Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
GBS merupakan suatu sindroma klinis dari kelemahan akut ekstermitas tubuh yang disebabkan
oleh kelainan saraf tepid an bukan oleh penyakit yang sistematis
GBS merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai adanya paralisis flasidyang terjadi secara
akut berhubungan dengan proses autoimmune dimana targetnya adalahsaraf perifer, radiks,
dan nervus kranialis ( Bosch, 1998)
Pada umumnya penyakit ini didahului oleh infeksi influenza saluran pernapasan. Pada saat
inilah kita merasa nafas tersumbat seperti orang Flu.
Pada umumnya ada dua jenis pengobatannya adalah Plasma Exchange dan Intravenous
immunoglobulin. Kedua cara itu saat ini sama sama efektif, walaupun ada pihak tertentu yang
mengklaim plasma exchange lebih baik, sedangkan di pihak lain immunoglobulin lebih baik.
Tetapi jika ada yang mengusulkan menggunakan kedua cara tersebut secara bergantian maka
sebaiknya anda jangan mau.
pilihlah salah satu cara saja. karena pengobatan ini mungkin harus dilakukan berkali kali,
tergantung dari keakutan GBS anda dan kestabilan kesehatan anda, jika anda sudah
memutuskan satu terapi lakukan terapi yang sama untuk selanjutnya.
2.TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk membahas
mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya GBS.
3. MANFAAT
Manfaat dari asuhan keperawatan dengan GBS Ini bermanfaat untuk melakukuan askep yang
valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proses kaperawatan, implementasi,
evaluasi.
BAB II
TINJAUN TEORI
1. KONSEP DASAR TEORI
DEFINISI
GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan
yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun.
GBS adalah penyakit akibat sistem kekebalan tubuh menyerang sistem sarung saraf.Pada
umumnya penyakit ini didahului oleh infeksi influenza saluran pernapasan
GBS merupakan suatu sindroma klinis dari kelemahan akut ekstermitas tubuh yang disebabkan
oleh kelainan saraf tepid an bukan oleh penyakit yang sistematis
GBS merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai adanya paralisis flasidyang terjadi secara
akut berhubungan dengan proses autoimmune dimana targetnya adalahsaraf perifer, radiks,
dan nervus kranialis ( Bosch, 1998)
ANATOMI FISIOLOGI
ETIOLOGI
Sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya dan masih menjadi
bahan perdebatan. GBS diduga disebabkan oleh infeksi virus, tahap akhir-akhir ini terungkap
bahwa virus bukan sebagai penyebab. Teori yang dianut sekarang adalah suatu kelainan
imunologik, baik secara primariimmune response maupun mediated process
D.GEJALA KLINIS
Didahului oleh nafas tersumbat yang datang secara tiba-tiba seperti hidung yang sedang kena
pilek, tapi pilek yang kering.
Karena nafas terganggu tidak lama akan terasa gelisah dan
disusul oleh kesemutan pada kedua tangan.
Pusing seperti terhuyung-huyung.
Mulut terasa asam.
Badan lemas, sesekali terasa dingin di telapak masih tersa 2-3 hari setelah kejadian
E.PATOFISIOLOGI
Pada umumnya penyakit ini didahului oleh infeksi influenza saluran pernapasan. Pada saat
inilah kita merasa nafas tersumbat seperti orang Flu.
Setelah nafas tersumbat di dalam tubuh terjadi reaksi autoimun, yakni sistem kekebalan
tubuh sendiri yang menyerang bagian dari ujung ujung saraf.Pada saat inilah terjadi
kesemutan. Karena kesemutan atau Parestesia itu timbul bila terjadi gangguan Pada serabut
saraf. Pada penderita GBS yang akut, kesemutan tidak hanya pada tangan tetapi bisa
menjalar ke kaki hingga ke perut.
Itulah sebabnya penyakit GBS ini bisa menyebabkan kelumpuhan, bahkan bisa juga
menyebabkan kematian apabila Perusakan saraf pernafasan sudah mencapai akar saraf di
leher sehingga pasien kesulitasn bernafas dan menyebabkan kematian mendadak.
Proses demyelinisasi saraf tepi pada SGB dipengaruhi olehrespon imunitas seluler dan
imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai peristiwa sebelumnyayang paling sering infeksi
virus.
F. PENATALAKSANAAN
Pada umumnya ada dua jenis pengobatannya adalah Plasma Exchange dan Intravenous
immunoglobulin. Kedua cara itu saat ini sama sama efektif, walaupun ada pihak tertentu yang
mengklaim plasma exchange lebih baik, sedangkan di pihak lain immunoglobulin lebih baik.
Tetapi jika ada yang mengusulkan menggunakan kedua cara tersebut secara bergantian maka
sebaiknya anda jangan mau. pilihlah salah satu cara saja. karena pengobatan ini mungkin harus
dilakukan berkali kali, tergantung dari keakutan GBS anda dan kestabilan kesehatan anda, jika
anda sudah memutuskan satu terapi lakukan terapi yang sama untuk selanjutnya.
