Anda di halaman 1dari 21

ETIKA DAN HUKUM BISNIS

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN


MAKALAH
Oleh :
ETRO JAYA SINAGA
MELDA YUNITA
TUSNAWATI
C2B012112
C2B012
C2B012
AKULTAS EKONOMI
JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN
UNI!ERSITAS BENGKULU
201"
1
BAB I
PENDAHULUAN
1#1# L$%$& Bel$'$() Pe&l*(+,()$( K-(.,/e(
Masalah perlindungan konsumen semakin gencar dibicarakan. Permasalahan
ini tidak akan pernah habis dan akan selalu menjadi bahan perbincangan di
masyarakat. Selama masih banyak konsumen yang dirugikan, masalahnya tidak akan
pernah tuntas. Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen perlu diperhatikan.
Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara
seksama. Pada era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan
berbagai macam produk barang/pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di
tanah air, baik melalui promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung.
Jika tidak berhatihati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan,
konsumen hanya akan menjadi objek eksploitasi dari pelaku usaha yang tidak
bertanggung jawab. !anpa disadari, konsumen menerima begitu saja barang/jasa yang
dikonsumsinya.
Perkembangan perekonomian, perdagangan, dan perindustrian yang kian hari
kian meningkat telah memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen
karena ada beragam "ariasi produk barang dan jasa yang bisa dikonsumsi.
Perkembangan globalisasi dan perdagangan besar didukung oleh teknologi in#ormasi
dan telekomunikasi yang memberikan ruang gerak yang sangat bebas dalam setiap
transaksi perdagangan, sehingga barang/jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah
dikonsumsi.
2
Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar bagaimana
memilih barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut pada kesadaran
semua pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang
pentingnya perlindungan konsumen. Pengusaha menyadari bahwa mereka harus
menghargai hakhak konsumen, memproduksi barang dan jasa yang berkualitas,
aman untuk digunakan atau dikonsumsi, mengikuti standar yang berlaku, dengan
harga yang sesuai. Pemerintah menyadari bahwa diperlukan undangundang serta
peraturanperaturan disegala sektor yang berkaitan dengan berpindahnya barang dan
jasa dari pengusaha ke konsumen. Pemerintah juga bertugas untuk mengawasi
berjalannya peraturan serta undangundang tersebut dengan baik.
!ujuan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan
konsumen yang direncanakan adalah untuk meningakatkan martabat dan kesadaran
konsumen, dan secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam
menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. $ang perlu
disadari oleh konsumen adalah mereka mempunyai hak yang dilindungi oleh
undangundang perlindungan konsumen sehingga dapat melakukan sosial kontrol
terhadap perbuatan dan perilaku pengusaha dan pemerintah. %engan lahirnya undang
undang &o. ' tahun ())) tentang Perlindungan *onsumen diharapkan upaya
perlindungan konsumen di +ndonesia dapat lebih diperhatikan.
Pada penulisan makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana
perlindungan terhadap konsumen serta apa saja hak dan kewajiban konsumen. %alam
makalah ini kami juga akan menjelaskan tentang prinsip ,asasasas dan tujuan
3
perlindungan konsumen yang mungkin akan berguna bagi pembaca khususnya
mahasiswa dimasa yang akan datang.
1#2# R,/,.$( M$.$l$h
Menurut Penjelasan ,mum ,ndang,ndang &omor ' !ahun ())) tentang
Perlindungan *onsumen -,, Perlindungan *onsumen., #aktor utama yang menjadi
penyebab eksploitasi terhadap konsumen sering terjadi adalah masih rendahnya
tingkat kesadaran konsumen akan haknya. !entunya, hal tersebut terkait erat dengan
rendahnya pendidikan konsumen.
Selain kurangnya tingkat kesadaran konsumen akan hakhak dan kewajibanya
yang terkait dengan tingkat pendidikannya yang rendah,pemerintah selaku penentu
kebijakan,perumus,pelaksana sekaligus pengawas atas jalannya peraturan yang telah
dibuat sepertinya masih kurang serius dalam menjalankan kewajibannya.
Produsen yang mencari keuntungan pun masih membandel dengan
menghalalkan segala cara untuk memaksimalkan laba yang diperoleh tanpa
memperhatikan undangundang yang berlaku serta keselamatan konsumennya.
