Anda di halaman 1dari 31

TEHNIK MONITORING

DAN PENGENDALIAN
BAHAYA
Oleh :
Nasrul Sjarief, SE. ME.
SISTIMATIKA DAN TEHNIK
PENGENDALIAN BAHAYA
RECOGNASI (Pengenalan)
EVALUASI (Penilaian)
KONTROL (Pengendalian)
Terhadap FAKTOR-FAKTOR BAHAYA yang
berasal dari :
Pekerjaan
Lingkungan Kerja
FAKTOR-FAKTOR BAHAYA
DI TEMPAT KERJA

FISIK (Physical Hazard)
KIMIA (Chemical Hazard
BIOLOGIS (Biological Hazard)
ERGONOMI
PSIKOLOGIS (Psychological Hazard)
FAKTOR BAHAYA FISIK

SUARA : - tuli
SUHU : heat stroke,
heat cramps, frosbite dsb
RADIASI :
Elektromagnetis :
mempengaruhi lensa mata
Radioaktif : susunan
darah/syaraf; kematian
jarinagn
TEKANAN UDARA :
Caissons disease




PENERANGAN : kelainan
pada mata dan kelelahan
GETARAN : reynonds
disease (penyempitan
pembuluh daraH)
KELEMBABAN UDARA
(baik 50 70 %)
VENTILASI : pertukaran
udara
FAKTOR BAHAYA KIMIA
mencemarkan udara :
AEROSOL :
Tetes cairan/bagian
padat
Diameter halus
Tersebar dalam jangka
waktu tertentu
KABUT :
Tetes cairan
DEBU :
Bagian padat


FUMES :
Partikel logam
ASAP :
Zat arang
GAS :
Menempati ruang tertutup
Mudah menjalar/ menyebar
UAP :
Berbentuk padat/cairan
Mudah menyebar
Mudah bercampur dengan
udara sekelilingnya
BAHAN KIMIA BERBAHAYA I
(Hazardous Chemical)
1. OXIDAZING MATERIALS :
Zat dengan zat lain reaksi sangat eksothermis;
Mis. : perokside
2. EXPLOSIVE MATERIALS :
Zat yg apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat
menimbulkan ledakan;
Mis. : TNT, NH4NO3, Glycerine dsb
3. CORROSIVE MATERIALS :
Zat yg dapat merusak kulit
Mis. : asam sulfat, asam chloride dsb.
4. HIGHLY FLAMMABLE MATERIALS :
- Bahan yang Flash Point < 21* C
- Flammable liquid, Flash Point 21 55* C
Mis. : Acetone, Ethyl methyl ketone dsb


BAHAN KIMIA BERBAHAYA II
(Hazardous Chemical)
5. TOXIC MATERIALS :
Zat yg dapat menyebabkan efek serius, akut maupun
khronik, bahkan kematian apabila dihirup, ditelan, atau
terserap melalui kulit;
Mis. : phosgen, TEL dsb.
6. RADIOACTIVE MATERIALS :
Mis. : Cobalt dsb.
7. IRRITANT MATERIALS :
Mengakibatkan peradangan selaput kiulit baik terjadi
segera ataupun setelah berkali-kali terjadi kontak.
8. HARMFULL MATERIALS :
Mengakibatkan efek kesehatan secara terbatas
FAKTOR BAHAYA BIOLOGIS
VIRUS
BAKTERI
JAMUR
SERANGGA
CACING
PARASIT
BINATANG BUAS DLL
ERGONOMI
SIKAP KERJA YANG TIDAK BAIK
PERALATAN YANG TIDAK SESUAI
KERJA YANG SENANTIASA DUDUK/
BERDIRI
PROSES, SIKAP DAN CARA KERJA
YANG MONOTON
BEBAN KERJA YANG MELEBIHI
KEMAMPUAN DLL.

PSIKOLOGIS
Kerja yang Terpaksa/ Dipaksa Tidak
Sesuai Kemampuan
Suasana Kerja Tidak Menyenangkan
Pikiran yang Senantiasa Tertekan
Hubungan Kerja yang Tidak Baik
Kerja yang Tidak Sesuai dengan
Keinginan dll
JALAN MASUK KEDALAM
TUBUH MANUSIA

SALURAN PERNAPASAN
SALURAN PENCERNAAN
PENYERAPAN MELALUI
KULIT
INJEKSI MELALUI KULIT
ROUTES OF ENTRY
ROUTE OF ENTRY DEFINITION AND ADDITIONAL NOTES
Inhalation
Taking in a substances through the
respiratory system
Absorption/
skin contact
Taking in a substances through the skin or
eyes
Ingestion
Taking in a substances through the digestive
system
Injection
Taking in a substances through physical
penetration of the skin (usually by a sharp
object )
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA
MASUK KEDALAM TUBUH (I)
KERACUNAN SISTEMIK :
Zat beredar keseluruh tubuh dan meracuni sistem kerja organ
tubuh (Benzene, Pb, Cadmium)
GANGGUAN PERNAPASAN BAGIAN ATAS :
Disebabkan oleh gas yang mudah larut dalam air, spt :
amoniak, belerang dioksida, formaldehida, asam asetat
GANGGUAN PARU-PARU :
Akibat gas yang sukar larut dalam air, spt : Chlor, Nitrogen
oksida
ASPIKSIAN SEDERHANA :
Sesak napas karena kekurangan O2 akibat adanya gas inert, spt.
N2, CO2, Metan, Asetilen
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA
MASUK KEDALAM TUBUH (II)
ASPIKSIAN KIMIA :
Sesak napas akibat adanya gas beracun dalam udara;
spt : CO, HCN
PEMBIUSAN :
Hilangnya kesadaran; spt : Chloroform, Aceton,
Etanol, Toluen
SENSITISASI :
Kepekaan thd bagian tubuh tertentu/alergi; spt :
senyawa diisosianat, epoksi, debu binatang/
tumbuh2an
AKIBAT YANG DITIMBULKAN JIKA
MASUK KEDALAM TUBUH (III)
KANKER :
Akibat masuknya zat karsinogenik kedalam
tubuh; spt : poliaromatik, alfatoksin, benzene,
senyawa nitrogen organik, senyawa brom dsb
PNEUMOCONIOSIS :
Akibat terjebaknya partikel pertikel sperti :
Silika, serabut asbes dalamparu-paru.
EMISSION
SPREAD
EFFECT ON
HEALTH :
- Inhalation
- ingestion
- skin
SOURCE
WORKING AREA
WORKERS
RECOGNASI (I)

Pengenalan Kemungkinan
Timbulnya Faktor-Faktor
Berbahaya Dalam Lingkungan
Kerja
RECOGNASI (II); dilakukan mell.:
1. Proses Produksi :
Bahan baku yang dipakai
Hasil antara (by product)/Produk akhir
Sampah (cair, padat, asap, debu dsb)
Peralatan dan mesin yang digunakan
2. Cara kerja setiap unit produksi
(manual/masinal)
3. Pengukuran Pengukuran
4. Plant Survey (dengan daftar periksa) :
Faktor bahaya (fisik/kimia/ergonomi)
Engineering system/training program/emergency
prosedure
RECOGNASI (III); dilakukan mell.:
5. Pendidikan dan Latihan :
Orientasi pegawai baru
Pendidikan, penerangan dan penyuluhan
Pedoman/Manual/Prosedur K3
6.Chemical Inventory (MSDS/Label)
7. Process & Equipment Review
8. Prosedur Pemeriksaan Bahaya
9. Process Change Review Procedures
EVALUASI
DILAKUKAN SETELAH
MELAKUKAN IDENTIFIKASI/
MENEMUKAN FAKTOR
BERBAHAYA (RECOGNASI )
LANGKAH EVAKUASI :
Mengetahui berapa besar pengaruh bahaya
Jenis, jumlah : untuk dibandingkan dg.standar
Mengetahui tindakan apa yang perlu
dilakukan untuk mengendalikan bahaya
BATAS KETERPAAN
(Exposure)

Batas konsentrasi gas/uap/aerosol
dalam lingkungan kerja, tenaga
kerja dapat terpapar tanpa
mendapat gangguan kesehatan
ISTILAH
BATAS KETERPAAN

Jerman, Belanda, Rusia :
MAC ( Maximum Allowable Concentration)
Inggris : Control Limit (batas pengendalian)
USA : TLV (Threshold Limit Value)
INDONESIA : NAB (Nilai Ambang Batas )
NILAI AMBANG BATAS
(NAB) :

Batas konsentarasi suatu zat dalam
udara yang boleh ada, dan tidak
menimbulkan gangguan kesehatan
bagi seseorang yang bekerja 8 jam/
hari selama 40 jam/minggu
CONTROL (Pengendalian)

Apabila hasil evaluasi menunjukkan
tingkat bahaya melebihi standard
yang berlaku, maka harus diambil
langkah-langkah PENGENDALI AN
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (I)

SUBSITUSI :
Mengganti proses/bahan berbahaya kepada yang sifatnya
kurang/tidak berbahaya
ELIMINASI : meniadakan sumber bahaya
ISOLASI : menempatkan terpisah
ENCLOSING : mengurung sumber bahaya
VENTILASI :
Umum : mengalirkan udara segar
Local exhaust : menyedot sumber bahaya


PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (II)
PENYEMPURNAAN PROSES :
Mengurangi sumber bahaya dalam proses
( proses kering proses basah)
PENYEMPURNAAN PRODUKSI :
Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses
Mendesign proses sesuai syarat K3
HOUSE KEEPING :
Kebersihan, kerapian, keteraturan dalam rumah tangga
perusahaan
PENGENDALIAN DEBU
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (III)
MAINTENANCE (Pemeliharaan)
SANITASI LINGKUNGAN ;
Air kotor/limbah cair/sampah rumah tangga
Pemberantasan serangga & tikus
Sanitasi dapur/kantin
OPERATIONAL PRACTICE :
Inspeksi dan analisis
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PENEMPATAN LABEL & TANDA PERINGATAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
PENGENDALIAN FAKTOR
BAHAYA (IV)
MONITORING LINGKUNGAN KERJA :
Sampling dan Analisa
PENGENDALIAN SAMPAH DAN AIR
BUANGAN SECARA HYGIENIC
ADMINISTRATIVE CONTROL
PEMERIKSAAN KESEHATAN :
Awal/berkala/khusus
Biological monitoring (darah/tinja/urine dsb)
MANAGEMENT PROGRAM
PENGENDALIAN SUMBER BAHAYA
HIERACHI URUTAN
PENGENDALIAN BAHAYA

SUBSITUSI
ENGINEERING CONTROL
ADMINISTRATIVE CONTROL
PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT (PPE)
THE INDUSTRIAL HYGIENE EFFORT
ANTIPATE
Be aware of potential
hazards before
they occur
CONTROL
Eliminate or reduce current
hazards by taking corrective action
and prevent future hazards by
taking prevention action
EVALUATE
Assess hazards correctly
and determine corective
action
RECOGNIZE
Identify symptoms and
hazard when they
exist

Anda mungkin juga menyukai