Anda di halaman 1dari 17

A.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik membantu menyediakan informasi dasar mengenai dimensi fisik dari
keadaan pasien saat ini. Pemeriksaan fisik dimulai dengan mengobservasi penampilan
pasien secara keseluruhan. Aktivitas motorik, posisi tubuh, gaya berjalan, rambut (pola,
kerontokan), warna kulit (ikterus, sianosis, pucat) dan kualitas (edema).

Pengkajian riwayat saluran pencernaan komprehensif
a. Masalah pencernaan saat ini
Jenis, awitan, lokasi, durasi, frekuensi, keparahan/intensitas, karakter, factor terkait
(kejadian atau aktivitas), gejala terkait, factor pemburuk atau pereda.
b. Nyeri abdomen
Awitan dan durasi: kapan terjadi; mendadak atau bertahap; persisten, kambuh,
intermiten
Karakter: tumpul, tajam, terbakar, menggerogoti, tertusuk-tusuk, kram, sakit,
kolik.
Lokasi: awitan, perubahan lokasi sepanjang waktu, menyebar kearea lain,
superficial atau dalam
Gejala terkait: muntah, diare, konstipasi, flatus
Behubungan dengan: siklus menstruasi, menstruasi abnormal, urinasi,
defekasi, inspirasi, perubahan posisi tubuh, asupan makanan atau alcohol,
stress, waktu, trauma.
Karakteristik feses saat ini: warna, konsistensi, bau,frekuensi.
Karakteristik urine: frekuensi, warna, volume urine seimbang dengan asupan
cairan, kemudahan dalam memulai berkemih, kemampuan untuk
mengosongkan kandung kemih
Obat-obatan: dengan resep atau tanpa resep, aspirin dosis tinggi,
asetaminofen, steroid, obat anti inflamasi nonsteroid.




c. Riwayat Medis Dahulu
Penyakit kronik utama (diabetes, kanker, hepertensi, penyakit arteri koroner)
Penyakit radang usus (penyakit Crhon, colitis ulserativa, sindrom iritasi usus,
diverticulitis)
Ulkus peptikum
Batu empedu
Polip
Pancreatitis
Hepatitis atau sirosis hati
Perdarahan pencernaan sebelumnya
Pembedahan pencernaan sebelumnya (mulut. Faring. Esophagus, lambung,
usus halus, kolon,lkandung empedu, pancreas)
Kanker atau tumor saluran pencernaan
Pembedahan atau trauma abdomen
Obat (termasuk resep, obat yang dijual bebas, obat terlarang, aspirin, steroid,
antikoagulan.
Terapi herbal, preparat, atau medikasi
Merokok atau mengunyah tembakau
Vaksinasi (hepatitis, flu,pneumokokus)
Pemeriksaan saluran pencernaan sebelumnya (endoskopi atas, kolonoskopi)
Cedera medulla spinalis
Bagi wanita: episiotomy atau laserasi derajat empat selama pelahiran
Transfuse darah sebelumnya
Depresi, ansietas, atau gangguan emosional terbaru

d. Rwayat Medis Keluarga
Penyakit radang usus
Penyakit hirschsprung, megakolon aganglionik
Sindrom malabsorbsi: sistek fibrosis, penyakit seliak
Penyakit kandung empedu
Sindrom poliposis: sindrom peutz-jeghers, poliposis multiel herediter
Demam mediteranian herediter (peritonitis periodic)
Setiap kanker saluran pencernaan

e. Riwayat Personal dan Sosial
Kebiasaan diet
Kebiasaan defekasi (penggunaan laksatif, pelunak feses)
Pola latihan
Hygiene oral (status geligi, pola perawatan geligi, penyangga gigi, gigi palsu,
pegangan gigi palsu, kepala gigi, karies)
Penggunaan alcohol (jenis, jumlah yang biasa, frekuensi)
Penggunaan obat terlarang
Terpajan penyakit penular: hepatitis, flu, riwayat perjalanan, tugas militer
keluar negeri
Pekerjaan
Gaya hidup
Peristiwa hidup yang menegangkan saat ini: perubahan fisik atau psikologis














f. Tinjauan Sistem Pencernaan














g. Riwayat Nutrisi
Kebiasaan/asupan diet
Perubahan nafsu makan
Alergi makanan
Intoleransi makanan
Diet khusus
Sensasi ras
Nyeri ulu hati
Asupan kopi
Anoreksia
Indigeti (nyeri ulu hati)
Difagia
Eruktasi
Mual
Hematemesis
Nyeri
Demam dan menggigil
Ikterus
Hepatitis
Konstipasi
Diare
Flatulens
Perubahan warna feses atau isi
(warna tanah liat, seperti tar,
darah terang, mucus, makanan
yang tidakdicerna
Perdarahan
Hemoroid
Perubahan nafsu makan
Penambahan atau penurunan
berat badan (tinggi badan dan
berat badan biasa)
Lesi mulut
Ulkus
Batu empedu
Polip
Tumor saluran pencernaan
Nyeri anal
Inkontinensia alvi
Terpajan agens infeksius
(perjalanan keluar negeri, tugas
militer, sumber air)
Asupan alcohol
Vitamin atau suplemen nutrisi
Presi wajah, tingkat kesadaran, dan tanda depresi, ansietas, konfusi, atau iritabilitas
didokumentasikan. Penting untuk diketahui bahwa perubahan dalam keseimbangan cairan dan
elektrolit, infeksi berat, toksisitas obat, dan penyakit hati dapat menyebabkan penyakit abnormal.
Selanjutnya pemeriksaan berfokus system pencernaan meliputi evaluasi rongga mulut dan
tenggorok, abdomen, dan rectum. Pengkajian abdomen meliputi mengkajian hati, kandung
empedu, dan pancreas.
1) Rongga Mulut dan Tenggorok
Setian gangguan system pencernaan atas (bibir, mulut, geligi, faring danesofagus) .
rongga mulut diperiksa dengan inspeksi dan palpasi menggunakan sumber cahaya yang
baik, penekan lidah, sarung tangan, dan masker.
Bibir dan rahang diinseksi untuk mengetahui warna abnormal, tekstur, lesi, kesimetrisan,
dan pembengkakan.

Penyebab Umum Nyeri berdasarkan Lokasi
a. Hipokondrik kanan
Kolestitits/kolangitis
Hepatitis
Penyakit metastasik pada hati
Pleurisy, pneumonia lobus bawah, atau penumotoraks
Pielonefritis
Kolik renal
Ulkus duodenal
b. Epigastrik
Ulkus lambung atau duodenal
Duodenitis atau gastritis
Pancreatitis
Infark miokard atau angina
Perikarditis
Gastroenteritis
Embolus atau thrombus mesenterika
Obstruksi usus halus

c. Hipokandrik kiri
Pleurisy, pneumonia lobus bawah, atau pneumotoraks
Infark miokard atau angina
Perikarditis
Pielonefritis
Kolik renal
Cedera splenik
d. Lumbal kanan
Pancreatitis
Pielonefritis
Kolik renal
Obstruksi kolon/gangrene
e. Umbilicus
Apendisitis
Obstruksi usus halus
Hematoma selubung rektus
Gastroenteritis
Hernia umbilical
Aneurisma aortic abdomen
Diseksi aortic
Embolus atau thrombus mesenterika
f. Lumbal kiri
Pakreatitis
Pielonefritis
Kolik renal
Diverticulitis sigmoid
Obstruksi kolon/gangren
g. Inguinal kanan
Divertikulummeckel
Apendisitis
Hernia selangkangan paha
Obstruksi kolon/gangren
Kehamilan ektopik
Hernia spigelian
Enteritis regional
h. Suprapubik atau hipogastrik
Hematoma selubung rektus
Salpingitis
Kehamilan ektopik
Torsio tuba ovarium
Mittelschmertz
Enteritis regional
Endometriosis
Aneurisma aortic abdomen
i. Inguinal kiri
Diverticulitis sigmoid
Hernia selangkangan paha
Obstruksi kolon/gangrene
Kehamilan ektopik
Hernia spigelian
Enteritis regional



2) Abdomen
Urutan pemeriksaan abdomen adalah inspeksi, auskultasi,dan palpasi
Inspeksi
Perawat menginspeksi kulit abdomen untuk mengetahui adanya, tegang, kulit
yang licin, setiap area yang berubah warna, ruam, striae (garis yang diakibatkan
oleh peregangan kulit yang lama atau cepat), eksimosis, lesi, parut, dan vena yang
menonjol atau berdilatasi.
Auskultasi
Auskultasi memberikan informasi mengenai motolitas usus dan pembuluh darah
dan organ yang terdapat dibawah dinding abdomen. Perawat memberikan
tekkanan ringan pada diafragma stetoskop ketika mengauskultasi

Pengkajian mulut
Struktur Normal Temuan abnormal Penyebab yang mungkin
Bibir Halus,
merah
muda, dan
lembab
Kering atau pecah-pecah
Tidak simetris, pecah-
pecah, robek atau
perdarahan
Sianotik
Pecah-pecah pada sudut
bibir
Demam febris
Colitis (inflamasi pada
bibir)
Flu atau hipoksia
Kemungkinan difisiensi
vitamin B atau hygiene
buruk


lidah Merah
muda,
lembab
disertai
adanya
papila
Papilla tebal atau tidak
ada dan kelihatan licin
(dengan atau tanpa
kemerahan) Lepuh atau
pecah-pecah, perubahan
sensasi rasa
Penyimpangan kesatu sisi
infeksi





masalah saraf cranial
Nodul atau ulkus pada
dasar lidah
XII (saraf hipoglosus)
lesi berkembang
menjadi kanker
saliva cair Kental, lengket,atau tidak ada infeksi
Membrane
mukosa
Merah muda
dan lembab
kemerahan tanpa ulserasi
ulserasi dengan atau
tanpa perdarahan
peradangan
leukoplakia pada
membrane bukal
sianosis
mukosa pucat
sedikit area dengan
jaringan parut putih
inflamasi atau nyeri pada
pembukaan duktus
stensen
infeksi
nutrisi buruk
gigi palsu yang
terpasang tidak pas
lesi prakanker
hipoksia
anemia
iritasi kronik akibat
friksi yang tidak teratur
oleh permukaan gigi
atau trgigit saat
mengunyah
infeksi kelenjar
paratiroid
gusi Merah
muda,
bercak-
bercak, dan
keras
edema atau tanpa
kemerahan : perdarahan
spontan atau perdarahan
akibat tekanan, sakit



gingivitis
Gigi atau
gigi palsu
Bersih tanpa
debris
plak atau debris diantara
geligi, plak atau debris
sepanjang garis gusi atau
area yang menyangga
gigi palsu
sakit gigi, abses gigi
salah pasang gigi palsu
gigi tunggal atau patah,
berongga
maloklusi,pinggir gigi
licin atau rata
bruksisme








suara Normal Tinggi atau serak, sulit berbicara
atau nyeri berbicara
Paralisis korda vokalis (pita
suara)
Tenggorok/
menelan
Normal Sedikit nyeri saat menelan atau
tidak mampu menelan, nyeri
tenggorok
Lesi bersifat kanker/ganas
kelenjar Tidak dapat
diraba
Peradangan dan bengkak Batu atau kista
perkusi
perkusi abdomen membantu mengidentifikasi udara, gas dan cairan dalam
abdomen dan membantu menentukan ukuran dan lokasi organ abdomen. Suara
yang dihasilkan dari perkusi bergantung pada densitas struktur yang mendasari.
Bunyi pekak terdengar pada organ yang padat.


Temuan Abdormal Pengkajian Abnominal
Temuan karakteristik Kemungkinan penyebab
Kontur
abdomen
Konkaf (skafoid)
Tegang (distensi)
Mal nutrisi
Tumor, kelebihan cairan (
asites fasites, perforasi) :
akumulasi gas,mal nutrisi berat
Abnormalitas
kulit
Tonjolan sekitar perut yang
telah lama
Striae: merah muda atau
biru, putih atau perak
Tegang, mengikat
Terdilatasi, vena berbelit
Hernia insional
Obesitas, kehamilan, tumor
abdomen,sindrom chusing
(striae ungu)
Striae yang muncul baru
Striae yang telah lama
terbentuk asites
Obstruksi vena kaya inferior
Umbilicus Menonjol keluar
Ekimosis kebiruan
disekitar umbilicus (tanda
Cullen)
Peningkatan tekanan
intraabnominal
Perdarahan intraabnominal,
pancreatitis, kehamilan ektopik

Gelombang
peristaltik
kuat Obstruksi usus
Palpasi aortic
abnominal
Jelas dan tegas Peningkatan tekanan abnominal
(akibat tumor dan asites)
Tanda
Murphy
Nyeri tajam yang menghentikan
respirasi ketika memalpasi bagian
bawah tepi hati
kolesistitis
Tanda Grey
Tumer
Eksimosis pada panggul Perdarahan intraabnominal,
pancreatitis, hemoragik
Tanda
Blumberg
Nyeri tekan memantul Iritasi peritoneal, perforasi atau
inflamasi apendiks
Otot
iliopsoas
Nyeri kuadran kanan bawah ketika
tungkai kanan ditinggalkan
melawan tegangan
Inflamasi atau perforasi apendiks
akibat otot iliopsoas mengalami
inflamasi
Otot
obturator
Nyeri abdomen ketika tungkai
kanan dirotasikan pada pinggul
Inflamasi atau perforasi apendiks
(rotasi internal atau eksternal)


