Reprint dari TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Studi Awal Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipol terhadap Komposisi, Struktur Senyawa dan Indeks Refraksi serta Viskositas Kerosin Nono Darsono , J. Fis. HFI 24 (2004) 0202 Diterima editor: 10 Mei 2004; Disetujui untuk publikasi: 21 Juni 2004 Diterbitkan oleh Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia http://lipi.fisika.net Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TELAAH URL : http://telaah.lipi.sika.net Editor Laksana Tri Handoko Tarzan Sembiring Haifa Wahyu Tomi Budi Waluyo Titin Kathrina Sunit Hendrana Editor Kehormatan Muhamad Barmawi (Institut Teknologi Bandung) Rochjati Joedodibroto (Balai Besar Selulosa) Komarudin Abdullah (Institut Pertanian Bogor) Makalah Makalah yang dapat dipublikasikan dalam jurnal ini adalah karya ilmiah orisinal dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Lima bentuk makalah yang diterima editor adalah: 1. Letter : makalah singkat untuk hasil penelitian spektakuler yang belum sepenuhnya rampung, namun membu- tuhkan komunikasi dengan dunia ilmiah secara cepat (maks. 4 hlm). Laporan lengkap dari hasil penelitian tersebut dapat dipublikasikan sebagai artikel reguler setelah Letter terbit. 2. Regular : makalah yang merupakan laporan lengkap dari hasil sebuah penelitian. 3. Comment : Makalah yang mengajukan kritik terhadap makalah (reguler) yang telah dipublikasikan di jurnal ini (maks. 4 hlm). 4. Review : makalah yang mereview satu topik sika tertentu secara komprehensif. Makalah jenis ini hanya dapat dipublikasikan atas undangan editor jurnal. 5. Prosiding : prosiding simposium-simposium dari semua bidang yang tercakup pada jurnal ini. Pengiriman Makalah Makalah dapat dikirimkan ke redaksi Telaah dalam bentuk : 1. L A T E X: bentuk ini sangat dianjurkan karena dapat mempermudah dan mempercepat proses publikasi. File L A T E X serta gambar yang menyertai makalah dapat dikirimkan melalui sarana pengiriman online di situs di atas. 2. MS-Word : le makalah dalam MS-Word dapat dikirimkan melalui sarana pengiriman online di situs di atas. Biaya publikasi serta informasi lebih lengkap dapat dilihat di situs jurnal di atas. Seluruh proses komunikasi sesudahnya dilakukan melalui situs. Penjurian Setiap makalah yang masuk akan diperiksa oleh seorang juri (referee) yang berasal dari institusi yang berbeda dengan penulis yang ditunjuk oleh editor. Hanya makalah yang telah disetujui oleh juri dapat diterbitkan di jurnal ini. Penulis yang makalahnya ditolak oleh seorang juri berhak meminta editor untuk mencarikan editor lain, jika penulis tersebut dapat berargumentasi bahwa juri pertama tidak obyektif dalam menilai makalahnya. Keputusan editor atas suatu makalah tidak dapat diganggu-gugat. Editor berhak menolak makalah yang jelas-jelas tidak memenuhi kriteria ilmiah. Reprint Reprint versi elektronik lengkap dengan sampul depan dapat didownload secara cuma-cuma dari situs jurnal. Reprint versi cetak dapat juga dipesan pada redaksi jurnal. Informasi tentang biaya cetak serta biaya pengiriman reprint dapat dilihat pada situs jurnal. Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kepala : Achiar Oemry Alamat : Pusat Penelitian Fisika LIPI, Kompleks PUSPIPTEK Serpong Tangerang 15310, Indonesia URL : http://lipi.sika.net E-mail : info@lipi.sika.net c 2004 Pusat Penelitian Fisika ISSN 0125-9121 Telaah Volume 24 (2004) 0202 Regular Studi Awal Pengaruh Magnetisasi Sistem Dipol terhadap Komposisi, Struktur Senyawa dan Indeks Refraksi serta Viskositas Kerosin Nono Darsono Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Serpong Tangerang 15314, Indonesia Intisari : Magnetisasi terhadap kerosin bertujuan untuk meningkatkan nilai bakar atau esiensi. Prinsip teknik ini adalah dengan memberikan medan magnet terhadap uida bahan bakar tersebut. Teknik ini berdasarkan hipotesa men- genai peningkatan kepolaran senyawaan kerosin dan fenomena declustering. Pada peneltian ini akan dibahas pengaruh magnetisasi terhadap strutur senyawa, indeks refraksi dan viskositas kerosin. Dengan pemberian medan magnet indikasi efek de-clustering dikuatkan dengan meningkatnya nilai indeks refraksi kerosin . Kata kunci : magnetisasi, kerosin, de-clustering, indeks refraksi, viskositas, kepolaran E-mail : nonda98@yahoo.com Diterima editor: 10 Mei 2004; Disetujui untuk publikasi: 21 Juni 2004 1 PENDAHULUAN Dengan pemberian medan magnet pada sistem pembakaran mesin Ford 1980, daya tempuh mobil dapat meningkat 18 miles per gallon hingga 27 MPG sehingga dapat mengurangi konsumsi bensin hingga 25 %. Pada mesin toyota 1970, daya tempuh meningkat dari 21,4 MPG hingga 28,9 MPG sedangkan untuk mobil dalam kota meningkat dari 35,8 MPG hingga 40,8 MPG. Sehingga dengan pemberian medan magnet terhadap bahan bakar dapat mengurangi emisi hidrokarbon, COx dan NOx , secara berturut-turut 80 90 %, 60 80 % , dan 20 %. Selain itu teknik ini juga meningkatkan daya tempuh hingga 8 60 % [1]. Fenomena di atas masih menjadi kontroversi para peneliti. Oleh karena itu untuk memahaminya ada beber- apa hal yang mesti dibahas disini. Pertama, mengenai pengaruh medan magnet terhadap material diamagnetik dan kedua sifat kerosin tersebut dan pengaruh declustering. Jika suatu atom diletakan dalam medan magnet seragam maka elektron yang mengelilingi inti menjadi berputar. Perputaran ini menyebabkan medan magnet sekunder yang arahnya berlawanan dengan arah medan magnet yang diberikan seperti terlihat pada gambar Medan magnet sekunder sebagai akibat medan magnet luar [2]. Di bawah medan magnet statis yang besar, awan elektron mengelilingi molekul sehingga menjadikannya bersifat magnet terpolarisasi dan memberikan kenaikan pada medan magnetik ekstra yang kecil. Posisi inti atom, pada medan yang sesungguhnya tidak hanya tergantung pengaruh dari luar dan medan makroskopik tetapi juga sekeliling molekul sendiri [2]. Molekul hidrokarbon, yang merupakan penyusun utama kerosene, cenderung untuk saling tertarik satu sama lain, membentuk gugus molekul (clustering). Pemberian suatu medan magnet pada molekul hidrokarbon terse- but menyebabkan penolakan antar molekul hidrokarbon (declustering) sehingga terbentuk jarak yang optimal antar molekul hidrokarbon [1]. Molekul hidrokarbon bersifat diamagnetik dikarenakan elektron berpasangan (terkonpensasi). Elektron berpasangan ini ditimbulkan oleh ikatan kovalen antara karbon dengan karbon atau karbon dengan hidrogen. Seperti terlihat pada gambar spin elektron dan inti pada senyawa etilena [2]. Partikel-partikel atom yang membentuk molekul hidrokarbon tersebut dipengaruh oleh medan magnet yang ditimbulkan sehingga akhirnya akan menjadi molekul yang aktif dan arahnya sejajar (teorientasi) sesuai dengan arah medan magnet. Aktitas molekul yang meningkat akibat medan magnet akan menyebabkan pemecahan gugus molekul terpecah [1]. Pemecahan gugus molekul hidrokarbon (de-clustering) ini dapat dijelaskan dengan teori mengenai momen ikatan. Sebagai contoh, apabila ikatan polar seperti O-H berada dalam medan magnet, maka ikatan