Anda di halaman 1dari 12

MODUL I.

PENGANTAR TEKNIK KESELAMATAN




Capaian pembelajaran (Learning Outcome) :
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar teknik keselamatan untuk industri kimia
Mahasiswa mampu memahami dan mempunyai wawasan yang berkaitan dengan peran
sarjana Teknik Kimia dalam menjalankan system keselamatan di industi

Materi pokok :
1. Definisi keselamatan kerja dan sejarah keselamatan di industri kimia
2. Aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja di industri
3. Kode etik sarjana teknik kimia terhadap keselamatan proses
4. Istilah dalam bidang teknik keselamatan standar OSHA

MATERI

1.1.Definisi dan sejarah keselamatan di industri kimia
Keselamatan dalam hal ini mengandung arti/ pemahaman sebagai tindakan pencegahan
kecelakaan melalui berbagai system maupun aturan yang berlaku. Keselamatan juga
mengandung arti pencegahan kerugian. Suatu program keselamatan disusun dan dijalankan
untuk meminimalkan dampak kerugian yang disebabkan karena kelalaian, kesalahan prosedur,
dan bahaya yang tidak terduga lainnya dari suatu proses industri.
Diawali dengan pandangan seorang ahli ekonomi abad ke 20, Robert M. Solow dari
Institute of Technology Massachusset penerima Nobel yang menyimpulkan bahwa laju
pertumbuhan ekonomi adalah hasil teknologi mutakhir (upgrade teknologi). Jika dihubungkan
dengan bidang keselamatan, maka teori ini sangat sesuai dalam penerapannya di industri kimia.
Mengapa ?. Salah satu alasan yang kuat adalah di dalam proses industri kimia sangat
berhubungan erat dengan terjadinya proses-proses yang cukup rumit, misalnya saja reaksi kimia,
proses penguapan, proses pengeringan, perubahan fase, dan masih banyak lagi. Proses itu
dilakukan dalam suatu alat yang memerlukan kondisi oprerasi baik suhu dan tekanan yang tinggi,
rumit dalam pengoperasian, serta melibatkan bahan yang berbahaya. Oleh karena alasan itu
pulalah, maka untuk menghindarkan dari bahaya industri, maka diperlukan suatu program
keselamatan yang cukup rumit pula.
Sejak tahun 1950, teknologi tingkat tinggi telah digunakan untuk menunjang keselamatan
proses kimia. Pada kasus ini, disejajarkan suatu program keselamatan yang sama pentingnya
dengan proses industry.
Dalam upaya mendukung terciptanya keselamatan di industry telah dikembangkan
program keselamatan dalam suatu disiplin ilmu yang meliputi aspek teknis dan teori, antara lain
pengembangan :
o Model hidrodinamik pada aliran fluida
o Model disperse penyebaran gas/ uap beracun
o Model matematika untuk mengetahui kemungkinan kegagalan suatu proses
Teknik keselamatan di industri kimia ditekankan pada penggunaan peralatan berteknologi
tinggi, perancangan pabrik serta operasional sebagai dasar pengambilan keputusan. Program
keselamatan meliputi identifikasi hazard, evaluasi teknis, dan dilanjutkan dengan teknik
perancangan untuk menghindari bahaya dan kerugian yang ditimbulkan dari sebuah proses yang
dijalankan.
Definisi-definisi penting dari kata-kata dasar yang banyak dipakai, yaitu :
o Keselamatan atau pencegahan kerugian: pencegahan dari kecelakaan sampai pada
penggunaan teknologi yang sesuai untuk mengidentifikasi hazard suatu pabrik kimia dan
mengeliminasinya sebelum terjadi kecelakaan.
o Hazard: suatu kondisi kimiawi atau fisik yang berpotensi menyebabkan
kerusakan/kecelakaan pada manusia, properti, atau lingkungan sekitar.
o Resiko: ukuran dari luka dan/atau sakit pada manusia, kerusakan lingkungan, atau
kerugian ekonomi dalam kaitannya dengan kemungkinan terjadinya peristiwa atau
kecelakaan.
Pabrik Kimia berisi sebuah variasi hazard yang sangat besar. Pertama bisa berupa resiko
mekanis umum yang menyebabkan kecelakaan kerja mulai dari luka-luka sampai dengan
kerusakan peralatan. Sedangkan yang kedua adalah hazard kimiawi, yang meliputi kebakaran
dan resiko ledakan, resiko kereaktifan, serta resiko bahan kimia berbahaya dan beracun.
Berbagai program keselamatan yang telah direncanakan dapat dijalankan dengan baik
melalui dukungan : sistem, attitude, pengetahuan konsep dasar, pengalaman, waktu, dan manusia
(pelaku itu sendiri).
Apa yang dibutuhkan dari sebuah program ?, diantaranya adalah :

Sistem : Dalam hal ini sistem berguna untuk (a). mencatat apa-apa saja yang
dibutuhkan dalam program keselamatan; (b). apa yang diperlukan dan bagaimana
program keselamatan dapat dijalankan dengan baik; (c). melakukan rekam/ pencatatan/
dokumentasi selama kegiatan berlangsung.
Pelaksana : Merupakan individu yang melakukan tugas dalam program keselamatan.
Seorang pelaksana harus mempunyai sikap yang positif dan sungguh-sungguh. Selain
itu, ia harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang keselamatan proses
(kimia) mulai dari desain konstruksi serta operasional.
Belajar dari pengalaman : Hal ini sangat diperlukan bagi setiap individu yang terlibat
dalam program keselamatan untuk mengenal lingkungan kerjanya terutama dalam hal
memahami/ menganalisis kecelakaan-kecelakaan yang mungkin pernah terjadi
sebelumnya atau bisa saja merupakan riwayat bidang sejenis yang pernah terjadi di
tempat lain. Perlunya mempunyai informasi yang akurat bagaimana penyebab serta
penanganan kecelakaan, baik dari internal maupun eksternal.
Program keselamatan memerlukan waktu : Semua yang telah direncanakan mulai dari
belajar (mempelajari sistem), merencanakan, mengimplementasikan, evaluasi, dan
perbaikan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, pada program ini
dibutuhkan kesabaran juga.
Komitmen : Suatu program keselamatan harus mempunyai mengandung komitmen
pada semua tingkatan di dalam organisasi. Keselamatan harus memberikan arti sama
pentingnya dengan produksi.

Sistem manajemen yang berkaitan dengan keselamatan pada umumnya digunakan mengarah
pada mengeliminasi keberadaan hazard, melakukan audit keselamatan, teknik-teknik identifikasi
hazard, catatan kejadian, dan aplikasi yang sesuai dengan pengetahuan teknis.

1.2.Aturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja di industri
Peraturan yang terkait dengan keselamatan kerja sangat luas, yang terbagi atas Undang-
undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, keputusan menteri, instruksi menteri, serta
berupa surat edaran. Mengenai topik yang dibahas juga cukup luas, mulai dari beberapa bidang
usaha/ kerja hingga pada pengaturan operasional teknisnya. Beberapa aturan yang sangat penting
bagi industri kimia antara lain adalah.
a. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.03/MEN/1978 tentang
Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. K3 Umum dan SMK3
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Kep.1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Kep. 245/MEN/1990 tentang Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.05/ MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Kimia
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 197/MEN/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan, dan Peredaran Pestisida
d. Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/MEN/1980 tentang :
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/MEN/1981 Tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.03/MEN/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEPTS.333/ MEN/ 1989 tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Tempat Kerja
e. Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I No. Per.01/MEN/1982 tentang
Bejana Tekan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan
Syarat-syarat Operator Pesawat Uap
f. Limbah B3
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1993 tentang Pengesahan
Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes
and Their Disposal
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
68/BAPEDAL/05/1994 tentang Tata Cara memperoleh Izin Penyimpanan,
Pengumpulan, Pengoperasian Alat Pengolahan, Pengolahan dan Penimbunan Akhir
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis dan Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor:
Kep04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara Persyaratan Penimbunan Hasil
Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
05/BAPEDAL/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun

1.3.Tanggung jawab dan kode etik seorang eingineer terhadap keselamatan proses
Siapa saja yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja di sebuah perusahaan/ industri ?.
Mereka adalah :
Direksi dan manajer senior ( yang bertanggung jawab atas kebijakan perusahaan, tujuan
dan sasaran)
Pengawas (bertanggung jawab untuk memeriksa operasional sehari- hari sesuai dengan
arah kebijakan)
Tim kesehatan dan keselamatan (bertanggung jawab untuk memberikan masukan/ arahan
selama investigasi kecelakaan dan kedispinan terhadap aturan)
Tim ahli seperti perawat kerja, analis kimia dan listrik (bertanggung jawab untuk
memberikan saran spesialis pada isu-isu kesehatan dan keselamatan tertentu)
Tim kesehatan dan keselamatan (bertanggung jawab untuk mewakili karyawan selama
konsultasi pertemuan-pertemuan tentang isu-isu kesehatan dan keselamatan dengan
majikan)
Karyawan (bertanggung jawab terhadap diri sendiri untuk menerapkan perilaku yang
menjamin kesehatan serta menghindari tindakan kelalaian)
Petugas kebakaran (bertanggung jawab untuk evakuasi yang aman dari gedung dalam
keadaan darurat)
Petugas pertolongan pertama (bertanggung jawab untuk melakukan pertolongan pertama
kepada orang-orang yang terluka) .

Ringkasan tanggung jawab organisasi untuk kesehatan dan keselamatan bagi para manajer di
sebuah perusahaan akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Managing Director / CEO bertanggung jawab atas kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan semua orang yang bekerja atau berkunjung di perusahaan itu. Tugas
seorang CEO
bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan
keselamatan dalam organisasi
harus memastikan bahwa memiliki sumber daya yang memadai untuk persyaratan
kesehatan dan keselamatan dalam organisasi
menetapkan, menerapkan dan memelihara program formal, kesehatan dan
keselamatan ditulis untuk organisasi yang mencakup semua bidang risiko kesehatan
dan keselamatan yang signifikan
menyetujui, memperkenalkan dan memonitor semua kebijakan kesehatan dan
keselamatan situs, aturan dan prosedur;
meninjau setiap efektivitas dan, jika perlu, memerlukan revisi program kesehatan dan
keselamatan
2. Para manajer departemen utama dapat melaporkan ke Site Manager, Managing Director
atau Chief Executive. Secara khusus, mereka:
bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan
keselamatan departemen mereka;
harus memastikan bahwa setiap mesin, peralatan atau vehi-cles digunakan dalam
departemen dipertahankan, cor-secara tidak langsung dijaga dan memenuhi standar
kesehatan dan keselamatan. Salinan catatan semua pemeliharaan, statu-tory dan
asuransi inspeksi harus disimpan oleh Departemen Manager;
mengembangkan rencana pelatihan yang mencakup instruksi kerja khusus untuk
karyawan baru atau ditransfer dan fol-rendah sampai pada pelatihan oleh pengawas.
Salinan catatan semua pelatihan harus disimpan oleh Departemen Manager;
secara pribadi menyelidiki semua kasus hari kerja hilang dan kejadian dan-gerous
dan melaporkan kepada manajer lini mereka. Kemajuan tindakan korektif yang
diperlukan
3. Para pengawas bertanggung jawab dan melaporkan kepada Departemen Manager. Secara
khusus, mereka:
bertanggung jawab dan harus mempertanggungjawabkan kinerja kesehatan dan
keselamatan tim mereka;
menegakkan semua sistem yang aman prosedur kerja yang telah diterbitkan oleh
Departemen Manager;
menginstruksikan karyawan dalam peraturan kesehatan dan keselamatan yang
relevan, membuat catatan instruksi itu serta menegakkan semua peraturan dan
prosedur kesehatan dan keselamatan;
menegakkan persyaratan Personal Protective Equippemnt (PPE), membuat tempat
pemeriksaan untuk mencegah-tambang bahwa peralatan pelindung yang digunakan
dan secara berkala menilai kondisi peralatan.
mencatat pelanggaran kebijakan Alat Pelindung Diri (APD)

