= 41,585 gram
b. Telur itik
rata-rata albumin =
= 34,095 gram
c. Telur puyuh
rata-rata albumin =
= 6,225 gram
3. Berat rata-rata kuning telur
a. telur ayam
rata-rata kuning telur =
= 15,565 gram
b. Telur itik
rata-rata kuning telur =
= 22,835 gram
c. Telur puyuh
rata-rata kuning telur =
= 3,72 gram
4.Presentasi komposisi telur
a. Telur ayam
Putih telur =
100%
=
100%
= 63,47%
Kuning telur =
100%
=
100%
= 23,75%
b. Telur itik
Putih telur =
100%
=
100%
= 51,29%
Kuning telur =
100%
=
100%
= 34,35%
c. Telur puyuh
Putih telur =
100%
=
100%
= 58,26%
Kuning telur =
100%
=
100%
= 34,81%
No Berat Telur Ayam Telur Itik Telur Puyuh
1. Utuh 87,22% 85,64% 93,07%
2. Albumin 41,585 gram 34,095 gram 6,225 gram
3. Yolk 15,565 gram 22,835 gram 3,72 gram
B.PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati sifat fisik yaitu warna
dan bagian-bagian telur, berat serta persentase albumen dan yolk dari tiga macam
telur yaitu telur ayam, telur itik, dan telur puyuh. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Pengolahan Pangan, Laboratorium Teknologi Pertanian, Universitas
Jenderal Soedirman. Dari hasil pengamatan yang yang dilakukan praktikan
mengenai warna serta bentuk dari masing-masing telur yang diamati, diperoleh
hasil bahwa telur ayam memiliki warna cangkang cokelat serta bintik-bintik kecil
halus berwarna cokelat tua, sedangkan cangkang telur itik berwarna biru,
sedangkan pada cangkang telur puyuh berwarna putih dan terdapat bercak-bercak
hitam. Perbedaan warna pada telur ayam, itik dan puyuh disebabkan
adanya penambahan pigmen pada kerabang selama ada di uterus, yang
memberikan warna kulit menjadi putih , kecoklatan, kehijauan atau bintik-bintik
hitam (Suprijatna et al. (2005).
Mengenai warna telur adalah warna kerabang telur tersebut. Pigmen yang
dihasilkan di uterus pada saat kerabang diproduksi bertanggung jawab pada
warna.Ada dua pigmen utama yang paling berperan yaitu porphyrins yang berasal
dari hemoglobin yang responsif untuk menghasilkan warna kulit telur yang
kecoklatan itu. Kemudian sianin yang responsif untuk menghasilkan warna kulit
telur biru atau hijau (pada kulit telur itik, bebek dan sejenisnya). Kedua pigmen
ini berasal dari pigmen darah hemoglobin. Pigmen yang paling banyak ditemukan
pada telur layer komersial berwarna coklat adalah protoporphyrin-IX. Pigmen
protoporphyrin-IX hanya sampai 3 4 jam akhir pembentukan kerabang ketika
semua pigmen yang terakumulasi ditransfer ke sekresi cairan viscus yang kaya
protein yang disebut kutikula. Derajat kecoklatan telur ayam tergantung pada
kuantitas pigmen yang secara langsung terkait dengan kutikula. Kutikula yang
kaya pigmen disimpan dalam kerabang telur dalam kisaran waktu yang sama
dengan waktu yang dibutuhkan deposisi sel mencapai platea, yaitu sekitar 90
menit sebelum oviposisi (saat telur dikeluarkan). Bagaimanapun, distribusi
pigmen tidaklah seragam diseluruh ketebalan kerabang. Bahkan jika kerabang
telur mengandung banyak pigmen, kontribusinya pada intensitas warna coklat
tidak dapat dibandingkan dengan intensitas yang ada pada kutikula.Telur ayam
ras, kulitnya ada yang berwarna coklat dan ada yang berwarna putih. (Hadiwiyoto,
1993).
Variasi warna telur dipengaruhi oleh genetik dari induknya masing-
masing. Warna telur adalah warna kerabang telur tersebut.Pigmen yang dihasilkan
di uterus pada saat kerabang diproduksi bertanggung jawab pada warna
(Suprijatna et al., 2005).
Telur itik merupakan hasil pertama yang diperoleh dari ternak itik selain
dagingnya. Telur itik berukuran hampir sama dengan ukuran telur ayam dan
kandungan gizi nya pun hampir sama. Akan tetapi, telur itik kulitnya
berwarna biru, biru muda serta biru tua.Telur burung puyuh berbeda dengan telur-
telur unggas lain, sebab telur puyuh mempunyai warna yang bermacam-macam
yaitu bercak hitam, coklat dan biru (Nugroho, 1990).
Warna telur burung puyuh bermacam-macam, yaitu coklat tua, biru, putih
dan kekuning-kuningan, dengan bercak-bercak hitam, coklat dan biru. Pigmen
dari kulit telur puyuh berasal dari oopophyrin dan billiverdin (Nugroho, 1990).
Variasi warna telur dipengaruhi oleh genetik dari induknya masing-
masing. Warna telur adalah warna kerabang telur. Pigmen yang dihasilkan di
uterus bertanggung jawab pada warna telur (Suprijatna et al., 2005).
Berat telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetik,
umur,induk, pakan dan tingkat dewasa kelamin induk (Hardjosubroto, 1994).
Berat telur itik yang normal adalah antara 65-75 gram (Srigandono, 1996).
