Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup.
Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun
2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun.
Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia
menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta
orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara
konsisten dari waktu ke waktu.
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor resiko
terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami para lansia
adalah rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai penyakit karena
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar serta
menurunnya efisiensi mekanisme homeostatis, oleh karena hal tersebut lansia
mudah terserang berbagai penyakit.
Menurut Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat
menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler
yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu
menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran
dan perubahan pada penglihatan. Terdapat beberapa macam penyakit yang biasa
menimpa para lansia antara lain hipertensi, diabetes mellitus, jatung koroner,
stroke, katarak, dan lain sebagainya.
Macam-macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu
hipertensi yang bisa menjadi awitan dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya
yang lebih gawat. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
2
penderita hipertensi pada tahun 1992 yaitu sebanyak 16% dan pada tahun 2001
meningkat menjadi 26,4%. Hal ini menunjukkan prevalensi angka kejadian
hipertensi semakin meningkat. Sekitar 80 - 90% hipertensi tidak diketahui
penyebabnya.
Menurut kamus kedokteran, hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,
2002). Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis atau dalam jangka waktu yang lama. Menurut organisasi
kesehatan dunia (WHO) tekanan darah normal bagi setiap orang adalah 120/80
mmHg. Dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Prevalensi kejadian hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu 60%-80% pada usia
diatas 65 tahun. Tidak sedikit orang yang menganggap penyakit hipertensi pada
lansia adalah hal biasa. Sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh
penyakit ini. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara
lain gagal jantung dan stroke (Muhammad, 2010).
Hipertensi dapat terjadi dari berbagai faktor, diantaranya yaitu gaya hidup dan
pola makan. Hipertensi juga dapat terjadi akibat obstruksi pada arteri dan
kelemahan otot jantung untuk memompa darah. Hal itu disebabkan karena pada
usia lanjut terjadi penurunan massa otot, kekuatan dari laju denyut jantung
maksimal, dan terjadinya peningkatan kapasitas lemak tubuh. Penyebab dari itu
semua dapat dicegah dengan cara berolahraga secara teratur baik dari semasa
muda hingga masa tua. Olahraga dan latihan pergerakan secara teratur dapat
menanggulagi masalah akibat perubahan fungsi tubuh (Muhammad, 2010).
3
Olahraga sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan jasmani, diantara
manfaat dari olahraga adalah melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot,
mencegah pengroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan
kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk
membakan kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot,
meningkatkan kekebalan tubuh. Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan
dan olah raga pada usia lanjut dapat mencegah atau melambatkan kehilangan
fungsional tersebut, bahkan latihan yang teratur dapat mengurangi morbiditas dan
mortalitas yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Penelitian yang telah
dilakukan di Jepang memberikan salah satu bukti bahwa olahraga yang teratur
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah (Williams & Wilkins, 2001).
Latihan / olah raga pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual untuk
tujuan yang khusus dapat diberikan pada jenis dan intensitas latihan tertentu.
Latihan menahan beban yang intensif, misalnya dengan berjalan merupakan cara
yang paling aman, murah, dan mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar
usia lanjut. Salah satu olahraga yang aman dan dapat menurunkan perubahan fisik
pada lansia adalah senam. Aktivitas fisik seperti senam pada usia lanjut yang
dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga secara tidak
langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan
darah serta mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah
sehingga akan menjaga elastisitasnya. Disisi lain akan melatih otot jantung dalam
berkontraksi sehingga kemampuan pemompaannya akan selalu terjaga.
Penelitian yang dilakukan oleh Margiyati (2010) menunjukkan bahwa senam yang
dilakukan oleh lansia dapat memberi pengaruh pada penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi. Penelitian oleh Sukartini (2010) tentang manfaat
senam terhadap kebugaran lansia juga menunjukkan bahwa senam dapat
mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah
sistolik dan diastolik, pernafasan dan kadar immunoglobulin.
4
Studi pendahuluan yang telah dilakukan didapatkan data tingginya angka kejadian
hipertensi di kota Semarang terutama di Puskesmas Kedungmundu pada tahun
2011 yaitu sebanyak 5.129 penderita. Hipertensi terutama diderita oleh lansia.
Puskesmas kedungmundu membawahi sekitar 50 posyandu lansia, dari posyandu-
posyandu tersebut masih banyak yang belum merealisasikan dilakukannya senam
lansia. Padahal secara teoritis aktifitas seperti senam lansia dapat memberi
pengaruh terhadap penurunan tekanan darah jika dilakukan secara teratur. Oleh
karena itu, dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh senam
lansia dengan penurunan tekanan darah agar memberi pengetahuan kepada
masyarakat pada umumnya dan lansia di posyandu lansia kedungmundu untuk
selalu melakukan olahraga untuk menjaga stabilitas kesehatannya. Judul
penelitian yang penulis teliti yaitu: pengaruh senam lansia terhadap perubahan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di posyandu lansia kelurahan
Tandang Semarang.
B. Rumusan Masalah
Angka harapan hidup penduduk Indonesia semakin meningkat sejalan
meningkatnya taraf hidup manusia. Oleh karena itu, jumlah populasi lansia juga
meningkat pertahunnya. Faktor kerentanan pada lansia sering memicu berbagai
masalah kesehatan pada lansia seperti hipertensi. Hipertensi dapat dicegah apabila
dibarengi dengan gaya hidup yang sehat seperti pola makan yang sehat dan
olahraga yang teratur. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas
dapat dirumuskan permasalahannya yaitu: Apakah ada pengaruh antara senam
lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh senam lansia dengan penurunan tekanan darah pada
lansia dengan penyakit hipertensi di posyandu lansia kelurahan Tandang
Semarang.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik lansia yang menderita hipertensi meliputi
umur, jenis kelamin dan kategori hipertensi.
b. Mendiskripsikan tekanan darah awal dan akhir pada kelompok kontrol.
c. Mendiskripsikan tekanan darah awal dan akhir pada kelompok perlakuan.
d. Menganalisis perbedaan tekanan darah awal dan akhir kelompok kontrol.
e. Menganalisis perbedaan tekanan darah awal dan akhir kelompok
perlakuan.
f. Menganalisis pengaruh senam lansia terhadap perubahan tekanan darah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada institusi pendidikan
akan pentingnya olahraga / senam yang dapat mencegah berbagai penyakit,
terutama penyakit kardiovaskuler yang masih tinggi angka prevalensinya.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang
pelayanan kesehatan mengenai gambaran pengaruh senam lansia dengan
penurunan tekanan darah sehingga bagi pelayanan kesehatan dapat menjadi
perantara untuk mengadakan olahraga / senam bagi para lansia atau pra lansia
agar terhindar dari berbagai penyakit kardiovaskuler.
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam ilmu
pendidikan khususnya bidang keperawatan mengenai pengaruh olahraga /
senam terhadap penurunan tekanan darah.
4. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada
masyarakat luas betapa pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan baik
dimasa sekarang atau untuk masa mendatang.
6
E. Bidang Ilmu
Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan yang difokuskan dalam
bidang ilmu keperawatan medikal bedah.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan pengaruh senam lansia
terhadap penurunan tekanan darah adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Peneliti, Judul Penelitian, Tahun Desain Penelitian Hasil
Sendai Silver Center Trial (SSCT),
Effect of exercise training on home
blood pressure values in older adults,
2001.
Studi crossectional
dengan subyek 39
orang yang terdiri dari
22 orang pada
kelompok latihan dan
17 orang pada
kelompok kontrol
dengan tekanan darah
>120 mmHg tanpa
penyakit
kardiopulmonal-
muskuloskeletal.
Latihan olahraga
sangat efektif untuk
orang dewasa dalam
menurunkan tekanan
darah.
Margiyati, Pengaruh senam lansia
terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi di posyandu
lansia ngudi waras, Dusun Kemloko,
Desa Bergas Kidul, 2010.
Pra eksperimental one
group pretest-posttest
desain dan jumlah
sampel sebanyak 12
responden dengan
tehnik purposive
sampling.
Terdapat pengaruh
pelaksanaan senam
lansia terhadap
penurunan tekanan
darah pada lansia
penderita hipertensi
Titin Sukartini, Pengaruh senam tera
terhadap kebugaran lansia, 2010
Quasi eksperimen
dengan responden
sebanyak 12 orang
Terdapat pengaruh
senam tera terhadap
stabilitas nadi, tekanan
darah sistolik dan
diastolic, pernafasan,
dan kadar
immunoglobulin.
Perbedaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu terletak pada penggunaan desain penelitian yang akan dipakai
serta populasi sampelnya. Desain penelitian yang akan gunakan pada penelitian
ini adalah desain penelitian quasi eksperimen pretest-posttest with control. Tehnik
pengambilan sampel yang akan digunakan adalah total sampling dari 2 posyandu
7
yang berada di kelurahan Tandang yaitu RW 01 dan RW 03. Kelompok penelitian
terbagai menjadi 2 yaitu, RW 01 sebagai kelompok kontrol dan RW 03 sebagai
kelompok perlakuan.

Anda mungkin juga menyukai