Anda di halaman 1dari 29

TERAPI OBAT DALAM MASA KEHAMILAN

BAGIAN FARMAKOLOGI & TERAPI


FK UISU
2014

Penggunaan obat selama masa kehamilan
merupakan masalah khusus.
Sebagian besar obat yang digunakan oleh
wanita hamil dapat menembus plasenta ,
sehingga embrio dan janin yang sedang
dalam masa perkembangan terpapar
terhadap efek farmakologis dan teratogenik
obat tersebut.
Pendahuluan
Perubahan
selama kehamilan
retensi
air
extracellular
volume
cardiac
output
tekanan
osmotik
koloid
Pe
Progresif
renin pd
kehamilan
kadar
aldosteron
Sekresi asam lambung
me(trimester 1,2)
resistensi
pblh darah
perifer
Perubahan
selama kehamilan
absorpsi
intestinal
transit times
lemak
tubuh
>> penyimpanan
lemak dan
glikogen pd hepar
CO2 gradien
antara ibu & janin

pengosongan
lambung
Aliran darah ginjal
& GFR awal
kehamilan &
akhir kehamilan
Perubahan
selama kehamilan
konsentrasi protein plasma
total. >> obat bebas
Progesteron merangsang sistem
hepatik enzim.
clearance & shorter half-life
Dilusi kadar albumin serum.
>> obat bebas
Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer obat
menembus plasenta dan efek obat terhadap janin:
1. Sifat fisikokimiawi obat
2. Kecepatan dan Jumlah obat yang mencapai janin
3. Durasi paparan
4. Distribusi pada jaringan
5. Tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat
pemaparan
6. Paparan dengan obat lain (kombinasi)
A. Kelarutan lipid & tingkat
ionisasi obat
B. Ikatan protein
C. Ukuran molekul
D. Metabolisme obat pada plasenta & janin
E. Transport plasenta
1. Sifat Fisikokimiawi obat
Lintasan obat melalui plasenta tergantung pada:
1.Kelarutan obat dalam lipid
obat lipofilik cenderung menyebar & mudah
menembus plasenta dan memasuki sirkulasi janin.
cth : thiopental (sedasi, apneu pada bayi baru lahir)
A. Kelarutan lipid & tingkat ionisasi obat
2. Derajat ionisasi

Impermeabilitas plasenta thd senyawa polar lebih
bersifat relatif, tidak mutlak.
cth : salisilat : yang hampir seluruhnya meng-ion pd
pH fisiologis, akan menembus plasenta dengan
cepat.
Jika suatu obat sulit larut lipid & terionisasi
transfer obat tsb lambat
Ikatan obat dengan protein plasma (khususnya albumin)
mempengaruhi kecepatan dan jlh obat yg ditransfer.
Namun bila obat tsb lipofilik maka senyawa tsb tdk byk
dipengaruhi oleh ikatan protein.
Bbrp obat mempunyai ik.protein plasma maternal >
plasma janin krn afinitas ik.protein janin lbh rendah, cth :
sulfonamid, barbiturat, fenitoin, obat anastesi lokal
B. Ikatan protein
Mempengaruhi laju & jlh transfer obat melalui
plasenta.
Obat dengan berat molekul :
250-500 menembus plasenta dgn mudah (tergantung
lipid solubility dan derajat ionisasinya).
500-1000 lebih sulit menembus plasenta
>1000 sangat sedikit dapat menembus plasenta.
Heparin : BM sgt besar, polar (tdk menembus plasenta)
C. Ukuran molekul
Mekanisme yang melindungi janin dari obat
dalam sirkulasi maternal :
1. plasenta sebagai sawar semipermeabel & tempat
metabolisme bbrp obat yg melaluinya
Proses oksidasi pentobarbital
Plasenta dpt me toksisitas (etanol, benzpyrene)
2. obat yang menembus plasenta akan memasuki
sirkulasi janin v.umbilikus 40-60% memasuki hati
janin dimetabolisme dan sisanya ke sirkulasi
umum janin
D. Metabolisme obat pada plasenta & janin
1. Simple diffusion (gases)
2. Facilitated diffusion (glucose)
3. Active transport (water soluble vitamins)
4. 4. Pinocytosis (Complex proteins, antibodies,
small amounts of fat and viruses)
5. Leakage(Fetal cells exfoliate into the maternal
circulation)

E. Transport plasenta
FARMAKODINAMIKA
A. KERJA OBAT MATERNAL
Efek obat pd jaringan reproduksi (payudara,
rahim)wanita hamil kadang diubah oleh lingkungan
endokrin yg disesuaikan dgn tahapan kehamilan
Sedang efek obat pada jaringan maternal lainnya
tidak berubah secara bermakna.
Cth : insulin mgkn perlu utk mengontrol KGD pasien
diabetes yg diinduksi kehamilan
B. KERJA OBAT TERAUPETIK PADA JANIN
Pemberian obat pd wanita hamil dgn janin sebagai target
Cth : 1. kortikosteroid untuk stimulasi maturasi paru janin
bila diduga terjadi kelahiran preterm
2. phenobarbital jika diberikan saat menjelang kelahiran
menginduksi enzim hepatis janin yang bertanggung
jawab thd glukoronidase bilirubin kejadian ikterus lebih
rendah
3. obat antiaritmia mengobati aritmia jantung janin
C. KERJA OBAT YANG DIDUGA TOKSIK PADA
JANIN.
Penggunaan Opioid (kronis) pada saat sang ibu
hamil ketergantungan pada janin & bayi baru
lahir.
ACE-I selama kehamilan kerusakan ginjal
yang irreversibel pada janin (Kontraindikasi pd
bumil).
Diethylstilbestrol me resiko
adenokarsinoma vagina pada masa puber.
TERATOGENIK
Menimbulkan suatu tatanan malformasi yang
khas, menunjukan suatu selektivitas untuk
target organ tertentu.
Muncul efek pada suatu tahapan khusus dari
perkembangan janin, yaitu selama masa
organogenesis
Terbukti terdapatnya hubungan dengan
dosis.
FETAL DEVELOPMENT
CNS
Heart

