Anda di halaman 1dari 13

TEORI MENGATASI BANJIR

I. PENDAHULUAN

Banjir adalah persoalan yang sangat akrab dengan semua Negara baik itu yang masih
dalam tahapan berkembang maupun maju. Di Asia sendiri, Indonesia dikenal sebagai salah satu
Negara yang hampir tiap tahun mengalami banjir. Persoalan ini bahkan menjadi agenda
mendesak untuk segera dipecahkan sebab bencana ini telah menjadi rutinitas di beberapa daerah.
Hal ini tentu menjadi beban tersendiri sebab Jakarta ibarat etalase Indonesia tempat di mana
semua mata di dunia memandang. Apa sebenarnya banjir tersebut dan faktor-faktor apa saja yang
bisa menjadi penyebab banjir? Berikut kami sajikan pengertian banjir dan juga hal-hal yang
menjadi pemicu bencana tahunan yang satu ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir sebagai berikut:
[1] berair banyak dan deras, kadang-kadang meluap (tt kali dsb): krn hujan turun
terus-menerus, sungai itu --; (2) n air yg banyak dan mengalir deras; air bah: pd
musim hujan, daerah itu sering dilanda --; (3) n Geo peristiwa terbenamnya daratan
(yg biasanya kering) karna volume air yg meningkat; (4) v ki datang (ada) banyak
sekali: menjelang Lebaran di pasar petasan.

Mencermati pengertian banjir tersebut di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa peristiwa banjir
adalah tergenangnya suatu wilayah daratan yang normalnya kering dan diakibatkan oleh
sejumlah hal antara lain air yang meluap yang disebabkan curah hujan yang tinggi dan
semacamnya. Istilah-istilah yang terkait dengan banjir ini ada banyak antara lain: banjir bandang,
banjirmaksimum,banjirtahunandanmasihbanyaklagilainnya.

Pengertian banjir lainnya datang dari UNI Eropa, mereka sepakat bahwa apa yang dimaksud
dengan banjir adalah perendaman sementara oleh air di daratan dimana wilayah tersebut dalam
keadaan normal tidak terendam air. Terkait kata perendaman bukan berarti banjir tidak
memiliki arus. Sifat air selalu mencari tempat yang rendah, maka air banjir juga memiliki
kecenderungan tersebut sehingga ia akan mengalir dengan kecepatan tertentu dan terlihat sebagai
sebuah arus.
Dalam beberapa kondisi, banjir bisa menjadi bencana yang merusak lingkungan dan
bahkan merenggut nyawa manusia. Oleh sebab itu penanganan terhadap penyebab banjir selalu
menjadi hal yang serius. Apa saja yang bisa memicu terjadinya banjir? Secara umum, penyebab
banjir dibagi ke dalam dua yakni faktor alam dan campur tangan manusia. Meski dipisahkan,
namun kedua hal tersebut sesungguhnya terkait satu sama lain.

Salah satu faktor yang menyebabkan banjir dan menurunnya permukaan air tanah di
kawasan perumahan adalah proses alih fungsi lahan. Proses alih fungsi lahan dari lahan pertanian
atau hutan ke perumahan akan dapat menimbullkan dampak negatif, apabila tidak diikuti oleh
upaya-upaya menyeimbangkan kembali fungsi lingkungan. Disisi lain dipicu oleh
pengembangan fisik bangunan rumah yang terlalu pesat ke arah horisontal yang menyebabkan



tidak adanya lagi area terbuka sebagai resapan air, sehingga air yang meresap ke dalam tanah
menjadi kecil dan memperbesar volume aliran air permukaan.
Solusi guna mengatasi banjir dan menurunnnya permukaan air tanah pada kawasan
perumahan dapat dilakukan dengan cara pencegahan sedini mungkin melalui perencanaan dari
awal oleh pihak pengembang perumahan (kontraktor/developer) dengan mengalokasikan lahan
untuk pembuatan konstruksi sumur resapan air atau pompa pengendali banjir.
Tulisan ini merupakan sintesa dari berbagai kejadian banjir yang melanda kawasan perumahan
dan pengetahuan tentang konstruksi sumur resapan air yang dikumpulkan dari berbagai sumber
dengan harapan dapat dijadikan bahan masukan bagi para pengembang perumahan dan Intansi
yang terkait dalam mewujudkan kawasan perumahan yang berwawasan lingkungan.

II. Faktor Penyebab Banjir dan Menurunnya Permukaan Air Tanah
Berbagai aktivitas manusia dan derap pembangunan yang berkembang pesat akan
mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap lahan. Perubahan penggunaan lahan
dari lahan pertanian dan hutan menjadi lahan untuk perumahan, akan berpengaruh pada
berkurangnya tingkat peresapan air ke dalam tanah yang menyebabkan banjir pada musim hujan
dan menurunnya permukaan air tanah.
Terjadinya banjir pada kawasan perumahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Pengembangan rumah yang melewati batas Garis Sempadan Bangunan (GSB).
. Sistem drainase yang tidak terencana dengan baik
2. Masih kurangnya kesadaran para penghuni kawasan permukiman terhadap pengelolaan
sampah.

Pengembangan rumah merupakan suatu kebutuhan dari setiap penghuni kawasan
perumahan sejalan penambahan jumlah anggota keluarga atau untuk kebutuhan lain. Proses
pengembangan rumah-rumah pada suatu kawasan perumahan biasanya berkisar antara 5 sampai
15 tahun atau dapat lebih cepat tergantung dari lokasi perumahan dan fasilitas umum (fasum) dan
fasilitas sosial (fasos) yang dimiliki perumahan tersebut. Pengembangan rumah atau penambahan
jumlah ruangan terjadi dihampir semua lokasi perumahan, rumah-rumah dikembangkan kearah
horisontal dengan pertimbangan biaya konstruksi akan lebih murah jika dibandingkan dengan
pengembangan kearah vertikal. Hal ini berakibat garis sempadan bangunan antara 3 4 m dari
tepi jalan (Saragih, 1997) yang semula diperlukan untuk area resapan air dan penghijauan atau



taman menjadi tidak ada atau berubah menjadi kedap air, sehingga pada waktu musim hujan
volume aliran air permukaan menjadi besar dan volume air yang meresap ke dalam tanah
menjadi sangat sedikit, yang mengakibatkan genangan-genangan air bahkan banjir dan
berkurangnya persediaan air tanah pada lokasi perumahan.
Sistem drainase suatu kawasan perumahan biasanya direncanakan sesuai dengan jumlah
volume air permukaan yang berasal dari rumah-rumah per-blok dengan kondisi rumah yang
standar (rumah belum dikembangkan). Kondisi ini yang membuat dimensi saluran drainase tidak
dapat menampung lagi volume air permukaan sejalan dengan pengembangan rumah-rumah, yang
berakibat terjadinya genangan-genangan air bahkan banjir pada kawasan tersebut dan sekitarnya.
Pengelolaan sampah di kawasan perumahan biasanya dilakukan ada yang bekerjasama
dengan dinas kebersihan Pemerintah Kota (Pemko) atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan
ada yang dikelola secara swadaya masyarakat. Pengelolaan secara swadaya masyarakat sering
menimbulkan masalah karena menyangkut kesadaran dan partisipasi dari masing-masing
individu. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya merupakan penyebab awal terjadinya
penyempitan saluran drainase tidak dapat berfungsinya saluran drainase secara optimal, yang
berakibat meluapnya air dan berubah menjadi genangan-genangan bahkan banjir.

III. Solusi Mengatasi Banjir dan Menurunnya Permukaan Air Tanah

Banjir dan menurunnya permukaan air tanah yang melanda beberapa kawasan perumahan
telah berlangsung cukup lama dan bahkan telah dianggap sebagai rutinitas yang terjadi setiap
tahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan membangun
sumur resapan air pada setiap rumah dalam suatu kawasan perumahan atau membangun pompa
pengendali banjir.
IV. Penerapan Konstruksi Sumur Resapan Air
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi
banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan
pertimbangan :
a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar,
b) tidak memerlukan lahan yang luas,



c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang
dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang
berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam
tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara
lain :
1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga
memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,
2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,
3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan
dengan wilayah pantai,
4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan,
5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah
Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah,
mengurangi genangan air banjir, mencegah intrusi air laut, mengurangi gejala
amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk
jangka panjang (Pasaribu, 1999). Oleh karena itu pembuatan sumur resapan perlu
digalakkan terutama pada setiap pembangunan rumah tinggal.














Curah hujan yang tinggi belakangan ini kerap membuat jalanan banjir. Hal ini diperparah
dengan buruknya drainase kota. Ujung-ujungnya, kemacetan kerap terjadi saat dan
setelah turun hujan

1. Membuat Saluran Air yang Baik
2. Buanglah Sampah pada Tempatnya
3. Rajin Membersihkan Saluran Air
4. Mendirikan Bangunan/Konstruksi Pencegah Banjir
5. Menanam Pohon atau Tanaman di Area Sekitar Rumah
6. Melestarikan Hutan
7. Membuat Lubang Biopori
8. Membuat Sumur Serapan
9. Proyek Pendalaman Sungai
10. Penggunaan Paving Stone untuk Jalan

V. Cara Penanggulangan banjir

Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang
perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan
Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
a. Membuang lubang-lubang serapan air
b. Memperbanyak ruang terbuka hijau
c. Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat
sampah raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika
banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan
banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta
dari banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga
menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan
terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya
dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam
penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan
sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah banjir. Tahapan tersebut berada
dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, Kegiatan
penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian
mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali.
Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan
pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti
pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.



Mengatasi banjir dengan memperbanyak ruang terbuka hijau
Ketersediaan ruang terbuka hijau khususnya di kota-kota besar seharusnya minimal 30% dari
luas kota. Namun kenyataannya, ruang terbuka hijau yang ada hanya mencapai 10 %. Ruang
terbuka hijau dapat menjadi area bagi penyerapan air ketika hujan turun dan tentu hal itu
dapat menjadi cara mengatasi banjir. Selain itu ruang terbuka hijau dapat bermanfaat bagi
kesehatan dan menciptakan udara yang bersih menjadi arena bermain, olahraga dan tempat
komunikasi public.
Mengatasi banjir dengan menanam pohon
Menanam pohon dapat dilakukan di pekarangan rumah, sekolah, kantor dan tempat-tempat
umum lainnya. Keberadaan pohon atau tanaman dapat menunjang terciptanya kota yang
hijau, mengurangi polusi udara, mengurangi jumlah debit air hujan yang mengalir di
permukaan tanah, dapat mengatasi banjir dan menjadikan langit yang biru.
Mengatasi banjir dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB)
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi banjir adalah dengan membuat
lubang resapan biopori (LRB). Banyak masyarakat dikota-kota besar seperti Jakarta yang
belum memahami pengertian biopori, manfaat dari Lubang Resapan Biopori dan cara
membuatnya. Hal tersebut karena masih minimnya sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh
berbagai pihak baik itu Pemerintah maupun Lembaga atau Organisasi-organisasi Masyarakat.
Meskipun cara tersebut belum umum diketahui dan dilakukan oleh masyarakat, namun
dampaknya dalam mengatasi permasalahan banjir sangat signifikan. Lubang tersebut dapat
dibuat dengan menggunakan alat manual dengan kedalaman vertical antara 80-100 cm
dengan diameter antara 10 30 cm. Setelah anda buat lubangnya, selanjutnya anda dapat
mengisi lubang tersebut dengan batu kerikil pada dasarnya dan ditambahkan dengan berbagai
macam sampah organic atau sampah dedaunan. Beberapa pengusaha sudah menjual alat
biopori dengan berbagai macam bentuk dan fungsi. Melalui LRB tersebut, air hujan atau air
dari saluran pembuangan akan terserap sehingga jumlah air yang mengalir dijalan-jalan atau
dipermukaan tanah akan berkurang.
Mengatasi banjir dengan penanganan sampah yang baik
Perlu upaya penanganan yang baik terhadap sampah diantaranya membuang sampah pada
tempatnya serta memilah sampah organik dan non organik. Saat ini sudah banyak tersedia
dan dijual tempat sampah dengan berbagai bentuk dan fungsinya. Ada tempat sampah yang
dijual untuk sampah organik/sampah basah, ada juga untuk sampah non organik/sampah
kering.
Merubah kebiasaan masyarakat untuk melakukan hal-hal tersebut memang tidak mudah.
Masih banyak masyarakat disekitar kita yang membuang sampah di sungai, kali atau saluran
(got) sehingga menyebabkan fungsi dari saluran-saluran air tersebut menjadi terganggu dan
hal itu dapat menyebabkan terjadinya banjir.