1#"# Me%-+e Pe/0$h$.$(
%alam penulisan makalah ini kami menggunakan metode literatur kaji pustaka
terhadap bukubuku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat dan
juga bersumber dari beberapa artikel dari internet.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2#1# Pe()e&%*$( K-(.,/e(
*onsumen secara hara#iah memiliki arti, orang atau perusahaan yang membeli
barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu, atau sesuatu atau seseorang yang
menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang. %alam ,ndang,ndang &o. '
!ahun ())) tentang Perlindungan *onsumen mende#inisikan konsumen sebagai
setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. /erdasarkan dari pengertian tersebut, yang dimaksud
konsumen ialah orang yang berstatus sebagai pemakai barang dan jasa.
2#2# Pe&l*(+,()$( K-(.,/e(
/erdasarkan ,, no.' Pasal ( /utir ( !ahun ())), tentang perlindungan
konsumen disebutkan bahwa 0Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen1.
*epastian hukum untuk melindungi hakhak konsumen, yang diperkuat melalui
undangundang khusus, memberikan harapan agar pelaku usaha tidak lagi sewenang
wenang yang selalu merugikan hak konsumen. %engan adanya ,, Perlindungan
*onsumen beserta perangkat hukum lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi
yang berimbang, dan mereka pun bisa menggugat atau menuntut jika ternyata hak
haknya telah dirugikan atau dilanggar oleh pelaku usaha.
Perlindungan konsumen yang dijamin oleh undangundang ini adalah adanya
kepastian hukum terhadap segala perolehan kebutuhan konsumen, yang bermula dari
5
1benih hidup dalam rahim ibu sampai dengan tempat pemakaman dan segala
kebutuhan diantara keduanya1. *epastian hukum itu meliputi segala upaya
berdasarkan atas hukum untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau
menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta
mempertahankan atau membela hakhaknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku
usaha penyedia kebutuhan konsumen.
%i bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan
berbagai "ariasi barang dan/atau jasa yang dapat dikonsumsi. %i samping itu,
globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi
telekomunikasi dan in#ormatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang
dan/atau jasa melintasi batasbatas wilayah suatu negara, sehingga barang dan/atau
jasa yang ditawarkan ber"ariasi baik produksi luar negeri maupun produksi dalam
negeri.
*ondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai man#aat bagi konsumen
karena kebutuhan konsumen akan barang dan/atau jasa yang diinginkan dapat
terpenuhi serta semakin terbuka lebarnya kebebasan untuk memilih aneka jenis dan
kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. %i
sisi lain, kondisi dan #enomena tersebut dapat mengakibatkan kedudukan pelaku
usaha dan konsumen menjadi tidak seimbang dan konsumen berada pada posisi yang
lemah. *onsumen menjadi objek akti"itas bisnis untuk meraup keuntungan yang
sebesarbesarnya oleh pelaku usaha melalui kiat promosi, cara penjualan, serta
penerapan perjanjian standar yang merugikan konsumen.
6
2aktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran
konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya
pendidikan konsumen. Oleh karena itu, ,ndangundang Perlindungan *onsumen
dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan
konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.
,paya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan
kesadaran pelaku usaha yang, dimana pada dasarnya prinsip ekonomi pelaku usaha
adalah mendapat kentungan yang semaksimal mungkin dengan modal seminimal
mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3tas dasar kondisi sebagaimana dipaparkan diatas, perlu upaya
pemberdayaan konsumen melalui pembentukan undangundang yang dapat
melindungi kepentingan konsumen secara integrati"e dan komprehensi# serta dapat
diterapkan secara e#ekti# di masyarakat. Piranti hukum yang melindungi konsumen
tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru
sebaliknya perlindungan konsumen dapat mendorong iklim berusaha yang sehat yang
mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan melalui
penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas.
%i samping itu, ,ndangundang tentang Perlindungan *onsumen ini dalam
pelaksanaannya tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil dan
menengah. Hal ini dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi atas
pelanggarannya. ,ndangundang tentang Perlindungan *onsumen ini dirumuskan
7
dengan mengacu pada #iloso#i pembangunan nasional bahwa pembangunan nasional
termasuk pembangunan hukum yang memberikan perlindungan terhadap konsumen
adalah dalam rangka membangun manusia +ndonesia seutuhnya yang berlandaskan
pada #alsa#ah kenegaraan 4epublik +ndonesia yaitu dasar negara Pancasila dan
konstitusi negara ,ndang,ndang %asar ()56.
