, accu dalam industri mobil dan lain-lain.
2. Biaya Buruh Langsung (Direct Labor Cost)
Suatu biaya produksi disebut biaya buruh langsung bila biaya itu dikeluarkan/
dibebankan karna adanya pembataran upah kepada buruh yang langsung ikut
serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri
karena jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam
keikutsertaanya secara langsung membentuk produksi akhir.
Contoh : Upah buruh yang dibayar terhadap tukang yang langsung
membentuk lemari/kursi atau meja dengan mempergunakan
papan/blocck teak, upah buruh yang langsung memotong kulit,
menjahit dan memaku serta mengelem kulit dalam pembuatan
sepatu dan lain-lain.
3. Biaya Pabrikasi Lainnya (Factory Overhead Cost)
Biaya pabrikasi lainnya (Factory Overhead Cost) adalah semua biaya pabrik
yang bukan bahan baku langsung dan buruh yang timbul dan dibebankan
terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang,
memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri.
Umumnya biaya ini sulit ditelusuri secara konkret dalam produk akhir
Contoh : Biaya bahan baku yang bukan bahan langsung dan biasanya nilainya
tidak terlalu besar seperti pemakaian lem untuk percetakan dan pabrik
sepatu, biaya upah yang diberikan kepada penjaga malam pabrik,
mandor, teknisi mesin-mesin, listrik, pembersih mesin dan peralatan
pabrik lainnya, biaya pemakaian listrik, air, biaya asuransi/ sewa
gedung pabrik, pemakaian oli, bahan bakar, mesin-mesin pabrik,
gedung pabrik dan lain-lainnya.

B. Pengertian Anggaran Biaya Produksi
1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap
perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan
non laba termasuk perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan
industri. Sebelum perusahaan beroperasi, perlu adanya rencana berupa
anggaran, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode
berikutnya. Hal inilah yang menyebabkan anggaran menjadi sangat
dibutuhkan.
Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana keperluan
rencana, koordinasi, dan pengawasan. Untuk lebih memahami pengertian
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

anggaran, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang
pengertian anggaran sebagai berikut:
Menurut Blocher, Chen, Lin (2000:350) Anggaran merupakan rencana
kuantitatif terhadap operasi perusahaan yang mengidentifikasikan sumber
daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi
selama periode anggaran.
Menurut M. Nafarin (2004:12) Anggaran adalah suatu rencana keuangan
periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan
merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang
untuk jangka waktu tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas, anggaran memiliki beberapa ciri pokok antara
lain:
1. Rencana
Anggaran merupakan suatu rencana, mengenai kegiatan perusahaan di
masa yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
Mengingat bahwa anggaran akan dijadikan sebagai pedoman kerja dan
juga sebagai alat pengkoordinasi kerja serta alat pengawasan, maka
anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Apabila ada sebagian dari
kegiatan yang tidak tercakup dalam anggaran, berarti ada sebagian
kegiatan yang tidak mempunyai pedoman atau arah.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

3. Dinyatakan dalam satuan moneter
Unit moneter ini sangat dibutuhkan, mengingat bahwa masing-masing
kegiatan perusahaan yang berbeda-beda tersebut sering mempunyai satuan
unit yang berbeda-beda, seperti misalnya bahan baku menggunakan satuan
berat (misalnya kg), satuan panjang (misalnya meter), satuan isi (misalnya
liter), tenaga kerja menggunakan satuan jam kerja (misalnya harian).
Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan yang berbeda
tersebut, sehingga perbedaan antara yang direncanakan dengan yang
direalisasikan memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta
dianalisa lebih lanjut.
4. J angka waktu tertentu dimasa yang akan datang
Anggaran harus menunjukkan secara jelas jangka waktu berlakunya
angka-angka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa
yang telah direncanakan. Oleh sebab itu anggaran harus disusun secara
rasional yang memungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
5. Sebagai alat pengawasan
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengawasan, misalnya pada saat
melaksanakan penilaian kembali atau membandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
jika terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.


Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Dari beberapa ciri pokok diatas, maka dapat dilihat kegunaan anggaran
sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-
kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengorganisasian kerja agar
semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik menuju ke sasaran yang
telah ditetapkan.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran sebagai alat pengawasan kerja dengan membandingkan
rencana yang telah ditetapkan dengan realisasi, penyimpangan dari
anggaran tersebut dianalisis sehingga dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan tersebut.
Anggaran merupakan alat pengawasan yang berarti melakukan
evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :
1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
2. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada
penyimpangan yang merugikan).
Bila dibandingkan dengan antara kegunaan anggaran dengan
fungsi-fungsi manajemen, maka anggaran mempunyai kaitan yang
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan
perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan
pengawasan (controling). Untuk lebih memahami perbandingan
kegunaan anggaran dengan fungsi manajemen, penulis akan
mengemukakan pendapat ahli tentang fungsi manajemen:
1. Menyusun rencana untuk dijadikan pedoman kerja (planning)
2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian
wewenang dan tanggung jawab kepada para personil (karyawan)
perusahaan (organizing).
3. Membimbing, memberi petunjuk dan mengarahkan para karyawan
(directing)
4. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi antara semua
bagian-bagian yang ada dalam perusahaan (coordinating).
5. Mengadakan pengawasan terhadap kerja para karyawan di dalam
merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang
telah ditetapkan (controling).

2. Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Sebelum mengemukakan pengertian biaya produksi, terlebih dahulu akan
dibahas pengertian biaya. Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia :
Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva terjadinya
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.
Menurut ilmu akuntansi, pengertian biaya dibedakan antara cost dan
expense yang pada dasarnya memberikan makna yang berbeda. Beban atau
expense dinyatakan sebagai biaya secara langsung atau tidak langsung telah
dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode.
Sedangkan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh suatu barang yang mempunyai manfaat bagi perusahaan.
J adi pengertian produksi meliputi tindakan memproses atau mengubah
bahan baku dengan menggunakan tenaga kerja dan peralatan-peralatan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang jadi atau setengah jadi yang dapat
memberikan daya gung,dalam intensitas yang lebih tinggi dari bentuk dan sifat
sebelumnya.
Dari uraian diatas, maka dapat diketahui bahwa unsur-unsur biaya
produksi terdiri dari :
a. Bahan langsung, yaitu semua bahan yang membentuk bagian integral dari
barang jadi dan dapat dimasukkan langsung dalam perhitungan biaya
produksi.
b. Upah langsung, yaitu upah yang dibayar kepada buruh yang secara
langsung terlibat dalam proses produksi untuk mengolah bahan langsung
menjadi barang jadi.
c. Biaya tidak langsung, yaitu biaya produksi selain dari bahan langsung dan
biaya tak langsung yang ikut berperan serta dalam pengolahan bahan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

langsung menjadi barang jadi. Biaya ini antara lain adalah bahan pembantu
atau penolong, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung pabrik
dan lain-lain.
Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih
mudah untuk memehami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan
karena unsur biaya produksi sejalan dengan anggaran produksi. J ika ditinjau dari
segi bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
b. Anggaran Biaya Upah Langsung
c. Anggaran Biaya Tidak Langsung
Dari uraian tersebut diatas, maka jelaslah bahwa anggaran biaya produksi
adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

C. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi
1. Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan tanggung jawab dari
manajemen puncak, karena manajemen puncaklah yang paling berwenang dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan perusahaan. Namun demikian bukan
berarti kegiatan penyusunan anggaran harus dilakukan sendiri oleh manajemen
puncak, tetapi dapat didelegasikan kepada bagian lain di dalam perusahaan.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Tentang bagian apa yang diserahi tugas untuk menyusun anggaran sangat
tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan.
Dalam perusahaan yang berskala kecil, tugas mempersiapkan dan
menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada bagian administrasi. Hal ini
disebabkan karena pada perusahaan yang kecil, kegiatan perusahaan tidak terlalu
kompleks, sederhana dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas
penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari
perusahaan, tanpa perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan. Penunjukan bagian administrasi ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa bagian administrasi inilah terkumpul semua data dan
informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan.
Pada perusahaan yang berskala besar, kegiatan perusahaan cukup
kompleks dengan ruang lingkup yamg luas sehingga bagian administrasi tidak
mampu lagi untuk menyusun anggaran tanpa partisipasi secara aktif dari bagian
lain, maka penyusunan anggaran didelegasikan kepada suatu bagian khusus yang
melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam
perusahaan. Bagian ini biasanya disebut komite anggaran yang terdiri dari
manajer penjualan, manajer pemasaran , manajer keuangan, manajer produksi,
mamajer bagian umum dan administrasi. Tugas komite anggaran ini adalah :
1. Menetapkan kebijaksanaan umum
2. Meminta, menerima, dan meninjau estimasi dari masing-masing anggaran
3. Mengusulkan perbaikan-perbaikan atas estimasi anggaran tersebut
4. Menyusun anggaran serta perbaikan-perbaikan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

5. Menerima dan menganalisa berbagai laporan keuangan
6. Memberikan rekomendasi bagi tindakan yang direncanakan guna meningkatkan
efisiensi bila diperlukan.
Baik anggaran yang disusun oleh bagian administrasi maupun komite
anggaran barulah merupakan rancangan anggaran (draf budged) yang akan
disahkan oleh pimpinan perusahaan menjadi anggaran yang sebenarnya, akan
dijadikan pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat
pengawasan kerja.
Adapun kapan pihak yang diserahi tugas untuk menyusun rancangan
anggaran tersebut mulai bekerja tergantung pada perkiraan lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan anggaran tersebut. Yang penting adalah
anggaran tersebut harus sudah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan sebelum
jangka waktu anggaran telah tiba. Komite anggaran tidak akan dibubarkan
walaupun penyusunan anggaran telah selesai tetapi secara berkala masih
mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan anggaran dari waktu ke
waktu untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasi serta mengadakan revisi bila
dirasa perlu.
Dengan disusunnya anggaran perusahaan oleh komisi anggaran yang
anggotanya meliputi kepala bagian dalam menentukan rencana kerja demi tujuan
perusahaan. Dengan adanya partisipasi ini mereka akan merasa turut menentukan
rencana kerja yang hendak dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian mereka secara sadar dan rasa tanggung jawab melaksanakan apa yang
telah diputuskan bersama.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Penyusunan dan pengawasan anggaran memerlukan unit organisasi yang
menangani administrasi anggaran. Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran
dan rincian tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran
setiap pusat pertanggung jawaban dalam perusahaan.
2. Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai
dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan.
3. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun
rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban.
4. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi
rancangan anggaran induk.
5. Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada
komite anggaran.
6. Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat
laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi.
7. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran
perusahaan.
Prosedur yang telah ditetapkan diberikan kepada masing-masing bagian
menurut tingkatan organisasi, dan setiap tingkatan manajemen dapat menambah
keterangan lain yang lebih terinci untuk dapat dipakai sebagai pedoman dalam
penyusunan anggaran bawahannya.
Dalam penyusunan anggaran, bagian akuntansi dapat memberikan bantuan
untuk membuat perhitungan yang terperinci dan menyediakan data yang lalu.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Angka-angka yang dimasukkan haruslah bersifat realistis. Apabila anggaran setiap
bagian dalam perusahaan telah disusun maka selanjutnya panitia anggaran dari
tiap-tiap bagian menilai apakah pelaksanaan telah sesuai dengan pedoman dan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Dalam menyusun anggaran induk, maka anggaran penjualan merupakan
urutan pertama yang harus disusun, sedangkan anggaran lainnya disusun dalam
rangka mendukung tercapainya rencana penjualan. Namun ada perusahaan yang
anggaran produksinya merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya, seperti
perusahaan perkebunan. Hal ini disebabkan karena pada perusahaan perkebunan
hasil produksinya sangat tergantung pada keadaan alam, atau dengan kata lain
proses produksi bukan dipengaruhi oleh mesin atau manusia, akan tetapi oleh
alam.
2. Tahap Penyusunan Anggaran Biaya Produksi
Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasi dan
anggaran keuangan. Anggaran operasi terdiri dari anggaran penjualan, anggaran
produksi, anggaran biaya produksi, anggaran perhitungan laba rugi. Sedangkan
anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, neraca, dan anggaran modal. Dalam
hal ini penulis hanya akan membahas anggaran biaya produksi saja.
Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran
penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena
praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasrkan anggaran ini. Kemudian
penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi, karena rencana
penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

yang telah dianggarkan. Untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang, urutan
penyusunan anggaran ini sedikit berbeda karena hasil penjualn dari perusahaan
bukan merupakan hasil produksi perusahaan tersebut.
Setelah menyusun anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah
penyusunan anggaran biaya produksi bertitik tolak dari anggaran produksi dan
anggaran penjualan.

Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu daftar yang mendetail yang
menunjukkan rencana penjualan yang diharapkan selama periode yang akan
datang yang dibuat dalam satuan unit moneter. Dalam penyusunan anggaran
penjualan diperlukan ketelitian yang cermat karena anggaran penjualan
merupakan titik tolak dalam pembuatan anggaran yang lain terutama dalam
menentukan operasi perusahaa. Menurut Munandar Anggaran penjualan adalah,
Budget Penjualan (sales budget) ialah budget yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual,
harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah penjualan).
Dari pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa anggaran penjualan
merupakan dasar dilakukannya aktivitas-aktivitas yang lain dan pada umumnya
disusun terlebih dahulu dari anggaran lainnya. Adapun langkah-langkah dalam
penyusunan rencana penjualan adalah :

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

a. Penentuan Dasar Anggaran
1. Menentukan variabel yang relevan yang mempengaruhi penjualan
2. Menentukan tujuan umum dan khusus yang diinginkan
3. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai
b. Penyusunan Rencana Penjualan
1. Analisis ekonomi secara makro
2. Analisis industri
3. Analisis prestasi penjualan yang lalu
4. Analisis prestasi penjualan yang akan datang
5. Menyusun peramalan penjualan
6. Menghitung jumlah penjualan yang dianggarkan
7. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disusun pada pihak lain
yang berkepentingan.

Berikut ini akan disajikan contoh anggaran penjualan :
Tabel 2-1
PT. ABC
Anggaran Penjualan

Wilayah
Timur Barat
Total
Produk A
Unit
Harga per unit
Penjualan produk A
Produk B
Unit
Harga per unit
Penjualan produk B
TOTAL PENJUALAN

5.000
Rp. 200
Rp. 1000.000

6.000
Rp. 100
600.000
Rp. 1.600.000

4.000
200
800.000

4.000
100
400.000
1.200.000

9.000
200
1.800.000

10.000
100
1.000.000
2.800.000

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Anggaran Produksi
Aktivitas selanjutnya setelah anggaran penjualan disusun adalah
penyusunan anggaran produksi. Total unit yang harus diproduksi tergantung pada
penjualan yang direncanakan dan tingkat perubahan persediaan yang diharapkan.
J adi anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukkan jumlah unit
yang harus diproduksi selama satu periode dengan memperlihatkan besarnya
penjualan persediaan barang jadi.

Adapun tujuan anggaran produksi adalah :
a. Menunjang kegiatan penjualan agar produk dapat disediakan sesuai dengan
yang direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai
c. Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainnya
d. Mengatur jadwal produksi
e. Menetapkan jumlah satuan fisik yang akan diproduksi dalam waktu periode
dalam waktu atau periode tertentu
f. Menentukan waktu berproduksi
g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya
h. Menentukan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, service, dan peralatan.




Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini akan disajikan contoh anggaran produksi :
Tabel 2-2
PT. ABC
Anggaran Produksi

PRODUK
A B
Unit Penjualan
Ditambah dengan persediaan akhir
Total unit yang diperlukan
Dikurangi persediaan awal
Produksi yang direncanakan
9.000
1.000
10.000
500
9.500
10.000
1.000
11.000
500
10.500

Anggaran Biaya Produksi
Setelah menyusun anggaran produksi, langkah selanjutnya adalah untuk
menentukan berapa besar biaya yang dikeluarkan, dan jenis biaya apa saja yang
diperlukan terhadap jumlah produksi yang akan dihasilkan. Anggaran ini
dinamakan anggaran biaya produksi dan terdiri dari, anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya upah langsung, anggaran biaya tidak langsung.
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran biaya bahan baku merupakan rencana tentang biaya bahan baku
langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan
anggaran produksi. Adapun tujuan penyusunan anggaran biaya bahan baku
adalah :
a. Menaksir jumlah bahan baku yang diperlukan
b. Menaksir besarnya kuantitas pemakaian bahan baku dalam proses produksi
c. Menaksir besarnya dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

d. Sebagai pedoman menghitung biaya per unit atau harga pokok produksi
barang yang akan diproduksi.
e. Dasar pengawasan bahan baku
Untuk menyususn anggaran biaya bahan baku dibutuhkan beberapa sub
anggaran, yaitu :

a. Anggaran kebutuhan bahan baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Dalam
anggaran ini dicantumkan :
1. jenis barang jadi yang dihasilkan
2. jenis bahan baku yang digunakan
3. bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
4. standar pemakaian bahan baku
5. waktu pemakaian bahan









Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini disajikan contoh anggaran kebutuhan bahan baku :
Tabel 2-3
PT. ABC
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bahan
X Y Z
PRUDUK A
Unit yang diproduksi
Standar bahan untuk 1 unit produk
Unit bahan yang dibutuhkan

PRODUK B
Unit yang diproduksi
Standar bahan untuk 1 unit produksi
Unit bahan yang dibutuhkan

Total Bahan Unit Yang Dibutuhkan

9.500
10
95.000


10.500
9
94.500

189.500

9.500
5
47.500


10.500
3
31.500

79.000

9.500
3
28.500


10.500
1
10.500

39.000

b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaaan kuantitas bahan baku
yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang harus dibeli
diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor persediaan dan
kebutuhan bahan baku. Di dalam anggaran ini dicantumkan :
1. mutu dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
2. jumlah unit bahan baku yang akan dibeli
3. harga bahan baku yang dibeli
4. waktu pembelian bahan baku




Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini contoh anggaran pembelian bahan baku
Tabel 2- 4
PT. ABC
Anggaran Pembelian Bahan Baku

Bahan
X Y Z
Unit yang dibutuhkan untuk produksi
Ditambah persediaan akhir yang diinginkan

Dikurangi persediaan awal
Unit yang harus dibeli
Harga per unit
Total pembelian
189.500
40.000
229.500
30.000
199.500
5
997.500
79.000
10.000
89.000
10.500
78.500
10
785.000
39.000
1.000
40.000
500
39.500
10
395.000


c. Anggaran biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi
Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang terperinci tentang
biaya bahan baku produksi selama periode yang akan datang, yang di
dalamnya terdapat rencana tentang jenis bahan baku yang diolah, dan
waktu bahan baku diolah dalam proses produksi yang masing-masing
dikaitkan dengan jenis barang jadi yang dihasilkan.






Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini akan disajikan contoh anggaran tersebut :
Tabel 2-5
PT. ABC
Anggaran Biaya Bahan baku

Bahan

X Y Z
PRODUK A
Unit yang diproduksi
Biaya per unit
J umlah biaya bahan baku

PRODUK B
Unit yang diproduksi
Biaya per unit
J umlah biaya bahan baku
Total biaya bahan baku

95.000
5
475.000


94.500
5
472.500
947.500

47.500
10
475.000


31.500
10
315.500
790.000

28.500
10
285.000


10.500
10
105.000
390.000


b. Anggaran biaya upah langsung
Anggaran ini disusun untuk merencanakan berapa biaya yang akan
dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung sehubungan dengan
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi sesuai dengan anggaran produksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran biaya upah
langsung adalah :
a. J umlah unit yang akan diproduksi
b. Periode akuntansi
c. J am kerja untuk memproduksi satu unit produk
d. Upah jam kerja langsung
e. J enis tenaga kerja untuk setiap jenis barang
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

f. J am kerja untuk setiap barang
g. Tingkatan proses produksi
Berikut ini akan disajikan contoh anggaran biaya upah langsung :
Tabel 2-6
PT. Maju Jaya
Anggaran Biaya Upah Langsung

Bagian
Pengeringan Pencetakan Pengemasan
PRODUK A
J umlah jam kerja per unit
Unit yang harus diproduksi
J am kerja produk A

PRODUK B
J umlah jam kerja per unit
Unit yang harus diproduksi
J am kerja produk B

J umlah jam kerja
Tingkat upah/jam
Total biaya upah

4
9.500
38.000


2
10.500
21.000

59.000
Rp. 5
Rp.945.000

2
9.500
19.000


2
10.500
21.000

40.000
Rp. 4
Rp.160.000

2
9.500
19.000


1
10.500
10.500

29.500
Rp. 5
Rp.147.500

c. Anggaran biaya tidak langsung
Anggaran biaya tidak langsung merupakan anggaran yang merencanakan
secara lebih terperinci tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang
akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya pabrik tidak
langsung, jumlah biaya pabrik tidak langsung, dan waktu biaya pabrik tidak
langsung tersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan
departemen atau tempat dimana biaya pabrik tidak langsung itu terjadi.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Dalam menentukan dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya
tidak langsung, terdapat dua masalah pokok, yaitu :
a. Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Dalam hal ini perlu ditetapkan prinsip akuntansi pertanggungjawaban atau
yang sering disebut dengan prinsip biaya departemen langsung. Atas dasar
prinsip ini dikenal dengan adanya pembagian departemen menjadi
departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di
pabrik.
b. Masalah penentuan jumlah biaya atau anggaran
Berdasarkan sifatnya, biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya selalu sama dari waktu ke waktu,
sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya setiap periode
tergantung pada tingkat produksi.










Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini disajikan contoh dari anggaran tersebut :
Tabel 2-7
PT. ABC
Anggaran Biaya Tidak Langsung

Bagian
Pengeringan Pencetakan Pengemasan
PRODUK A
Unit yang diproduksi
Biaya tidak langsung per unit
Biaya tidak langsung Produk A

PRODUK B
Unit yang diproduksi
Biaya tidak langsung per unit
Biaya tidak langsung produk B
Total biaya tidak langsung A dan B

9.500
3
28.500


10.500
2
21.000
49.500


9.500
4
38.000


10.500
2
21.000
59.000
9.500
2
38.000


10.500
3
31.500
50.500

D. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan
Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat
pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik, maka akan
mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengawasan
berdasarkan anggaran dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan
realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpanan
antara anggaran dengan realisasi. Dari hasil analisis tersebut maka akan tampak
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi
pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi
bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran
adalah sebagai pedoman kerja, perencanaan, dan pengawasan. Dari kegunaan
anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengawasan. Rencana
dalam hal ini adalah anggaran yang telah disetujui, hal ini berrti bahwa
perusahaan akan berusaha mencapai apa yang telah ditetapkan dalam anggaran
tersebut dan sekaligus mengawasi jalannya kegiatan dalam mencapai apa yang
telah ditetapkan tersebut.
Pengawasan harus dilakukan secara terus-menerus, bukan hanya penilaian
terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang
berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi
pengawasan suatu anggaran yaitu :
1. Standar, merupakan hal yang diingini yang menjadi dasar bagi perhitungan-
perhitungan.
2. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar,
3. Pelaporan, bertanggung jawab memberikan laporan dan penilaian atas hasil
yang dicapai.
Perencanaan tanpa pengawasan akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu
pengawasan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan. Perencanaan
dan pengawasan merupakan sebagian dari fungsi-fungsi manajemen serta
berperan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
J ika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar
memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa anggaran adalah merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan sejumlah
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan
satu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunan anggaran terlebih dahulu
harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan
dasar untuk menentukan anggaran.
Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum
produksi dimulai yang berdasarkan atas norma-norma efisiensi mengenai
pemakaian bahan, pembebanan biaya produksi langsung maupun biaya produksi
tidak langsung serta biaya umum maupun biaya penjualan. Demikian pula bahwa
biaya standar ditetapkan berdasarkan pengalaman dan ramalan masa yang akan
datang. Biaya standar harus dapat dijabarkan dilapangan, dalam rangka
menetapkan biaya standar, maka langkah-langkah berikut dapat ditempuh :
a. Melakukan inventarisasi dari pengalaman-pengalaman yang lalu. Dalam hal
ini berarti harus meneliti kembali biaya yang sesungguhnya terjadi pada masa
yang lalu.
b. Tanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini perlu
diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara
otomatis dapat mempengaruhi rencana pada masa yang akan datang.
c. Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah
pekerjaan yang paling sulit, sebab perubahan haraga merupakan salah satu
faktor ekstern perusahaan.
Penyusunan anggaran tanpa biaya standar akan memungkinkan untuk
mencapai sistem pengawasan yang memadai. Standar berfungsi sebagai alat
mengukur hasil yang akan dicapai dari semua kegiatan atau fungsi, tetapi penulis
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

menekankan standar pada biaya produksi yaitu standar untuk bahan baku, upah
langsung, dan biaya tidak langsung.
Dengan terlaksananya pengawasan biaya produksi, maka kegiatan-
kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kuantitas maupun kualitas produk
serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengawasan biaya
produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu, pengawasan
biaya bahan baku, pengawasan upah langsung, pengawasan biaya tidak langsung.
a. Pengawasan biaya bahan baku
Pengawasan biaya bahan baku mencakup penyediaan bahan baku dengan
kuantitas dan kualitas yang diperlukan pada waktu dan tempat yang
diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahwa bahan baku yang
diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan dipertanggung jawabkan
secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran, pengawasan biaya
bahan baku bertujuan untuk :
1. Menghindari pemborosan bahan baku
2. Mengurangi atau mencegah penundaan produksi karena kekurangan
bahan
3. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan
b. Pengawasan upah langsung
Pengawasan terhadap upah langsung memerlukan suatu standar atau
kriteria untuk menilai suatu prestasi dan mengukur kemampuan hasil
pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang dicapai. Umumnya ditetapkan terlebih dahulu.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Pengawasan upah langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah
yang dibayarkan kepada karyawan.
c. Pengawasan biaya tidak langsung
Pengawasan biaya tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya, seperti
biaya bahan penolong, biaya upah tidak langsung, biaya penyusutan, biaya
reparasi, dan sebagainya. Cara yang paling meyakinkan untuk menemukan
mengapa realisasi biaya pabrikasi tidak sesuai dengan anggarannya adalah
menelusuri penyebab-penyebab yang mungkin untuk setiap biaya. Namun
biasanya pengawsan biaya pabrikasi tidak langsung dilakukan dengan cara :
1. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung
2. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk tiap unit produk
atau seluruh produk.
Biaya produksi tidak langsung berbeda dengan biaya produksi langsung
dan upah langsung. Biaya produksi tidak langsung mencakup berbagai jenis biaya
dan terdapat pada setiap departemen produksi, sehingga sedikit menyulitkan
pengawasannya. Meskipun demilian pendekatan dasar bagi pengawasan biaya
produksi tidak langsung sama seperti yang diterapkan biaya langsung yaitu
penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan.
Hansen dan Mowen (2001 : 769) menyebutkan bahwa terdapat dua
alasan mengapa sistem biaya standar diterapkan yaitu untuk meningkatkan
perencanaan dan untuk memengontrol serta memfasilitasi pembiayaan produk.
Biaya standar dikembangkan untuk bahan baku, tenaga kerja dan overhead
yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau jasa. Dengan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

menggunakan biaya-biaya ini, standar biaya per unit dihitung. Standar unit
merupakan syarat yang fundamental bagi sebuah sistem penganggaran yang
fleksibel, yang menjadi angka kunci dari sistem perencanaan dan kontrol yang
berarti.
Berikut akan disajikan contoh biaya standar dan biaya sesungguhnya :
Tabel 2-8
PT. ABC
Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya
Untuk Bulan Januari 2006
Biaya Kuantitas
Standar
Kuantitas
Sesungguhnya
Harga
Standar
Harga
Sesungguhnya
Bahan baku 4.000 unit 5.000 unit Rp. 20 Rp. 15
Tenaga kerja 1.000 unit 2.000 unit Rp. 10 Rp. 20