Eyes
Legs
Arms
0 5 15
Teeth
Palate
Ex. genitalia
Ear
Full term
Zain-Hamid, R Faculty of Medicine,
Universitas Islam Sumatera Utara.
OBAT TERATOGENIK
Obat yang pada dosis teraupetik untuk ibu
dapat mengakibatkan cacat pada janin.
Contoh: -focomelia
- kerusakan pada mata, telinga,
jantung dll.
D. KERJA OBAT TERATOGENIK
Paparan obat teratogen mempengaruhi
struktur perkembangan janin.
Cth : thalidomide
Paparan singkat kelainan perkembangan anggota
badan
Resiko phocomelia terjadi mgg 4-7 masa kehamilan krn
pd masa tsb terjadi perkembangan lengan & kaki
Mekanisme teratogenik
Obat dpt memiliki efek langsung pd proses
diferensiasi dlm jaringan yg sedang berkembang
Cth : vitamin A (retinol)
Kekurangan suatu unsur yg kritis timbul
ketidaknormalan
Cth : asam folat dpt me resiko neural tube (spina bifida)
Paparan terus menerus suatu teratogen efek
kumulatif atau bbrp tahapan perkembangan organ
Cth: konsumsi etanol kronis (trimester 1,2)
terganggunya perkembangan muka, SSP
KEHAMILAN MUDA
Kerusakan hebat terjadi pada masa
kehamilan muda, yakni selama 12 minggu
pertama kehamilan (3-8mgg dari HPHT
masa inilah terbentuk kaki, tangan dan
semua organ penting bayi)
Dianjurkan penggunaan obat seminimal
mungkin
KEHAMILAN TUA
Obat yang diberikan pada akhir masa
kehamilan,
Co: - hormon androgen dan progesteron
virilisasi pada bayi wanita
- turunan tetrasiklin mengganggu
pertumbuhan tulang dan gigi.
- klorokuin dan klorpromazin
dikumulasikan pada mata foetus dan
merusak retina
OBAT YANG TIDAK BOLEH DIBERIKAN PADA
WANITA HAMIL
ACE Inhibitor
ATI antagonis
amikasin
Aminopterin
Androgens
Antikolinergik
Asam valproaat
A zathioprin
Benazapril
Danazol
DES
Doksisiklin
Enalapril
Eprosartan
Ethosuksimida
Etretinat
Fenitoin

fenobarbital
Fluoksimesteron
Fosinopril
Gansiklivir
Gentamisin
Griseovulvin
Hepatitis A/B
imunoglobulin
Hipoglikemia
Irbesartan
Isotretinoin
Kandesartan
Kaptopril
Karbamazepin
Karbimazol
Kinidin
Kinin
Kuinapril


linestrenol
Lisinopril
Litium
Losartan
Metimazol
Metotreksat
Misoprostol
Nandrolon
Netilmisin
NSAIDs
Penisilamin
Psikotropika
Primidon
Propiltiourasil
Ramipril
Retinoid
siklofosfamid

FDA DRUG CATEGORIES
Category A.
Controlled Studies have not demonstrated fetal risk
Category B.
Studies in animals have not demonstrated fetal risk
Category C.
Studies in women or animals are not available
Category D.
There is positive evidence of human risk. However,
the benefits of use in pregnancy may be acceptable
in spite of this risk
Category X.
Studies or experience in humans or animals
has demonstrated fetal risk. The risk far outweighs any
potential benefit. The drug is contraindicated
in pregnant women or women who may become pregnant
Tetracyclin, Warfarin (gigi)
Aminoglikoside (telinga tengah)
Quinine, Chlorpromazine (retina)
Diethylstilbestrol (Mullerian Duct vagina)
Corticosteroids, Phenytoin (kel.adrenal)
Iodides, Propylthiouracil (kel.adrenal)


Afinitas obat pada jaringan tertentu
Kesimpulan
Obat-obatan mempunyai efek langsung pada
jar.maternal dan efek tidak langsung, efek
sekunder pada janin
Sangat berhati-hati pemberian obat pada
wanita hamil terutama trimester pertama
Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi pada
ahli sebelum menggunakan obat-obatan
selama kehamilan
PILIHAN OBAT PADA MASA KEHAMILAN
1. Sebaiknya menggunakan obat-obat yang
sejak lama sudah digunakan pada praktek
sehari-hari
2. Untuk menghindarkan resiko, sebaiknya
digunakan dosis obat yang paling rendah
selama masa kehamilan
3. Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan
obat bebas tanpa konsultasi dengan dokter.

Anda mungkin juga menyukai