Suara Abnormal Pengkajian Abnominal
Suara dan Gambaran lokasi Suara Kemungkinan
penyebab
Bisisng usus Seluruh kuadran Suara hipoaktif
yang tidak terkait
dengan lapar
Hipoaktif,
kemudian hilang-
muncul
Suara
gemerincing
dengan nada tinggi
Suara rebut
bernada tinggi
bertepatan dengan
kram abdomen
Suara heperaktif,
panjang dan
memanjang
(borborygmi)
Ketiadaan suara
lebih dari 5 menit
pada keempat
kuadran
Diare atau
obstruksi dini
pada usus
Ileus paralitik
atau peritonitis
Udara dan
cairan dalam
usus yang
tegang dan
terdilatasi,
obstruksi pada
usus
Obstruksi usus
Lapar,
gastroenteritis
Penurunan
motilitas usus
secara
temporer,
muncul disertai
ileus
Bruit sistolik (suara
meledak vascular
yang ditimbulkan
Aorta
abdominal
Arteri
Obstruksi arterial parsial
atau aliran darah turbulen
Aneurisma abdominal
diseksi
oleh murmur jantung) renalis
Arteri
iliaka
Hum venosa (bernada
sedang dan kontinu
yang ditimbulkan
oleh aliran darah
dalam organ vascular
yang besar dan
bengkak seperti hati)
Area epigastrik
dan umbilikus
Peningkatan sirkulasi
kolateral antara system
vena porta dan system vena
sistemik
Sianosis hepatica
Friksi (kasar, suara
parau yang
ditimbulkan oleh dua
pasang ampelas yang
digosokkan secara
bersamaan
hepatika Peradangan permukaan
peritoneal dari organ
Masa hati

Palpasi
Palpasi abdominal dilakukan untuk menentukan karakter dinding abdomen, yang
meliputi ukuran, kondisi, dan konsistensi organ abdomen, adanya masa abdomen
dan keberadaan, lokasi dan derajat. Palpasi abdomen meliputi palpasi ringan,
palpasi dalam, dan ballottement.
a. Palpasi ringan
Palpasi ringan harus dilakukan lebih awal, palpasi ini mengidentifikasi
resistansi muscular dan rasa nyeri tekan.
b. Palpasi dalam
Digunakan untuk menemukan area organ (pembesaran limpa, tepi hati, ginjal
kanan dan kiri) dan masa yang besar.
c. Ballottement
Adalah pengetukan ringan dan cepat ujung jari terhadap dinding abdomen.
Metode ini digunakan untuk mengetahui resistansi otot abdomen atau
pergeseran yang mungkin terlewatkan saat melakukan palpasi dalam, atau
untuk mendeteksi pergerakan atau pemantulan massa yang dapat bergerak.

3) Anus dan Rektum
Anus dikaji dengan inspeksi dan palpasi. Perawat harus menginspeksinya untuk
mengetahui adanya proses inflamasi, lesi, daging jadi atau kutil, fisura dan hemoroid.
Tonus sfingter anal dapat dikaji dengan palpasi. Tonus anal dikaji, tonus tersebut harus
kencang, lentur meskipun tekanan diberikan kearea sekitarnya, teraba lembut, dan tidak
menyebabkan nyeri pada pasien.


B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologis dan pecitraan
Jaringan tubuh memiliki densitas yang berbeda yang menghasilkan bayangan hitam
dan putih yang berbeda pada hasil sinar-X: jaringan tulang memiliki dinsitas tinggi
dan tampak berwarna putih.
2. Pemeriksaan endoskopik
Penggunaan endoskopik adalah alat yang penting untuk pemeriksaan radiografik
karena alat tersebut memungkinkan observasi langsung bagian-bagian salurab usus.
3. Pemeriksaan diagnostic lain
Pemeriksaan lain yang khusus dirancang untuk membantu menentukan diagnosis
gangguan pencernaan.

Pemeriksaan laboratorium khusus yang digunakan dalam menentukan diagnosis
gangguan pencernaan

pemeriksaan Temuan
Normal
Signifikan Klinis dan Keperawatan
Specimen feses
sumbatan
darah lemak
Tidak ada
2-5g/24 jam
Pemeriksaan positif menunjukkan kemungkinan keganasan
pemeriksaan skrining untuk steatore ketika dicurigai sindrom
malabsorpsi atau insufisiensi pankreatik
Ova dan
parasit
Tidak ada Pemeriksaan positif menunjukkan infeksi
pus Tidak ada Peningkatan jumlah pus dapat mengindikasikan colitis
ulseratif, abses, atau fisura anal atau rektal
patogen Tidak ada Pathogen umum adalah sanmonella typhi (demam tifoid),
shigella (disentri), Escherichia coli dan aeromonas.
Pemeriksaan
napas urea
Negatif Mendeteksi adanya helicobacter pylory
Pemeriksaan
napas hidrogen
Negatif Menentukkan banyaknya hydrogen yang dibuang dalam
napas setelah dihasilkan kolon dan diabsorpsi kedalam darah,
membantu menegakkan diagnosis pertumbuhan bakteri yang
berlebihan dalam usus dan sindrom usus buntu