Perhitungan selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar adalah:
a. Model Satu Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku =(KSt x HSt) (KS x HS)
=(4.000 x Rp.20) (5.000 x Rp.15)
=Rp.5.000 L

2. Selisih Biaya Tenaga Kerja =(J KSt x TUSt) (J KS x TUS)
=(1.000 x Rp.10) (2.000 xRp.20)
=Rp.30.000 R



Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

b. Model Dua Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku
a. Selisih harga bahan baku =(HSt HS) x KS
=(Rp.20 Rp.15) x 5.000
=Rp.25.000 L
b. Selisih kuantitas bahan baku =(KST KS) x HSt
=(4.000 5.000) x Rp.20
=Rp.20.000 R
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Selisih tarif upah =(TUSt TUS) x J KS
=(Rp.10 Rp.20) x 2.000
=Rp.20.000 R
b. Selisih efisiensi upah =(J KSt- J KS) x TUSt
=(1.000 2000) x Rp.10
=Rp.10.000 R
c. Model Tiga Selisih
1. Selisih Biaya Bahan Baku
a. Selisih harga bahan baku =(HSt HS) x KSt
=(Rp.20 Rp.15) x 4.000
=Rp.20.000 L
b. Selisih kuantitas bahan baku =(KSt KS) x HS
=(4.000 5.000) x Rp.15
=Rp.15.000 R
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

2. Selisih Biaya Tenaga Kerja
a. Selisih tarif upah =(TUSt TUS) x J KSt
=(Rp.10 Rp.20) x 1.000
=Rp.10.000 R
b. Selisih efisiensi upah =(J KSt J KS) x TUSt
=(1.000 2.000) x Rp.10
=Rp. 10.000 R
c. Selisih tarif/efisiensi upah =(J KSt J KS) (TUSt TUS)
=(1.000 2.000) (Rp.10 Rp.20)
=Rp. 10.000 R
Keterangan :
TUS = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
J KSt = J am kerja standar
J KS = J am kerja sesungguhnya
HSt = Harga standar
HS = Harga sesungguhnya
KSt = Kuantitas standar
KS = Kuantitas sesungguhnya



Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Dengan adanya contoh diatas, dapat diketahui berapa selisih yang terjadi
diantara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya sehingga pihak manajemen
dapat menganalisa penyebab terjadinya selisih tersebut dan kemudian mencari
jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Oleh karenanya,
pengawasan terhadap biaya produksi akan semakin menjadi lebih efektif dengan
diterapkannya biaya standar dalam perusahaan.
Dengan mengembangkan harga unit dan kuantitas standar, suatu varian
keseluruhan dapat diuraikan menjadi varian harga dan varian efisiensi atau
pemakaian. Dengan melakukan penguraian ini, seorang menajer mendapat
informasi yang lebih. J ika variannya unfavorable (tidak menguntungkan), seorang
manajer dapat memberitahu apakah hal itu disebabkan oleh perbedaan harga
aktual dan harga yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual, atau karena
keduanya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Jenis Data
1. J enis Penelitian
J enis Penelitian ini merupakan studi kasus, yaitu penelitian mendalam
terhadap suatu objek dalam kurun waktu tertentu dengan pendekatan
spesifik terhadap fakta-fakta yang menjelaskan hubungan sebab akibat
untuk menerangkan apa sebab terjadinya masalah dan bagaimana
menyelesaikannya.
2. J enis Data
J enis data yang digunakan dalam penelian ini terdiri dari:
a. Data Primer, merupakan data yang secara langsung di dapat dari PT.
Mutifa Medan yaitu, proses penyusunan anggaran, teknik dan
kebijakan pengawasan anggaran biaya produksi.
b. Data Sekunder, merupakan data yang telah diolah oleh perusahaan,
seperti data struktur organisasi, sejarah singkat perusahaan.

B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Dokumentasi, yaitu mencari data tentang hal-hal yang berhubungan
dengan meteri penulisan yang berupa laporan-laporan, catatan-catatan,
surat-surat, arsip dan sebagainya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

b. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak
perusahaan, khususnya berhubungan dengan data yang diperlukan
diantaranya yaitu kepala bagian penjualan seeta pihak-pihak terkait
lainnya.

C. Metode Analisis Data
Analisa data yang dilakukan adalah menggunakan metode deskriptif
komparatif, yaitu suatu metode analisa data yang mengumpulkan, menyusun,
menginterpretasikan dan menganalisis data sehingga memberikan keterangan
bagi pemecahan masalah yang dihadapi dan membandingkan antara anggaran
dengan realisasinya.

D. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Mutifa yang beralamat di jalan Medan
Namorambe No. 68 Pasar V Desa Sidodadi Deli Tua Medan.

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Mutiara Mukti Farma berdiri di atas tanah yang luasnya 3.983 m
2
.
Pada mulanya tanah ini milik Muhammad Achmad Yusuf atau lebih dikenal
dengan nama Amir Yusuf, seorang pengusaha dimana pada waktu itu adalah
sebagai direktur CV. Barisan di Medan. Untuk selanjutnya tanah tersebut
dijual secara lelang yang kemudian jatuh ke tangan Humala Toga Mulia
Panggabean.
Dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas
Kodati II Medan, maka H.T.M Panggabean mendirikan diatas tanah tersebut
sebuah bangunan pada tahun 1975, yang selanjutnya bangunan tersebut
digunakan sebagai kantor dan pabrik Farmasi SEJ ATI yang pada masa itu
memproduksi anggur obat dengan merk SIAGOGO.
Kemudian pada bulan J anuari 1980 H.T.M Panggabean menjual
tanah tersebut beserta bangunan ikut diatasnya kepada Drs. Weslyn Hasoloan
Siahaan dengan akte jual beli No. 52 yang dibuat oleh Walter Siregar, notaries
di Medan. Dengan akte No. 112 tanggal 31 J anuari 1980 maka didirikanlah
PT. Mutiara Mukti Farma yang aktenya dibuat oleh Malem Ukur Sembiring
SH, notaries di Medan dengan direktur utama Drs.Weslyn hasoloan Siahaan.
Dengan SK Mentri Kesehatan RI No. 0098/A/PAB/I/81 memberi izin kepada
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah Indusri Farmasi dengan
memakai nama Mutifa Industri Farmasi yang memproduksi obat-obatan dan
memasarkannya.
Sejak itu dengan Surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RI
c
/
q
Direktorat J enderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/81,
mulailah PT. Mutiara Mukti Farma memproduksi obat-obatan seperti
sekarang.
PT. Mutiara Mukti Farma didaftarkan pada pengadilan Negeri Medan
dengan No.85/PT/1980 tanggal 10 J uni 1980 dan dicantumkan pada
Tambahan Berita Negara RI No. YA5/289/10, tanggal 3 J uni 1981 dengan
alamat : PT. Mutiara Mukti Farma (PT. Mutifa) Industri Farmasi J l. Brigjen
Katamso No. 200 Medan. Kemudian dengan akte No. 35 yang dibuat oleh
Syahril Sofyan SH, notaris di Medan pada tanggal 29 November 1988
diadakanlah akte perubahan, dengan perubahan-perubahan atas pemegang
saham serta menajemen perusahaan kemudian diputuskan oleh Menteri
Kehakiman RI No. C2-1134.01.04 tahhun 1989, tanggal 31 J anuari 1989.
Dalam akte perubahan tersebut, atas keputusan Rapat Dewan
Komisaris serta para pemegang saham, menetapkan bahwa yang menjadi
penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama ialah J acob sampai batas
waktu yang belum ditentukan.
Dalam perkembangannya PT. Mutiara Mukti Farma pada tahun 1991
membeli sebidang tanah di jalan Namorambe Desa Deli Tua dengan luas areal
8.622 m
2
untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan menggunakan Cara
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) dan tahun 1992 dimulailah pembangunan
baru di jalan Besar Namorambe dan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen
Pengawasan Obat dan Makanan Depaetemen Kesehatan RI tanggal 27 J uli
1994. Kemudian diadakan perubahan Izin Industri yang lama dengan Izin
Farmasi yang menggunakan CPOB dengan No. PO/01/01/2/011796 yang
dikeluarkan oleh Direktorat J enderal Pengawasan Obat dan Makanan DepKes
RI tanggal 22 J uli 1994, yang sampai saat ini sudah memproduksi 75 jenis
produk obat-obatan.

2. Struktur Organisasi
Strutur Organisasi merupakan hubungan pertanggung jawaban dan
wewenang antara individu dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Dengan adanya pembagian wewenang dan pertanggung
jawaban tersebut maka akan lebih mudah dilakukan pengawasan atas kegiatan
masing-masing individu serta mampu memberi arah yang jelas dan batasan
kegiatan yang merupakan tanggung jawab personil yang terlibat dalam
organisasi tersebut. Disamping itu pembagian wewenang jelas akan
memudahkan pertanggung jawaban tugas, sumber daya organisasi dalam
pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi PT. Mutiara Mukti Farma
dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam menjalankan tugasnya Direktur dibantu oleh beberapa orang
Manajer yang mempunyai bawahan yang bertugas menjalankan operasional
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah:
1. Dewan Komisaris
Fungsi dari dewan Komisaris adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan rapat dewan komisaris dan pemegang saham untuk
mengangkat dan memberhentikan direktur.
b. Mengadakan evaluasi terhadap tugas dan wewenang direktur utama.
c. Mengadakan rapat pemegang saham untuk mengevaluasi laporan keuangan
setiap bulannya.
2. Direktur Utama
Fungsi dari direktur utama adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pelaksana harian dan pelaksana garis manajemen perusahaan.
b. Menentukan manajemen perusahaan yang akan dilakukan oleh perusahaan
c. Memberikan perintah kepada direktur dan bawahannya.
d. Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan.
e. Mengadakan kontrak dengan pihak lain
f. Mengadakan kontrak dengan pihak lain
g. Mengevaluasi jalannya perusahaan dan lintas keuangan.
3. Direktur
Fungsi direktur adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pelaksana garis yang ditentukan direktur utama dan
menyampaikannya kepada bawahannya.
b. Melaksanakan garis atau manajemen perusahaan sepanjang wewenangnya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

c. Bertanggung jawab kepada direktur utama.
4. Manajer Umum
Fungsi manajer umum adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan dan garis
akuntansi secara menyeluruh
b. Melaksanakan garis yang ditentukan untuk bagian pegwai, mencakup
penerimaan pegawai, penempatan pegawai, mutasi, pendidikan, dan
pemberhentian pegawai.
c. Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemerintah atau
badan-badan yang bersangkutan dengan akuntansi dan personalia umum
d. Membuat laporan neraca, laba rugi, dan lapopran keuangan minimal satu
kali dalam setahun yang akan disampaikan kepada dewan direksi dan
dewan komisaris pada rapat tahunan
e. Membuat laporan kegiatan atau aktivitas atau perusahaan minimal satu
kali dalam sebulan kepada direktur utama.
Staf Umum
Perusahaan dalan menjalankan operasinya membutuhkan pengadaan bahan
dalam perusahaan, maka dalam hal ini staf umum yang berperan.
Staf Personalia
Perusahaan dalam menjalankan operasinya membutuhkan tenaga kerja,
maka tugas untuk menyediakan tenaga kerja ini dilakukan oleh bagian personalia
sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan.

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

5. Manajer Akuntansi
Bagian Akuntansi ini bertugas untuk mempersiapkan laporan keuangan
yang merupakan sumber informasi bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak
diluar perusahaan tentang keadaan atau posisi keuangan perusahaan dan sebagai
pertanggung jawaban keuangan dalam periode tertentu.
6. Manajer Keuangan
Manajer keuangan ini bertugas untuk memberikan otorisasi mengenai
uang yang keluar maupun pemasukan keuangan. Manajer keuangan bertanggung
jawab secara penuh terhadap masalah keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya
manjer keuangan menggunakan anggaran biaya sebagai alat pengawasan atas
pengeluaran yang dilakukan.
Kasir
Manajer keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang
kasir yang bertugas mengeluarkan uang yang telah diotorisasikan oleh manajer
keuangan dan mempersiapkan laporan pengeluaran yang kemudian diotorisasikan
oleh manajer keuangan.
7. Manajer Pengawasan Mutu (Quality Control)
Bagian ini membidangi laboratorium dan mengawasi mutu barang yang
diproduksi. Seluruh hasil produksi sebelum masuk gudang harus diperiksa terlebih
dahulu tentang keadaan dan mutu barang, apakah telah sesuai dengan mutu yang
ditentukan atau tidak. Manajer ini membawahi Supervisor/ Lab.


Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Supervisor/Lab
Bagian ini bertugas untuk mengawasi keadaan laboratorium menyangkut
masalah keberadaan peralatan laboratorium, persediaan zat-zat kimia yang
dibutuhkan laboratorium dan mengajukan pembelian bahan kimia yang
dibutuhkan.
8. Manajer Produksi
Manajer Produksi membawahi wakil manajer produksi, perencanaan,
produksi, teknis dan bagian gudang. Tugas manajer produksi adalah mengelola
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan produksi untuk menghasilkan obat-
obatan dalam bentuk tablet, syrup, powder, kapsul, dan injeksi. Bagian-bagian ini
dipisahkan dalam unit-unit yaitu :
a. Unit Tablet, bagian ini bertugas dalam produksi jenis tablet. Pengaturan
komposisi bahan yang digunakan merupakan wewenang bagian ini.
b. Unit Kapsul, bagian ini bertugas dalam permbuatan jenis kapsul,
mengawasi dan menentukan komposisi bahan merupakan tugas utamanya.
c. Unit Syrup, bertugas melakukan pengawasan pembuatan obat jenis syrup
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
d. Unit Injeksi, Bagian ini melakukan pengawasan atas produksi obat jenis
injeksi dan menentukan bahan yang digunakan.
e. Unit Powder, bertugas dalam memproduksi obat jenis powder, mengatur
komposisi dan bahan yang digunakan hingga menjadi barang jadi.
9. Manajer Penjualan
fungsi manajer penjualan adalah sebagai berikut :
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

a. Menerima pesanan dari langganan-langganan atau konsumen
b. Menentukan perkembangan pasar
c. Menentukan perluasan pasar
d. Menjual barang yang produksi sesuai dengan garis-garis yang ditentukan
e. Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya
membuat pembukuan tentang penjualan.
10. Manajer Research dan Development (R dan D)
Fungsi manajer research dan development adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian dan pengembangan yang berhubungan dengan
produksi
b. Menciptakan produk baru atau menyempurnakan produk lama atau
mengembangkan aplikasi produk yang ada.
11. Manajer Pembelian
Fungsi manajer pembelian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan mutu dan jenis bahan baku yang akan di beli
b. Menentukan jumlah unit bahan baku yang akan di beli
c. Menentukan waktu pembelian

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

3. Penggolongan Biaya Produksi PT. Mutifa
PT. Mutifa menggolongkan biaya-biaya yang ada di dalam perusahaan
sebagai berikut :





BIAYA
Biaya
Produksi
Biaya
Eksploitasi dan
Operasional
Bahan baku dan
bahan penolong
Bahan baku dan
bahan penolong
Upah Langsung
Biaya Penjualan
Upah tidak
langsung&Biaya
tidak langsung
Biaya
Administrasi dan
Umum











Gambar 4.1 : Penggolongan Biaya Produksi
Sumber : PT. Mutifa Medan


Dari skema diatas yang termasuk dalam biaya produksi adalah semua
pengeluaran untuk melakukan kegiatan produksi di luar biaya eksploitasi dan
operasional.
Yang termasuk dalam biaya produksi antara lain :
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong
a. Bahan baku
Bahan baku dan bahan penolong digolongkan sebagai pemakaian bahan
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

langsung yang merupakan bagian integral dari bahan. Bahan baku disebut
juga dengan bahan berkhasiat sedangkan bahan penolong disebut dengan
bahan tidak berkhasiat.
Dalam hal ini bahan penolong adalah bahan untuk memperlancar proses
produksi yaitu bahan untuk mencapai komposisi standar agar produksi
tersebut mempunyai khasiat dan sebagai pewarna dan pemberi rasa pada
obat yang dihasilkan.
Adapun contoh bahan penolong yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- HCL - Raspberry
- Titriplex - Alkohol
- Aquades - Amilium
- Laktose - Talium
- Raspberry - Gula
Pemakaian bahan langsung terdiri dari persediaan awal dan bahan baku
obat-obatan yang diimpor dari luar negeri yang kemudian diproses menjadi
bahan setengah jadi dan kemudian dilanjutkan kembali menjadi bahan jadi
sehingga terdapatlah persediaan akhir dari pemakaian bahan produksi
tersebut.
b. Bahan penolong (kemasan)
Yang menjadi bahan penolong yang digunakan untuk membungkus
dan mengemas obat-obatan antara lain :
- Strip - PVC
- Box - Pot
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

- Botol Kaca - Label
- Plakon untuk infeksi - Brosur
2. Upah Langsung
Yang dimaksud dengan upah langsung adalah upah yang dibayarkan secara
langsung kepada orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi.
Sistem upah yang dibayarkan adalah upah harian. Upah harian ini dibayarkan
kepada karyawan harian lepas atau karyawan tidak tetap yang mana besarnya
ditetapkan perusahaan dan tidak bertentangan dengan upah minimum regional
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pembayaran upah ini dapat dilakukan secara mingguan ataupun bulanan
tergantung kepada kesepakatan dengan karyawan. Selain upah harian, jenis
upah lain yang diberikan kepada karyawan adalah upah kerja lembur. Upah
kerja lembur ini merupakan upah yang dibayarkan perusahaan kepada
karyawan yang melakukan kerja di luar jam atau hari kerja nasional. Sistem
pembayaran upah lembur dibagi atas dua jenis yaitu :
a. Kerja lembur pada hari biasa
b. Kerja lembur pada hari libur nasional
Untuk kerja lembur pada hari nasional, besarnya upah lembur hari libur
dibayar dua kali lipat jumlah kerja pada hari biasa.
3. Upah tidak langsung dan Biaya tidak langsung
a. Upah tidak langsung
Upah tidak langsung merupakan upah yang dibayar kepada karyawan
yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi. Yang termasuk
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

di dalam upah langsung ini adalah sebagai berikut :
- upah bagian teknik
- honorarium pengendalian mutu
- gaji penjaga malam pabrik
- upah cleaning service
- biaya penyimpanan
- biaya laboratorium
- dll
b. Biaya tidak langsung
Yang termasuk kedalam biaya tidak langsung adalah biaya yang
mempengaruhi kegiatan produksi secara tidak langsung dan tidak kompeten
di dalam proses produksinya. PT. Mutifa mengelompokkan biaya tidak
langsung atas :
1. biaya penyusutan bahan langsung, terjadi oleh karena adanya penurunan
kualitas maupun kuantitas bahan baku yang akan digunakan seperti,
karena adanya penguapan maupun karena terlewatnya batas waktu yang
ditentukan.
2. Biaya listrik dan air, untuk kebutuhan listrik di kantor dan di pabrik
dipenuhi oleh PLN. Namun apabila listrik mati, keperluan listrik akan
dipenuhi oleh generator milik perusahaan. Sedangkan untuk kebutuhan
air akan disuplai dari PDAM Tirtanadi Medan.
3. Biaya pemeliharaan dan reparasi, yang dirinci sebagai berikut :
- biaya pemeliharaan dan reparasi banguanan pabrik
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

- biaya pemeliharaan dan reparasi mesin-mesin dan peralatan pabrik
4. Biaya bahan bakar, termasuk bahan bakar minyak dan oli.
5. Penyusutan, yang dikenakan terhadap bangunan pabrik maupun mesin-
mesin serta peralatan pabrik yang yang penggolongan dan
perhitungannya dilakukan sesuai dengan peraturan perpajakan.
6. Biaya asuransi, mencakup asuransi kebakaran pabrik dan kecelakaan
tenaga kerja.
7. Biaya lain-lain mencakup
- biaya pengobatan karyawan pabrik
- biaya seragam karyawan pabrik
- biaya makan dan minum karyawan pabrik
- biaya registrasi
Untuk keseluruhan biaya tidak langsung ini perusahaan telah membuat
penggolongan atas overhead variabel dan overhead tetap. Adapun
pengelompokannya adalah :
- Overhead variabel, yang termasuk ke dalam overhead variabel
adalah biaya pengemas.
- Overhead tetap, yang termasuk kedalam overhead tetap ini adalah
semua upah tidak langsung dan biaya tidak langsung.
Dalam kegiatan usahanya, PT. Mutifa mengelola bahan mentah
menjadi barang jadi sehingga diperlukan proses pengolahan melalui
beberapa tahap antara lain :

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

1. Ruang gudang
Pada bagian ini bahan baku yang sudah diperoleh berdasarkan dokumen dari
pihak produksi selanjutnya ke pihak gudang akan memberikan bahan baku
tersebut untuk dijadikan barang jadi. Bahan baku ini berupa serbuk dan cairan
obat.
2. Ruang penimbangan
Bahan baku yang diambil dari ruang gudang akan ditimbang sesuai dengan
dokumen yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam ruangan ini juga dilakukan
pengecekan dan pemisahan bahan baku yang dilakukan oleh bagian quality
control yang berfungsi untuk memberikan pernyataan layak atau tidak tidak
layaknya bahan baku tersebut untuk diproses.
3. Ruang pencampuran
Pada bagian ini pencampuran dilakukan untuk mendapatkan bahan baku yang
ideal untuk jenis obat yang harus dicampur dengan bahan penolong yang akan
memproduksi bahan baku menjadi bahan setengah jadi.
4. Ruang grahnal basah
Dalam ruangan ini bahan baku dan bahan penolong disatukan menjadi bahan
setengah jadi melalui serangkaian proses produksi, yaitu :
a. Saringan basah, bahan yang telah dicampur dibuat terpisah untuk jenis
bahan yang akan dihasilkan seperti bahan sirup, obat luar dan obat injeksi.
b. Saringan mesin (kering), dalam proses ini bahan yang telah dicampur tadi
akan dijadikan bahan setengah jadi yang akan berbentuk obat tablet, kaplet,
kapsul dan sejenisnya.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

5. Ruang pengeringan
Bahan baku yang berasal dari ruang grahnal basah akan dikeringkan menjadi
bentuk gumpalan-gumpalan kristal yang belum tersusun rapi dalam bentuk
obatnya. Gumpalan kristal tersebut disebabkan oleh grahnal basah yang
membeku dan menjadi bahan setengah jadi.
6. Ruang pencetakan
Gumpalan-gumpalan kristal tadi akan di cetak sesuai dengan bentuk obat yang
diinginkan. Pencetakan bentuk dikerjakan oleh mesin pencetak. Untuk proses
ini diperlukan waktu kira-kira 4 jam dimana tiap jam mampu menghasilkan
25000 kapsul. Setelah pencetakan ini selesai, cetakan akan diperiksa oleh
bagian ruwahan untuk memeriksa apakah cetakan tersebut layak untuk dikemas
atau tidak.
7. Ruang pengemasan
Untuk pengemasan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
a. Pembotolan, melalui pemasukan kapsul pada tiap botol, penutupan botol
dengan form, pengemasan sealcup pada sekitar tutup botol untuk
menghindari udara luar masuk ke dalam botol, pembuatan brosur dan label
di luar botol ke dalam kotak.
b. Penyetripan, memasangkan kapsul pada tiap-tiap strip yang digunakan
oleh mesin pemasang strip, memasukkan setiap strip pada box atau kotak
kecil, proses pengelemam box kecil dan pembuatan brosur pada kotak.


Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

8. Pengepakan
Proses terakhir kali adalah mengepakkan setiap produk yang siap untuk dijual
yang akan dikirim ke gudang barang jadi. Untuk proses pengemasan sampai
dengan pengepakan 1000 botol atau 1000 box tablet membutuhkan waktu
sekitar 3 jam.
Yang termasuk dalam biaya eksploitasi dan operasional :
1. Biaya penjualan
Merupakan pengeluaran yang direncanakan untuk kegiatan non produksi.
Aktivitas penjualan mencakup gaji, komisi penjualan, biaya pengangkutan,
pengiriman, pergudangan, perlengkapan, iklan dan layanan pelanggan.
2. Biaya administrasi dan umum
Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan
administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke
pemasaran ataupun produksi dikelompokkan sebagai biaya administrasi.
Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai
aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara
keseluruhan dapat terealisasi. Contoh biaya administrasi umum adalah gaji
eksekutif puncak, pencetakan laporan tahunan, dan akuntansi umum.





Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

B. Analisis Hasil Penelitian
1. Prosedur Penyusunan Anggaran PT. Mutifa
a. Menyusun anggaran penjualan
Prosedur dalam menyusun anggaran penjualan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan dasar anggaran
2. Penyusunan rencana penjualan
b. Menyusun anggaran produksi
Prosedur dalam menyusun anggaran produksi adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kebijaksanaan mengenai tingkat persediaan
2. Menentukan kualitas total setiap produk yang harus diproduksi
3. Membuat jadwal produksi
c. Menyusun anggaran biaya produksi
1. Menentukan anggaran biaya bahan baku
2. Menentukan anggaran biaya upah langsung
3. Menentukan anggaran biaya tidak langsung

2. Unsur-Unsur Biaya Produksi
Adapun unsur-unsur biaya produksi pada perusahaan ini dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Bahan baku
J ika dilihat dari teori, bahan baku merupakan bahan yang secara
menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasikan langsung
pada produk yang bersangkutan. J adi bahan baku tersebut merupakan bagian
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

yang integral dari barang-barang yang diproduksi. Dari hasil penelitian, bahan
baku yang dipakai perusahaan adalah bahan-bahan kimia yang sebagian besar
di impor.
Adapun bahan baku yang dipakai untuk memproduksi antalgin antara lain:
- antalgin
- analum
- sack ractis

- magu stearot

- tolcum

- nipagin

b. Upah Langsung
Upah langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
produktif yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi.
PT. Mutifa di dalam perhitungan upah langsung menetapkan dalam satu
bulan jumlah hari kerja dirata-ratakan 25 hari. Tenaga kerja langsung yang di
pekerjakan dalam proses produksi adalah selama 9 jam/hari.
Menurut salah satu konsep teori ada 3 (tiga) alternatif dalam
menentukan dasar pembayaran upah langsung dan salah satunya berdasarkan
tarif jam kerja. Dengan demikian perusahaan telah menerapkan perhitungan
dan pembebanan upah langsung ke dalam biaya produksi sesuai dengan teori.
c. Overhead pabrik
Dalam hal ini perusahaan telah memberikan wewenang dan tanggung
jawab pada bagian produksi untuk mengelola dan mengawasi
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

pelaksanaannya. Bagian yang melaksanakan kegiatan produksi setempat
membuat suatu daftar biaya-biaya yang dikeluarkan dan setelah daftar tadi
selesai dan sesuai dengan apa yang dikerjakan, maka daftar tersebut
diserahkan kepada bagian keuangan.
Perusahaan juga telah membedakan biaya overhead pabrik menjadi
overhead tetap dan overhead variabel. Yang digolongkan ke dalam overhead
tetap adalah semua upah tidak langsung atau biaya tidal langsung, sedangkan
yang digolongkan ke dalam overhead variabel adalah bahan pengemas.
Perusahaan menerapkan taksiran terhadap overhead pabrik ini sebesar
persentase tertentu dari biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga
kerja langsung.

3. Pengawasan Melalui Anggaran Biaya Produksi
Perencanaan tanpa pengawasan merupakan pekerjaan yang tiada guna.
Bagaimanapun baiknya suatu perencanaan, tidak akan mencapai tujuan tanpa
adanya pengawasan. Pengawasan melalui anggaran dapat dilihat dengan
membandingkan anggaran dengan realisasinya, maka akan diperoleh varian
baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Varians tersebut akan
dianalisa untuk merumuskan tindakan korektif untuk masa yang akan datang.




Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut ini akan disajikan perbandingan antara anggaran biaya produksi
PT. Mutifa untuk tahun anggaran 2006 dengan realisasinya sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi
Untuk Periode Januari - Desember 2006
BULAN ANGGARAN REALISASI SELISIH %
J anuari Rp. 420.000.000 Rp. 318.470.000 Rp. 101.530.000 24,17
Februari Rp. 500.000.000 Rp. 433.534.000 Rp. 66.466.000 13,29
Maret Rp. 550.000.000 Rp. 525.985.000 Rp. 24.015.000 4,36
April Rp. 530.000.000 Rp. 432.374.000 Rp. 106.626.000 20,12
Mei RP. 575.000.000 Rp. 481.549.000 Rp. 93.451.000 16,52
J uni Rp. 550.000.000 Rp. 470.766.000 Rp. 79.234.000 14,40
J uli Rp. 470.000.000 Rp. 407.754.000 Rp. 62.246.000 13,24
Agustus Rp. 560.000.000 Rp. 470.739.000 Rp 89.261.000 15,94
September Rp. 535.000.000 Rp. 444.516.000 Rp. 90.484.000 16,91
Oktober Rp. 600.000.000 Rp. 534.900.000 Rp. 65.100.000 10,85
Nopember Rp. 715.000.000 Rp. 632.986.000 Rp. 82.014.000 11,47
Desember Rp. 674.000.000 Rp. 466.364.000 Rp. 180.636.000 27,92
JUMLAH Rp. 6.652.000.000 Rp.5.610.937.000 Rp.1.041.063.000 15,65
Sumber : PT. Mutifa Medan
Dari tabel diatas dapat diketahui adanya selisih sebesar 15,65% antara
anggaran produksi dengan realisasinya. Perbedaan yang sangat besar ini
diakibatkan karena seringnya bahan baku terlambat sampai ke gudang perusahaan
ataupun juga karena bahan yang yang dipesan oleh perusahaan tidak tersedia di
supplier. Bahan baku perusahaan sebesar 98% adalh bahan baku impor. Perbedaan
yang mencolok ini juga disebabkan karena mesin yang digunakan dalam produksi
sering mengalami kerusakan, sehingga produksi terhambat.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Dalam penyusunan anggaran biaya produksi ini, ada hal-hal yang harus
diperhatikan oleh bagian produksi, yaitu :
1. Penyediaan bahan-bahan untuk produksi
Sebelum bagian produksi mulai merencanakan barang yang akan
diproduksi, bagian ini harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan
gudang, untuk mengetahui apakah di gudang tersedia bahan baku serta bahan
pengemas yang dibutuhkan. J ika ternyata bahan yang dibutuhkan tidak tersedia,
atau ada kekurangan bahan, maka bahan tersebut segera disiapkan atau segera
dilakukan pembelian atas bahan-bahan yang kurang tersebut. Hal ini
diperhatikan agar bagian produksi dapat membuat perencanaan dengan akurat.
2. Perencanaan Produksi
Pada tahap ini, bagian produksi akan berkoordinasi dengan bagian
penjualan untuk mengkonfirmasi apa saja yang kan diproduksi. Bagian
penjualan membuat anggaran penjualan yang berdasarkan pada permintaan
obat-obatan oleh pelanggan, subsisidi pemerintah, pengalaman penjualan tahun
lalu, serta prakiraan permintaan pasar. Produksi dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan perusahaan, yang tergantung kepada daya kerja mesin serta tenaga
kerja yang tersedia.
Setelah hal tersebut di atas terpenuhi, maka bagian produkssi akan
menyusun anggaran produksi. Anggaran ini memaparkan jumlah bahan baku
yang dibutuhkan, jumlah bahan pengemas yang dibutuhkan, banyaknya tenaga
kerja yang dibutuhkan, berapa hari kerja, serta berapa kekuatan mesin yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan barang jadi.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Sebaiknya perencanaan barang jadi dibuat jika seluruh bahan tersedia di
gudang, tetapi tidak selamanya hal tersebut dapat terpenuhi jika terdapat
kekurangan bahan baku dan bahan pembantu, ataupun bahan pengemas di
gudang, maka bagian produksi akan membuat perencanaan untuk jenis obat
yang bahannya tersedia di gudang sambil menunggu pemesanan bahan yang
belum tersedia. Perencanaan untuk jenis obat lainnya akan dibuat setelah
jumlah bahan baku serta bahan pengemas yang dibutuhkan telah tersedia di
gudang. Faktor lain yang diperhatikan dalam perencanaan ini adalah adanya
kemungkinan yang tidak terelakkan, misalnya keterlambatan pengirimam bahan
baku yang dapat saja diakibatkan bencana alam, ataupun juga seperti pada saat
ini adanya nilai dolar yang terus berubah-ubah.
Di dalam pengawasan biaya produksi, perusahaan ini juga menerapkan
suatu biaya standar yang merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang
mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat
mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang
dari biaya standar yang ditentukan.
Sistem ini mencatat biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang
sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan
biaya sesungguhnya serta menyajikan analisis penyimpangan biaya
sesungguhnya dari biaya standar.



Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Berikut disajikan data biaya standar dan biaya sesungguhnya untuk
produksi antalgin pada bulan Oktober 2006 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya
Untuk Bulan Oktober 2006
Realisasi Anggaran S e l i s i h
B i a y a
Jumlah(kg) Harga(@) Jumlah(kg) Harga(@) Jumlah Harga %
Bahan Baku
Antalgin
Analum
Sack Ractis
Magu Stearot
Tolcum
Nipagin

50
3
5
0.4
1.6
0.025

88.400
3.500
15.070
15.000
6.500
157.760

55
2
4
0.5
1.8
0.020

87.000
3.175
20.000
16.350
9.225
149.850

5
(1)
(1)
0.1
0.2
(0.005)

(1.400)
(325)
(4.930)
1.350
2.725
(7.910)

9.09
-50
-25
20
11.11
25
60.025 286.230 63.32 285.600 3.295 (630) 5.20
Upah Langsung
Overhead
Polycellonium
Brosur
Mosfer Box
Curegated Box
Lain-lain

1 box
4
500
500
10
2

250
650.000
10
345
1.750
377.500

1 box
3
450
535
13
3

240
640.000
8
390
2.050
380.000

-
(1)
(50)
35
3
1

(10)
(10.000)
(2)
45
300
2.500

-
-33.33
-11.11
6.54
23.07
33.33
1.016 1.029.605 1.004 1.022.448 (12) (7.157) -1.19

Sumber : PT. Mutifa
Selisih yang timbul pada data diatas terutama dikarenakan kondisi
ekonomi, yang sebagian besar bahan baku yang digunakan untuk memproduksi
antalgin berasal dari luar negeri/ diimpor dari Negara lain padahal nilai tukar mata
uang kita masih belum stabil. Meskipun demikian, selisih yang ada tidak begitu
besar. Dengan diterapkannya biaya, dalam hal ini perusahaan telah memperkecil
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

kemungkinan terjadinya selisih atu penyimpangan yang terjadi di dalam proses
produksi.
3. Pengawasan
Pengawasan akuntansi
Pengawasan akuntansi meliputi semua cara dan prosedur yang berhubungan
langsung dengan pengamanan harta milik. Umumnya pengawasan ini meliputi
sistem pemberian wewenang dan sistem persetujuan, pemisahan tugas antara
tugas operasional atau tugas yang berhubungan dengan penyimpanan harta
kekayaan dan tugas pencatatan.
Pengawasan mutu
Mutu obat-obatan di PT. Mutifa diperiksa oleh bagian quality control
yang membawahi sebuah laboratorium dimana pemeriksaan mutu obat-obatan
dilakukan. Pemeriksaan mutu ini dilakukan untuk mengetahui apakah kadar
obat-obatan sesuai dengan standar pharmathology atau sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
Contoh :
Kadar alkohol biasanya adalah sebesar 96%, akan tetapi ada permintaan dari
konsumen bahwa yang dibutuhkan adalah alkohol dengan kadar 70%. Tugas
dari laboratorium adalah untuk menyesuaikan kadar tersebut menjadi 70%
sesuai dengan permintaan pelanggan.
Ada batasan-batasan dalam penetuan mutu dari obat-obatan, yang paling
bagus adalah 100%. Maksud dari batasan ini adalah untuk menentukan berapa
besar penyimpangan mutu yang masih dapat ditolerir. Misalnya, batasan yang
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

ditentukan adalah 2%, maka mutu sebesar 98% atau 102% masih
diperbolehkan.
Bagian pengawasan mutu ini juga bertugas untuk memusnahkan barang-
barang yang mutunya dianggap rendah, atau barang yang dianggap rusak
sehingga tidak dapat dijual. Barang yang disangsikan mutunya tersebut diambil
sampelnya dari gudang, kemudian diperiksa di laboratorium. J ika terbukti
barang tersebut tidak baik atau mutunya tidak standar, maka dikeluarkan berita
acara pemusnahan oleh bagian quality control. Berita acara pemusnahan ini
berisikan nama barang, serta berapa barang yang rusak dikeluarkan dari
gudang. Biasanya barang yang rusak tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar
atau ditanam.
Pengawasan penyediaan bahan baku perusahaan masih kurang baik, hal ini
dapat dilihat dari produksi perusahaan yang belum dapat mencapai target sesuai
dengan anggaran. Bahan baku PT. Mutifa sebesar 98% merupakan bahan
impor. Penyediaan bahan baku di gudang dilakukan berdasarkan anggaran
produksi yang dibuat. Bahan baku disediakan di gudang 25% lebih besar dari
bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. Misalnya berdasarkan
anggaran produksi bahan baku yang diperlukan adalah sebesar 2 ton. Diketahui
bahwa ada persediaan bahan baku sebesar 1 ton di gudang, maka bahan baku
yang dibeli oleh perusahaan adalah sebesar 1,5 ton sehingga bahan baku
seluruhnya di gudang akan berjumlah 2,5 ton.


Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Pengawasan Fisik
Bahan baku yang dimiliki perusahaan disimpan di dalam gudang bahan
baku, gudang bahan pengemas, dan gudang bahan jadi. Barang dalam proses
berada di ruang produksi. Setiap gudang diawasi atau dipimpin oleh seorang
kepala gudang yang dibantu oleh anggota-anggotanya. J umlah anggota dalam
gudang tergantung oleh banyaknya persediaan yang disimpan dalam gudang
tersebut. Semakin banyak barang yang disimpan, anggota yang ditugasi untuk
mengawasi gudang tersebut juga diperbanyak. Kepala gudang bertanggung
jawab untuk memelihara serta menyimpan barang pada tempatnya sesuai
dengan kebutuhan barang tersebut, misalnya barang-barang yang tidak tahan
panas disimpan di dalam ruangan yang memiliki pendingin ruangan (air
conditioner).
Barang-barang yang dimasukkan ke dalam gudang adalah :
1. Hasil produksi perusahaan, yaitu merupakan obat-obatan yang dihasilkan
melalui operasi perusahaan.
2. Barang yang sudah dijual kepada pelanggan tetapi dikembalikan, hal ini
dapat terjadi karena :
a. mutu obat yang tidak cocok
b. barang rusak
c. harga tidak cocok
d. kelebihan pembelian oleh pelanggan
3. Barang yang dibeli dari luar (bukan merupakan hasil produksi
perusahaan).
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

4. Obat-obatan yang diminta untuk dijual dari bagian penjualan
5. Obat-obatan yang rusak atau mutunya tidak sesuai, dan akan dimusnahkan.
6. Obat-obatan untuk sumbangan bencana alam/inpres.
Gudang juga dilengkapi dengan sistem alarm yang dinyalakan pada malam
hari, serta juga dilakukan penjagaan oleh petugas jaga perusahaan.
Untuk keamanan gudang, PT. Mutifa menetapkan beberapa peraturan yang
harus diperhatikan oleh para karyawan perusahaan, yaitu :
1. Tidak dibenarkan untuk merokok serta menyalakan api di dalam gudang.
2. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang keluar masuk gudang. Pihak yang
berkepentingan adalah petugas gudang, petugas yang ditunjuk untuk
memeriksa gudang, ataupun yang diberi hak untuk masuk ke gudang
3. Tidak dibenarkan untuk menyimpan barang lain di gudang selain yang
tercantum di dalam kartu persediaan.
Perusahaan mengadakan perhitungan fisik setiap setahun sekali. Petugas
yang berwenang atas pelaksanaan perhitungan fisik ini adalah bagian
akuntansi.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penelitian yang dilaksanakan pada PT. Mutifa
Medan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
3. PT. Mutifa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam
bidang industri obat-obatan.
4. Adanya selisih 15,65 % antara anggaran produksi dengan realisasinya
disebabkan karena seringnya bahan baku terlambat sampai ke gudang
perusahaan ataupun juga karena bahan baku yang dipesan oleh perusahaan
tidak tersedia di supplier, dan juga disebabkan karena mesin yang
digunakan sering mengalami kerusakan.
5. Bahan baku perusahaan sebesar 98 % adalah bahan baku impor.
6. Pengawasan mutu perusahaan telah baik, dengan adanya bagian quality
control dan sesuai dengan standar pharmathology.
7. Adanya penumpukan tugas pada manajer umum, khususnya bagian
pemasaran karena tidak adanya bagian yang khusus yang menangani
pemasaran.




Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

B. Saran
Secara umum PT. Mutifa telah menerapkan pengawasan biaya
produksi melalui anggaran dengan memadai, akan tetapi ada beberapa hal
yang harus diperhatikan antara lain :
1. Perusahaan seharusnya memiliki bagian khusus yang menangani
pemasaran sehingga dapat dihindari penumpukan tugas pada manajer
umum.
2. Mesin-mesin perusahaan yang sudah tidak layak pakai hendaknya diganti
dengan yang baru agar kegiatan produksi perusahaan tidak terhambat.
3. Perusahaan sebaiknya menambah jumlah supplier/pemasok agar kegiatan
produksi perusahaan tidak terhambat dikarenakan keterlambatan bahan
baku sampai ke gudang perusahaan.
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., dan Govindarajan, Vijay, 2005, Sistem Pengendalian
Manajemen, Salemba Empat, J akarta.

Blocher, Chen, dan Lin, 2001, Manajemen Biaya, Edisi Pertama, J ilid 1,
Diterjemahkan oleh A. Susty Ambarini, Salemba Empat, J akarta.

Carter, William K., dan Usry, Milton F., 2005, Akuntansi Biaya, Edisi 13,
Salemba Empat, J akarta.

Hansen, Don R dan., Mowen, Maryanne M, 2001, Manajemen Biaya, Salemba
Empat, J akarta.

Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis,
BPFE, Yogyakarta.

Kholmi, Masiah., dan Yuningsih, 2004, Akuntansi Biaya, Universitas
Muhammadiah Malang (UMM), Malang.

Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Aditya Media, Yogyakarta.

Nafarin M, 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Salemba Empat,
J akarta.

Ray H, Garrison., dan Eric W, Noreen, 2005, Akuntansi Manajemen,
Diterjemahkan oleh A. Totok Budisantoro, Salemba Empat, J akarta.

Sugiono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alvabeta, Bandung.

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009

Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009
Welsch, Glenn A, Hilton, Ronald, 2000, Perencanaan dan Pengendalian Laba,
Diterjemahkan oleh Purwaningsih, Edisi Pertama, Salemba Empat,
J akarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
J akarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, J urusan Akuntansi, 2004, Buku
Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,
Medan.

Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. MUTIFA MEDAN





DEWAN KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR
Manajer
Umum/Persero
Manajer
Akuntansi
Manajer
Keuangan
Manajer
Quality Control
Manajer
Produksi
Manajer
Penjualan
Manajer
R dan D
Manajer
Pembelian

Kasir

Supervisor
Wakil Manajer
Produksi
Wakil Manajer
Produksi
Staf
Penjualn
Staf
R dan D
Audit
Staf
Akt
Staf
Personalia
Staf
Umum
Perencanaan
Produksi
Laboratorium

Teknisi
Unit
Kapsul
Unit
Syrup
Unit
Injeksi
Unit
Poeder
Unit
Tablet
Rini Adistika : Peranan Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Pada PT. Mutifa Medan, 2007
USU Repository 2009
Gudang
Barang J adi
Gudang Bahan
Kemasan
Gudang
Bahan J adi
Sumber : PT. Mutifa

Anda mungkin juga menyukai