Bagaimana dengan keberadaan seorang engineer ?. Kebanyakan engineer dipekerjakan
oleh perusahaan dengan memberikan gaji dan benefit untuk jasa mereka. Sedangkan perusahaan
menghasilkan profit bagi para pemegang sahamnya, dan para engineer harus melayani,
memelihara dan meningkatkan profit perusahaan. Dalam etika seorang engineer bertanggung
jawab untuk memperkecil kerugian dan menjamin keselamatan serta keamanan lingkungan bagi
perusahaan dan karyawan. Engineer bertanggung jawab pada diri mereka sendiri, para pekerja,
keluarga, masyarakat, dan profesi teknik. Rangkuman bagian tanggung jawab seorang engineer
menurut American Institute of Chemical Engineers (AICHE) dapat dibaca di tabel berikut.

Tabel 1.1. Kode Etik Insinyur menurut AICHE
Fundamental principles
Seorang insinyur harus menjunjung tinggi dan memajukan integritas, kehormatan, dan
martabat profesi dengan :
1. Menggunakan kemampuan & pengetahuannya untuk mencapai kesejahteraan
manusia
2. Bersikap jujur dan tidak memihak, setia dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, perusahaan, dan klien
3. Berjuang untuk meningkatkan kompetensi & martabat profesi
Fundamental canons
1. Seorang insinyur selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan
masyarakat dalam melaksanakan tugas profesionalnya
2. Memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
3. Insinyur dalam memberikan pernyataan publik dilakukan secara obyektif dan jujur.
Insinyur harus bertindak profesional baik untuk atasan atau klien serta menghindari
konflik kepentingan
4. Membangun reputasi profesional untuk memberikan manfaat terhadap pelayanannya
5. Menegakkan dan meningkatkan kehormatan, integritas, dan martabat profesinya.
6. Senantiasa melakukan pengembangan profesional melalui karir dan memberikan
peluang bagi pengembangan profesional bagi insinyur lain yang berada di bawah
pengawasannya

1.4.Istilah dalam bidang teknik keselamatan standar OSHA

OSHA (Occupational Safety and Health Administration of the United States) didirikan oleh
pemerintah Amerika Serikat. OSHA bertanggung jawab untuk memastikan bahwa para pekerja
mendapatkan lingkungan kerja yang aman. OSHA mendefinisikan tingkat insiden berdasar pada
kasus-kasus yang terjadi pada 100 orang pekerja per tahun.
Seorang pekerja per tahun diasumsikan bekerja selama 2000 jam, yang meliputi 50 minggu
/tahun x 40 jam/minggu. Jadi OSHA insiden rate adalah didasarkan pada hazard yang dihadapi
200.000 jam pekerja.
OSHA Insiden rate menghitung jumlah kerugian dan macam-macam penyakit akibat kerja
pada jumlah jam kerja karyawan selama periode tertentu. Berikut persamaan yang digunakan:
covered period during employee
all by worked hours Total
200.000 x illnesses
and injuries of Number
illness) and injuries on (based rate incidence OSHA
(1-1)


