Assalamualaikum Wr. Wb. Sinergi pelaksanaan pembangunan daerah yang berkualitas, memerlukan peran serta dan partisipasi berbagai pihak pemangku kepentingan di Jawa Barat, sehingga memiliki arti yang sangat penting dalam keberhasilan pelaksanaan program-program pembangunan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dibuat berdasar kepada (1) Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025; (2) Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013 Provinsi Jawa Barat; (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; dan (4) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Rencana Perencanaan Pembangunan Daerah (Sisrenbangda). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 merupakan perencanaan tahunan yang telah dilakukan sinkronisasi terhadap materi program dan prioritas nasional, serta program prioritas Kabupaten/Kota se Jawa Barat yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah; program prioritas pembangunan daerah; serta rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju. Berdasarkan visi dan misi Jawa Barat Tahun 2008-2013, dan memperhatikan tema pembangunan sebagaimana yang terdapat pada RKPD Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011, maka ditetapkan tema penyelenggaraan pembangunan Tahun 2012, yaitu: Mengintegrasikan Peran Investasi Dunia Usaha dalam Menghela Pembangunan Sektoral dan Kewilayahan Bersifat Monumental untuk Mempercepat Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera 2 Rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 telah mengalami proses pembahasan sejak tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten Kota, yaitu pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten dan Kota se Jawa Barat pada tanggal 1 20 Maret 2011, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kewilayahan (Pra Musrenbang) di 4 (empat) Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) pada tanggal 29 Maret 4 April 2011, dan Musrenbang Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada tanggal 6 7 April 2011. Pada acara Musrenbang dilakukan penyempurnaan terhadap Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 yang selanjutnya akan ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Melalui media ini, saya sampaikan Ringkasan Rancangan Awal RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan sekaligus mengundang partisipasi seluruh masyarakat Jawa Barat untuk mengkritisi, mengembangkan dan memberikan masukan terhadap substansi RKPD, secara langsung maupun melalui Angket Perencanaan Partisipatif. Terima kasih atas perhatian dan peran seluruh masyarakat Jawa Barat selama ini. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbing kita semua, serta memberikan berbagai kemudahan dalam rangka memaksimalkan ikhtiar bersama bagi percepatan pembangunan Jawa Barat. Wassalamualaikum Wr. Wb. GUBERNUR JAWA BARAT, AHMAD HERYAWAN 3 RINGKASAN RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 P Pe en ng ga an nt ta ar r RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagaimana tercantum dalam RPJMD Tahun 2008-2013, yaitu Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera, dimana RKPD Tahun 2012 merupakan Tahap Pengembangan terhadap perwujudan visi jangka menengah tersebut. Dalam kerangka perwujudan visi RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025, yaitu Dengan Iman dan Taqwa Provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia, RKPD Tahun 2012 berada pada tahap Penyiapan Kemandirian Masyarakat Jawa Barat. Kebijakan pembangunan Jawa Barat pada tahun 2012 memiliki sinkronisasi dengan kebijakan pembangunan Nasional yang tercantum pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 dan RPJMN 2010-2014. E Ev va al lu ua as si i H Ha as si il l P Pe em mb ba an ng gu un na an n Perkembangan capaian pembangunan Jawa Barat dapat dilihat sebagai berikut: berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 oleh BPS Jawa Barat, Jumlah Penduduk sebesar 43.021.826 jiwa meningkat sebesar 327.875 jiwa dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 42.693.951 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,89%. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada Tahun 2010 mencapai 72,08 meningkat sebesar 0,44 poin dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 71,64, dengan perincian untuk Tahun 2010: Indeks Pendidikan sebesar 81,67; Indeks Kesehatan sebesar 72,00; Indeks Daya Beli sebesar 62,57 dengan Paritas Daya Beli sebesar Rp. 630.770,- . Di bidang pendidikan, pada Tahun 2010 capaian APK SD/MI adalah sebesar 117,18%, APK SMP/MTs mencapai 93,97%, dan APK SMA/SMK/MA mencapai 57,50%. Mengenai capaian program pada Tahun 2009 hingga Tahun 2010 dapat disampaikan bahwa, dalam rangka perluasan lapangan kerja, Program Gubernur tentang penyediaan 1 juta kesempatan kerja yang diagendakan pada periode Tahun 2008-2013, sampai dengan akhir Tahun 2010 telah terealisasi sebanyak 1.063.302 kesempatan kerja. 4 Di bidang kesehatan pada Tahun 2010 Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai 68,20 tahun, meningkat 0,2 tahun dari tahun sebelumnya. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Tahun 2010 belum terbit, namun berdasarkan data terakhir AKB Tahun 2008 sebesar 38,51 per 1000 kelahiran hidup, dan AKI Tahun 2007 sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun yang sama, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 6,09% meningkat 1,80% dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 4,29%; namun Inflasi Tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 3,37% menjadi sebesar 6,46% dibandingkan inflasi Tahun 2009 sebesar 3,09%; PDRB atas dasar harga Konstan Tahun 2000 sebesar Rp. 321,87 Triliun meningkat Rp. 19,25 Triliun dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar Rp. 302,62 Triliun; hal positif lainnya, Penduduk Miskin Tahun 2010 sebesar 11,27% menurun 0,69% dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 11,96%; Jumlah Prosentase Pengangguran Tahun 2010 sebesar 10,33% menurun 1,63% dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 10,96%; Investasi atas dasar harga berlaku Tahun 2010 sebesar Rp 136,63 Triliun meningkat Rp 17,32 Triliun dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar Rp 119,31 Triliun. Di bidang pertanian tercatat peningkatan capaian kinerja pembangunan sebagai berikut: produksi gabah kering giling pada Tahun 2010 sebesar 11,74 ton, meningkat 3,67% dibandingkan dengan Tahun 2009 sebesar 11,32 juta ton; produksi protein hewani pada Tahun 2010 menunjukkan peningkatan, masing-masing mencapai 524.054 ton daging, 173.309 ton telur, 260.201 ton susu, dan 901.783 ton ikan. Di bidang perindustrian juga tercatat peningkatan capaian kinerja sebagai berikut: pada Tahun 2010 telah tercatat jumlah unit usaha industri di Jawa Barat baik Industri Kecil dan Menengah serta Industri Besar sebanyak 202.887 buah. Selama Tahun 2010 Jawa Barat mendapatkan sejumlah penghargaan, antara lain: Penghargaan Adi Bhakti Mina Bahari Tingkat Nasional di bidang Kelautan dan Perikanan; Penghargaan Upakarti dalam upaya Program Pengembangan IKM Jawa Barat, di bidang Perindustrian, Perdagangan dan KUMKM; Penghargaan Pangan Award bagi UKM; serta Penghargaan PRIMANIYARTA dalam upaya Pengembangan dan Peningkatan Ekspor Jawa Barat. Keberadaan dunia usaha yang tersebar di wilayah Jawa Barat merupakan berkah bagi pembangunan di Jawa Barat yang diharapkan mampu berkontribusi dalam percepatan pembangunan. Keberadaan dunia usaha ini telah membuka banyak lapangan kerja. Selain itu, mulai Tahun 2010, telah diupayakan sinergitas program Corporate Social Responsibility (CSR) melalui tema CSR, yaitu: Jabar Maju Bersama Mitra, dengan mengemban misi khusus untuk kemanusiaan dan lingkungan (CSR for humanity and environment) dengan fokus pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Dalam konteks ini Gubernur Jawa Barat telah menetapkan untuk 5 pertama kalinya 4 (empat) orang Duta CSR Jawa Barat, yaitu: Hendra Lesmana (Himpunan Kawasan Industri), H. Syafik Umar (HU Pikiran Rakyat), Tina Talisa (TV One) dan Nenny Soemawinata (Putra Sampoerna Foundation). Di bidang pembangunan infrastruktur juga tercatat peningkatan capaian kinerja pembangunan sebagai berikut: angka kemantapan jalan status provinsi meningkat dari 89,51% Tahun 2009 menjadi 92,08% Tahun 2010. Dalam rangka mempercepat pembebasan lahan untuk pembangunan 3 (tiga) jalan tol pada Tahun 2010 telah berhasil ditandatangani Nota Kesepahaman antara Kementerian Pekerjaan Umum dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang pendanaan pengadaan lahan yang melibatkan peran BUMD, suatu langkah terobosan untuk pembangunan Tol Dalam Kota Bandung (Bandung Intra Urban Toll Road) dan Tol SOROJA (Soreang-Pasirkoja), serta jalan Tol CISUMDAWU. Untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka sampai Tahun 2010 telah dibebaskan lahan seluas 459,7 Ha dan pada Tahun 2011 akan dimulai proses pengadaan investor untuk pembangunannya melalui mekanisme Public Private Partnership serta mengupayakan sebagian dana bersumber dari APBN/APBD dan sumber dana lainnya. Di bidang Pengelolaan jaringan irigasi kewenangan provinsi, telah dicapai peningkatan perbaikan jaringan irigasi dari kondisi baik 60,76% pada Tahun 2009 menjadi 61,72% pada Tahun 2010. Sampai dengan akhir Tahun 2010, pembangunan konstruksi waduk Jatigede sudah mencapai 37%, sebagai sumber air baku untuk wilayah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka. Dalam rangka program Jabar Caang, pada Tahun 2010 telah terealisasi desa berlistrik sebesar 100%, dan rasio elektrifikasi rumah tangga sebesar 69,89%, melebihi target midterm RPJMD sebesar 67-69%. Di bidang keciptakaryaan, walaupun tercatat peningkatan capaian kinerja pembangunan dibanding tahun sebelumnya, namun masih banyak upaya yang harus dilakukan untuk pencapaian 100%. Pada Tahun 2010 cakupan pelayanan persampahan mencapai 56%. Saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melanjutkan pemanfaatan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sementara Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat sambil menunggu beroperasinya TPPAS Legoknangka di Kabupaten Bandung. Hal yang sama sedang dilaksanakan pembangunan TPPAS Nambo di Kabupaten Bogor. Pada Tahun 2010, capaian pelayanan penyediaan air minum perkotaan sebesar 35,05%, serta cakupan pelayanan Air Minum perdesaan sebesar 22,78%; dan Cakupan pelayanan pengelolaan limbah cair domestik sebesar 52 %. Dalam hal pengembangan energi panas bumi telah diselesaikan 3 (tiga) Izin Usaha Pertambangan di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Tangkuban Perahu, WKP Tampomas dan WKP Cisolok-Cisukarame. 6 Dalam upaya penataan ruang/lingkungan di Jawa Barat, pada Tahun 2010, setelah mendapat persetujuan substansi dari Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional dan persetujuan legal dari Menteri Dalam Negeri, telah berhasil ditetapkan Perda no.22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat. Selain itu telah berhasil diterbitkan Perda No. 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan Wilayah Jawa Barat bagian Selatan Tahun 2010-2029 sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat yang telah berlangsung lama. Dalam upaya penanganan lahan kritis seluas 580.397 Ha, sejak Tahun 2003 sampai Tahun 2010 telah dilaksanakan penanganan seluas 526.318,53 Ha melalui Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL). Selain kegiatan diatas, dalam upaya rehabilitasi lahan kritis telah dilaksanakan penanaman pohon sebanyak 45 juta pohon melalui Gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon. Di bidang pemerintahan, untuk merespon kebutuhan organisasi dan harapan masyarakat terhadap sosok birokrasi yang bermutu dan akuntabel, telah ditetapkan Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD-PK) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013. Sementara itu, melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat telah memfasilitasi lelang sebanyak 1.562 paket untuk Tahun 2010, dengan efisiensi anggaran sebesar 13,60% dari pagu yang disediakan sehingga LPSE Jawa Barat berhasil menjadi LPSE terbaik se-Indonesia. Selanjutnya, dalam rangka pengembangan demokrasi pada penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, angka partisipasi pemilih di Kabupaten Sukabumi mencapai 63,20%, Kabupaten Bandung mencapai 64,99%, Kabupaten Indramayu 64,38%, Kabupaten Karawang 39,22%dan Kota Depok 54,28%. Rancangan Kerangka Pembangunan, Ekonomi dan Kebijakan Keuangan 2012 Dalam hal rancangan rencana anggaran untuk penyelenggaraan pembangunan Tahun 2012, volume APBD Murni Tahun 2012 diproyeksikan sebesar Rp. 9,15 Trilyun lebih dan proyeksi APBD Murni Tahun 2013 sebesar Rp. 9,94 Trilyun lebih. Secara singkat capaian realisasi dan target indikator pembangunan Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 2008-2013, adalah sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 berikut ini: 7 Tabel 1 Kerangka Pembangunan dan Ekonomi Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2012 NO INDIKATOR Capaian dan Target Indikator Makro Capaian 2008 Capaian 2009 Capaian 2010 Target 2011 (RPJMD) Target 2012 (RPJMD) 1. a. Jumlah Penduduk (orang) 42.194.869 42.693.951 43.021.826 43.714.870 2) 44.316.790 2) b. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,70 1,89 1,89 1,73 1,71 2. IPM: 71,12 1) 71,64 1) 72,08 2) 73,25 - 73,40 74,04 - 74,27 a) Indeks Pendidi kan 80,36 1) 81,14 1) 81,67 2) 82,92 - 83,29 83,81 - 84,37 - Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,50 1) 7,72 1) 7,95 2) 8,23 - 8,40 8,49 - 8,74 - Angka Mel ek Huruf (%) 95,53 1) 95,98 1) 96,00 2) 96,93 - 96,94 97,41 - 97,42 b) Indeks Kesehatan 71,33 1) 71,67 1) 72,00 2) 73,33 - 73,40 74,17 - 74,27 - Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,80 1) 68,00 1) 68,20 2) 69,00 - 69,04 69,5 - 69,56 c) Indeks Daya beli 61,66 1) 62,10 1) 62,57 2) 63,47 - 63,48 64,15 - 64,18 - Purchasing Power Pari ty/PPP (Rp.000) 626,81 1) 628,71 1) 630,77 2) 634,63 - 634,71 637,59 - 637,71 3. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 12,08 10,96 10,33 10,47 10,24 4. Penduduk Miski n 5.322.440 4.983.570 4.773.720 10,31% 9,45% 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,83 4,29 6,09 5,0 - 6,0 6,0 - 6,5 6. Inflasi / yoy / Jan-Jan (%) 11,11 3,09 6,46 4 6 3,5 - 5,5 7. PDRBadh Konstan Tahun 2000 (trilyun) 290,17 302,62 321,87 340,79 363,01 8. Investasi (trilyun Rp) 107,93 119,31 136,63 39,47 43,71 Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat Keterangan: 1) Angka Jawa Barat; 2) Angka sangat sementara Pada Tahun 2012, kebijakan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap konsisten untuk mengalokasikan anggaran fungsi pendidikan sebesar 20 % dari total belanja, alokasi anggaran fungsi kesehatan menjadi 10% dari total belanja. Disamping itu dialokasikan anggaran fungsi perekonomian masyarakat termasuk infrastruktur penunjangnya sebesar 7,5-10% dari total belanja, dalam rangka mendorong peningkatan indeks daya beli masyarakat, serta pemenuhan alokasi dukungan pembiayaan tahun jamak. Dua Belas Isu Strategis dan Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2012 Tema pembangunan Tahun 2012 adalah: Mengintegrasikan Peran Investasi Dunia Usaha dalam menghela Pembangunan Sektoral dan Kewilayahan Bersifat Monumental untuk Mempercepat Terwujudnya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera. Melalui tema pembangunan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajak peran serta aktif seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat, terutama peran Dunia Usaha untuk bersama-sama mempercepat proses perwujudan masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera. 8 Arah Kebijakan Pembangunan Jawa Barat Tahun 2012 dirumuskan untuk merespon isu-isu strategis dan sasaran pembangunan daerah, sebagaimana diuraikan berikut ini: 1. Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan, Peran Pemuda dan Prestasi Olahraga, direspon melalui Kebijakan anggaran fungsi pendidikan sebesar 20% dari total belanja. Akan dibangun 6.000 RKB SMP/SMA/SMK per tahun yang tersebar di 26 Kabupaten/Kota, Beasiswa Pelopor Satu Siklus untuk 200 mahasiswa per tahun, pembangunan empat stadion Olah Raga tersebar di empat Wilayah Kerja Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP), empat area terbuka di empat wilayah untuk gelar budaya dan kreatifitas pemuda. Merubah status 4 (empat) PTS menjadi 4 (empat) PTN secara bertahap tersebar di empat WKPP, pembangunan politeknik manufaktur di WKPP-II Purwakarta. 2. Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan serta Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), direspon melalui kebijakan peningkatan fungsi pelayanan kesehatan di puskesmas, peningkatan kualitas sarana dan prasarana puskesmas, pembangunan Unit/Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Daerah, menjadikan Posyandu Multifungsi, peningkatan jumlah puskesmas mampu PONED sebanyak 200 unit per tahun di 26 Kabupaten/Kota, pembangunan 4 (empat) gedung rawat inap Gakin di 4 (empat) WKPP. 3. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengendalian Penduduk, direspon melalui kebijakan peningkatan kesempatan kerja untuk meningkatkan daya beli masyarakat, penanggulangan kemiskinan melalui fasilitasi masyarakat miskin untuk bekerja, Program Jabar Mengembara dalam bentuk peningkatan keterampilan komputer dan penguasaan bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Korea dan Jepang. Pengendalian penduduk dilaksanakan melalui pengendalian laju pertumbuhan alami dan pengendalian migrasi masuk. 4. Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah secara Merata, direspon melalui cara mempercepat penuntasan pembangunan infrastruktur strategis, pembangunan jalan di area pusat produksi dan distribusi, rehabilitasi irigasi tersier, pembangunan jalan lingkar alternatif dan tol untuk mengatasi kemacetan, dengan sumber pendanaan mendorong pelibatan pihak swasta dan BUMD. 5. Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat, direspon melalui kebijakan dengan anggaran Rp 100 milyar untuk dukungan kesejahteraan dan modal usaha petani, peningkatan produksi 13,5 juta ton GKG, peningkatan produksi 1 juta ekor sapi potong/sapi perah dan 10 juta ekor kambing/domba di 3 (tiga) WKPP, dan jaminan ketersediaan pangan daerah. 9 6. Ketahanan Energi dan Diversifikasi Sumber Energi, direspon melalui kebijakan eksplorasi energi terbarukan, penggunaan energi yang efisien, pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif. 7. Aksesibilitas Permodalan dan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) direspon melalui kebijakan anggaran sebesar Rp 200 milyar per tahun untuk penciptaan lapangan kerja di sektor UKM; anggaran Rp 50 milyar per tahun untuk operasi pasar, peningkatan kemampuan untuk mengakses pasar; peningkatan kualitas, serta kuantitas dan kontinuitas produk. 8. Perbaikan Iklim Usaha yang Kompetitif dan Peningkatan Investasi serta Pelibatan Dunia Usaha, direspon melalui kebijakan penciptaan Iklim yang kondusif bagi investor. Untuk meningkatkan daya saing usaha dilakukan melalui penyempurnaan regulasi agar mendukung iklim usaha dan investasi di daerah; dan memaksimumkan kebijakan layanan perijinan terpadu. 