%isamping itu, ,ndangundang tentang Perlindungan *onsumen pada
dasarnya bukan merupakan awal dan akhir dari hukum yang mengatur tentang
perlindungan konsumen, sebab sampai pada terbentuknya ,ndangundang tentang
Perlindungan *onsumen ini telah ada beberapa undangundang yang materinya
melindungi kepentingan konsumen, seperti7
,ndangundang &omor (8 !ahun ()9( tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti ,ndangundang &omor ( !ahun ()9( tentang /arang,
menjadi ,ndangundang:
,ndangundang &omor ; !ahun ()99 tentang Hygiene:
,ndangundang &omor 6 !ahun ()<5 tentang PokokPokok Pemerintahan di
%aerah:
,ndangundang &omor ; !ahun ()'( tentang Metrologi =egal:
,ndangundang &omor > !ahun ()'; tentang ?ajib %a#tar Perusahaan:
,ndangundang &omor 6 !ahun ()'5 tentang Perindustrian:
,ndangundang &omor (6 !ahun ()'6 tentang *etenagalistrikan:
,ndangundang &omor ( !ahun ()'< tentang *amar %agang dan +ndustri
,ndangundang &omor ;> !ahun ()); tentang *esehatan:
,ndangundang &omor < !ahun ())5 tentang 3greement @stablishing !he
?orld !rade OrganiAation -Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan
%unia.:
,ndangundang &omor ( !ahun ())6 tentang Perseroan !erbatas:
,ndangundang &omor ) !ahun ())6 tentang ,saha *ecil:
,ndangundang &omor < !ahun ())9 tentang Pangan:
,ndangundang &omor (; !ahun ())< tentang Perubahan 3tas ,ndang
undang Hak Bipta sebagai mana telah diubah dengan ,ndang,ndang &omor
< !ahun ()'<:
,ndangundang &omor (> !ahun ())< tentang Perubahan 3tas ,ndang
undang &omor 9 !ahun ()') tentang Paten:
8
,ndangundang &omor (5 !ahun ())< tentang Perubahan 3tas ,ndang
undang &omor () !ahun ()') tentang Merek:
,ndangundang &omor ;> !ahun ())< tentang Pengelolaan =ingkungan
Hidup:
,ndangundang &omor ;5 !ahun ())< tentang Penyiaran:
,ndangundang &omor ;6 !ahun ())< tentang *etenagakerjaan:
,ndangundang &omor (8 !ahun ())' tentang Perubahan 3tas ,ndang
undang &omor < !ahun ()); tentang Perbankan
Perlindungan konsumen dalam hal pelaku usaha melanggar hak atas
kekayaan intelektual -H3*+. tidak diatur dalam ,ndangundang tentang
Perlindungan *onsumen ini karena sudah diatur dalam ,ndangundang &omor (;
!ahun ())< tentang Hak Bipta, ,ndangundang &omor (> !ahun ())< tentang
Paten, dan ,ndangundang &omor (5 !ahun ())< tentang Merek, yang melarang
menghasilkan atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang melanggar
ketentuan tentang H3*+.
%emikian juga perlindungan konsumen di bidang lingkungan hidup tidak
diatur dalam ,ndangundang tentang Perlindungan *onsumen ini karena telah diatur
dalam ,ndangundang &omor ;> !ahun ())< tentang Pengelolaan =ingkungan
Hidup mengenai kewajiban setiap orang untuk memelihara kelestarian #ungsi
lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup.
%i kemudian hari masih terbuka kemungkinan terbentuknya undang undang
baru yang pada dasarnya memuat ketentuanketentuan yang melindungi konsumen.
%engan demikian, ,ndangundang tentang Perlindungan *onsumen ini merupakan
wadah yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang
perlindungan konsumen.
