Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cairan, sehingga kandungan air pada tinja
lebih banyak dari keadaan normal, yaitu 100 - 200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999)
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari tanpa/ dengan darah sendiri didalam tinja (WHO, 1980)
Neonatus Frek. > 4 x Bayi berumur > 1 bulan & anak Frek. > 3 x (Ngastiah, 1999)
Definisi Diare cair adalah BAB dengan peningkatan frekuensi BAB dengan konsistensi tinja cair, tanpa terlihat darah dan dapat disertai gejala lain, seperti mual, muntah, demam atau nyeri perut
Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 7 hari
Diare melanjut bila karena sesuatu hal diare akut tersebut berlanjut lebih dari 7 hari
Diare persisten bila diare melanjut tidak sembuh dan melewati 14 hari atau lebih
Diare kronik adalah diare karena sebab apapun yang berlangsung 14 hari atau lebih Faktor predisposisi Malnutrisi menurunnya aktivitas enzim usus, dan hilangnya integritas usus. Kerusakan mukosa usus yang berkepanjangan Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dan tidak tepat Ketidaktersediaan ASI Tidak cukup tersedianya air bersih Kurangnya sarana MCK Higiene perseorangan dan lingkungan yang buruk Cara penyimpanan dan penyediaan makanan yang tidak higienis Cara penyapihan bayi yang tidak baik Sosial ekonomi yang kurang baik Pendidikan ibu yang kurang Budaya yang tidak sesuai dengan kenyataan Etiologi Faktor infeksi ( enteral, parenteral ) Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor psikologis Golongan bakteri Golongan virus Golongan parasit 1. Aeromonas hidrophilia 2. Bacillus cereus 3. Campylobacter jejuni 4. Clostridium difficile 5. Clostridium perfingens 6. Escherichia coli 7. Salmonella spp. 8. Shigella spp. 9. Staphylococcus aureus 10. Vibrio cholera 11. Vibrio parahaemoliticus 12. Yersinia enterocolitica 1. Adenovirus 2. Rotavirus 3. Virus norwalk 4. Astrovirus 5. Calicivirus 6. Coronavirus 7. Minirotavirus 8. Virus bulat kecil 1. Balantidium coli 2. Capillaria philippinesis 3. Cryptosporidium 4. Entamoeba histolitica 5. Giardia lamblia 6. Srongyloides stercoralis 7. Faciolopsis buski 8. Sarcocystis suihominis 9. Trichuris trichiura 10. Candida spp. 11. Isospora belli Cara penularan FOOD FESES FLY FINGER Mekanisme dasar diare
Gangguan osmosis Gangguan sekretoris Gangguan motilitas usus Diare osmosis Makanan / zat yang tidak dapat diserap usus
Tekanan osmotic ( rongga usus )
Pergeseran air dan elektrolit ( rongga usus )
DIARE
Diare sekretorik
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus
sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus
DIARE
Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik Ber ( - ) kesempatan Usus untuk menyerap makanan DIARE Peristaltic Bakteri tumbuh berlebihan Patogenesis diare akut Masuknya jasad renik berkembang biak (multiplikasi) di usus halus dikeluarkan toksin hipersekresi DIARE Patogenesis Virus Tr. digestivus Berkembang biak ( dalam usus ) Epitel usus halus Kerusakan sel Infeksi lokal Diare Patogenesis Bakteri Tr. digestivus Berkembang biak Mengeluarkan toksin adenil siklase / guanil siklase cAmp/ cGMP tek. osmotik Hiperperistaltik Diare Manifestasi klinik Mula mula : bayi/ anak cengeng, gelisah, suhu badan mungkin , nafsu makan << / ada diare Tinja makin cair warna tinja menjadi kehijau hijauan, anus & sekitarnya lecet Gejala muntah sebelum & sesudah diare Bila penderita >> kehilangan air & elektrolit gejala dehidrasi Komplikasi Dehidrasi (R, S, B, hipotonik, isotonik, hipertonik) Renjatan hipovolemik Hipokalemia Hipoglikemia Hiponatremia Hipernatremia Demam Oedema / overhidrasi Asidosis Ilius paralitikus Gagal ginjal Intoleransi sekunder Kejang, pada dehidrasi hipertonik Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)