Dari satu sampel telur ayam yang dianalisis secara kuantitatif beratnya
diperoleh berat total telur ayam yaitu 57,15 gram atau 87,22 %. Setelah dianalisis,
diperoleh 41,585 gram atau 63,47 % albumen dan 15,565 gram atau 23,75 % yolk.
Berat telur ayam sesuai dengan ayamnya. Telur tidak boleh terlalu berat
ataupun terlalu kecil (daya penetasannya amat rendah). Beratnya tidak boleh
kurang dari 42 gram dan tidak boleh lebih dari 70-80 gram. Keseimbangan berat
telur dan berat badan anak ayam adalah tetap adanya (Sudaryani, 1996).
Berat telur yang baik adalah sekitar 50-60 gram tidak boleh terlalu berat
atau terlalu ringan. Telur harus berasal dari induk yang umurnya sudah lebih dari
satu tahun, karena telur sudah cukup besar. Telur yang kecil akan menghasilkan
ayam yang kecil juga (Dwiyanto dan Prijono, 2007).
Dari satu sampel telur itik yang dianalisis secara kuantitatif berat
komponennya diperoleh berat total telur itik yaitu 56,93 gram atau 85,64 %.
Setelah dianalisis,diperoleh 34,095 gram atau 51,29 % albumen dan 22,835 gram
atau 34,35% yolk.
Telur itik biasanya berukuran besar, warna kulitnya hijau
kebiruan.Kandungan gizi pada telur itik hampir sama dengan kandungan gizi telur
ayam,akan tetapi pada telur itik mudah sekali menyerap air dan kotoran
(Rasyaf,1994). Berat telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetik,
umur,induk, pakan dan tingkat dewasa kelamin induk (Hardjosubroto, 1994).
Berat telur itik yang normal adalah antara 65-75 gram (Srigandono, 1996).
Dari satu sampel telur puyuh yang dianalisis secara kuantitatif berat
komponennya, diperoleh berat total telur puyuh yaitu 9,945 gram atau 93,07%.
Setelah dianalisis, diperoleh 6,225 gram atau 58,26 % albumen dan 3,72 gram
atau 34,81 % yolk.
Berat telur puyuh bervariasi yakni antara 10-15 gram. Berat telur puyuh
yang terberat adalah 10,8 gram pada periode pertelur 28 minggu (Nugroho, 1990).
Telur yang dihasilkan oleh induk yang masih muda biasanya lebih ringan
danukurannya lebih kecil, dan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk
mencapaistandar berat normal dari pada induk yang lebih tua (Sudaryani, 1996).
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari praktikum acara V yaitu telur, praktikan dapat menyimpulkan beberapa
hal mengenai sifat fisik tiga telur yang dianalisis.
1.Telur ayam memiliki warna cangkang cokelat serta bintik-bintik kecil
halus berwarna cokelat tua.Sedangkan berat total telur ayam yaitu 57,15 gram
atau 87,22 %. Setelah dianalisis, diperoleh 41,585 gram atau 63,47 % albumen
dan 15,565 gram atau 23,75 % yolk.
2.Telur itik memiliki cangkang berwarna biru. Sedangkan, berat total telur
ituk yaitu 56,93 gram atau 85,64 %. Setelah dianalisis,diperoleh 34,095 gram atau
51,29 % albumen dan 22,835 gram atau 34,35% yolk.
3.Telur puyuh memiliki cangkang berwarna putih dan terdapat bercak-
bercak hitam. Sedangkan, berat total telur puyuh yaitu 9,945 gram atau 93,07%.
Setelah dianalisis, diperoleh 6,225 gram atau 58,26 % albumen dan 3,72 gram
atau 34,81 % yolk.
B. SARAN
Agar praktikum dapat dijalankan secara efektif hendaknya
acara praktikum telur tidak dilakukan bersamaan dengan acara-acara lain.
Sehingga setiap praktikan dapat lebih memahami setiap acara praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Telur. Dalam : Paket industri pangan. Bogor : Pusbangtepa-IPB,
s.a. Hal. 4
Dwiyanto,K dan Prijono,N. 2007. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati. Graha
Ilmu,Yogyakarta.
Hadiwiyoto, S. 1993. Hasil-Hasil Olahan Susu, Ikan, Daging Dan Telur.
Liberty,Yogyakarta.
Hardjosubroto, W. 1994.Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Gramedia
Wrdiasarana Indonesia, Jakarta.
Muchtadi,Tien.2010.Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Alfabeta:Bogor
Nugroho, E dan I. G. K. Mayun. 1990. Budidaya Burung Puyuh.Eka
Offset,Semarang.
Rome.Sudaryani, T. 1996.Kualitas Telur . Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwono. B., B.A. Murtidjo dan A . Daryanto . 2001 .Telur Pengawetan
dan Manfaatnya. Seri Industri Kecil Penebar Swadaya, Jakarta .
Sirait, Celly. H. 2001 .Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.
Srigandono, B. 1996. Produksi Unggas Air .Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta.
Steward, G .F. and J .C. Abbott. 1999.Marketing Eggs and Poultry. Third
Printing. Food and Agricultural Organization (FAO), The United Nation.
Sulistiati. 2003. Pengaruh Berbagai Macam Pengawet dan Lama Penyimpanan
terhadap Kualitas Telur Konsumsi. Fakultas Peternakan,Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Suprapti, M.L. 2006. Pengawetan Telur . Kanisius, Yogyakarta.
Suprijatna, E. et al. 2005.Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
LAMPIRAN