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
Nona Y, 17 tahun datang ke Rumah Sakit A setelah 11 hari dirawat di Rumah sakit lain, dia
datang dengan diagnosa GBS dan gangguan fungsi kardio pulmonary yang menonjol disamping
fungsi motoriknya. Hasil foto rontgen menjelaskan adanya Atelektaksis pada segmen lobus atas
dan lobus tengah kanan. Fungsi motorik pada anggota atas memerlukan bantuan nuntuk
bergerak. Sedangkan anggota gerak bawah mengalami Plegi. Di runah sakit A penderita di rawat
di ruang ICU 14 hari dengan bantuan ventilator via lubang Trakheotomi untuk bernafas dan tiga
hari lepas ventilator dengan masker O2 untuk memeksimalkan saturasi.
Metode Seven Jumps
1. Identifikasi kata-kata sulit
2. Penetapan masalah
Gangguan fungsi kardio pulmonary dan fungsi motorik disebabkan oleh Guillane Bare Syndrom
3. Brainstorming
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Pola nafas dan pertukaran gas tidak efektif b.d kelemahan otot-otot pernafasan
2.Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
C.INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Dx keperawatan
Pola nafas dan pertukaran gas tidak efektif b.d kelemahan otot-otot pernafasan
2. Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindkan 2x 24 jam diharapkan dapat mempertahankan pola pernafasan
efektif melalui ventilator dengan criteria hasil:
Tidak terdapat sianosis, saturasi oksigen dalam rentang normal.
3. Intervensi:
Mandiri
Observasi pola nafas
Auskultasi dada sesuai periodik, catat adanya bunyi nafas tambahan juga simetrisan gerak dada
Periksa selang terhadap obstruksi
Periksa fungsi alaram ventilator
Pertahankan tas retuitasi
Kolaborasi
Kaji susunan ventilator secara rutin, dan yakinkan sesuai indikasi.
Observasi presentasi konsentrasi O2
Kaji volume tidal (10-15 ml/hg)
Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan pada fase posiktal.
Siapkan untuk melakukan intubasi, jika ada indikasi
B. Diagnosa keperawatan
1. Dx Kep
Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
2. Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan Keperawatan selama 224 jam gangguan mobilitas fisik tidak akan
terjadi dengan Kriteria Hasil:
Klien akan menunjukan tindakan untuk memobilitas
Mempertahankan posisi optimal dan fungsi yang dibutuhkan olehtak adanya konfraktur
Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang
terkena/terkompensasi
Mempertahankan Integritas Kulit
3. Intervensi:
Mandiri
Anjurkan klien untuk melakukan tirah baring beri sokongan sendi diats dan dibawah fraktur
yang terpasang gips bila bergerak
Rasionalnya ; Tirah baring menjadikan klien nyaman ,nyeri tertahankan
Berikan tanpa lingkungan tenang dan perlu istirahat gangguan
Rasionalnya; Untuk menjadikan klien rileks,dan meningkatkan psikologi klien,tidak cemas
Anjurkan keluarga klien untuk membantu dalam melakukan latihan disertai distraksi dan
relaksasi
Rasionalnya; Latihan disertai distraksi dan relaksasidapat membantu pergerakan sendi
ekstremitas kanan bawah
Terapi aktivitas mobilitas sendi dengan ROM
Rasionalnya; Terapi dengan ROM dapat membantu pergerakan aktifitas klien ,terapi
penyembuhan,meningkatkan mobilitas
Kolaborasi:
Konfirmasikan dengan atau rujuk ke bagian terapi fisik atau terapi okupasi
D. IMPLEMENTASI.
MengObservasi pola nafas
MengAuskultasi dada sesuai periodik, catat adanya bunyi nafas tambahan juga simetrisan gerak
dada
Memeriksa selang terhadap obstruksi
Memeriksa fungsi alaram ventilator
Mempertahankan tas retuitasi
Kolaborasi
Mengkaji susunan ventilator secara rutin, dan yakinkan sesuai indikasi.
MengObservasi presentasi konsentrasi O2
MengKaji volume tidal (10-15 ml/hg)
MemBerikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan pada fase posiktal.
Menyiapkan untuk melakukan intubasi, jika ada indikasi
E.VALUASI
Masalah dikatakan teratasi apabila tidak terdapat sianosis, saturasi oksigen dalam rentang
normal.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
GBS merupakan suatu sindroma klinis dari kelemahan akut ekstermitas tubuh yang disebabkan
oleh kelainan saraf tepid an bukan oleh penyakit yang sistematis
GBS merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai adanya paralisis flasidyang terjadi secara
akut berhubungan dengan proses autoimmune dimana targetnya adalahsaraf perifer, radiks,
dan nervus kranialis ( Bosch, 1998)
pilihlah salah satu cara saja. karena pengobatan ini mungkin harus dilakukan berkali kali,
tergantung dari keakutan GBS anda dan kestabilan kesehatan anda, jika anda sudah
memutuskan satu terapi lakukan terapi yang sama untuk selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengos.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. EGC: Jakarta
Long . BC. 1996. Perawatan Medical Bedah. VI APK : Bandung
Underwood. L.C.E. 1999. Patologi Umum dan sistemik. EGC:Jakarta
Wong. DC. 2003. Pedoman klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai