0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan17 halaman
its all about the urinary disease that can make your daily life is feel uncomfortable, i'm just saying it. but if it's not true please don't mad at me. i'm just uploaded it.
its all about the urinary disease that can make your daily life is feel uncomfortable, i'm just saying it. but if it's not true please don't mad at me. i'm just uploaded it.
its all about the urinary disease that can make your daily life is feel uncomfortable, i'm just saying it. but if it's not true please don't mad at me. i'm just uploaded it.
Penulis : Liv Heidi Skotnes et. al. Tahun publikasi : 2012 Volume : 2 Topik : Inkontinensia urin pada lansia di Norwegia Nama Jurnal : Open Journal of Nursing DOI : 10.4236/ojn.2012.22018
Topik:
Jurnal ini membahas tentang inkontinensia urin yang terjadi di Panti Jompo di Norwegia. Inkontinensia urin menjadi salah satu masalah kesehatan yang ditemukan pada lansia-lansia di panti jompo. Latar Belakang Masalah
Sekitar 50 % -70 %, inkontinensia urin terjadi pada sampel penelitian ini. Tingginya prevalensi itu dikarenakan tingkat pengetahuan lansia terhadap kondisinya sangat rendah serta hanya sebagian kecil yang sudah didiagnosa inkontinensia. Hal ini yang menyebabkan terganggunya Activity of Daily Living (ADL) mereka sehingga mereka membutuhkan bantuan dalam toileting.
Tujuan:
Untuk mengevaluasi prevalensi inkontinensia urin pada penghuni panti jompo di Norwegia serta mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang berhubungan dengan inkontinensia urin pada penghuni panti jompo di Norwegia. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian secara khusus didesain untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik terkait masalah yang berkaitan dengan bladder pada nursing home resident. Data dari penelitian ini yang berkaitan denga UTI dan volume residual urin diterbitkan pada jurnal yang lain Sample
Penghuni dari 6 nursing home yang berbeda terlibat dalam penelitian ini. Jumlah partisipan dari masing-masing nursing home bervariaso dari 16 hingga 70. Residen dengan penyakit terminal dan yang menggunakan kateter tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data
Perawat RN adalah pihak yang bertanggung jawab untuk registrasi dan pengumpulan data. Perawat LP juga mengambil bagian dalam penelitian ini tetapi dalam pengawasan. Informasi terkait penyakit komorbid yang memiliki hubungan dengan inkontinensia urin dan post-voiding residual urin dikumpulkan. Barthel;s Index digunakan untuk mengestimasi kemampuan fungsional pasien dalam ADL. Maksimum score adalah 20. Skor dari 12-20 mengindikasikan kemampuan yang independen dalam melakukan ADL, skor 5-11 mengindikasikan partial indipenden, dan kurang dari 5 adalah total dependen. Survey juga dilakukan untuk mengumpulkan data terkait penyakit komorbid, kebutuhan asistensi ketika akan ke toilet, serta penggunaan pad. Data PVR juga dikumpulkan. Pengukuran dilakukan dua kali, pada pagi dan siang hari. Perawat diinstruksikan untuk melakukan pengukuran 1o atau 15 menit setelah bladder terkosongi. Semua pengukuran PVR dilakukan ketika pasien diposisikan supinasi.Selanjutnya hasil dalam PVR diguanakan dalam analisis data. Analisa data
Pearsons Chi Square test digunakan untuk mengklasifikasikan antara variabel yang dependent dan variabel yang kategorial. Analisis kemudian menggunakan SPSS versi 18,0 Temuan
Hasil Diskusi
