B.
yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi cepat atau komplekskompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Isomeri geometri adalah isomeri yang disebabkan oleh perbedaan letak atom atau gugus di
dalam ruang. Isomeri geometri sering disebut juga dengan isomeri cistrans. Isomeri ini tidak
terdapat pada kompleks dengan struktur linier, trigonal planar, atau tetrahedral, tetapi umum
terdapat pada kompleks planar segiempat dan octahedral.
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa dengan
berat. Ia melebur pada 1765C. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak
terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium(II):
Cr + H+ Cr2+ + H2
Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan tervalen:
4Cr2+ + O2 + 4H+ 4Cr3+ + 2H2O
Untuk kompleks planar segiempat, isomer cistrans terjadi pada kompleks platina (II)
dengan rumus Pt (NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis MX2Y2, bahwa jika bentuknya bujur sangkar
bidang, dua susunan isomer adalah mungkin. Dalam Pt(NH 3)Cl2 kedua ligan klorida (dan
kedua ligan amonia) dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling berdampingan,
yang dinamai cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang berseberangan yang dinamai
trans (latin, di seberang).
Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin. Membuat model-model
molekul akan membantu menunjukkan mengapa pendapat ini berlaku. Isomeri bujur sangkarbidang dapat dibedakan satu dengan lainnya, karena etilenadiamina akan bereaksi dengan
isomer cis untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi dengan isomer trans.
Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua ikatan dengan sudut 90 tetapi tak
dapat mengitari Pt untuk membentuk ikatan dengan sudut 180
Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-, Br- < SCN-,
I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini bahwa efek
trans hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi terhadap laju subtitusi
dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segiempat atau oktahedral. Deret efek trans
terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur sintetik yang telah dikenal, dan mencari
prosedur sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau sintesis isomer cis dan trans dari
[Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia.
Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan trans lebih besar daripada NH 3, subtitusi NH3
ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi pada posisi trans terhadap NH 3 yang sudah ada,
sehingga isomer cis lebih disukai.
Pompa vakum,
Cawan penguapan,
Botol semprot.
Etanol.
D. Prosdur kerja :
A. Pembuatan Isomer Trans-Kalium Dioksalatodiakuokromat (III)
1)
Langkah pertama:
Melarutkan 12 gram asam oksalat dihidrat dengan sedikit mungkin aquades dalam gelas
beaker 200mL.
2)
Menambahkan sedikit demi sedikit larutan 4 gram kalium dikromat yang dilarutkan
dengan sedikit mungkin aquades panas. Menutup beker glass dengan gelas arloji ketika
reaksi berlangsung.
3)
4)
Menyaring kristal yang dihasilkan lalu cuci dengan aquades dingin dan setelah itu
dinginkan dengan alkohol. Mencatat hasilnya dan menyatakan dalam persen yang
didasarkan pada jumlah krom. Hasil yang tinggi tidak dapat diharapkan sebagai hasil
saja yang dapat dipisahkan.
Membuatlah campuran serbuk halus dari 4 gram kalium dikromat dan 12 gram oksalat
dihidrat dalam cawan penguapan.
2)
Meneteskan setetes aquades dalam campuran dan tutup cawan dengan gelas arloji.
Setelah terjadi kontak maka reaksi akan berlangsung dengan disertai pelepasan uap air
dan CO2. Menjaga agar campuran tidak ada kesetimbangan campuran antara isomer cis
dengan trans.
3)
4)
5)
E.
dicampurkan
serbuk orange
sampai berbentukTerbentuk gas dan
serbuk
uap serbuk menjadi
1 tetes akuades kehitaman
ditutup
cawanMenggumpal dan
dengan gelas arloji terbentuk endapan
ditambah 10 mlhitam
alcohol dan diadukGumpalan/endapan
hingga terbentukberwarna hitam
Terbentuk kristal
endapan
dilakukan dekantir Massa kristal = 11,
ditambah alcohol8 gram
yang baru
disaring dan
dikeringkan
endapan dengan
pompa vakum
3. Uji kemurnian isomer
Langkah
Hasil
Percobaan
Pengamatan
Sedikit
kristalDihasilkan endapan
kompleks
transdengan
warna
diletakkan dalamcoklat muda yang
kertas saring +tetap tidak larut
NH3 encer
Dihasilkan endapan
Sedikit
kristaldengan warna hijau
kompleks
cistua yang dengan
diletakkan dalamcepat
menyebar
kertas saring +merata
NH3 encer
F.
Analisis data :
didiamkan dan disaring kristal yang dihasilkan dicuci dengan akuades dingin kemudian
dicuci dengan alcohol, perubahan yang terjadi adalah Larutan ungu kehitaman, dan terbentuk gas,
bentuk larutan ungu kehitaman mengental, massa hasil percobaan trans = 12,9 gram
Pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat(III)
4 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Pembuatan cis kalium dioksalatodiakuokromat (III) dilakukan dengan mereaksikan 12 gram
kristal asam oksalat dihidrat dengan 4 gram kristal kalium dikromat dalam cawan pemanasan yang
selanjutnya ditetesi dengan 1 tetes akuades dan ditutup cawan tersebut dengan gelas arloji selama
reaksi berlangsung.
Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh dan berubah menjadi
larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. Setelah semua kristal habis bereaksi dengan
akuades kemudian ditambahkan 10 ml alkohol. Penambahan alkohol ini bertujuan untuk
memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna hitam yang
lebih padat. Perubahan yang terjadi yaitu terbentuk gas dan uap serbuk menjadi kehitaman,
menggumpal dan terbentuk endapan hitam, gumpalan/endapan berwarna hitam, Massa Kristal cis =
11, 8 gram
Uji kemurnian isomer
4 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Penambahan ammonia pada kristal digunakan untuk membedakan jenis isomer dimana untuk
trans kalium dioksalatodiakuokromat terbentuk larutan berwarna coklat muda yang tidak larut dan
cis kalium dioksalatodiakuokromat berupa padatan berwarna hijau tua yang dengan cepat menyebar
merata.
G.
gram asam oksalat dihidrat, asam oksalat dihidrat adalah asam oksalat yang mempunyai dua buah
molekul air dan mempunyai rumus molekul H2C2O4.2H2O dan asam oksalat dihidrat yang
dilarutkan memberikan larutan yang berwarna putih, di sisi lain kita juga membuat larutan kalium
dikromat dengan cara melarutkan 4 gram kalium dikromat dengan sesedikit mungkin akuades
panas. Kemudian diuapkan hingga volume awal dan dibiarkan menguap pada suhu kamar
hingga nya didiamkan dan disaring kristal yang dihasilkan dicuci dengan akuades dingin
kemudian dicuci dengan alcohol, perubahan yang terjadi adalah Larutan ungu kehitaman, dan
terbentuk gas, bentuk larutan ungu kehitaman mengental, massa hasil percobaan trans = 12,9 gram.
Pembuatan cis kalium dioksalatodiakuokromat (III) dilakukan dengan mereaksikan 12 gram
kristal asam oksalat dihidrat dengan 4 gram kristal kalium dikromat dalam cawan pemanasan yang
selanjutnya ditetesi dengan 1 tetes akuades dan ditutup cawan tersebut dengan gelas arloji selama
reaksi berlangsung.
Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh dan berubah menjadi
larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. Setelah semua kristal habis bereaksi dengan
akuades kemudian ditambahkan 10 ml alkohol. Penambahan alkohol ini bertujuan untuk
memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna hitam yang
lebih padat. Perubahan yang terjadi yaitu terbentuk gas dan uap serbuk menjadi kehitaman,
menggumpal dan terbentuk endapan hitam, gumpalan/endapan berwarna hitam, Massa Kristal cis =
11, 8 gram
Penambahan ammonia pada kristal digunakan untuk membedakan jenis isomer dimana untuk
trans kalium dioksalatodiakuokromat terbentuk larutan berwarna coklat muda yang tidak larut dan
cis kalium dioksalatodiakuokromat berupa padatan berwarna hijau tua yang dengan cepat menyebar
merata.
PERHITUNGAN :
Pembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Diketahui:
m H2C2O4.2H2O = 12 gram
BM H2C2O4.2H2O = 126 g/mol
m K2Cr2O7 = 4 gram
BM K2Cr2O7 = 294 g/mol
BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2] = 303 g/mol
m kristal trans = 12,9 g
Ditanya : a. Mol asam oksalat ?
b. Mol kalium dikromat ?
Jawab :
a.
b.
Reaksi :
4 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
mula-mula: 0,0952 mol 3,40.10-3 mol -
bereaksi : 0,0136 mol 3,40.10-3 mol 6,80.10-3 mol akhir: 0,0816 mol - 6,80.103mol
m K[Cr (C2O4)2(H2O)2] = mol x BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
= 6,80.10-3 mol x 303 g/mol
= 2, 0604 g
Tidak terjadi endapan pada tahapan ini
Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Diketahui:
m H2C2O4.2H2O = 12 g
m K2Cr2O7 = 4 g
BM H2C2O4.2H2O = 126 g/mol
BM K2Cr2O7 = 294 g/mol
BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2] = 303 g/mol
m kristal cis = 11,8 g
Ditanya : a. Mol asam oksalat ?
b. Mol kalium dikromat ?
Jawab :
c.
d.
Reaksi :
4 H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
mula-mula: 0,0952 mol 3,40.10-3 mol bereaksi: 0,0136 mol 3,40.10-3 mol 6,80.10-3 mol
akhir: 0,0816 mol - 6,80.10-3 mol
m K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
= mol x BM K[Cr (C2O4)2(H2O)2]
= 6,80.10-3 mol x 303 g/mol
= 2, 0604 g
H.
isomer cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III). Uji kemurnian
isomer dapat membedakan yang mana isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat dan isomer
transnya. Kristal kompleks yang diperoleh dari percobaan, diletakkan pada kertas saring. Lalu
dilakukan penetesan ammonia encer. Ammonia (NH3), seperti halnya oksalat ataupun air yang
mengikat krom, adalah juga merupakan suatu ligan. Penambahannya dapat mensubstitusi ligan
oksalat atau air. Akibatnya, dalam percobaan pada kristal kompleks, terdapat suatu bagian berupa
larutan berwarna hijau tua yang dengan cepat menyebar merata. Bagian ini yang disebut sebagai cis
kalium dioksalatodiakuokromat. Sedangkan untuk trans kalium dioksalatodiakuokromat, kristal
yang ditetesi ammonia akan membentuk padatan berwarna coklat muda yang tidak larut. Terlihat
jelas pada kertas saring berisi kristal kompleks.
I.
Daftar pustaka :
Anonim. 2010. Ligan. Http://tinangkung.blogspot.com diakses pada tanggal 24 Mei 2010.
Anonim. 2010. Bilangan Koordinasi dan Struktur. Http://www.chem-is-try.org/ diakses pada
tanggal 24 Mei 2010.
Rivai, Harizul. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI-Press.
Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1.
Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.