Berbagai istilah dalam standar OSHA antara lain :
a. First aid/ Pertolongan pertama :
Satu kali pengobatan dan tindak lanjut kunjungan untuk tujuan pengamatan goresan kecil,
luka, luka bakar, serpihan, dan sebagainya yang biasanya tidak memerlukan perawatan
medis.
b. Incidence rate
Jumlah kecelakaan kerja dan / atau penyakit atau hari kerja yang hilang per 100 karyawan
penuh waktu.
c. Lost workdays /kehilangan hari kerja
Jumlah hari (tidak termasuk hari cedera/ sakit) di mana karyawan akan bekerja tetapi
tidak bisa melakukannya, yaitu di mana karyawan tidak dapat melakukan semua atau
sebagian dari tugas yang normal nya selama karena kecelakaan kerja atau penyakit.
d. Medical treatment = perawatan medis
Pengobatan diberikan oleh dokter atau tenaga profesional yang terdaftar di bawah
perintah dokter berwenang tetapi tidak termasuk perawatan pertolongan.
e. Occupational injury / kecelakaan
Cedera seperti teriris, keseleo, atau guci yang dihasilkan dari kecelakaan kerja atau dari
paparan tunggal sesaat yang terjadi dalam lingkungan kerja
f. Occupational illnesses =
Kondisi abnormal atau gangguan, selain satu akibat dari kecelakaan kerja, yang
disebabkan oleh paparan terhadap faktor lingkungan yang terkait dengan pekerjaan.
Termasuk di dalamnya penyakit akut dan kronis atau penyakit yang mungkin disebabkan
terhirup, penyerapan, konsumsi, atau kontak langsung.
g. Recordable cases =
Kasus yang melibatkan cedera kerja atau penyakit akibat kerja, termasuk kematian
h. Recordable fatality cases =
Cedera yang mengakibatkan kematian, terlepas dari waktu antara cedera dan kematian
atau penyakit jangka panjang (fatal)
i. Recordable nonfatal cases without lost workdays =
Kasus kecelakaan kerja atau penyakit yang tidak melibatkan kematian atau hari kerja
yang hilang tetapi tidak menghasilkan (1). transfer ke pekerjaan lain atau pemutusan
hubungan kerja atau (2). Perawatan medis selain pertolongan pertama, atau (3). diagnose
penyakit akibat kerja, atau (4). Hilangnya kesadaran, atau (5). Pembatasan gerak atau
kerja.
j. Recordable lost workday cases due to restricted duty
Cedera yang mengakibatkan orang terluka sehingga tidak mampu melakukan tugas-tugas
rutin mereka tetapi masih mampu melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaan normal
mereka
k. Recordable cases with days away from work
Cedera yang mengakibatkan orang yang terluka tidak dapat kembali bekerja pada hari
kerja rutin berikutnya
l. Recordable medical cases
Luka yang membutuhkan perawatan yang harus diberikan oleh dokter atau di bawah
pengawasan dokter. Orang cedera tersebut masih dapat kembali bekerja dan melakukan
tugas rutin nya. Cedera medis termasuk pemotongan yang memerlukan jahitan, luka
bakar tingkat dua (luka bakar dengan lepuhan), patah tulang, dan cedera kehilangan
kesadaran

Incidence Rate pada standar OSHA juga dapat didasarkan pada hari kerja yang hilang sebagai
ganti kerugian dan penyakit yang diderita. Untuk kasus ini digunakan persamaan :

covered period during employee
all by worked hours Total
200.000 x illnesses
and injuries of Number
ays) lost workd on (based rate incidence OSHA
(1-2)


Incidence Rate OSHA menyediakan informasi semua jenis kerugian, penyakit sampai dengan
kematian yang berkaitan dengan pekerjaan. Ini membuktikan bahwa penyajiannya lebih lengkap
dan terperinci dibanding sistem yang berdasar pada satu kejadian saja. Sebagai contoh, sebuah
pabrik mungkin mempunyai pengalaman dalam menangani masalah-masalah kecelakaan kecil
tetapi tidak sampai pada kematian. Tetapi di sisi lain, data kematian tidak bisa diambil dari
OSHA insiden rate tanpa adanya tambahan informasi/ keterangan pendukung.

Tugas :
1. Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang mahasiswa dan tidak boleh lebih
2. Untuk bagian (a) dan (b) dikerjakan jadi satu oleh maksimal 3 kelompok
3. Sisanya mengerjakan bagian (c)
4. Materi disajikan dalam PPT yang menarik dan komunikatif, 5-7 slide sudah termasuk
judul dan nama anggota kelompok (1 slide saja)
a) Berikan ulasan tentang pentingnya manajemen keselamatan dalam suatu industri
kimia
b) Apa peran sarjana teknik kimia dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
sistem keselamatan di industri
c) Carilah satu jurnal penelitian yang berhubungan sistem keselamatan di industri
kimia dan buatlah ulasan singkat mengenai : permasalahan, metode penelitian,
dan hasilnya
Diujikan pada hari Selasa, tanggal 1 April 2014

Anda mungkin juga menyukai