Skor rata-rata dari Barthel index adalah 8 yang mengindikasikan lansia penghuni nursing home memiliki ketergantungan yang tinggi dalam melaksanakan ADL.. Kebanyakan dari mereka memerlukan bantuan untuk mencapai toilet. Dalam penelitian ini diketahui Keterbatasan fisik merupakan faktor risiko untuk inkontinensia. Di Italy, pasien yang menggunakan kursi roda atau terbaring di tempat tidur 7 kali lebih berisiko untuk mengalami inkontinensia. Kelainan serebrovaskular juga berkontribusi dalam hal ini, kondisi seperti penyakit parkinson, demensia dapat menyebabkan overactivity detrusor dengan frekuensi kontraksi yang kecil. Sekali lagi ini menyebabkan keinginan untuk berkemih sebelum bladder penuh. Kelainan kontraktilitas detrusor adalah kondisi pada geriatri yang jarang sekali terdiagnosis yang dapat berkontribusi pada peningkatan frekuensi urin dan nocturia yang selanjutnya mengakibatkan pengosongan yang tidak sempurna dari bladder. Common medical condition pada lansia juga berperan penting dalam fungsi bladder. Lebih dari 50% pasien dengan DM memiliki disfungsi bladder berkaitan dengan overactivity detrusor dan hipersensitivitas pada urodinamik. Polypharmacy dapat berkontribusi dalam jumlah PVR urin dan inkontinensia. Sebagian besar dari penghuni nursing home menggunakan diuretik. Athopic vaginitis pada wanita juga memiliki peran. Ini disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen. Begitu juga dengan penderita demensia dan keterbatasan fisik. Banyak anggota dari staf perawat melihat hal ini adalah hal yang biasa. Kemungkinan yang terjadi akibat ketidakadekuatan pemahaman adalah memerintahkan kepada mereka yang mengalami inkontinensia untuk menunggu atau mengabaikan permintaan bantuan untuk mencapai toilet atau menggunakan pad tanpa indikasi inkontinensia. Banyak dari staf perawat yang salah paham mengapa mereka meminta untuk mendampingi mereka pergi ke toilet dengan interval yang sering. Mereka mengira itu hanyalah tindakan untuk mencari perhatian. Ternyata ini menjadi salah satu tindakan yang berkontribusi terhadap keberlanjutan inkontinensia urine. Para staf perawat tidak terlalu memprioritaskan hal ini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lansia yang mengalami inkontinensia urine dapat disembuhkan dan gejala dapat dikurangu dengan pendekatan dan perawatan yang adekuat. Pengetahuan tentang faktor yang berkontribusi terhadap kejadian inkontinensia sangat penting untuk dipahami.
Kelebihan
Dari hasil penelitian bisa kita ketahui tentang kelebihan dari penelitian ini yaitu, menunjukkan prevalensi Inkontinensia Urine pada bermacam-macam karakteristik penduduk dengan usia tua (sekitar usia 80 tahun), dengan dibedakan pula pada jenis kelamin sample penelitiannya. Hasilnya pun disajikan dalam bentuk kuantitatif dalam bentuk tabel, sehingga bisa lebih dipahami oleh pembaca. Pada tabel hasil penelitan juga dicantumkan faktor-faktor pemberat Inkontinensia Urine pada peserta penelitian, seperti parkinson, konstipasi, hipertrofi prostat, dsb. Bahasa yang digunakan juga cukup mudah dipahami, sehingga bisa menarik minat pembaca untuk mendalami isi jurnal.
Kekurangan
Tidak mencantumkan riwayat kesehatan dari keluarga klien, ataupun lifestyle dari masyarakat daerah tersebut. Karena sangat dimungkinkan juga prevalensi penyakit juga bisa dipengaruhi oleh hereditas maupun lifestyle dari masyarakat daerah tersebut. Tidak dijelaskan pula berapa lama penelitian ini dilangsungkan beberapa hambatan yang akan dihadapi apabila jurnal ini diterapkan di Indonesia : Kurangnya tenaga kerja terdidik dengan lisensi resmi Kurangnya profesionalitas dalam merawat pasien jompo Kurangnya empati pada keadaan pasien jompo yang memerlukan bantuan Kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan tentang gejala penyakit yg mungkin terjadi Indonesia masih kurang dalam hal fasilitas dan tenaga kerja yang terdidik Walaupun sudah di adakan pelatihan dan seminar, hal tersebut belum cukup menyadarkan tenaga kesehatan. Perlu gebrakan lebih lanjut. Pemerintah yang dalam hal ini masih belum cukup respect pada fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia Kebanyakan orang menganggap bahwa hal-hal kecil seperti ini tidak terlalu penting. Contohnya seperti saat pasien membutuhkan bantuan untuk ke toilet tapi tenaga kesehatan malah bersikap acuh tak acuh. (BNP2TKI)