9. Pengelolaan Bencana, Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Antisipasi Perubahan Iklim, direspon melalui kebijakan peningkatan koordinasi penanganan bencana; antisipasi terhadap kondisi Perubahan Iklim (climate change); pengawasan dan penegakan hukum terhadap kegiatan pembalakan liar dan alih fungsi lahan lindung; serta antisipasi terhadap ancaman pencemaran lingkungan/kerusakan lingkungan. 10. Pengembangan Budaya Daerah dan Destinasi Wisata, direspon melalui kebijakan pengendalian arus informasi dari berbagai negara yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dan kehidupan budaya lokal; pelestarian dan pengembangan budaya lokal, nilai-nilai tradisional, sejarah, kepurbakalaan termasuk memelihara bahasa, aksara dan sastra daerah dan melestarikan seni serta pemanfaatan teknologi informasi untuk mengenalkan budaya daerah secara global. 11. Pelayanan Publik Bermutu dan Akuntabel, Kinerja Aparatur dan Keterbukaan Informasi Publik serta Menggali Karya Inovasi Masyarakat, direspon melalui kebijakan meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas birokrasi; meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan hukum, ketertiban dan keamanan; tertib administrasi dalam pengelolaan aset; sinergi perencanaan pembangunan pusat, provinsi dan kabupaten/kota, Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) dan Tunjangan Pensiun. 12. Kinerja Pemerintahan Desa dan Peran Masyarakat dalam Pembangunan Kewilayahan, direspon melalui kebijakan mendorong masyarakat desa yang mandiri dan produktif sehingga mampu menjalankan pembangunan desa berbasis prinsip desa membangun. 10 Prioritas Daerah dan Rencana Program Tahun 2012 Kebijakan pembangunan dalam RKPD Tahun 2012 menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan Tematik Sektoral dan Tematik Kewilayahan, yang pelaksanaannya sudah dimulai sejak Tahun Anggaran 2011. Adapun maksud dari kebijakan perumusan program/kegiatan tematik ini adalah untuk mempercepat penanganan permasalahan pembangunan Jawa Barat yang bersifat menahun/kronis, mengefektifkan pemanfaatan sumber daya agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, mendorong peningkatan performance pembangunan di Jawa Barat, serta meningkatkan sinergitas lintas OPD dan lintas pemerintahan dalam pelaksanaannya. A. Kegiatan Tematik Sektoral Dalam RKPD 2012 ini terdapat 40 kegiatan tematik sektoral yang dikemas berdasarkan prioritas pembangunan (common goals), sebagai berikut : 1. Common Goal Peningkatan Kualitas Pendidikan, yaitu kegiatan tematik: (1) Jabar bebas putus jenjang sekolah dengan fokus pendidikan 9 tahun untuk kabupaten dan 12 tahun untuk kota; (2) Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan sasaran usia 15 tahun ke atas dan pendidikan berbasis masyarakat; (3) Pengembangan pendidikan kejuruan dan pendidikan bertaraf internasional; (4) Pendidikan berkeadilan; (5) Pembinaan Pemuda dan Olahraga; (6) Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi. 2. Common Goal Peningkatan Kualitas Kesehatan, yaitu kegiatan tematik: (1) Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di PUSKESMAS dan pemenuhan sumber daya kesehatan; (2) Peningkatan Program Keluarga Berencana; (3) Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak (Gerakan Penyelamatan Masa Depan/Gemamapan); (4) Peningkatan Layanan Rumah Sakit Rujukan HIV/AIDS , TBC dan Flu Burung; (5) Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); (6) Pengembangan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat. 3. Common Goal Peningkatan Daya Beli Masyarakat, yaitu kegiatan tematik: (1) Peningkatan budaya masyarakat bekerja dan perluasan lapangan kerja serta kesempatan berusaha UMKM; (2) Sukses Jawa Barat sebagai daerah tujuan investasi; (3) Pengembangan skema pembiayaan alternatif; (4) Pengembangan agribisnis, forest bisnis, marine bisnis, agroindustri, dan industri manufaktur; (5) pengembangan industri kreatif dan wirausahawan muda kreatif. 