Derajat dehidrasi Menurut banyaknya cairan, kehilangan berat badan Menurut banyaknya cairan, kehilangan cairan tubuh Menurut tonisitas cairan
Berdasarkan jumlah cairan yang hilang derajat dehidrasi : Kehilangan berat badan Tanpa dehidrasi, bila kehilangan cairan < 5% berat badan Dehidrasi ringan sedang, bila kehilangan cairan diantara 5% - 10% berat badan Dehidrasi berat, bila kehilangan cairan > 10% berat badan Kolom A Kolom B Kolom C Anamnesis Diare Muntah Haus kencing
< 4 x sehari ada / sedikit Tidak ada Normal
4-10 x sehari Kadang kadang Haus Sedikit pekat
10x sehari Sering sekali Sgt haus kencing ( 6 jam ) Inspeksi Keadaan umum Air mata Mata Mulut & lidah Nafas
Baik Ada N Basah N
Jelek, mengantuk Tidak ada Cekung Kering Lebih cepat
sadar / gelisah Tidak ada Sgt cekung, kering Sgt kering Sgt cepat, dalam Palpasi kulit Turgor Nadi Ubun-ubun
Cepat kembali N N
Kembali pelan N/cepat cekung
Sgt pelan Sgt cepat, lemah Sgt cekung Berat badan Kehilangan 2,5 % Kehilangan 2,5 10 % Kehilangan 10 % Kesimpulan Tanpa dehidrasi 2 tanda / lebih dehidrasi ringan - sedang 2 tanda / lebih dehidrasi berat Berdasarkan jumlah cairan yang hilang derajat dehidrasi : Kehilangan cairan tubuh Dehidrasi ringan : apabila perkiraan kehilangan cairan 40 50 ml/kgBB Dehidrasi sedang : apabila perkiraan kehilangan cairan 60 90 ml/kgBB Dehidrasi berat : apabila perkiraan kehilangan cairan 100 110 ml/kgBB Gejala klinis Ringan Sedang Berat Keadaan umum Kesadaran Rasa haus
Baik +
Gelisah ++
Apatis koma +++ Sirkulasi Nadi
N ( 120 mmhg )
Cepat
Cepat sekali Respirasi Pernafasan
Biasa
Agak cepat
Kuszmaull Kulit Ubun-ubun besar Mata Turgor & tonus Diuresis Selaput lendir
Agak cekung Agak cekung Biasa N N
Cekung Cekung Agak kurang Oliguri Agak kering
Cekung sekali Cekung sekali Kurang sekali Anuri Kering / asidosis Tanda Klinik Dehidrasi berat Rasa haus Berat badan turun Kulit, bibir, dan lidah kering Saliva menjadi kental Turgor kulit dan tonus berkurang Mata dan ubun - ubun cekung Pembentukan urin berkurang Anak menjadi apatis Gelisah kadang disertai kejang Gejala asidosis Syok Tekanan darah menurun Kesadaran menurun Pernafasan kussmaul Syok HIPOVOLEMIK Penyebab
1. Berkeringat yang luar biasa 2. Hilang cairan 3. Asupan cairan dan elektrolit yang tidak mencukupi dan 4. Kerusakan korteks adrenal, akibat kegagalan ginjal untuk merearbsorbsi natrium, klorida, dan air karena tidak adanya hormone aldosteron.
Menurut tonisitas cairan yang hilang dehidrasi :
1. Dehidrasi Isotonik 2. Dehidrasi Hipotonik 3. Dehidrasi Hipertonik Gejala Hipotonik Isotonik Hipertonik Rasa haus - + + Berat badan Menurun sekali Menurun Menurun Turgor kulit Menurun sekali Menurun Tidak jelas Kulit/ selaput lendir Basah Kering Kering sekali Gejala SSP Apatis Koma Irritable, kejang, hiperrefleksi Sirkulasi Jelek sekali Jelek Relatif masih baik Nadi Sgt lemah Cepat & lemah Cepat & keras Tekanan darah Sgt rendah Rendah Rendah Banyaknya kasus 20 30 % 70 % 10 20 % Tatalaksana 1. Anamnesa & pemeriksaan fisik yang cermat 2. Tentukan derajat dehidrasi 3. Pilih rencana pengobatan Tujuan pengobatan Mencegah dehidrasi Mengatasi dehidrasi yang telah ada Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zinc.