9
2#"# D$.$& H,',/ Pe&l*(+,()$( K-(.,/e(
Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di +ndonesia memiliki dasar
hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. %engan adanya dasar hukum yang
pasti, perlindungan terhadap hakhak konsumen bisa dilakukan dengan penuh
optimisme. Hukum Perlindungan *onsumen merupakan cabang dari Hukum
@konomi. 3lasannya, permasalahan yang diatur dalam hukum konsumen berkaitan
erat dengan pemenuhan kebutuhan barang / jasa.
Pada tanggal >8 Maret ())), %ewan Perwakilan 4akyat -%P4. telah
menyepakati 4ancangan ,ndang,ndang -4,,. tentang perlindungan konsumen
untuk disahkan oleh pemerintah setelah selama ;8 tahun diperjuangkan. 4,, ini
sendiri baru disahkan oleh pemerintah pada tanggal ;8 april ())).
%i +ndonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat
mengajukan perlindungan adalah7
,ndang ,ndang %asar ()56 Pasal 6 ayat -(., pasal ;( ayat -(., Pasal ;( ayat
-(., Pasal ;< , dan Pasal >>.
,ndang ,ndang &o. ' !ahun ())) !entang Perlindungan *onsumen
-=embaran &egara 4epublik +ndonesia tahun ())) &o. 5; !ambahan
lembaran &egara 4epublik +ndonesia &o. >';(
,ndang ,ndang &o. 6 tahun ())) !entang =arangan Praktek Monopoli dan
Persaingan ,saha ,saha !idak Sehat.
,ndang ,ndang &o. >8 !ahun ())) !entang 3rbritase dan 3lternati#
Penyelesian Sengketa
Peraturan Pemerintah &o. 6' !ahun ;88( tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan *onsumen
Surat @daran %irjen Perdagangan %alam &egeri &o. ;>6/%JP%&/C++/;88(
!entang Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas
+ndag Prop/*ab/*ota
Surat @daran %irektur Jenderal Perdagangan %alam &egeri &o. <)6
/%JP%&/S@/(;/;886 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan *onsumen
10
%engan diundangundangkannya masalah perlindungan konsumen,
dimungkinkan dilakukannya pembuktian terbalik jika terjadi sengketa antara
konsumen dan pelaku usaha. *onsumen yang merasa haknya dilanggar bisa
mengadukan dan memproses perkaranya secara hukum di /adan Penyelesaian
Sengketa *onsumen -/PS*..
%asar hukum tersebut bisa menjadi landasan hukum yang sah dalam soal
pengaturan perlindungan konsumen. %i samping ,, Perlindungan *onsumen, masih
terdapat sejumlah perangkat hukum lain yang juga bisa dijadikan sebagai sumber atau
dasar hukum sebagai berikut 7
Peraturan Pemerintah 4epublik +ndonesia &omor 6< !ahun ;88( !anggal ;(
Juli ;88( tentang /adan Perlindungan *onsumen &asional.
Peraturan Pemerintah 4epublik +ndonesia &omor 6' !ahun ;88( !anggal ;(
Juli ;88( tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan
*onsumen.
Peraturan Pemerintah 4epublik +ndonesia &omor 6) !ahun ;88( !anggal ;(
Juli ;88( tentang =embaga Perlindungan *onsumen Swadaya Masyarakat.
*eputusan Presiden 4epublik +ndonesia &omor )8 !ahun ;88( !anggal ;(
Juli ;88( tentang Pembentukan /adan Penyelesaian Sengketa *onsumen
Pemerintah *ota Medan, *ota Palembang, *ota Jakarta Pusat, *ota Jakarta
/arat, *ota /andung, *ota Semarang, *ota $ogyakarta *ota Surabaya, *ota
Malang, dan *ota Makassar.
*eputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan 4epublik +ndonesia
&omor >8;/MPP/*@P/(8/;88( tentang Penda#taran =embaga Perlindungan
*onsumen Swadaya Masyarakat.
*eputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan 4epublik +ndonesia
&omor 986/MPP/*@P/'/;88; tentang Pengangkatan 3nggota /adan
Penyelesaian Sengketa *onsumen Pada Pemerintah *ota Makassar, *ota
Palembang, *ota Surabaya, *ota /andung, *ota Semarang, *ota
$ogyakarta, dan *ota Medan.