akan men- galami sejumlah gaya balik tertentu. Gaya ini secara sederhana mendorong medan magnet untuk membebaskan ikatan yang lemah dalam medan magnet. c 2004 Pusat Penelitian Fisika LIPI 0202-1 N. Darsono Telaah 24 (2004) 0202 Gambar 1: Diagram Alur Eksperimen. Ikatan yang lebih polar mengalami gaya lebih besar daripada ikatan yang kurang polar. Ikatan H-C termasuk ikatan non polar, karena nilai momen ikatannya hanya sebesar 0,4 Debye. Namun medan magnet yang kuat dapat mengganggu dan mempengaruhi ikatan H-C. Meskipun ikatan antara atom H-C tidak sampai terlepas satu sama lain, namun setidaknya kekuatan ikatannya akan sedikit melemah, sehingga atom-atom hidrogen dan karbon akan lebih mudah tertarik dengan oksigen pada proses pembakaran [3]. Fenomena de-clustering dapat diamati melalui perubahan viskositas cair pada hidrokarbon. Tung dkk meneliti hubungan antara magnetisasi dengan viskositas pada minyak mentah dengan kandungan paran yang tinggi (high paran). Hasil penelitian tersebut menunjukkan penurunan viskositas. Hal tersebut terlihat den- gan grak Pengaruh medan magnet terhadap viskositas minyak mentah Vietnam [ref:4]. Viskositas minyak mentah turun dengan bertambahnya kekuatan medan magnet. Sebagai gambaran, Tung melakukan treatment selama 10 detik dengan sistem insitu. 2 EKSPERIMEN Penelitian ini dilakukan di laboratorium proses dan laboratorium kimia molekular PPPTMG Lemigas Jakarta, peneliti dilakukan dengan batasan-batasan variabel sebagai berikut : Tabel 1: Komposisi awal kerosin. Normal Iso-paran % berat % mol % berat % mol 24,91 24,92 75,09 75,08 0202-2 Studi Awal Pengaruh Magnetisasi Sistem... Telaah 24 (2004) 0202 1. Sampel adalah kerosin produksi Pertamina yang digunakan di pasaran. 2. Proses dilakukan dengan pemberian medan magnet permanen sistem dipol dengan variasi waktu magneti- sasi dan kuat medan magnet. 3. Pengamatan karakteristik kerosin setelah magnetisasi bersifat eksitu. 4. Magnet yang digunakan adalah magnet batang permanen dan besar kekuatan dilakukan dengan pengat- uran jarak magnet terhadap sampel. 2.1 Diagram alir Eksperimen dilakukan dengan diagram alur seperti tergambar di Gb. 1. 2.2 Bahan dan Alat Bahan percobaan adalah kerosin (minyak tanah ) produk pertamina yang digunakan di pasaran. Peralatan yang digunakan magnet batang dengan kekekuatan medan magent 4200 Gauss, Magnet Boster dengan kekuatan medan 4000 Gauss. Wadah terbuat dari plastik untuk menghindari adanya distorsi medan magnet akibat bahan. 2.3 Prosedur kerja Eksperimen dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Mengatur antar jarak kedua magnet , sesuai dengan variasi kuat medan yang digunakan (lihat gambar 2) 2. Memasukan sampel kerosin ke dalam tabung sampel secukupnya sesuai dengan standard pengujian yang digunakan, kemudian tutup bagian atasnya. 3. Magnetisasi sampel sesuai dengan variasi waktu yang digunakan, 4. Mengambil sampel kerosin dari tabung kemudian secepatnya diuji sampel sesuai dengan standar yang digunakan. 2.4 Rancang bangun Eksperimen Rancang bangun eksperimen yang dilakukan digambarkan di Gb. 2. Gambar 2: Rancangan Alat Magnetisasi. Gambar 3: Grak Analisa karakteristik awal kerosin. 0202-3 N. Darsono Telaah 24 (2004) 0202 Gambar 4: Grak perbandingan normal dan iso paran . Gambar 5: Grak Analisa struktur senyawa setelah magnetisasi . 