Penggunaan obat selama masa kehamilan merupakan masalah khusus. Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta , sehingga embrio dan janin yang sedang dalam masa perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik obat tersebut. Pendahuluan Perubahan selama kehamilan retensi air extracellular volume cardiac output tekanan osmotik koloid Pe Progresif renin pd kehamilan kadar aldosteron Sekresi asam lambung me(trimester 1,2) resistensi pblh darah perifer Perubahan selama kehamilan absorpsi intestinal transit times lemak tubuh >> penyimpanan lemak dan glikogen pd hepar CO2 gradien antara ibu & janin
pengosongan lambung Aliran darah ginjal & GFR awal kehamilan & akhir kehamilan Perubahan selama kehamilan konsentrasi protein plasma total. >> obat bebas Progesteron merangsang sistem hepatik enzim. clearance & shorter half-life Dilusi kadar albumin serum. >> obat bebas Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer obat menembus plasenta dan efek obat terhadap janin: 1. Sifat fisikokimiawi obat 2. Kecepatan dan Jumlah obat yang mencapai janin 3. Durasi paparan 4. Distribusi pada jaringan 5. Tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan 6. Paparan dengan obat lain (kombinasi) A. Kelarutan lipid & tingkat ionisasi obat B. Ikatan protein C. Ukuran molekul D. Metabolisme obat pada plasenta & janin E. Transport plasenta 1. Sifat Fisikokimiawi obat Lintasan obat melalui plasenta tergantung pada: 1.Kelarutan obat dalam lipid obat lipofilik cenderung menyebar & mudah menembus plasenta dan memasuki sirkulasi janin. cth : thiopental (sedasi, apneu pada bayi baru lahir) A. Kelarutan lipid & tingkat ionisasi obat 2. Derajat ionisasi
Impermeabilitas plasenta thd senyawa polar lebih bersifat relatif, tidak mutlak. cth : salisilat : yang hampir seluruhnya meng-ion pd pH fisiologis, akan menembus plasenta dengan cepat. Jika suatu obat sulit larut lipid & terionisasi transfer obat tsb lambat Ikatan obat dengan protein plasma (khususnya albumin) mempengaruhi kecepatan dan jlh obat yg ditransfer. Namun bila obat tsb lipofilik maka senyawa tsb tdk byk dipengaruhi oleh ikatan protein. Bbrp obat mempunyai ik.protein plasma maternal > plasma janin krn afinitas ik.protein janin lbh rendah, cth : sulfonamid, barbiturat, fenitoin, obat anastesi lokal B. Ikatan protein Mempengaruhi laju & jlh transfer obat melalui plasenta. Obat dengan berat molekul : 250-500 menembus plasenta dgn mudah (tergantung lipid solubility dan derajat ionisasinya). 500-1000 lebih sulit menembus plasenta >1000 sangat sedikit dapat menembus plasenta. Heparin : BM sgt besar, polar (tdk menembus plasenta) C. Ukuran molekul Mekanisme yang melindungi janin dari obat dalam sirkulasi maternal : 1. plasenta sebagai sawar semipermeabel & tempat metabolisme bbrp obat yg melaluinya Proses oksidasi pentobarbital Plasenta dpt me toksisitas (etanol, benzpyrene) 2. obat yang menembus plasenta akan memasuki sirkulasi janin v.umbilikus 40-60% memasuki hati janin dimetabolisme dan sisanya ke sirkulasi umum janin D. Metabolisme obat pada plasenta & janin 1. Simple diffusion (gases) 2. Facilitated diffusion (glucose) 3. Active transport (water soluble vitamins) 4. 4. Pinocytosis (Complex proteins, antibodies, small amounts of fat and viruses) 5. Leakage(Fetal cells exfoliate into the maternal circulation)
E. Transport plasenta FARMAKODINAMIKA A. KERJA OBAT MATERNAL Efek obat pd jaringan reproduksi (payudara, rahim)wanita hamil kadang diubah oleh lingkungan endokrin yg disesuaikan dgn tahapan kehamilan Sedang efek obat pada jaringan maternal lainnya tidak berubah secara bermakna. Cth : insulin mgkn perlu utk mengontrol KGD pasien diabetes yg diinduksi kehamilan B. KERJA OBAT TERAUPETIK PADA JANIN Pemberian obat pd wanita hamil dgn janin sebagai target Cth : 1. kortikosteroid untuk stimulasi maturasi paru janin bila diduga terjadi kelahiran preterm 2. phenobarbital jika diberikan saat menjelang