Konsep tatalaksana Cairan rehidrasi oral osmolaritas rendah Dukungan nutrisi Antibiotik secara rasional Preparat Zn Penyuluhan Pengobatan Diare Simptomatik Larutan M Mol/liter Na K Ca Cl Laktat/asetat Larutan darrow 61 18 0 52 27 Larutan garam faali 154 0 0 154 0 Larutan garam faal ( NaCl 0,45 % ) 77 0 0 77 0 Ringer laktat ( larutan Hartman ) 130 4 3 109 28 Pengobatan cairan Jenis cairan :
A. Cairan rehidrasi oral (CRO) CRO dg formula lengkap (NaCl, KCl, NaHCO3 dan glukosa) CRO dg Formula sederhana/tidak lengkap (NaCl dan sukrosa atau KH lain) Pengobatan cairan B. Cairan rehidrasi parenteral (CRP)
DG aa ( 1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%)
RL g ( 1 bagian Ringer laktat + 1 bagian glukosa 5%)
RL ( Ringer laktat)
3 @ ( 1 bagian NaCl 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian Na-laktat 1/6 mol/l)
DG 1:2 ( 1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%)
RLg 1:3 ( 1 bagian ringer laktat + 3 bagian glukosa 5-10%)
Cairan 4:1 ( 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 1 % atau 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCl 0,9%)
Pengobatan cairan Indikasi Ringer Laktat (RL) Pilihan pertama untuk diare !! Mengandung Natrium dan Kalium Mengandung laktat
RL g diare dehidrasi berat
RL g 1:3 diare dehidrasi berat karena masukan atau intake kurang tanpa asidosis
Pengobatan cairan Pengobatan cairan DG aa diare dehidrasi berat pd : MEP MEP ringan, sedang berat tipe marasmus, disertai bronkopneumonia tanpa kelainan jantung Bronkopneumonia tanpa disertai kelainan jtg MEP berat tipe marasmik kwashiorkor dan tipe kwashiorkor yang disertai bronkopneumonia yang tanpa disertai kelainan jantung Kelainan jantung bawaan (congenital heart disease/ CHD) Diare dehidrasi berat yang disertai kejang Intake kurang yang disertai asidosis 3@ diare dehidrasi berat DG 1:2 diare dehidrasi berat disertai kejang Cairan 4:1 diare dehidrasi berat pada : Bayi baru lahir (neonatus) dg BB 2-3 kg (kadar glukosa 5% pada cairan) Bayi yg BB < 2 kg (kadar glukosa 10% pada cairan)
Peroral Intragastrik Intravena Jalan pemberian cairan Jumlah cairan
Jumlah cairan yg harus diberikan = PWL+ NWL+ CWL Pengobatan cairan Jumlah cairan yang hilang sesuai dengan derajat dehidrasi (Previous water losses = PWL) Banyaknya cairan yang telah hilang melalui diare atau muntah. Biasanya berkisar antara 5 15 % dari BB (Normal water losses = NWL) Banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan pernapasan. Jumlahnya 100 ml/ kgBB/24 jam (Concomitant water losses = CWL) Banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung. Jumlahnya 25 ml/kgBB/24 jam Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak < 2 tahun ( BB 3 10 kg ) Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan 50 100 25 175 Sedang 75 100 25 200 Berat 125 100 25 250 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak 2 5 tahun ( BB 10 15 kg ) Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan 30 80 25 135 Sedang 50 80 25 155 Berat 80 80 25 185 Jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak > 5 tahun ( BB 15 25 kg ) Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan 25 65 25 115 Sedang 50 65 25 140 Berat 80 65 25 170 Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
Belum ada dehidrasi Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar. Parenteral dibagi rata dalam 24 jam Dehidrasi ringan 1 jam pertama : 25-50 ml/kgbb peroral atau intragastrik Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau ad libitum Dehidrasi sedang 1 jam pertama : 50-100 ml/kgbb peroral atau intragastrik Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau ad libitum