2.5 Komposisi dan penyusun kerosin 1. Kromatogra gas Ditentukan dari ASTM D 5134 - 92 : Standard Test Method for Detailed Analysis of Petroleum Naphtas through n-Nonane by Capillary Gas Chromatography. Catatan : oleh karena noise pembacaan grak hasil analisa bernilai terlalu besar, sehingga perbedaan 5 % hasil pengukuran dianggap tidak berbeda (sumber : operator alat). Pengujian dengan Menggunakan Gas Chromatogra : Nama alat : HP1 Dimensi : 100mm0, 25mm0.5m Kondisi operasi : suhu awal : 40 o C Holding : 30 o C Kenaikan : 2 o C/menit Temperatur akhir : 250 o 250 o C 2. Spektroskopi inframerah FTIR Spectrometer merek ATI Mattson. Kondisi pengujian : magnetisasi sistem dipole Jenis magnet : booster kuat medan : 4330 gauss waktu magnetisasi : 1,5 jam Batang : kuat medan : 3854 gauss waktu magnetisasi : 30 menit 2.6 Kepolaran Indeks Bias ditentukan berdasar ASTM D-1218 : Standard Test Methode for Refractive Indeks and Refractive Dispersion of Hydrocarbon Liquids. Kondisi pengujian : magnetisasi sistem dipole Jenis magnet : booster kuat medan : 4330 gauss waktu magnetisasi : 30 dan 60 menit Batang : kuat medan : 3854 gauss waktu magnetisasi : 30 dan 60 menit 2.7 Viskositas Viskositas Kinematik ditentukan berdasar ASTM D-445-88 : Standard Test Methode for Kinematic Viscosity of Transparent and Opaque Liquids. 0202-4 Studi Awal Pengaruh Magnetisasi Sistem... Telaah 24 (2004) 0202 Kondisi pengujian : magnetisasi sistem dipole Jenis magnet : booster kuat medan : 4330 gauss waktu magnetisasi : 30 dan 60 menit Batang : kuat medan : 2340 gauss waktu magnetisasi : 30 dan 60 menit 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Komposisi dan struktur penyusun kerosin sebelum dan setelah magnetisasi Data percobaan memperlihatkan bahwa komposisi kerosin awal yang digunakan adalah jenis hidrokarbon dengan high parran, yang persentase berat senyawa rantai lurusnya sebanyak 24,91 %. Hal terebut ditunjukan pada Tab. 1. Sedangkan struktur kerosin dapat dilihat pada Gb. 3. Magnetisasi kerosin memberikan indikasi kecenderungan perubahan yang beruktuatif pada komposisi molekul penyusunnya seperti terlihat pada Tab. 2 dibawah ini. Perbandingan data percobaan Gas Chromatografy pada berbagai lama magnetisasi ditunjukan pada Gb. 5. Pengaruh magnetisasi terhadap struktur penyusun kerosin dapat dilihat dari hasil pengujian infrared yang tergambar di Gb. 5. Ini mengindikasikan bahwa pemberian medan magnet tidak menyebabkan perubahan struktur molekul penyusun kerosin apalagi pemutusan ikatan rantai hidrokarbon dari rantai karbon cabang atau cincin yang menyebabkan penambahan jumlah relatif rantai karbon lurus. Indikasi tersebut dikarenakan untuk merubah atau memutuskan ikatan kimia (intra molekular) senyawa hidrokarbon dibutuhkan energi yang cukup besar seperti panas, atau reaksi kimia seperti pada proses cracking. 3.2 Pengaruh Magnetisasi Terhadap Indeks Refraksi Kerosin Kepolaran suatu senyawaan dapat dilihat dari momen ikatan. Magnetisasi akan meningkatkan keelektronegati- fan molekul dimana elektron akan terpengaruh oleh medan magnet sehingga terjadi ketidak-seimbangan densitas elektron, yang berakibat dengan meningkatnya momen ikatan molekul. Seiring dengan meningkatnya momen ikatan molekul maka kepolaran molekul akan meningkat pula. Hal ini tergambar di Gb. 6. Kemudian indikasi peningkatan kepolaran molekul penyusun kerosin setelah magnetisasi memberikan kecen- derungan penolakan antar molekul. Hal ini memungkinkan terjadinya de-clustering, dimana molekul-molekul akan terorientasi kemudian menyebar sehingga distribusi molekul menjadi lebih efektif dalam ruang yang sama. Indikasi ini diperkuat dengan pengukuran indeks refraksi. Indeks refraksi cairan sangat dipengaruhi oleh distribusi molekul pembentuk cairan tersebut. Semakin merata distribusi susunan molekul dalam cairan maka indeks refraksi cairan tersebut akan lebih tinggi. 