4. Common Goal Kemandirian Pangan, yaitu kegiatan tematik: (1) Sukses Jabar sebagai Sentra Produksi Benih/Bibit Nasional tahun 2013; (2) Sukses 13,5 juta ton GKG dan swasembada protein hewani tahun 2013; (3) Jawa Barat bebas 11 rawan pangan; (4) Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi) di dan ke sentra produksi pangan. 5. Common Goal Peningkatan Kinerja Aparatur, yaitu kegiatan tematik: (1) Profesionalisme aparatur untuk mewujudkan pemerintah daerah yang bersih dan akuntabel; (2) Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi publik yang berkualitas berbasis Information and Communication Technology (ICT) melalui Program Jabar Cyber Province; (3) penataan sistem hukum di Daerah dan penegakan hukum serta peningkatan peran masyarakat dalam penyusunan dan penerapan kebijakan; (4) Kerjasama Pembangunan antar wilayah dan wilayah perbatasan; (5) Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas pembangunan. 6. Common Goal Peningkatan Infrastruktur Wilayah, yaitu kegiatan tematik: (1) Penanganan kemacetan lalu lintas di Pusat Kegiatan Ekonomi di Tanjung sari, Nagreg, Padalarang, Cicurug, Cisarua-Puncak dan Kota Bandung; (2) Pembangunan Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, dan Cianjur- Sukabumi-Bogor, Jakarta-Cirebon, Bandung-Tasikmalaya serta Jabar Selatan; (3) Peningkatan kondisi infrastruktur jalan dan perhubungan di wilayah perbatasan antar provinsi dan antar Kabupaten/kota serta penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru; (4) Pembangunan infrastruktur strategis, sumber daya air dan irigasi. 7. Common Goal Kemandirian Energi dan Kecukupan Air Baku, yaitu kegiatan tematik: (1) Jabar mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan domestik; (2) Infrastruktur air bersih perkotaan dan perdesaan di Jawa Barat. 8. Common Goal Penanganan Bencana dan Pengendalian Lingkungan Hidup, yaitu kegiatan tematik : (1) Penanganan banjir lintas wilayah di Cekungan Bandung, Pantura dan Bodebek; (2) Konservasi dan rehabilitasi kawasan hulu DAS prioritas (Citarum, Cimanuk, Ciliwung, Citanduy) dan Kawasan Pesisir serta pulau kecil melalui Program Jabar Green Province; (3) Pengendalian pencemaran limbah industri, limbah domestik dan pengelolaan sampah regional. 9. Common Goal Pembangunan Perdesaan, yaitu kegiatan tematik: (1) Pembangunan perdesaan dengan menerapkan prinsip desa mandiri; (2) Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan desa. 10. Common Goal Pengembangan Budaya Lokal dan Destinasi Wisata, yaitu kegiatan tematik: (1) Pelestarian seni budaya tradisional dan benda cagar budaya serta kearifan lokal sebagai jati diri masyarakat Jawa Barat; (2) Sukses Gelar Karya dan Kreativitas Seni Budaya Jawa Barat; (3) Pengembangan Destinasi Wisata dengan fokus ekowisata, wisata budaya dan heritage serta 12 wisata IPTEK yang terintegrasi dalam rangka destinasi wisata Jawa-Bali berkelas dunia. B. Kegiatan Tematik Kewilayahan Sesuai dengan kesepakatan Gubernur dan Bupati/Walikota dan telah dimatangkan dalam beberapa forum rapat teknis selama Tahun 2009-2010, maka sebagaimana yang telah dijalankan pada Tahun Anggaran 2011, untuk RKPD Tahun 2012 ini juga tetap mencantumkan 20 Kegiatan Tematik Kewilayahan, yang terbagi kedalam 4 (empat) Wilayah Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP) Jawa Barat, yaitu: 1. WKPP I (BOGOR), yaitu: Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok, dengan prioritas pembangunan sebagai berikut: (1) Integrasi sentra pengembalaan ternak sapi potong dan domba di Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi; (2) Pengembangan destinasi wisata Bogor, Puncak, Sukabumi dan Cianjur; (3) Pengembangan aktivitas ekonomi berbasis agribisnis, bisnis kelautan dan pertambangan dalam rangka perintisan PKN Palabuanratu; (4) Pusat Pengembangan benih ikan air tawar dan ikan hias untuk memenuhi pasar regional dan internasional; (5) Pengembangan sistem agribisnis beras berkualitas (varietas pandan wangi). 