Pengobatan cairan Dehidrasi berat Untuk anak 1 bulan - 2 tahun dengan berat badan 3-10 kg
1 jam pertama: 40 ml/kgbb/jam atau = 10 tetes/kgbb/mnt (dg infus bukuran 1 ml= 20 tetes) atau = 13 tetes /kgbb/mnt (dg infus bukuran 1 ml= 20 tetes) 7 jam kemudian : 12 ml/kgbb/jam atau = 3 tetes/kgbb/mnt (dg infus bukuran 1 ml = 15 tetes) atau = 4 tetes/kgbb/mnt (dg infus bukuran 1 ml = 20 tetes) 16 jam berikut : 125 ml/kgbb oralit peroral atau intragastrik Bila anak tdk mau minum, teruskan DG aa IV 2 tetes/kgbb/mnt (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kgbb/mnt (1 ml = 20 tetes)
Pengobatan cairan Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama : 30 ml/kgbb/jam atau = 8 tetes/kgbb/menit (1ml = 15 tetes) atau = 10 tetes/kgbb/menit (1 ml = 20 tetes) 7 jam kemudian : 10 ml/kgbb/jam atau = 3 tetes/kgbb/menit (1 ml = 15 tetes) atau = 4 tetes/kgbb/menit (1 ml = 20 tetes ) 16 jam berikut : 125 ml/kgbb oralit peroral atau intragastrik Bila anak tidak mau minum, teruskan DG aa IV 2 tetes/kgbb/mnt (1 ml =15 tetes) atau 3 tetes/kgbb/mnt (1 ml=20 tetes)
Pengobatan cairan Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
1 jam pertama :20 ml/kgbb/jam atau = 5 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 15 tetes) atau = 7 tetes/kgb/menit ( 1 ml = 20 tetes 7 jam kmdn : 10 ml/kgbb/jam atau = 21/2 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 15 tetes) atau = 3 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 20 tetes) 16 jam berikut :105 ml/kgbb oralit peroral diberikan DG aa IV 1 tetes/kgbb/mnt ( 1 ml = 15 tetes) atau 11/2 tetes/kgbb/mnt ( 1 ml = 20 tetes) Pengobatan cairan Untuk bayi baru lahir (neonatus), dengan BB 2-3 kg kebutuhan cairan = 250 ml/kgbb/24 jam 4 jam pertama : 25 ml/kgbb/jam atau = 6 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 15 tetes ) atau = 8 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 20 tetes ) 20 jam berikut : 150 ml/kgbb/20 jam atau = 2 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 15 tetes ) atau = 21/2 tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 20 tetes )
Pengobatan cairan Pengobatan cairan Untuk bayi berat badan lahir rendah, dengan berat badan < 2 kg Kebutuhan cairan = 250 ml/kgbb/24 jam 4 jam pertama : 25 ml/kgbb/jam atau = 6 tetes/kgbb/menit (1 ml = 15 tetes) atau = 8 tetes/kgbb/menit (1 ml = 20 tetes) 20 jam berikut : 150 ml/kgbb/20 jam atau = 2 tetes/kgbb/menit (1 ml = 15 tetes) atau = 21/2 tetes/kgbb/menit (1 ml = 20 tetes)
! ! Hanya boleh diberikan antibiotik jika :
Ditemukan bakteri patogen
Ditemukan darah pada tinja
Terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi enteral
Di daerah endemik kolera ( diberi tetrasiklin )
Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial Pengobatan kausal Obat-obat anti diare
Adsorbents
Antiemetik
Antipiretik Pengobatan simptomatik
(Oralit, Breast Feeding, Early Feeding Stimultaneously with Education) Pengobatan dietetik Cara memberi makanan : 1. Pada bayi dengan asi Asi dilanjutkan bersama-sama dg oralit, selang-seling. Pd bayi usia > 4 bulan (sdh mdpt buah-buahan, mknan tambahan) dilanjutkan dg fase readaptasi, sedikit demi sedikit makanan diberikan kembali spt sebelum sakit
2. Pada bayi dengan susu formula Diberikan oralit, selang-seling dg susu formula. Jika bayi telah medpt makanan tambahan (umur > 4 bulan), mknan tambahan utk sementara dihentikan, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke-3 Pengobatan dietetik 3. Untuk anak < 1 tahun dan > 1 tahun dg BB < 7 kg jenis makanan :
Susu (asi atau susu formula yg mengandung laktosa rendah & asam lemak tdk jenuh) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim) Susu khusus Pengobatan dietetik Caranya