2#1# A.$. +$( T,2,$( Pe&l*(+,()$( K-(.,/e(
,paya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan
tujuan yang telah diyakini bisa memberikan arahan dalam implementasinya di
11
tingkatan praktis. %engan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum perlindungan
konsumen memiliki dasar pijakan yang benarbenar kuat.
;.5.( 3sas perlindungan konsumen
/erdasarkan ,, Perlindungan *onsumen pasal ;, ada lima asas perlindungan
*onsumen, yakni 7
3sas man#aat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan man#aat sebesar
besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
3sas keadilan
3sas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bisa diwujudkan secara
maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha
untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
3sas keseimbangan
3sas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material maupun
spiritual.
3sas keamanan dan keselamatan konsumen
3sas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan
peman#aatan barang/jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
12
3sas kepastian hukum
3sas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati
hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
;.5.; !ujuan Perlindungan *onsumen
%alam ,, Perlindungan *onsumen Pasal >, disebutkan bahwa tujuan
perlindungan konsumen adalah sebagai berikut.
Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negati# pemakaian barang dan/atau jasa.
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih dan menuntut hak
haknya sebagai konsumen.
Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan in#ormasi, serta akses untuk mendapatkan
in#ormasi.
Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan konsumen.
13
2#3 H$' +$( Ke4$2*0$( K-(.,/e(
;.6.( Hakhak *onsumen
Sebagai pemakai barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan
kewajiban. Pengetahuan tentang hakhak konsumen sangat penting agar orang bisa
bertindak sebagai konsumen yang kritis dan mandiri. !ujuannya, jika ditengarai
adanya tindakan yang tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari akan
hal itu. *onsumen kemudian bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak
haknya. %engan kata lain, ia tidak hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa
hakhaknya telah dilanggar oleh pelaku usaha. /erdasarkan ,, Perlindungan
konsumen pasal 5, hakhak konsumen sebagai berikut 7
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi
barang/jasa.
Hak untuk memilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan nilai tukar
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
Hak atas in#ormasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang/jasa.
Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang/jasa yang digunakan.
Hak untuk mendapatkan ad"okasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskrimainati#.
14
Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian, jika
barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya.
Hakhak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
%isamping hakhak dalam pasal 5 juga terdapat hakhak konsumen yang
dirumuskan dalam pasal <, yang mengatur tentang kewajiban pelaku usaha.
*ewajiban dan hak merupakan antinomi dalam hukum, sehingga kewajiban pelaku
usaha merupakan hak konsumen. Selain hakhak yang disebutkan tersebut, ada juga
hak untuk dilindungi dari akibat negati# persaingan curang. Hal ini dilatarbelakangi
oleh pertimbangan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pengusaha sering
dilakukan secara tidak jujur yang dalam hukum dikenal dengan terminologi
0persaingan curang1.
%i +ndonesia persaingan curang ini diatur dalam ,, &o. 6 tahun ())) tentang
larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, juga dalam pasal >';
bis *,HP. %engan demikian jelaslah bahwa konsumen dilindungi oleh hukum, hal
ini terbukti telah diaturnya hakhak konsumen yang merupakan kewajiban pelaku
usaha dalam ,, &o. ' tahun ())) tentang perlindungan konsumen, termasuk
didalamnya juga diatur tentang segala sesuatu yang berkaitan apabila hak konsumen,
misalnya siapa yang melindungi konsumen -bab C++., bagaimana konsumen
memperjuangkan hakhaknya -bab +D, D, dan D+..
15
;.6.; *ewajiban *onsumen
*ewajiban konsumen sesuai dengan Pasal 6 ,ndangundang Perlindungan
*onsumen, yakni 7
E Membaca atau mengikuti petunjuk in#ormasi dan prosedur pemakaian atau
peman#aatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan:
E /eritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa:
E Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati:
E Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.