2. WKPP II (PURWAKARTA), yaitu: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi, dengan prioritas pembangunan sebagai berikut: (1) Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Industri Karawang-Bekasi; (2) Pengembangan kawasan industri manufaktur; (3) Pengembangan industri perberasan; (4) Pengembangan perikanan budidaya ikan air tawar dan air payau serta hutan mangrove; (5) Pengembangan wisata sejarah dan wisata pilgrimage (ziarah). 3. WKPP III (CIREBON), yaitu: Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan dengan prioritas pembangunan sebagai berikut: (1) Pengembangan agribisnis mangga; (2) Pengembangan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija; (3) Pengembangan destinasi wisata berupa wisata pilgrimage (ziarah) dan cagar budaya; (4) Pengembangan Taman Hutan Raya Ciremai; (5) Pengembangan batik, industri makanan dan minuman olahan. 4. WKPP IV (PRIANGAN), yaitu: Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, dengan prioritas pembangunan sebagai berikut: (1) Pusat pendidikan dan riset; (2) Integrasi pengembangan agribisnis jagung dan ternak unggas, budidaya 13 ikan air tawar di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya serta ternak sapi perah di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang dan Garut serta Domba Garut di Kabupaten Garut dan jejaringnya; (3) Pengembangan produksi sayuran dan tanaman hias di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat; (4) Pengembangan jasa perdagangan dan industri kreatif di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Tasikmalaya; (5) Pengembangan aktivitas ekonomi melalui destinasi wisata internasional, agribisnis dan bisnis kelautan dalam rangka perintisan PKN Pangandaran. Harapan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 ini dirumuskan secara transparan, rensponsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, berkeadilan dan berkelanjutan; melalui pendekatan spesifik (specific), terukur (measurable), dapat dilaksanakan (achievable), memperhatikan ketersediaan sumberdaya (resources availability) dan memperhatikan fungsi waktu (times), yang disingkat menjadi SMART. RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 diharapkan sebagai sarana fasilitasi tahap pengembangan dalam upaya perwujudan masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis dan Sejahtera. Untuk itu diinstruksikan kepada seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD)/Biro lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Barat, agar menjadi birokrat yang cerdas (Smart Bureaucracy) yang bercirikan mampu mensinergikan Program Kegiatan dan Pendanaan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat dan dunia usaha, melalui perumusan tujuan yang cerdas (Smart Objective) dan perencanaan yang cerdas (Smart Planning), serta dalam pelaksanaannya dilakukan dengan menekankan mutu yang baik dan akuntabilitas. Akhirnya, penyampaian informasi melalui media ini merupakan salah satu bentuk komunikasi publik dan komunikasi organisasi secara transparan dan akuntabel, serta mengajak seluruh pemangku kepentingan Jawa Barat untuk berpartisipasi aktif dalam penyempurnaan rancangan RKPD Tahun 2012, sehingga dapat membuat perencanaan pembangunan Jawa Barat yang lebih terstruktur dan aspiratif serta mampu menjawab tuntutan publik. Sekretariat : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Jl. Ir. H. Juanda No. 287, Bandung Telp. (022) 2516061 Fax. (022) 2510731 Website : http//www.bappeda.jabarprov.go.id email : perencanaanjabar@jabarprov.go.id SMS JABARMEMBANGUN: 0811 200 5500 14