Hari 1 : Setelah rehidrasi segera diberikan makanan peroral Bila diberikan Asi atau susu formula, diare masih sering, hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar selang- seling dgn ASI
Hari 2 - 4 ASI/susu formula rendah laktosa penuh
Hari 5 : Dipulangkan dg ASI/susu formula sesuai dg kelainan yg ditemukan (dari hsl pem. lab), Bila tdk ada kelainan, dpt diberikan susu biasa dg menu makanan sesuai dg umur dan BB bayi
4. Untuk anak > 1 thn dg BB > 7 kg
Jenis makanan : Mknan padat atau mknan cair/susu dg kebiasaan mkn di rumah
Caranya : Hari 1 : Setelah rehidrasi segera diberikan makanan seperti ; buah ( pisang ), biskuit & Breda (bubur realimentasi daging ayam) & ASI diteruskan (bila masih ada) ditambah oralit Hari 2 : Breda, buah, biskuit, ASI Hari 3 : Nasi tim, buah, biscuit, & ASI Hari 4 : makanan biasa dg ekstra kalori (11/2 kali kebutuhan) Hari 5 : dipulangkan dg nasehat makanan spt hari 4 Pengobatan dietetik Sistematika penatalaksanaan diare berdasarkan berat ringannya penyakit Tanpa dehidrasi Dehidrasi Ringan - sedang Dehidrasi berat + / - komplikasi + / - Penyakit penyerta CRT ORALIT CRP Sistematika penatalaksanaan diare berdasarkan berat ringannya penyakit 1. Rencana pengobatan terapi A ( tanpa dehidrasi ) Berikan anak lebih banyak cairan Teruskan pemberian makanan Beri suplemen zinc elemental Bawa ke dokter bila terdapat tanda dehidrasi 2. Rencana pengobatan terapi B ( dehidrasi ringan sedang )
Jumlah ORALIT yang harus diberikan 3 jam pertama pada dehidrasi ringan sedang Usia < 4 bln 4-11 bln 12-23 bln 2-4 thn 5-14 thn >15 thn BB < 5 kg 5-7,9 kg 8-10,9 kg 11-15,9 kg 16-29,9 kg > 30 kg Jumlah 200 - 400 400 - 600 600-800 800 - 1200 1200 - 2200 2200 - 4000 Cara memberikan oralit Berikan sesendok teh tiap 1 2 menit untuk anak di < 2 tahun Beberapa teguk untuk anak lebih besar Bila anak muntah, tunggu 10 menit, lalu berikan lagi sedikit Bila diare berlanjut RS Setelah 3 4 jam :
Bila tidak ada dehidrasi rencana A Bila menunjukkan dehidrasi ringan sedang rencana B, tawarkan makanan, susu, sari buah Bila menunjukkan dehidrasi berat rencana C 3. Rencana pengobatan terapi C Apakah anda Dapat memberikan Cairan IV Apakah penderita Dapat minum Apakah anda Tertarik Memasang sonde lambung Pemberian Cairan IV Dosis pemberian cairan IV 1 jam pertama : 30 ml/kgBB 2 jam berikut : 40 ml/kgBB 1. Berikan cairan IV 2. Setelah 1 3 jam periksa kembali, pilih rencana pengobatan yang cocok 1. Mulai berikan oralit 2. Rujuk unuk mendapat cairan IV 20-25% cairan tersebut harus Diberikan pada 1 jam pertama 1. Mulai rehidrasi 2. Jika IV dapat dilakukan rujuklah Dosis pemberian cairan Per sonde lambung 20 ml/kgBB/jam Ya Tidak Ya Ya Tidak Tidak Panduan terapi IV pada dehidrasi berat Usia Pertama beri 30 ml/kgBB dalam : Selanjutnya beri 70 ml/kgBB dalam : Bayi (< 1 tahun ) 1 jam 5 jam Anak (> 1 tahun ) jam 2 jam Larutan gula garam Larutan gula pasir sebanyak 1 sendok teh mujung atau 2 sendok teh peres dan garam dapur yang halus sebanyak sendok teh peres kedalam air masak atau air teh hangat (tidak selagi mendidih) sebanyak 200cc. setiap kali mencret berikan larutan gula garam satu gelas untuk anak dibawah 6 tahun dan 2 gelas untuk anak diatas 6 tahun dan orang dewasa Air tajin Terdapat 3 cara pembuatan air tajin Cara tradisional Ke dalam air tanakan nasi diberikan tambahan air secukupnya, kemudian diambil diatasnya (cairan supernatan). Kedalam 200 ml cairan ini ditambahkan garam dapur sebanyak sendok teh teres
Cara mutakhir Ke dalam 3 L air dimasukan 100 gram atau 6 sendok makan munjung beras dan masak dimasak selama 45-60 menit. Tambahkan 1 takar sendok munjung garam dapur. Setelah makan akan memberikan air tajin sebanyak 2 liter
