Anda di halaman 1dari 5

Sharing Day # Seni Menulis ala Tere Liye

Oleh: An Maharani Bluepen



Minggu (03/11) menjadi hari inspirasi An di awal November ini. An mengikuti
agenda dadakan dari Mizan Activity dalam workshop Rohis FEB UNDIP yang
mengundang penulis favorit An, yaitu Bang Darwis aka Tere Liye. Rangkaian takdir
untuk mengikuti workshop ini memang unik. Informasi tentang workshop Bang Tere
sudah An ketahui dari teman FLP saat acara Kudeta Cinta di Toga Mas lalu (13/10)
lalu teringat kembali saat pagi ini. Rencana untuk berolahraga sepeda di Pleburan
berubah haluan untuk pergi ke Tembalang, mengikuti workshop ini. Tak peduli
apakah tiket sudah habis atau tidak, An memutuskan untuk pergi ke Gedung C,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Lantai 4.
Auditorium mini FEB tersusun berbagai shaf yang bertingkat. An sengaja
mengambil shaf paling tinggi untuk dapat mendokumentasi foto dengan baik. Oh
ya, sebelum masuk ruangan, An sempat bertemu dengan Bang Tere. Dalam hati, An
pengen bersorak dan menyapa, tapi Bang Tere masuk ke ruang panitia terlebih
dahulu. Hehe.. Padahal, belum pernah bertemu sebelumnya, tapi An berkeyakinan
kalau orang yang bertemu barusan adalah Bang Tere.


Kalau kamu ingin menjadi penulis, memang sebaiknya menyiapkan pena/ pulpen dan kertas
saat kamu berada di mana saja. Alhamdulillah, An selalu menyiapkan kedua benda ajaib itu
sehingga berfungsi dalam workshop ini. Teman sebelah An bahkan menggunakan gadget
canggihnya untuk mendokumentasikan acara workshop dalam notes. Wow, berbagai cara
bisa dilakukan untuk merekam kejadian dan menyimpan ilmu dengan baik. Ada juga sih,
yang hanya mendengar seksama tanpa perlu menulis apa yang sudah diterima. Berhubung
ingatan An masih terbatas, An memilih untuk menulis hal penting apa saja yang sudah
didengar dan disampaikan oleh Bang Tere.




Sebelum memulai materi, Bang Tere mengenalkan diri dengan gaya jenaka. Nama
Tere Liye itu bukanlah nama aslinya, melainkan nama pena yang selalu melekat di
karyanya. Cukup sebut saja dengan nama Darwis. Tahun 2010, An pertama kali
mengenal nama Bang Tere melalui sahabat kecil An yang selalu suka membaca
novel beliau. An kira Tere Liye itu nama perempuan. Lalu, An diberitahu bahwa
beliau adalah sosok laki-laki.

Jujur, pada waktu novel Hafalan Shalat
Delisa masih booming di pasaran, An belum pernah menyentuh novel tersebut.
Novel pertama beliau yang An baca adalah Moga Bunda Disayang Allah. Novel itu
pinjaman dari sahabat yang kebetulan nge-fans juga ma Bang Tere. Hal kebaikan
apa saja yang diceritakan sahabat An tentang Bang Tere telah terbukti saat An
membaca langsung novelnya pada tahun 2012. Masya Allah, perasaan An ikut
terhanyut dalam isi novel. An kehabisan kata-kata dalam deskripsi novel beliau
yang dramatis. Beliau piawai dalam mengatur konflik, dan menyusun kata-kata
hikmah yang menurut An sangat jleb, masuk ke dalam hati. Output terpenting dari
novel Moga Bunda Disayang Allah adalah An semakin mencintai Mama dan
mensyukuri nikmat apa saja yang diterima. Kabarnya, novel ini sudah diangkat ke
layar lebar, namun An belum berkesempatan menonton. An baru sempat membuat
resensi singkat novel tersebut (http://aniamaharani.blogspot.com/2012/12/moga-
bunda-disayang-alloh.html).

An semakin penasaran dengan buku Bang Tere lainnya dan kembali terpaku atas
buku kedua beliau yang An baca, Berjuta Rasanya. Semula An beli untuk koleksi
perpustakaan, namun ada teman An yang butuh buku bacaan sehingga An berikan
dia buku Bang Tere. Reaksi memberi dan diberi-pun berlanjut. Pada saat di Bogor
bulan Sept, An bertemu dengan sahabat Dumay lalu An diberikan buku kenangan
Bang Tere Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Cetakan Pertama, November 2005). Dalam
buku tersebut, beliau menggunakan nama pena Sendutu Meitulan, sebelum nama
beliau terkenal di dunia kepenulisan. Sampai saat ini, meskipun An mengaku nge-
fans ma Bang Tere, An belum membeli buku beliau secara pribadi. Haha.. Pada
bookfair Semarang pekan depan (6-12 Nov 2013), Insya Allah An berencana untuk
membeli buku beliau.

Mengapa Harus Menulis?

Kalau kamu aktivis pesbuk, pasti tidak asing menemukan status-status Bang Tere
bertebaran di sosmed. Penulis yang berbasis Akuntan itu menjelaskan bahwa tidak
semua apa yang disampaikan di sosmed adalah kebenaran. Hal kebenaran dan
kebaikan yang tersirat hanya termuat dalam Al Quran dan Al Hadist. Beliau
mengakui bukan sebagai ahli hadist, melainkan hanya sebagai penulis fiksi.
Menurut Bang Tere, semua aktivitis pesbuk maupun twitter berpotensi untuk
menjadi penulis novel/ buku. Bayangkan saja, banyak ribuan status yang ter-
upload, dan jutaan SMS yang terkirim dalam setiap harinya. Indonesia pasti
memiliki banyak penulis hebat apabila jutaan aktivis sosmed yang ada
berkomitmen untuk menjadi penulis.

Mengapa harus menulis? Setiap individu pasti memiliki puluhan alasan untuk
menulis. Bang Tere memberikan pengantar yang cukup menarik tentang kisah tiga
dokter. An tulis intisarinya saja, ya ;) Bang Tere memang piawai dalam berdongeng
dan berbagi cerita.

Ada persahabatan tiga dokter wanita yang berjanji bertemu di sepuluh tahun yang
mendatang. Seperti cerita dalam film 3 idiots, mereka bermimpi untuk menjadi
dokter yang bermanfaat dengan pasien terbanyak. Pada suatu kesempatan, mereka
bereuni dan menceritakan apa-apa yang terjadi selama sepuluh tahun.

Dokter A, berhasil sebagai dokter umum dan berhasil memiliki daftar pasien
100.000 selama sepuluh tahun. Berbeda dengan Dokter B, berhasil sebagai dokter
spesialis bencana alam, yang selalu hadir apabila ada bencana alam terjadi.
Jumlah pasien yang diobati-pun fantastis, melebihi jumlah pasien Dokter A.
Bagaimana dengan Dokter C? Rupanya,dokter C ini hanya memiliki dua pasien
selama sepuluh tahun terakhir. Dokter C bercerita panjang lebar bagaimana
kesabarannya dalam merawat dua pasien yang dicintai dan disayanginya. Lima
tahun pertama, dokter C harus merawat sang ibunda yang sakit hingga akhir
hayatnya. Lima tahun berikutnya, dokter C bergantian merawat suaminya yang
sakit hingga tahun ke sepuluh. Di balik rasa tertekannya itu, Dokter C
melampiaskannya dalam bentuk tulisan. Dokter C menulis segala sesuatu, baik
mengenai ilmu dan pengalamannya dalam merawat ibu dan suaminya yang sakit
melalui sebuah blog. Akhirnya, ada penerbit yang tertarik membaca blog Dokter C,
dan mempublikasikan tulisan Dokter C menjadi sebuah buku. Surprise! Tulisan
Dokter C booming dan laris manis di pasaran. Berbagai orang dari segala belahan
dunia mengambil manfaat tulisan dari Dokter C, tanpa harus berobat langsung ke
Dokter C. Akhir cerita, Bang Tere bertanya kepada Audiens. Dari cerita tersebut,
siapa yang paling banyak mendapatkan pasien dan paling bermanfaat selama
sepuluh tahun?
-------

Kita bisa belajar banyak dari dokter C. Dari tulisan, kita bisa berbagi ilmu dan
menebarkan manfaat ke banyak orang baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lihat saja Imam Syafii, imam besar kita yang hidup di masa lampau.
Meskipun beliau telah tiada, tulisannya hingga era modern ini masih bermanfaat
bagi pembaca. Sebuah tulisan akan melebihi usia penulisnya. Itulah pesan singkat
yang An ambil dalam cerita Bang Tere. Lalu, bagaimana mulai menulis?

Mulailah menulis dengan rasa CINTA dan MOTIVASI.

Bagaimana Membuat Tulisan Menarik?

Berikut An share point penting dari wokshop bersama Bang Tere. Bagaimana seni
beliau dalam menulis sehingga menghasilkan tulisan yang selalu menarik pembaca?

1) Mulailah dengan sudut pandang yang spesial
Topik tulisan bisa apa saja, penulis yang baik selalu memiliki sudut pandang yang
spesial. Apa yang dimaksud SPESIAL? Spesial dalam arti berbeda dengan apa yang
orang lain pikirkan. Misal, apa yang kamu deskripsikan tentang warna hitam?
Kebanyakan pasti mendeskripsikan bahwa warna hitam itu adalah warna yang
kelam, selalu menyudut kepada penderitaan. Penulis yang menggunakan sudut
pandang yang spesial akan memanfaatkan segala celah agar tulisannya menarik
bagi pembaca. An mendengarkan uraian Bang Tere dengan tersenyum, tatkala Bang
Tere menjelaskan ada peserta pelatihan workshop yang mengungkapkan warna
hitam dengan sudut pandang berbeda.

Gadis HITAM MANIS. Saat tua hilang manisnya, masih sisa hitamnya.

Berlatih dengan sudut pandang yang spesial tidak harus memakai ide orisinil (tetapi
bukan berarti menjiplak). Ide dari hal yang paling sederhana dan tidak biasa orang
lain pikirkan bisa menjadi tulisan yang spesial.

2) Penulis yang baik selalu memiliki amunisi
Amunisi di sini bukan berarti senjata yang identik dengan bom, atau pistol sebelum
berperang. Tapi lebih condong kepada persiapan sebelum kita menulis. Orang yang
sering/ suka membaca, pasti akan mempunyai bahan tulisan yang kaya. Ibarat
sebuah teko yang berisi air penuh. Air tersebut diumpamakan sebagai bahan
informasi dan ilmu. Selain membaca, amunisi bisa diperoleh dari menonton film,
mengobservasi kejadian sekitar, mengamati perilaku, dan menjelajah ke mana
saja.

3) Tidak ada tulisan yang baik atau buruk, yang ada hanya relevansi
Mulailah menulis dengan rasa percaya diri. Relevansi maksudnya adalah apakah
tulisan yang dihasilkan itu identik Gue banget atau Gak banget buat pembaca.
Minimal, kita harus mengetahui tulisan yang kita tulis relevansi bagi diri sendiri
atau cocok buat pembaca lainnya.

4) Alah karena terbiasa
Alah berarti bisa dan terampil dalam menulis. Apabila kita sering menulis, maka
kita akan terbiasa menulis. Masih ingat, kan, spiral pembentukan habits
(kebiasaan): Learn Commit Practice Repetition Habits (Buku Habits by
Ust.Felix Siauw). Kalau Bang Tere menceritakan pengalaman isterinya yang semula
tidak bisa memasak kemudian bisa memasak karena sudah terbiasa memasak.
Bagaimana membuat masakan yang enak? Jawaban sang isteri sangat sederhana,
yaitu cukup dimasak saja hingga menghasilkan masakan yang enak. Jawaban ini
senada dengan Ibu Bang Tere dalam pengalaman memasak. Begitu pula dengan
menulis; bagaimana cara menulis yang baik? Ya, tinggal menulis aja. Jadikan
menulis sebagai kebiasaan yang disukai.

5) Lengkapilah dengan CINTA dan MOTIVASI
Semua orang memiliki pertolongan terbaik dalam hidupnya. Pertolongan terbaik
itu tersimpan di dalam hati dan akan dikeluarkan saat sedang diuji kemalasan atau
terhambat oleh alasan lainnya. Pertolongan terbaik itu bernama Motivasi yang
akan berguna saat diri mulai down dalam menulis. Apa motivasi terbaikmu dalam
menulis? Apa yang bisa engkau banggakan dari tulisanmu? Apakah engkau merasa
cukup atau puas saat banyak like atau komentar menanggapi tulisanmu? Jika
engkau mengharapkan banyak like atau komentar dari pembaca, maka motivasimu
hanya terbatas pada kesenangan orang lain saja. Pernyataan Bang Tere yang cukup
menjadi renungan bagi kita.

#Diskusi
Saat berdiskusi adalah momentum yang An tunggu. Alhamdulillah, banyak peserta
yang mengajukan pertanyaan, dan An mendapatkan kesempatan untuk bertanya.
Pertanyaan An cukup simple, yaitu menanyakan tentang standar baku kepenulisan.
Bang Tere menjelaskan bahwa tetap ada Standar Baku kepenulisan, mengenai tata
bahasa dan format untuk tulisan formal yang dikirim ke media, maupun tulisan
skripsi. Untuk konsumsi blog, penulis bisa menulis sebebas-bebasnya dengan
memperhatikan relevansi dari tulisannya. Apakah tulisannya itu relevansi bagi
dirinya sendiri atau bisa relevansi bagi semua pembaca.

Ada pula yang menanyakan tentang menyiapkan formula tokoh, deskripsi tentang
tokoh utama atau figuran bisa ditulis tentang deskripsi latar belakang
kehidupannya. Kemudian ada pula yang me-request Bang Tere untuk membuat
novel dengan campuran genre yang berbeda; politik, religi, cinta, dan horror. Bang
Tere mengapresiasi permintaan tersebut. Selain itu, beliau mengakui bahwa tokoh-
tokoh dalam novelnya sangat jarang ditemukan tokoh antagonis. Sumber inspirasi
Bang Tere menulis ternyata diperoleh dari tanggapan/ komentar dari para
pembaca, baik di dunia maya maupun nyata.

Dari pertemuan An dengan Bang Tere tersebut, Alhamdulillah, An bisa memperoleh
banyak ilmu dan inspirasi, serta mengambil pelajaran yang bijak bahwa profesi apa
saja tidak menghambat seseorang untuk menjadi penulis. Kamu mau jadi dokter,
dosen, guru, akuntan, pegawai PNS, pegawai Swasta, Ibu rumah tangga atau
asisten rumah tangga tak menghalangimu untuk menulis. Ingat, tulisan yang
bermanfaat akan mengalirkan kebaikan sepanjang masa.

Anda mungkin juga menyukai