kelahiran menginduksi enzim hepatis janin yang bertanggung jawab thd glukoronidase bilirubin kejadian ikterus lebih rendah 3. obat antiaritmia mengobati aritmia jantung janin C. KERJA OBAT YANG DIDUGA TOKSIK PADA JANIN. Penggunaan Opioid (kronis) pada saat sang ibu hamil ketergantungan pada janin & bayi baru lahir. ACE-I selama kehamilan kerusakan ginjal yang irreversibel pada janin (Kontraindikasi pd bumil). Diethylstilbestrol me resiko adenokarsinoma vagina pada masa puber. TERATOGENIK Menimbulkan suatu tatanan malformasi yang khas, menunjukan suatu selektivitas untuk target organ tertentu. Muncul efek pada suatu tahapan khusus dari perkembangan janin, yaitu selama masa organogenesis Terbukti terdapatnya hubungan dengan dosis. FETAL DEVELOPMENT CNS Heart
Eyes Legs Arms 0 5 15 Teeth Palate Ex. genitalia Ear Full term Zain-Hamid, R Faculty of Medicine, Universitas Islam Sumatera Utara. OBAT TERATOGENIK Obat yang pada dosis teraupetik untuk ibu dapat mengakibatkan cacat pada janin. Contoh: -focomelia - kerusakan pada mata, telinga, jantung dll. D. KERJA OBAT TERATOGENIK Paparan obat teratogen mempengaruhi struktur perkembangan janin. Cth : thalidomide Paparan singkat kelainan perkembangan anggota badan Resiko phocomelia terjadi mgg 4-7 masa kehamilan krn pd masa tsb terjadi perkembangan lengan & kaki Mekanisme teratogenik Obat dpt memiliki efek langsung pd proses diferensiasi dlm jaringan yg sedang berkembang Cth : vitamin A (retinol) Kekurangan suatu unsur yg kritis timbul ketidaknormalan Cth : asam folat dpt me resiko neural tube (spina bifida) Paparan terus menerus suatu teratogen efek kumulatif atau bbrp tahapan perkembangan organ Cth: konsumsi etanol kronis (trimester 1,2) terganggunya perkembangan muka, SSP KEHAMILAN MUDA Kerusakan hebat terjadi pada masa kehamilan muda, yakni selama 12 minggu pertama kehamilan (3-8mgg dari HPHT masa inilah terbentuk kaki, tangan dan semua organ penting bayi) Dianjurkan penggunaan obat seminimal mungkin KEHAMILAN TUA Obat yang diberikan pada akhir masa kehamilan, Co: - hormon androgen dan progesteron virilisasi pada bayi wanita - turunan tetrasiklin mengganggu pertumbuhan tulang dan gigi. - klorokuin dan klorpromazin dikumulasikan pada mata foetus dan merusak retina OBAT YANG TIDAK BOLEH DIBERIKAN PADA WANITA HAMIL ACE Inhibitor ATI antagonis amikasin Aminopterin Androgens Antikolinergik Asam valproaat A zathioprin Benazapril Danazol DES Doksisiklin Enalapril Eprosartan Ethosuksimida Etretinat Fenitoin
FDA DRUG CATEGORIES Category A. Controlled Studies have not demonstrated fetal risk Category B. Studies in animals have not demonstrated fetal risk Category C. Studies in women or animals are not available Category D. There is positive evidence of human risk. However, the benefits of use in pregnancy may be acceptable in spite of this risk Category X. Studies or experience in humans or animals has demonstrated fetal risk. The risk far outweighs any potential benefit. The drug is contraindicated in pregnant women or women who may become pregnant Tetracyclin, Warfarin (gigi) Aminoglikoside (telinga tengah) Quinine, Chlorpromazine (retina) Diethylstilbestrol (Mullerian Duct vagina) Corticosteroids, Phenytoin (kel.adrenal) Iodides, Propylthiouracil (kel.adrenal)
Afinitas obat pada jaringan tertentu Kesimpulan Obat-obatan mempunyai efek langsung pada jar.maternal dan efek tidak langsung, efek sekunder pada janin Sangat berhati-hati pemberian obat pada wanita hamil terutama trimester pertama Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi pada ahli sebelum menggunakan obat-obatan selama kehamilan PILIHAN OBAT PADA MASA KEHAMILAN 1. Sebaiknya menggunakan obat-obat yang sejak lama sudah digunakan pada praktek sehari-hari 2. Untuk menghindarkan resiko, sebaiknya digunakan dosis obat yang paling rendah selama masa kehamilan 3. Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan obat bebas tanpa konsultasi dengan dokter.