Cara terbaik Kedalam 2 liter air ditambahkan tepung beras sebanyak 100 gram atau 6 sendok makan dan 5 gram atau 1 takar sendok teh garam dapur. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh air tajin yang sudah siap untuk dipakai. ZINC & DIARE Zat mikro yang penting untuk kesehatan & pertumbuhan Suplementasi zinc dapat lama sakit, parahnya penyakit & kemungkinan anak u/ kembali diare Dosis zinc Bayi usia 2 5 bulan 10 mg 1x sehari selama 10 - 14 hari Bayi/balita usia 6 bln 12 thn tablet zinc 20 mg 1x sehari selama 10 14 hari Yaitu kadar ion hidrogen dalam cairan tubuh naik, karena faktor metabolik atau respiratorik
Asidosis (ekses asam / defisit basa) pH 6,80-7,35 dg BE: -2,3 Asidosis Etiologi Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja Adanya ketosis kelaparan Metabolisme lemak tidak sempurna Terjadinya penimbunan asam laktat Produk metab. Yang bersifat asam Pemindahan ion Na dari ekstra intraseluler Manifestasi klinik asidosis Sering tidak spesifik Hiperventilasi ( pernapasan kusmaull ) Penurunan resistensi vascular perifer dan fungsi ventrikel jantung hipotensi, udem paru dan hipoksia jaringan Gamb.Lab pH serum & kadar HCO3 & PCO2
Gejala klinis Apatis atau gelisah, kadang-kadang koma Hiperventilasi & pernapasan kussmaul Kulit kering Bibir berwarna merah spt buah cherry
Napas mungkin berbau aseton Kadang-kadang mengeluh mual Nyeri perut Nyeri kepala Koreksi
CO2 combining power tdk kurang dari 40 vol% atau 18 mEq/l ) dikoreksi o/ homeostasis tubuh sendiri bila diberi cukup cairan & elektrolit
CO2 combining power < 40 vol% atau 18 mEq/l dikoreksi dg memberikan natrium laktat atau natrium bikarbonat
CO2 combining power dapat dinaikkan 1 vol% dg 1,8 ml 1/6 mol natrium laktat per-kg BB atau 0,0026 gram natrium bikarbonat per-kg BB
Kebutuhan NaHCO3 (mEq/L) = 0,3 x kgbb x base excess Hipokalemia < 3,8 mEq/L darah
Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2 Meq/kgBB/24 jam
Kadar N dalam darah 16 32 mg % atau 4 5,6 mEq/L
Kelainan pertama terdapat pada berbagai penyakit distrofi muscular
Gejala klinis 1. Kelemahan otot anggota gerak mendahului kelemahan otot tubuh dan otot pernafasan arefleksia 2. Paralysis 3. Dilatasi lambung 4. Ileus paralitik 5. Kematian akibat paralysis otot pernafasan
Faktor penyebab hipokalemia Masukan kurang Malnutrisi Diare kronik Penyakit dengan muntah berulang : selaput antral, stenosis pylorus, akalasia Ekskresi renal meningkat Pemberian diuretic Kelainan tubulus: asidosis tubular renal Gangguan keseimbangan asam basa Def. magnesium Cushing Syndrom Kehilangan ekstrarenal Diare menahun Enema berulang Fistula entero kutan Perspirasi berlebihan
Hipokalemia Koreksi ke ( - ) K diberikan dalam periode 3 4 hari, dengan kecepatan pemberian > 3 mEq/kg/24 jam
Hiponatremia Batasan hiponatremiabila kadar natrium serum < 130 mEq/L Gejala klinis : Gejala awal lethargi Makin buruk hiponatremia otot-otot menjadi kaku dan bisa terjadi kejang Pada kasus yang sangat berat akan diikuti dengan stupor Hiponatremia Koreksi Dosis NaCl yang harus diberikan dapat dihitung dengan rumus : NaCl = 0,6 x (N-n) x BB Hipoglikemia N Kadar gula darah antara 70-110 mg/dl Bayi aterm BB 2500 gr/> kadar glukosa plasma darah < 30 mg/dl dlm 72 jam pertama dan 40 g/dl pada hari berikutnya BBLR dibawah 25 mg/dl Gejala klinis Tremor Sianosis Apatis Kejang Serangan apneu intermitten/takipneu Tangis yang lemah/melengking Kelumpuhan/lethargi Kesulitan minum, dan gerakan putar mata Timbul keringat dingin Pucat Hiponatremia Gagal jantung dan henti jantung.
