Anda di halaman 1dari 2

Pengendalian Penyakit pada Abalone

Menurut Kordi (2004) penyakit didefinisikan sebagai segala sesuatu yang


dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat-alat tubuh atau
sebagian alat tubuh, secara langsung maupun tidak langsung. Penyakit dapat
disebabkan oleh faktor abiotik seperti kualitas air, serta faktor biotik seperti
mikroorganisme yang menempel pada permukaan tubuh dan menginfeksi larva
udang
Penyakit terjadi melalui proses hubungan antara tiga faktor yaitu kondisi
lingkungan, kondisi inang dan adanya patogen. Adanya ketidakseimbangan
cekaman atau stress menyebabkan mekanisme pertahanan diri yang dimiliki
menjadi lemah dan akhirnya terjadi penyakit (Kordi, 2004).
Penyakit pada abalone akan muncul saat kondisi abalone turun akibat
adanya perubahan suatu keadaan tertentu, seperti lingkungan yang kotor
menyebabkan kualitas air menurun yang menimbulkan stress pada abalone atau
penanganan yang kurang hati-hati yang dapat menimbulkan luka. Pada keadaan
ini, abalone sangat riskan terhadap serangan penyakit.
Jenis penyakit yang menyerang abalone adalah penyakit karat. Gejala
klinis penyakit ini yaitu timbulnya warna kecoklatan seperti karat pada bagian
selaput gonad. Selain itu,daging abalon akan tampak berwarna pucat, tampak
lemas, dan menurunnya respon gerak abalon ketika dipegang. Dalam waktu 5-6
hari selaput gonad akan sobek dan daging abalon akan lepas dari cangkangnya
kemudian mati. Penyakit karat umumnya menyerang induk abalon yang sudah
tidak produktif lagi. Selain itu, penyakit ini dapat muncul ketika terjadi fluktuasi
suhu.
Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dilakukan karantina begi
abalon yang sakit agar tidak menularkan penyakitnya ke abalone yang lain.
Penanganan secara hati-hati yang dilakukan dengan menggunakan bahan elastis
saat memindahkan abalon yang sedang menempel untuk menghindari luka.
Selain penyakit, budidaya abalone juga sering terganggu dengan
keberadaan hama. Hama dapat berupa predator yang dapat memangsa abalon
contohnya kepiting laut. Selain itu, terdapat pula hama pengganggu yang dapat
menyaingi ruang gerak serta menyaingi abalon dalam mendapatkan makanan serta
oksigen contohnya teritip.
Keberadaan hama pada abalon dapat dicegah dengan membersihkan pakan
sebelum diberikan ke abalone, melakukan pengontrolan wadah secara kontinyu,
dan memusnahkan hama yang ditemukan di dalam maupun di luar wadah.

Panen
Pemanenan abalone dilakukan tanpa menggunakan alat tetapi
menggunakan tangan secara selektif setelah cangkang abalone mencapai ukuran
lebih dari 8 cm dengan berat 30-40 gram.
Setelah didapat abalone akan di-packing dalam kantung plastik berisi air
dengan volume 25 L dengan kepadatan 20-25 ekor/kantung, tak lupa memasukan
gracillaria sp sebagai makanannya.
Kemudian kantung plastik dimasukan ke dalam kotak styrofoam berukuran
27x45x30 cm, setiap kotak dapat menampung 2 kantung plastik berisi abalone.
Tak lupa diberikan es batu di dalam kotak styrofoam. Untuk transportasi yang
membutuhkan waktu lebih dari 3 jam, kepadatan abalone tiap kantung plastik
harus dikurangi agar mengurangi tingkat kematian akibat proses transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

Khoironi dan Baik.R. 2012. Budidaya Kerang Abalone (Haliotis assinia). Artikel
VEDCA (Vocational Education Development Center for Agriculture).
http://vedca.siap.web.id.

Kordi, K. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan Kakap. PT Perca:
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai