Anda di halaman 1dari 2

12.

sistem rujukan
sakit mempunyai beberapa tingkat atau gradasi. Secara umum dapat dibagi dalam 3 tingkat, yakni
sakit ringan (mild), sakit sedang (moderate) dan sakit parah (severe).
Dengan ada 3 gradasi penyakit ini maka menuntut bentuk pelayanan kesehatan yang berbeda pula.
Untuk penyakit ringan tidak memerlukan pelayanan canggih. Namun sebaliknya untuk penyakit yang
sudah parah tidak cukup hanya dengan pelayanan yang sederhana melainkan memerlukan pelayanan
yang sangat spesifik.
Oleh sebab itu, perlu dibedakan adanya 3 bentuk pelayanan, yakni :
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang
sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok
ini didalam suatu populasi sangat besar (lebih kurang 85%), pelayanan yang diperlukan oleh
kelompok ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services) atau juga merupakan
pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care). Bentuk pelayanan ini di Indonesia
adalah puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan balkesmas.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health services)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang memerlukan perawatan
nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini
misalnya rumah sakit tipe C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat
ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan sudah kompleks dan memerlukan tenaga-
tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia : rumah sakit tipe A dan B.
Secara lengkap sistem rujukan ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-
unit yang setingkat kemampuannya).
Dari batasan tersebut dapat dilihat bahwa hal yang dirujuk bukan hanya pasien saja tapi juga masalah-
masalah kesehatan lain, teknologi, sarana, bahan-bahan laboratorium, dan sebagainya. Disamping itu
rujukan tidak berarti berasal dari fasilitas yang lebih rendah ke fasilitas yang lebih tinggi tetapi juga
dapat dilakukan diantara fasilitas-fasilitas kesehatan yang setingkat.
Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi 2, yakni :
a. Rujukan medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien.
Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan pemeriksaan.
b. Rujukan kesehatan masyarakat
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan
(promosi). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,sarana dan operasional.

Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei.
Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

Dalam kasus di pemicu ini pasien kita rujuk ke bagian laboratorium baik swasta maupun
milik pemerintah guna memastikan diagnosa dari penyakit yang di alaminya. Dan dalam melakukan
rujukan tersebut kita perlu menggunakan formulir rujukan dan rujuk balik yang baku untuk
memastikan efektifitas rujukan dan menjamin kualitas layanan.
Formulir rujukan memuat informasi,antara lain:
Alamat tujuan rujukan yang jelas
Waktu rujukan harus dilakukan
Nama orang yang harus ditemui
Jenis layanan yang dibutuhkan
Alasan dilakukannya rujukan
Apa yang sudah dilakukan sebelumnya di layanan yang melakukan rujukan

Anda mungkin juga menyukai