Hipoglikemia Hipoglikemia > berat pusing, bingung,lelah,lemah,sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang, dan koma kerusakan otak yang permanen
Hipernatremia timbulnya dehidrasi hiperosmotik Penyebab hipernatremia yang lebih umum yang berhubungan dengan penurunan volume cairan ekstraselular ialah dehidrasi akibat asupan air yang lebih sedikit daripada pengeluarannya dapat terjadi sebagai akibat penambahan natrium klorida yang berlebihan pada cairan ekstraselular
Hiperkloremia ( N: 98-108 mmol/L ) Penyebab Kehilangan cairan tubuh akibat muntah yang berkepanjangan, diare, berkeringat atau demam tinggi. Penggunaan obat-obatan seperti : bikarbonat, kortikosteroid, diuretic, dan laksatif. Gejala Biasanya asimptomatis, kecuali terjadi peningkatan atau penurunan kadar ion klorida yang berlebihan Dehidrasi, kehilangan cairan, atau peningkatan kadar natrium dalam darah harus dicurigai
Etiologi Faktor intraluminal ( proses digesti )
Faktor mukosal ( digesti dan transpor nutrisi melewati mukosa ) Penyebab yang paling sering ???? Rotavirus Giardia lamblia Enterotoxigenic E. coli Gizi kurang Tidak mendapat ASI Umur < 18 bulan Imunitas Obat obat yang diberikan Riwayat diare
Anamnesis Identitas pasien Keluhan utama Riwayat penyakit / waktu & frekuensi diare Riwayat penyakit terdahulu Riwayat penyakit sekarang Keluhan lain yang menyertai Obat obatan Makanan / minuman dll Patogenesis Diare osmosis Diare sekretorik Bakteri tumbuh lampau, malabsorbsi asam empedu & asam lemak Tidak adanya mekanisme absorbsi ion secara aktif Kerusakan mukosa Motilitas usus yang abnormal Sindrom diare kronik
Defisiensi Zat imun Infeksi & Overgrowth bakteri Kerusakan Epitel usus Laktase Protease K E P Hepar Dekonjugasi & dehidroksilasi Asam empedu
ATP-ase Atrofi mukosa lambung & Vili usus Gastrin,hcl,pepsin,sekretin Maldigesti/ Malabsorbsi nutrien Sekretin & Motilitas Tekanan koloid osmotik Diare kronik Pankreas Pankeozim & Polipeptida pancreas Absorbsi Protein asing Alergi sensitisasi Lingkaran setan terjadinya diare kronik Etiologi Intoleransi / alergi susu sapi Intoleransi laktosa Intoleransi / alergi protein kedelai Menetapnya patogen penyebab CSBS Malnutrisi Patofisiologi Melanjutnya kerusakan mukosa Perbaikan mukosa yang terlambat Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan tinja secara makroskopik penampilan tinja cair, berlemak, berdarah Pemeriksaan tinja mikroskopik Pemeriksaan elektroforesis protein serum Aspirasi duodenum Pemeriksaan radiology Endoskopi Biopsy rektal & kolon ( bila diduga ada peradangan usus kronik, colitis pseudomembranosa, penyakit hirschprung, penyakit crohn ) Terapi Pengobatan umum Pengobatan dietetik Pengobatan kausal Obat obatan Terapi gizi Komplikasi K E P Klasifikasi Berdasarkan patogenesis dan patofisiologi diare kronik secara sederhana digolongkan menjadi : Diare persisten Sindrom rawan usus Intractable diarrhea of infancy