Mengatasi banjir dengan tidak membangun pemukiman di sekitar sungai
Akibat dari tingginya tingkat urbanisasi dan kepadatan penduduk sedangkan di satu sisi
ketersediaan lahan untuk pemukiman dan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat
menyebabkan banyak masyarakat yang menggunakan area-area hijau dan daerah aliran
sungan (DAS) sebagai tempat pemukiman. Akibatnya kemampuan area-area hijau untuk
menyerap air dan daya tampung sungai menerima jumlah air yang mengalir
menjadiberkurang.
Untuk mengatasi banjir maka perlu upaya dari Pemerintah untuk menekan keberadaan dari
pemukiman-pemukiman di area-area tersebut dan tentu hal tersebut harus juga ditunjang oleh
kesadaran dari masyarakat sendiri

























TEORI MENGATASI GENANGAN AIR
Genangan air merupakan suatu permasalahan yang tak kunjung selesai pada jalan
perkotaan Penyelesaian permasalahan drainase jalan perkotaan sebenarnya telah dipikirkan
melalui konsep drainase dengan saluran tertutup. Namun konsep tersebut hanya berlaku jika
pada saluran drainase tidak mengalami permasalahan. Permasalahan yang terjadi adalah saluran
drainase tersumbat oleh sampah dan sedimen. Dengan demikian, konsep sistem saluran terbuka
diharapkan dapat dijadikan solusi untuk menyelesaikan masalah drainase jalan perkotaan.
Dengan itu diperlukanlah suatu teori untuk menyelesaikan permasalahan terhadap genangan air
yaitu dengan:
1. Menyediakan Sistem Perparitan

Parit yang telah dangkal akibat dari bahan-bahan sisa harus selalu dibersihkan. Dengan
ini air limpahan dan hujan dapat dialirkan dengan baik.

2. Proyek Pedalaman Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai
mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah
berkurang. Ini disebabkan proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman
sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila
proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan
jumlahairhujandenganbanyak.
3. Memelihara Hutan

Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari
menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila
aktivitas pembalakan yang giat dilakukan dilereng-lereng bukit.
Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah
banjir. Hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari
mengalirteruskebumi.
Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan
mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter
dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada
harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan
kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.






4. Mengontrol Aktivitas Manusia
Banjir kilat yang terjadi terutama di kota disebabkan pembuangan samapah dan sisa
industri ke sungai dan parit. Bagi menangani masalah ini, kesadaran kepada masyarakat
perlu diungkapkan agar kegiatan negatif tidak terus dilakukan seperti mengadakan
kampanyemencintaisungaidansebagainya.
Badan-badan tertentu juga harus bertanggung jawab menentukan sungai sentiasa
bersihdantidakdijadikantempatpembuangansampah.
Kejadian banjir merupakan bencana yang tidak dapat dihindari khususnya bila
melibatkan hujan lebat. Namun usaha seharusnya dibuat untuk mengurangi akibat banjir.
Manusia juga harus selalu waspada dengan kejadian ini.
Sebenarnya, penyerapan air ke dalam tanah dapat dilakukan dengan cara yang mudah,
yakni membuat Lubang Resapan Biopori.
APA itu Lubang Resapan Biopori (LRB) ?
LRB adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas
organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah
lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat
berlalunya air di dalam tanah.
LRB memiliki banyak fungsi:
1. Menghindari tanah becek akibat air hujan yang tidak meresap dengan baik ke dalam
tanah.
2. Menghindari genangan air yang membuat tanaman rusak.
3. Menyerap air menjadi cadangan air tanah.
4. Jika diaplikasikan serempak pada satu kawasan, bisa membantu mengurangi risiko
terjadinya banjir.
5. Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
6. memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan
7. mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah
dan malaria.














GAMBAR AKIBAT TERJADINYA
BANJIR








GAMBAR AKIBAT TERJADINYA GENANGAN AIR






.

Anda mungkin juga menyukai