3.3 Pengaruh Magnetisasi Terhadap Viskositas Kinemtik Kerosin Semakin viscous suatu cairan maka nilai hambatan cairannya akan kecil sehingga butuh waktu yang lebih sedikit untuk mengalir secara gravitasi dibawah tekanan hidrostatis. Pengamatan viskositas kerosin pada berbagai lama magnetisasi diberikan pada Gb. 7. Gambar 6: Grak pengaruh magnetisasi ter- hadap indeks refraksi. Gambar 7: Pengaruh Magnetisasi Terhadap Viskositas. 0202-5 N. Darsono Telaah 24 (2004) 0202 Tabel 2: Perbandingan normal dan iso-paran. Jenis perlakuan Normal Iso-paran % berat % mol % berat % mol Tanpa magnetisasi 24,91 24,92 75,09 75,08 Magnetisasi dengan 2340 gauss selama 2 jam 20,36 19,96 79,64 80,04 Magnetisasi 2340 gauss 24 jam 23,05 22,95 76,95 77,05 Gb. 7 mengindikasikan bahwa magnetisasi memberikan kecenderungan penurunan nilai viskositas. Dengan pemberian medan magnet cluster-cluster memecah dan membentuk molekul-molekul yang terpisah dan lebih kecil dibandingkan cluster-nya dikarenakan peningkatan kepolaran molekul penyusun kerosin. Declustering membuat gerak molekul menjadi lebih efektif dibanding dalam bentuk cluster-cluster, oleh karenanya hambatan yang diterima oleh tiap senyawaan molekul akan semakin kecil. 4 KESIMPULAN DAN SARAN Pengujian ini menggunakan sistem eksitu, hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh dari magnetisasi terhadap kerosin. Beberapa data yang dapat dihubugkan dalam upaya mengungkap fenomena de-clustering ini adalah nilai indeks refraksi dan viskositas. Dalam penelitian ini terlihat bahwa magnetisasi yang dilakukan tidak menunjukan indikasi perubahan stuk- tur penyusun kerosin. Hal ini mungkin dikarenakan, magnetisasi tidak memiliki cukup energi untuk memutuskan struktur senyawaan kerosin dan merubah perbandingan komposisinya. Fenomena de-clustering diharapkan terlihat dari pengujian indeks bias dan viskositas kinematik. Meningkat- nya nilai indeks refraksi dan menurunnya nilai viskositas kinematik menunjukan bahwa magnetisasi mempen- garuhi orientasi molekul penyusun kerosin. Hal ini mungkin magnetisasi menyebabkan penolakan antar molekul (de-clustering.). Penelitian bersifat eksitu ini belum cukup untuk membuktikan adanya suatu perubahan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian dalam sebuah sistem yang in-situ. PPF-LIPI DAFTAR PUSTAKA [1] Magnetizer and Hydrocarbon Fuel, http://www.magnetizer.com. [2] Ian Fleming dan Dudley H. Williams, Spectroscopic methods in organic chemistry, McGraw-Hill Book, London. [3] Ralph J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta(1991). [4] Tung, N.P. Vinh, N.T.P Phong, B.Q.K. Long dan P.V. Hung, Institute of Material Science HCMCity Branch NCST. [5] ASTM D 5134 - 92 : Standard Test Method for Detailed Analysis of Petroleum Naphtas through n-Nonane by Capillary Gas Chromatography. [6] ASTM D-1218 : Standard Test Methode for Refractive Indeks and Refractive Dispersion of Hydrocarbon Liquids. 0202-6
Jenis ini memiliki arah domain yang berlawanan arah dan sama pada kedua arah. Arah domain magnet tersebut berasal dari jenis atom sama pada suatu kristal. Contohnya MnO, MnS, dan FeS. Pada unsur dapat ditemui pada unsur cromium, tipe ini memiliki arah domain yang menuju dua arah dan saling berkebalikan. Bahan antiferromagnetik memiliki temperature curie yang rendah sekitar 37ºC untuk menjadi paramagnetik. Gambar 3.4 menunjukkan besarnya momen