Pemeriksaan Diagnostik yang Digunakan untuk Mengevaluasi Saluran Pencernaan
Pemeriksaan Gambaran Indikasi
Film abdominal
lempeng flat
abdomen
Pemeriksaan radiologi digunakan untuk
memvisualisasi permukaan flat tunggal;
menunjukkan ukuran organ, posisi,
keutuhan, dan pola gas normal dalam
lambung, usus halus dan kolon
Membantu dalam diagnosis
obstruksi usus, rupture organ,
massa, benda asing, cairan
atau udara abdominal (batu,
tulang, gas, massa)
Ultrasonografi
(sonogram)
Penggunaan gelombang suara frekuensi
tinggi pada organ abdomen untuk
mendapatkan pencitraan struktur
Membantu dalam diagnosis
massa, duktus biliaris yang
berdilatasi batu empedu dan
asites.
Scan
hepatobilier
Radioisotope yang diinjeksikan secara
intravena terutama diterima oleh hati, dan
disekresi ke dalam empedu, disertai
visualisasi sistem bilier, kandung empedu
dan duodenum (ukuran, fungsi, vaskularitas
dan aliran darah
Membantu dalam diagnostik
obstruksi duktus biliaris
komunis, kolesistitis akut dan
kronik, kebocoran empedu,
dyskinesia biliaris, dan atresia
biliaris juga digunakan untuk
mengevaluasi fungsi transplan
hati
CT Scan Suatu prosedur radiologis yang
menggunakan pancaran sinar-x dangkal
untuk menghasilkan pencitraan potongan
menyilang organ dan jaringan dapat
dilakukan dengan atau tanpa medium
kontras, CT Scan tiga dimensi, spiral,
putaran cepat saat ini memberikan informasi
yang lebih nyata.
Sangat baik dalam
memvisualisasi abdomen,
struktur retroperitoneal, tumor,
kista, pengumpulan cairan,
udara dalam rongga
perdarahan atau emboli paru.
Magnetic
Resonance
Imaging (MRI)
Pemerikasaan diagnostik yang tidak
menggunakan radiasi; citra diperoleh dengan
memasukkan ke dalam tubuh pasien alat
tubular yang membangkitkan lapang
elektromagnetik bertenaga; gelombang radio
frekuensidi transmisikan ke dalam pasien
dengan cara terkontrol sehingga ion hidrogen
pasien (proton) memancarkan sinyal
radiofrekuensi yang diproses oleh komputer
untuk menghasilkan citra
Berguna dalam mengevaluasi
jaringan lunak abdomen dan
pembuluh darah, abses, fistula,
tumor, dan sumber perdarahan
Angiografi Suatu pemeriksaan radio grafik pada arteri
dan vena tertentu untuk melihat kelainan
pada dinding pembuluh darah juga
digunakan untuk mengevaluasi aliran darah
melalui pembuluh darah.
Biasanya dilakukan ketika
prosedur awal dan
noninvasive tidak
mengungkapkan penyebab
kelainan vascular yang
dicurigai secara signifikan.




Pemeriksaan endoskopik yang digunakan untuk mengevaluasi saluran pencernaan
Pemeriksaan Gambaran Indikasi
Kolonoskopi Endoskop serat optik fleksibel dimasukkan
melalui rectum dan didorong untuk
memvisualisasi usus besar; setiap
abnormalitas dapat difoto dan dibiopsi;
polip dapat diangkat dan area perdarahan
dapat dipotong
Membantu untuk mendiagnosis
perdarahan, diverticulosis, polip,
striker, tumor atau penyakit
radang usus (penyakit Crohn
atau colitis ulserativa)
Ultrasonografi
endoskopik
Endoskopi dan ultrasonografi digunakan
untuk memvisualisasi saluran pencernaan;
suatu transduser ultrasonik dipasang pada
ujung distal endoskop yang
memungkinkan resolusi kualitas tinggi
dalam memvisualisasi dinding saluran
pencernaan.
Berguna dalam mengevaluasi
dan mengklasifikasi tumor
saluran pencernaan

Anda mungkin juga menyukai