2#5#P&*(.*67P&*(.*6 Pe&l*(+,()$( K-(.,/e(
;.9.( Prinsip !anggung Jawab /erdasarkan *elalaian
!anggung jawab berdasarkan kelalaian adalah suatu prinsip tanggung jawab
yang bersi#at subjekti#, yaitu suatu tanggung jawab yang ditentukan oleh perilaku
produsen. Si#at subjekti#itas muncul pada kategori bahwa seseorang yang bersikap
hatihati mencegah timbulnya kerugian pada konsumen. /erdasarkan teori tersebut,
kelalaian produsen yang berakibat pada munculnya kerugian konsumen merupakan
#aktor penentu adanya hak konsumen untuk mengajukan tuntutan kerugian kepada
produsen. %i samping #aktor kesalahan dan kelalaian produsen, tuntutan ganti
kerugian berdasarkan kelalaian produsen diajukan dengan buktibukti, yaitu 7
Pihak tergugat merupakan produsen yang benarbenar mempunyai kewajiban
untuk melakukan tindakan yang dapat menghindari terjadinya kerugian
konsumen.
16
Produsen tidak melaksanakan kewajiban untuk menjamin kualitas produknya
sesuai dengan standar yang aman untuk di konsumsi atau digunakan.
*onsumen penderita kerugian.
*elalaian produsen merupakan #aktor yang mengakibatkan adanya kerugian pada
konsumen -hubungan sebab akibat antara kelalaian dan kerugian konsumen.
%alam prinsip tanggung jawab berdasarkan kelalaian juga mengalami
perkembangan dengan tingkat responsibilitas yang berbeda terhadap kepentingan
konsumen, yaitu7
a. !anggung Jawab atas *elalaian dengan Persyaratan Hubungan *ontrak
!eori murni prinsip tanggung jawab berdasarkan kelalaian adalah suatu
tanggung jawab yang didasarkan pada adanya unsur kesalahan dan hubungan
kontrak. !eori ini sangat merugikan konsumen karena gugatan baru dapat
diajukan jika telah memenuhi dua syarat, yaitu adanya unsur kesalahan atu
kelalaian dan hubungan kontrak antara produsen dan konsumen.
!eori tanggung jawab produk berdasarkan kelalaian tidak memberikan
perlindungan yang maksimal kepada konsumen, karena konsumen dihadapkan
pada dua kesulitan dalam mengajukan gugatan kepada produsen, yaitu, pertama,
tuntutan adanya hubungan kontrak antara konsumen sebagai penggugat dengan
produsen sebagai tergugat. *edua, argumentasi produsen bahwa kerugian
konsumen diakibatkan oleh kerusakan barang yang tidak diketahui.
17
b. *elalaian dengan /eberapa Pengecualian !erhadap Persyaratan Hubungan
*ontrak
Perkembangan tahap kedua teori tanggung jawab berdasarkan kelalaian
adalah prinsip tanggung jawab yang tetap berdasarkan kelalaian, namun untuk
beberapa kasus terdapat pengecualian terhadap persyaratan hubungan kontrak.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa persyaratan hubungan kontrak
merupakan salah satu hambatan konsumen untuk mengajukan ganti kerugian
kepada produsen. Prinsip ini tidak memihak kepada kepentingan konsumen,
karena pada kenyataannya konsumen yang sering mengalami kerugian atas
pemakaian suatu produk adalah konsumen yang tidak memiliki kepentingan
hukum dengan produsen.
c. *elalaian !anpa Persyaratan Hubungan *ontrak
Setelah prisip tanggung jawab atas dasar kelalaian dengan beberapa
pengecualian terhadap hubungan kontrak sebagai tahap kedua dalam
perkembangan substansi hukum tanggung jawab produk, maka tahap berikutnya
adalah tahap ketiga yaitu sistem tanggung jawab yang tetap berdasarkan kelalaian,
tetapi sudah tidak mensyaratkan adanya hubungan kontrak.
d. Prinsip Praduga =alai dan Prinsip /ertanggung Jawab dengan Pembuktian !erbaik
!ahap pekembangan terakhir dalam prinsip tanggung jawab berdasarkan
kelalaian adalah dalam bentuk modi#ikasi terhadap prinsip tanggung jawab
berdasarkan kesalahan. Modi#ikasi ini bermakna 7 adanya keringanankeringanan
bagi konsumen dalam penerapan tanggung jawab berdasarkan kelalaian, namun
18
prinsip tanggung jawab ini masih berdasarkan kesalahan. Modi#ikasi ini
merupakan masa transisi menuju pembentukan tanggung jawab mutlak.
;.9.; Prinsip !anggung Jawab /erdasarkan ?anprestasi
Selain mengajukan gugatan terhadap kelalaian produsen, ajaran hukum juga
memperkenalkan konsumen untuk mengajukan gugatan atas wanprestasi. !anggung
jawab produsen yang dikenal dengan wanprestasi adalah tanggung jawab berdasarkan
kontrak. *etika suatu produk rusak dan mengakibatkan kerugian, konsumen biasanya
melihat isi kontrak atau perjanjian atau jaminan yang merupakan bagian dari kontrak,
baik tertulis maupun lisan.
*euntungan bagi konsumen dalam gugatan berdasarkan teori ini adalah
penerapan kewajiban yang si#atnya mutlak, yaitu suatu kewajiban yang tidak
didasarkan pada upaya yang telah dilakukan penjual untuk memenuhi janjinya. +tu
berati apabila produsen telah berupaya memenuhi janjinya tetapi konsumen tetap
menderita kerugian, maka produsen tetap dibebani tanggung jawab untuk mengganti
kerugian. 3kan tetapi, dalam prinsip tanggung jawab berdasarkan wanprestasi
terdapat beberapa kelemahan yang dapat mengurangi bentuk perlindungan hukum
terdapat kepentingan konsumen, yaitu 7
Pembatasan waktu gugatan.
Persyaratan pemberitahuan.
*emungkinan adanya bantahan.
Persyaratan hubungan kontrak, baik hubungaan kontrak secara horiAontal
maupun "ertikal.
19
;.9.> Prinsip !anggung Jawab Mutlak
3sas tanggung jawab ini dikenal dengan nama product liability. Menurut
prinsip ini, produsen wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen
atas penggunaan produk yang beredar dipasaran. !anggung jawab mutlak strict
liability, yakni unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai
dasar ganti kerugian, ketentuan ini merupakan leF specialis dalam gugatan tentang
melanggar hukum pada umumnya. Penggugat -konsumen. hanya perlu membuktikan
adanya hubungan klausalitas antara perbuatan produsen dan kerugian yang
dideritanya. %engan diterapkannya prinsip tanggung jawab ini, maka setiap
konsumen yang merasa dirugikan akibat produk barang yang cacat atau tidak aman
dapat menuntut kompensasi tanpa harus mempermasalahkan ada atau tidanya unsur
kesalahan di pihak produsen.
3lasanalasan mengapa prinsip tanggung jawab mutlak diterapkan dalam
hukum tentang product liability adalah 7
%iantara korban / konsumen di satu pihak ada produsen di lain pihak,
beban kerugian seharusnya ditanggung oleh pihak yang memproduksi.
%engan menempatkan / mengedarkan barangbarang dipasaran, berarti
produsen menjamin bahwa barangbarang tersebut aman dan pantas untuk
digunakan, bilamana terbukti tidak demikian dia harus bertanggung
jawab.
20
BAB III
PENUTUP
"#1 Ke.*/6,l$(
*esadaran konsumen bahwa mereka memiliki hak,kewajiban serta
perlindungan hukum atas mereka harus diberdayakan dengan meningkatkan kualitas
pendidikan yang layak atas mereka, mengingat #aktor utama perlakuan yang semena
mena oleh produsen kepada konsumen adalah kurangnya kesadaran serta
pengetahuan konsumen akan hakhak serta kewajiban mereka.
Pemerintah sebagai perancang,pelaksana serta pengawas atas jalannya hukum
dan ,, tentang perlindungan konsumen harus benarbenar memperhatikan
#enomena#enomena yang terjadi pada kegiatan produksi dan konsumsi dewasa ini
agar tujuan para produsen untuk mencari laba berjalan dengan lancar tanpa ada pihak
yang dirugikan, demikian juga dengan konsumen yang memiliki tujuan untuk
memaksimalkan kepuasan jangan sampai mereka dirugikan karena kesalahan yang
diakibatkan dari proses produksi yang tidak sesuai dengan setandar berproduksi yang
sudah tertera dalam hukum dan ,, yang telah dibuat oleh pemerintah.
*esadaran produsen akan hakhak konsumen juga sangat dibutuhkan agar
tercipta harmonisasi tujuan antara produsen yang ingin memperoleh laba tanpa
membahayakan konsumen yang ingin mendapatkan kepuasan maksimum.
21

Anda mungkin juga menyukai